ABSTRAK
Air yang dimanfaatkan untuk irigasi sering dijadikan kambing hitam jika terjadinya
gagal panen, padahal sangat banyak permasalahan lain seperti halnya aspek kuantitas,
kualitas dan jadwal pemasokan yang tepat. Berbagai jenis tanaman yang umumnya
menjadi komoditi budidaya pertanian adalah padi dan palawija seperti: kentang, jagung,
tomat, kol, lobak, cabe, bawang merah dll. Kebutuhan air dari tanaman-tanaman tersebut
berbeda satu sama lain. Kentang merupakan salah satu komoditas unggul yang banyak
dibudidayakan di daerah dataran tinggi. Kelebihan dan kekurangan air pada tanaman
kentang akan bedampak pada produktivitas tanaman kentang. Penelitian ini bertujuan
untuk :1) dapat mengontrol jumlah kebutuhan air yang dibutuhkan oleh tanaman kentang,
dan 2) dapat mengontrol dan memanajemen alat mesin penyiram dan menerapkan sistem
otomatis.
ABSTRACT
Water used for irrigation is often used as a scapegoat if crop failures occur, even
though there are many other problems such as the quantity, quality and proper supply
schedule. Various types of plants that are generally used as agricultural cultivation
commodities are rice and secondary crops such as: potatoes, corn, tomatoes, cabbage,
turnips, chilies, shallots, etc. The water needs of these plants are different from each other.
Potatoes are one of the superior commodities that are widely cultivated in the highlands.
The advantages and disadvantages of water in potato plants will affect the productivity of
potato plants. This study aims to: 1) can control the amount of water needed by potato
plants, and 2) can control and manage watering machine tools and implement automated
system.
Jurnal Sistem Informasi Manajemen Vol 1 Tahun 2019 untuk evapotranspirasi pada waktu yang akan
datang.
Input:
1. Jumlah air yang diserap tanaman
2. Jumlah air sesuai kebutuhan tanaman
3. Pembuatan alat dan unit pengontrol
Stakholder:
1. Teknisi lapangan
2. Peneliti
3. Penganalisis
Sumber daya:
1. Banyaknya air yang teruapkan
2. Banyaknya air tertranpirasi
3. Banyaknya air
4. Alat, bahan dan komponen
Ancaman:
1. Cuaca yang tidak pasti
2. Perhitungan yang kurang tepat
3. Waktu pembuatan alat
Proses:
1. Menghitung data evaporasi di lahan
2. Menghitung data transpirasi di lahan
3. Menganalisis kebutuhan air irigasi
4. Membuat alat yang akan digunakan
Output:
1. Jumlah banyaknya air yang diluapkan
persatuan waktu
Use Cases
Use cases pertama kali digunakan untuk membuat gambar Unifed Modelling
Languange dan banyak diaplikasikan untuk pengembangan sistem dari kebutuhan air dang
kehilangan air akibat evaporasi dan transpirasi pada tanaman kentang yang akan dilakukan
oleh stakholder
Process Hierarchy Diagram (PHD)
Gambar 2. PHD
PHD merupakan gambaran bagaimana sebuah system untu mengetahui pemborosan dan
ketidakefektifan proses penyiraman lahan dalam memenuhi kebutuhan air pada tanaman kentang. Sistem
tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menhitung nilai eveporasi dan trasnpirasi pada tanaman kentang
serta membuat suatu alat untuk mengontrol dan memanajemen alat dan mesin penyiraman dengan
menerapkan system otomatis.
Gambar 3. BPD
BPD merupakan gambaran aliran control (urutan eksekusi) atau aliran data (pertukaran
data) Antara proses pada system dalam menhitug data evaporasi dan transpirasi untuk bahan atau
data dalam menganalisis kebutuhan air pada irigasi untuk penyiraman lahan dan membuat alat
yang digunakan.
BPMN merupakan representasi dari BPD (Bussiness Process Diagram) yang akan
memberikan penyempurnaan pada prosesnya untuk menganalisis system dalam pemborosan dan
ketidakefektifan dalam penyiraman lahan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman kentang.
KESIMPULAN
Penelitian analisis kebutuhan air pada tanaman kentang dan ketidakefektifan penyiraman pada lahan tanaman
kentang mampu menghasilkan:
1. Kebutuhan air pada tanaman kentang tercukupi
2. Data evaporasi dan trasnpirasi dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA