Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BEBERAPA JENIS TANAMAN SEMUSIM TERHADAP

ALIRAN PERMUKAAN TANAH DI DESA BATU GAJAH KECAMATAN


PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

THE EFFECT OF SOME TYPE ANNUAL PLANT ON THE RUN OFF IN


THE VILLAGE OF BATU GAJAH, DISTRICT PASIR PENYU DISTRICT
UPSTREAM INDRAGIRI HULU

Erwin Febriyandra¹, Al Ikhsan Amri ²


Program Studi Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode 18193, Pekanbaru
erwinfebriyandra@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out the effect of some type of
annual plant on the run off and soil erosion that occurred in the village of Batu
Gajah, district Pasir Penyu, district upstream Indragiri Hulu. The research was
carried out at the Balai Benih Induk (BBI) the village of Batu Gajah, district Pasir
Penyu, District Upstream Indragiri Hulu, Riau Province. The research lasted for
four month, from February to May 2016. The research was carried out
experimentally on land with uniform slope (9%) and used a Randomized Block
Design (RBD). The treatment factors are : (P1) = soybean plant, (P2) = peanut
plant, (P3) = corn plant, (P4) = mung bean plant. Data were analyzed with further
test Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) at the level of 5%. Parameter
observed are rainfall, amount of runoff, soil erosion (sedimentation), infiltration
and soil physical properties. Based on the research that the planting of annual
plant at the level slope of (9%) showed the effect of variation on the run off and
soil erosion (sedimentation), the treatment of mung bean plant is the best effect,
showed that the least amount of run off and soil erosion with 15,22 l/plot and
735,18 g/plot.
Key words : annual plant, run off, slope land, soil erosion.

PENDAHULUAN inilah yang paling penting sebagai


Aliran permukaan adalah air penyebab erosi.
yang mengalir di atas permukaan Erosi merupakan proses
tanah. Makin miring permukaan penghanyutan tanah oleh desakan-
tanah, makin besar pula alirannya. desakan atau kekuatan air dan angin,
Selain kemiringan, salah satu faktor baik yang berlangsung secara
yang dapat memperbesar aliran alamiah ataupun sebagai akibat
permukaan adalah curah hujan. tindakan perbuatan manusia. Erosi
Semakin besar curah hujan, maka oleh air dipengaruhi oleh beberapa
aliran yang ditimbulkan juga tinggi. faktor, yaitu curah hujan, topografi,
Aliran air ini mampu membawa kepekaan tanah terhadap erosi,
butir-butir tanah yang terdapat di vegetasi dan sistem pengelolaan
permukaan tanah. Bentuk aliran tanah yang diterapkan. Dari kelima

1. Mahasiswa Faperta Universitas Riau 1


2. Dosen Faperta Universitas Riau
JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017
faktor tersebut, curah hujan terjadi ketika turun hujan dapat
merupakan faktor yang aktif menyebabkan erosi.
melakukan penghancuran dan Upaya untuk mengantisipasi
penghanyutan tanah. adanya kerusakan lahan budidaya
Tanah yang tererosi akan yang lebih parah akibat aliran
membawa serta unsur hara dan bahan permukaan dan erosi, dapat
organik didalamnya melalui aliran dilakukan penanganan secara
permukaan, sehingga akan preventif. Salah satu tindakan
menyebabkan terjadinya penurunan pengendalian erosi yang dapat
tingkat kesuburan tanah. Jumlah dilakukan adalah secara vegetatif
tanah tererosi serta dampak dengan menggunakan tanaman
kerusakan yang lebih besar sering budidaya itu sendiri. Tindakan
terjadi pada lahan-lahan yang pengendalian erosi bertujuan untuk
diusahakan untuk pertanian. mengusahakan supaya erosi yang
Pemanfaatan lahan berlereng untuk terjadi masih di bawah ambang batas
usaha pertanian tanpa tindakan yang dapat ditoleransikan, yaitu
konservasi menyebabkan terjadinya besarnya erosi tidak melebihi laju
aliran permukaan dan erosi tanah pembentukan tanah. Hal ini penting
terutama pada saat persiapan lahan. dilakukan pada lahan–lahan
Desa Batu Gajah merupakan pertanian untuk membatasi lapisan
sentra tanaman semusim di tanah yang hilang, sehingga
Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten produktivitas lahan dapat
Indragiri Hulu. Di wilayah ini dipertahankan.
tanaman semusim diusahakan petani Pengendalian erosi secara
secara intensif pada lahan-lahan yang vegetatif dengan memanfaatkan
umumnya mempunyai kemiringan tanaman pada dasarnya adalah
lereng bergelombang, praktek melindungi tanah terhadap energi
pertanian tersebut umumnya hanya kinetik air hujan, sehingga
dilakukan secara konvensional. pemecahan agregat tanah oleh
Keberlanjutan usahatani tanaman butiran air hujan dapat terhindar.
semusim perlu dipertahankan untuk Tanaman penutup tanah (cover crop)
mendukung perekonomian berperan penting dalam mengurangi
masyarakat Desa Batu Gajah yang jumlah aliran permukaan dan erosi
sebagian besar adalah petani. bila dikelola dengan baik.
Kegiatan budidaya yang Kegiatan budidaya tanaman
intensif dapat memberikan dampak di lahan berlereng harus dikelola
negatif terhadap lahan-lahan yang dengan baik serta menggunakan
digunakan. Dampak tersebut yaitu prinsip konservasi tanah dan air yang
terkikisnya tanah lapisan atas tepat. Salah satu tindakan dapat
sehingga menurunkan kesuburan dilakukan dengan pemilihan jenis
tanah, terjadi pemadatan permukaan tanaman yang dibudidayakan dan
tanah sehingga laju infiltrasi penyesuaian jadwal tanam agar pada
menurun dan meningkatkan volume saat musim hujan permukaan tanah
aliran permukaan. Pada lahan sudah ternaungi oleh tanaman.
terbuka tanpa tanaman dengan Kemampuan tanaman untuk
tingkat kecuraman lereng tertentu, melindungi tanah terhadap aliran
kecepatan aliran permukaan yang permukaan dan erosi bergantung
pada tingkat pertumbuhan,
JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 2
ketinggian tanaman, kepadatan Berdasarkan permasalahan di
tanaman, jumlah daun, bentuk daun atas penulis tertarik untuk melakukan
dan sistem perakarannya. penelitian dengan judul “Pengaruh
Tanaman dengan sistem Beberapa Jenis Tanaman Semusim
perakaran yang menyebar sangat terhadap Aliran Permukaan Tanah di
baik untuk ditanam di lahan Desa Batu Gajah, Kecamatan Pasir
berlereng, akar tanaman akan Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu”.
memperbesar pori tanah sehingga Penelitian ini bertujuan untuk
porositas tanah akan tinggi dan air mengetahui pengaruh beberapa jenis
yang masuk ke dalam permukaan tanaman semusim terhadap jumlah
tanah lebih banyak sebagai infiltrasi, aliran permukaan dan erosi tanah
perkolasi dan permeabilitas. Bila yang terjadi di Desa Batu Gajah,
infiltrasi tinggi maka limpasan hujan Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten
akan rendah dan erosi akan dapat Indragiri Hulu.
diperkecil, serta pengawetan tanah
dan air di dalam tanah akan besar. BAHAN DAN METODE
Selain tanaman yang mempunyai
perakaran menyebar, maka tanaman Penelitian dilaksanakan di
yang mudah menutupi tanah juga Balai Benih Induk (BBI) Desa Batu
sangat dianjurkan untuk Gajah, Kecamatan Pasir Penyu,
pengendalian erosi terutama jika Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi
tanaman tersebut dapat berproduksi Riau (Lampiran 1 dan 2). Penelitian
dan bernilai ekonomis. Dengan berlangsung selama 4 bulan, mulai
demikian maka dapat disusun dari bulan Februari hingga Mei 2016.
berbagai alternatif pemilihan Bahan yang digunakan untuk
tanaman semusim yang memberikan penelitian ini adalah benih jagung,
keuntungan ekonomis dari aspek kacang tanah, benih kacang kedelai,
produksi, tetapi juga mampu benih kacang hijau, pupuk Urea dan
meminimalkan resiko kerusakan pupuk TSP, aquadest, K2Cr2O7,
lahan akibat aliran permukaan dan H2SO4, H3PO4, NaF, indikator
erosi. phenolptalein.
Aliran permukaan dan erosi Alat yang digunakan untuk
tanah adalah penyumbang terbesar penelitian ini adalah abney level,
terjadinya degradasi lahan. ombrometer, meteran, cangkul,
Walaupun degradasi lahan bukan parang, gelas ukur, ring sampel,
merupakan peristiwa ekonomi akan papan, bambu, kantong plastik,
tetapi proses ini erat kaitanya dengan kertas label, tali, ember, paku, martil,
penurunan mutu lahan, sehingga timbangan biasa, timbangan analitik,
menyebabkan menurunnya produksi eksikator, oven, biuret, gelas ukur,
pertanian dan meningkatkan biaya gelas piala, erlemeyer, tabung reaksi,
pencegahan degradasi lahan. permeameter, kertas saring, buku dan
Kerugian ekonomi yang ditimbulkan alat tulis.
akibat erosi tanah dapat dibagi atas Penelitian dilaksanakan
kerugian ekonomi yang diakibatkan secara eksperimen pada lahan dengan
oleh dampak langsung di tempat kelerengan yang seragam (9%) dan
kejadian erosi (on-site) maupun menggunakan rancangan acak
dampak di luar tempat kejadian erosi kelompok (RAK). Faktor perlakuan
(off-site). adalah :

JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 3


P1 :Penanaman tanaman kacang Hasil ragam dilanjutkan
kedelai dengan menggunakan Uji Duncans
P2 :Penanaman tanaman kacang New Multiple Range (DNMRT)
tanah pada taraf 5%.
P3 :Penanaman tanaman jagung
P4 :Penanaman tanaman kacang hijau HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terdiri dari 4 Curah Hujan


perlakuan, masing-masing perlakuan Hasil pengamatan curah
diulang sebanyak 5 kali sehingga hujan yang terjadi selama penelitian
diperoleh 20 unit petak percobaan di Balai Benih Induk Desa Batu
yang berukuran 2 m x 3 m. gajah, yakni dari tanggal 1 Februari
sampai 30 Mei 2016.
Tabel 1. Hasil pengamatan jumlah curah hujan per bulan dari 1 Februari sampai
30 Mei 2016 (mm).
Februari Maret April Mei
Jumlah curah hujan (mm) 175,5 290,5 239,8 101,9
Jumlah hari hujan (hari) 11 15 11 14
Rata-rata curah hujan
15,95 19,37 21,8 7,28
(mm/hari)
Sumber : UPTD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kec. Pasir Penyu (2016)

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa selama periode pengamatan adalah


curah hujan terbanyak selama 51 hari, sedangkan rata-rata curah
penelitian terjadi pada bulan Maret hujan selama 4 bulan periode
2016 dengan 290,5 mm dan yang penelitian adalah 16,10 mm/hari.
terkecil pada bulan Mei 2016
sebanyak 101,9 mm. Rata-rata curah Jumlah Aliran Permukaan (Run
hujan yang tertinggi terjadi pada Off)
bulan April 2016 yaitu 21,8 mm dan Hasil pengamatan jumlah
yang terkecil pada bulan Mei 2016 aliran permukaan tanah (run off) dan
yaitu 7,28 mm. Jumlah curah hujan setelah dilakukan analisis ragam
yang terjadi selama periode menunjukkan bahwa perlakuan
penelitian dari bulan Februari sampai penanaman tanaman semusim
Mei 2016 adalah 807,7 mm, dengan berbeda-beda pengaruhnya terhadap
jumlah hari hujan yang terjadi jumlah aliran permukaan.
Tabel 2. Rata-rata jumlah aliran permukaan dari tiap perlakuan selama periode
penelitian (l).
Jumlah aliran permukaan
Perlakuan
(l/plot)
Tanaman kacang kedelai 16.09 a
Tanaman kacang tanah 15.98 ab
Tanaman jagung 15.69 b
Tanaman kacang hijau 15.22 c
Angka-angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut Uji DNMRT pada taraf 5%.

JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 4


Tabel 2 menunjukkan bahwa tanah, namun berbeda nyata dengan
pengaruh tanaman perlakuan perlakuan tanaman jagung dan
terhadap aliran permukaan berbeda- tanaman kacang hijau.
beda, jumlah aliran permukaan
tertampung yang paling besar Tanah Tererosi (Sedimen)
terdapat pada perlakuan tanaman
kacang kedelai dan diikuti oleh Hasil pengamatan jumlah
perlakuan tanaman kacang tanah, tanah tererosi (sedimen) dan setelah
tanaman jagung dan tanaman kacang dilakukan analisis ragam
hijau. Setelah dianalisa secara menunjukkan bahwa perlakuan
statistik pada taraf 5% menurut uji penanaman beberapa jenis tanaman
DNMRT ternyata perlakuan tanaman semusim berbeda-beda pengaruhnya
kacang kedelai berbeda tidak nyata terhadap tanah tererosi.
dengan perlakuan tanaman kacang

Tabel 3. Rata-rata jumlah tanah yang tererosi dari tiap perlakuan selama periode
penelitian (g)
Jumlah tanah yang tererosi
Perlakuan
(g/plot)
Tanaman kacang kedelai 794.13 a
Tanaman kacang tanah 771.21 ab
Tanaman jagung 752.21 ab
Tanaman kacang hijau 735.18 b
Angka-angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut Uji DNMRT pada taraf 5%.

Hasil pengamatan pada Tabel hijau berbeda tidak nyata terhadap


3 menunjukkan bahwa pengaruh jumlah tanah yang tererosi.
tanaman perlakuan terhadap erosi
berbeda-beda jumlah tanah tererosi Infiltrasi
yang paling besar terdapat pada
perlakuan tanaman kacang kedelai, Hasil pengamatan rata-rata
diikuti oleh perlakuan tanaman laju infiltrasi dari masing-masing
kacang tanah, tanaman jagung dan perlakuan dan sebelum tanah
tanaman kacang hijau. Setelah diperlakukan.
dianalisa secara statistik pada taraf
5% menurut uji DNMRT ternyata
perlakuan tanaman kacang kedelai
berbeda nyata dengan perlakuan
tanaman kacang hijau, sedangkan
perlakuan tanaman kacang kedelai
berbeda tidak nyata dengan
perlakuan tanaman kacang tanah dan
tanaman jagung. Perlakuan tanaman
kacang tanah dan tanaman jagung
tidak berbeda nyata, sedangkan
perlakuan tanaman kacang tanah,
tanaman jagung dan tanaman kacang

JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 5


Tabel 4. Laju infiltrasi dari masing-masing perlakuan dan sebelum tanah
diperlakukan (cm/jam)
Rata–rata laju infiltrasi (cm/jam)
Waktu Setelah diberi perlakuan
Sebelum
(5 menit) Tanaman Tanaman Tanaman
diberi Tanaman
kacang kacang kacang
perlakuan jagung
kedelai tanah hijau
1 48 36 48 48 48
2 36 24 24 24 36
3 12 24 24 24 24
4 12 12 12 12 24
Laju infiltrasi berbeda dari perlakuan penanaman tanaman
masing-masing perlakuan, tanah jagung pada 5 menit pertama laju
yang sebelum diberi perlakuan infiltrasi mencapai 48 cm/jam,
menunjukkan pada 5 menit pertama konstan tercapai setelah 5 menit ke
laju infiltrasi mencapai 48 cm/jam, empat dan perlakuan penanaman
konstan tercapai setelah 5 menit ke tanaman kacang hijau pada 5 menit
tiga dengan kecepatan 12 cm/jam. pertama laju infiltrasi mencapai 48
Setelah tanah diberi perlakuan cm/jam, konstan tercapai setelah 5
penanaman tanaman kacang kedelai menit keempat.
pada 5 menit pertama laju infiltrasi
mencapai 36 cm/jam, konstan Hasil Analisa Sifat Fisika Tanah di
tercapai setelah 5 menit ke empat, Laboratorium
perlakuan penanaman kacang tanah Analisa tanah dilaboratorium
pada 5 menit pertama laju infiltrasi merupakan pengamatan tambahan,
mencapai 48 cm/jam, konstan yaitu analisa sifat fisika tanah
tercapai setelah 5 menit ke empat, sebelum dan sesudah penelitian.

Tabel 5. Hasil analisa sifat fisika tanah di laboratorium.


Setelah penelitian
Sebelum Tanaman Tanaman Tanaman
Macam analisa Tanaman
penelitian kacang kacang kacang
jagung
kedelai tanah hijau
1. Kadar air
% berat 41,97 45,93 40,71 45,52 50,39
% volume 36,81 37,56 35,76 36,95 38,48
2. Bulkdensity
(gram/cm3) 0,88s 0,82s 0,88s 0,81s 0,77s
r r r r
3. C-Organik (%) 3,16 2,74 2,45 3,62 3,93 r
4. Bahan organik
(%) 5,45s 4,72s 4,22s 6,234s 6,78s
5. Total ruang pori
(%) 65,49s 67,99s 67,77s 68,332s 69,39s
6. Permeabilitas
(cm/jam) 11,53ac 15,53c 12,94c 19,12c 22,94c
Keterangan : s = sedang, ac = agak cepat, c =cepat, r = rendah.

JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 6


Dari tabel 5 menunjukkan tanah tererosi, harus diliat apakah
bahwa setiap tanaman perlakuan vegetasi penutup tanah tersebut
memberikan pengaruh yang berbeda- mempunyai struktur tajuk yang
beda terhadap sifat fisika tanah, bila berlapis sehingga dapat menurunkan
dibandingkan dengan sebelum kecepatan terminal air hujan dan
penelitian. Pengaruh yang lebih baik memperkecil diameter tetesan air
terhadap sifat fisika tanah terlihat hujan (Soewardjo, 1978 dalam
pada perlakuan penanaman tanaman Vivin, 2006).
kacang hijau dan diikuti oleh Jumlah aliran permukaan
perlakuan penanaman tanaman paling sedikit terdapat pada
jagung, tanaman kedelai dan perlakuan tanaman kacang hijau jika
tanaman kacang tanah. dibandingkan dengan tanaman
perlakuan yang lain. Menurut Indarto
PEMBAHASAN (2004) tanaman kacang hijau
Dari hasil penamatan jumlah memiliki daun yang berlapis, ukuran
curah hujan yang terjadi selama daun yang lebar dengan bentuk oval
periode penelitian dari bulan dan lancip pada ujungnya serta
Februari sampai Mei 2016 adalah tangkai daun yang cukup panjang.
807,7 mm, dengan jumlah hari hujan Sehingga persentase luas kanopi
yang terjadi selama periode tanaman kacang hijau menutupi
pengamatan adalah 51 hari, permukaan tanah lebih besar, dengan
sedangkan rata-rata curah hujan demikian kesempatan daun untuk
selama 4 bulan periode penelitian menangkap butir air hujan semakin
adalah 16,10 mm/hari tinggi dan peluang air hujan untuk
Curah hujan merupakan jatuh langsung ke permukaan tanah
faktor yang paling penting di daerah semakin berkurang.
tropika sebagai agensi yang mampu Menurut Arsyad (2010)
merusak tanah melalui proses erosi. tanaman penutup tanah akan
Proses erosi yang disebabkan oleh menghindari butiran tanah untuk ikut
curah hujan ditentukan oleh jumlah, terbawa aliran permukaan,
intensitas, durasi, ukuran butiran memperbaiki dan menjaga keadaan
hujan dan kecepatan jatuhnya. Proses tanah agar resisten terhadap proses
erosi dapat menurunkan erosi. Tanaman mampu memperbesar
produktivitas lahan yang ditunjukkan daya tanah untuk menyerap air
oleh menurunnya hasil pertanian dengan meningkatkan porositas,
(Okoba dan Sterk, 2006). memperbesar jumlah air yang
Menurut Rahim (2000) erosi terinfiltrasi ke dalam tanah dan
merupakan proses yang kompleks mengatur aliran permukaan agar
dimana salah satunya ditentukan oleh mengalir dengan kecepatan yang
curah hujan. Curah hujan tidak merusak.
mempengaruhi terhadap jumlah dan Menurut Utomo (1989)
kecepatan aliran permukaan tanah, dalam Vivin (2006) setiap jenis
hal tersebut juga dipengaruhi oleh tanaman memiliki pengaruh untuk
kemiringan lahan, kondisi melindungi permukaan tanah dari
pengolahan tanah dan vegetasi proses erosi yang disebabkan oleh
tanaman penutup tanah. dampak negatif air hujan. Tanaman
Dalam meninjau pengaruh mempunyai pengaruh yang bersifat
vegetasi terhadap mudah tidaknya melawan faktor-faktor lain yang
JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 7
erosif seperti topografi, dan aliran permukaan paling besar
karakteristrik tanah. Tanaman yang dibandingkan dengan perlakuan
sangat berguna proses lainnya, jadi semakin besar jumlah
pertumbuhannya bagi usaha aliran permukaan maka semakin
konservasi tanah dapat besar pula erosi yang terjadi. Hal ini
dikelompokkan menjadi dua bagian, sesuai dengan pendapat Arsyad
yaitu : tanaman-tanaman rendah dan (2010) yang menyatakan bahwa
perladangan yang biasa tumbuh besarnya tanah yang tererosi
sebagai tanaman pengendali tanah, berbanding langsung dengan jumlah
seperti tanaman semusim, kemudian air yang mengalir diatas tanah
tanaman yang telah terbukti nyata sebagai run off.
sebagai tanaman yang dapat Mengetahui hubungan aliran
mengendalikan proses erosi tanah permukaan tanah dan erosi sangat
dan membantu memperbaiki sifat perlu dilakukan mengingat kedua hal
fisik tanah seperti tanaman tahunan tersebut mempunyai dampak negatif
dan tanaman hutan. bagi lingkungan. Aliran permukaan
Menurut Suwardjo (1981) dan erosi tanah merupakan penyebab
dalam Yuliman (2002) tanaman degradasi lahan.
semusim mampu memberikan Erosi merupakan proses
pengaruh penutupan dan alamiah yang tidak bisa dihilangkan,
perlindungan tanah yang baik dari namun jumlah tanah tererosi serta
dampak negatif energi kinetik dampak kerusakan yang lebih besar
butiran hujan. Selain berfungsi sering terjadi pada lahan-lahan yang
menghalangi pukulan air hujan yang diusahakan untuk pertanian.
jatuh ke permukaan tanah, tanaman Pengolahan tanah pada lahan-lahan
semusim memiliki manfaat lain yang budidaya dilakukan dengan cara
mencirikan pertanian berkelanjutan mencangkul, mengaduk tanah,
seperti nilai konservasi, reklamasi, maupun cara lain yang
dan nilai ekonomi. mengakibatkan hancurnya agregat
Menurut Arsyad (2010) aliran tanah, sehingga menyebabkan tanah
permukaan tanah menjadi penting lebih mudah mengalami erosi apabila
untuk diketahui, karena merupakan terjadi hujan.
faktor yang berbanding lurus Menrut Asdak (2002)
terhadap jumlah tanah yang tererosi. dampak erosi adalah menipisnya
Semakin meningkat jumlah aliran lapisan permukaan tanah bagian atas
permukaan maka jumlah tanah yang kaya akan kandungan unsur
tererosi juga bertambah besar. Proses hara dan bahan organik, apabila
erosi berjalan hebat pada tanah-tanah kejadian tersebut terus berlanjut
gundul, terutama apabila vegetasi di maka akan menyebabkan tanah tidak
atas tanah dihilangkan dan tanahnya mampu lagi untuk mendukung
diolah secara intensif. pertumbuhan dan produksi tanaman
Jumlah tanah yang tererosi secara optimal. Akibat lain dari
pada perlakuan tanaman kacang proses erosi adalah menurunnya
kedelai lebih besar dari perlakuan kemampuan tanah untuk meresapkan
lainnya, bila dihubungkan dengan air (infiltrasi), erosi tidak hanya
jumlah aliran permukaan. maka menyebabkan kerusakan tanah di
tanaman kacang kedelai juga tempat terjadinya erosi, tetapi juga
merupakan perlakuan dengan jumlah
JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 8
kerusakan-kerusakan dimana tanah berpengaruh terhadap tingkat bahaya
terserosi tersebut diendapkan. erosi.
Menurut Arsyad (2010)
perbuatan manusia yang mengelola KESIMPULAN DAN SARAN
tanahnya dengan cara yang tidak Kesimpulan
tepat telah menyebabkan tanah Berdasarkan hasil penelitian
menurun produktivitasnya, salah satu yang telah dilakukan, dapat
penyebabnya dapat diketahui dengan disimpulkan bahwa penanaman
intensitas erosi yang semakin tanaman semusim dengan tingkat
meningkat. Pada akhirnya kemiringan lahan 9% menunjukkan
manusialah yang menentukan apakah pengaruh yang berbeda-beda
tanah diusahakannya akan rusak dan terhadap aliran permukaan dan tanah
menjadi tidak produktif atau menjadi tererosi. Jumlah aliran permukaan
baik dan produktif secara (run off) dan tanah tererosi (sedimen)
berkelanjutan. terkecil terdapat pada tanaman
Hudson (1978) dalam kacang hijau, masing-masing 15,22
Yuliman (2002) menyatakan bahwa l/plot dan 735,18 g/plot. Begitu juga
selain sifat fisik tanah, faktor dengan pengamatan laju infiltrasi,
pengelolaan terhadap tanah sangat perlakuan penanaman tanaman
berpengaruh terhadap tingkat kacang hijau konstan pada 5 menit
erodibilitas suatu tanah. Hal ini ketiga dan keempat.
berhubungan dengan adanya Hasil analisa sifat fisika tanah
pengaruh dari faktor pengelolaan di laboratorium juga menunjukkan
tanah terhadap sifat-sifat tanah. bahwa perlakuan tanaman kacang
Seperti yang ditunjukkan oleh hasil hijau, memberikan pengaruh yang
penelitian bahwa pengelolaan tanah terbaik bila dibandingkan dengan
dan penggunaan tanaman penutup perlakuan lainnya, dengan demikian
tanah berpengaruh baik terhadap maka tanaman kacang hijau
kualitas tanah, yaitu terjadinya merupakan perlakuan dengan
perbaikan stabilitas agregat tanah, pengaruh terbaik untuk melindungi
ketahanan tanah (shear strength) dan permukaan tanah dari energi kinetik
resistensi/daya tahan tanah terhadap air hujan yang merupakan penyebab
daya perusak butir-butir hujan terjadinya proses erosi.
(detachment).
Pada dasarnya tanaman Saran
sebagai penutupan lahan Tindakan untuk
mempengaruhi besarnya erosi, lahan mempertahankan produktivitas lahan
pertanian mempunyai tingkat erosi budidaya dengan topografi berlereng,
tertinggi dimana erosi aktualnya salah satunya dapat dilakukan
melebihi erosi yang diperkenankan dengan menggunakan teknik
(tolerable erosion) selain itu vegetasi. Vegetasi tanaman yang
pengolahan lahan untuk pertanian sesuai dan sangat efektif untuk
tanaman semusim juga besar menekan aliran permukaan dan erosi
pengaruhnya terhadap erosi dan adalah kacang hijau. Tanaman
konversi hutan menjadi lahan kacang hijau memiliki pertumbuhan
terbuka akan meningkatkan bahaya yang optimal, tutupan kanopi yang
erosi tanah. Dengan demikian luas, bentuk daun yang lebar serta
perubahan penggunaan lahan akan jumlah daun banyak.

JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 9


DAFTAR PUSTAKA Pembahasan dan
Alviyanti V. 2006. Kajian Erosi Komunikasi Hasil Penelitian
dan Aliran Permukaan Tanah dan Agroklimat:
Berdasarkan Sistem Makalah Review. Cisarua-
Penanaman Monokultur Bogor, 4-6 Maret 1997.
dan Tumpang Sari Pada Pusat Penelitian Tanah dan
Tanah Terdegradasi. Agroklimat, Bogor.
Universitas Jember. Jawa Nurpilihan B. 2000. Pengaruh
Timur. Naungan Terhadap Laju
Andrianto T.T dan Indarto N. 2004. Erosi Pada Berbagai
Kedelai, kacang hijau, Kemiringan Pola Tanam
kacang panjang. Budidaya Dan Kermiringan Lahan.
dan analisis usaha tani. Laporan Penelitian,
Absolut.Yogyakarta. Lembaga Penelitian
Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah UNPAD. Bandung.
dan Air. Edisi Kedua IPB Okoba B.O dan Sterk G. 2006.
Press. Bogor. Quantification of Visual
Asdak C. 2002. Hidrologi dan soil erosion indicators in
Pengelolaan Daerah Gikuuri catchment in the
Aliran Sungai. Cetakan central highlands of
kedua, Gadjah Mada Kenya. Geoderma 134:34-
University Press. 47.
Yogyakarta. Rahim S.E. 2000. Pengendalian
Goeswono S. 2007. Sifat dan ciri Erosi Tanah Dalam
tanah. Departemen Ilmu Rangka Pelestarian
Tanah. Institut Pertanian Lingkungan Hidup. Bumi
Bogor. Bogor. Aksara . Jakarta
Kunu J.P. 2012. Efektifitas Indeks
Erosivitas Hujan Dalam Samrumi. 2009. Pengertian dan
Memprediksi Erosi Tanah Bentuk-bentuk Erosi.
Di Pulau Ambon. Fakultas http://samrumi.blogspot.
Pertanian Universitas com/2009/01/pengertian-
Pattimura. Ambon. Jurnal dan-bentuk-bentuk-
Ekosains Vol.01 No:01 erosi.html.(Diakses 21
Agustus 2012 ISSN: 2337- januari 2015).
5329. Suripin. 2002. Pelestarian
Kurnia U. 2004. Prospek Pengairan Sumberdaya Tanah Dan
Pertanian Tanaman Air. Penerbit
Semusim Lahan Kering. Andi.Yogyakarta.
Jurnal Litbang Pertanian Ziliwu Y. 2002. Pengaruh
23(3):130-138. Beberapa Macam
Kurnia U., Ai Dariah, Suwarto, dan Tanaman Terhadap
K. Subagyono. 2003. Aliran Permukaan dan
Degradasi lahan dan Erosi. Fakultas Teknik
konservasi tanah di Universitas Diponegoro.
Indonesia: Kendala dan Semarang.
pemecahannya. hlm. 27-45
dalam Prosiding Pertemuan
JOM Faperta Vol. 4 No. 1 Februari 2017 10

Anda mungkin juga menyukai