Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Agrium September, 2022

online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,


P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

ANALISIS EFEKTIVITAS PENYALURAN AIR MELALUI PENERAPAN IRIGASI


TETES (DRIP IRIGATION) PADA TANAMAN CABAI DI LAHAN KERING

Analysis Of The Effectiveness Of Water Delivery Through The Application Of Drip


Irrigation Technique On Chilli Plants In Dry Land

Fakhrah1*), Ratna Unaida1, Faradhillah2, Khaira Usrati1, Mirna Wati1


1
Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Malikussaleh
Jl. Cot Teungku Nie, Reuleut Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara 24355
2
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Malikussaleh
Jl. Cot Teungku Nie, Reuleut Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara 24355
*Corresponding author: fakhrah@unimal.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui gambaran keefektifan Penyaluran Air Melalui
Penerapan Irigasi Tetes (Drip irigation) Pada Tanaman Cabai di lahan kering di Desa Paloh
Gadeng, Dewantara Aceh Utara. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa hasil
perhitungan keutuhan air tanaman cabai, debit rata-rata keluar emitter. Pendekatan yang
digunakan dalam rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar
pengumpulan data dan pembagian angket kepada kelompok tani. Sedangkan Teknik
pengumpulan data meliputi kegiatan untuk melihat debit rata-rata output emitter dan
perhitungan laju tetes emitter (EDR). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rata-rata debit air yang ke luar dari emitter dan dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah Pada selang PE lateral 1 diperoleh debit rata-rata keluaran
emitter sebanyak 1,388 (L/jam), sedangkan selang PE lateral 2 diperoleh debit rata-rata keluaran
emitter sebanyak 0,995 (L/jam) dan pada selang PE lateral ke 3 diperoleh debit rata-rata
keluaran emitter sebanyak 0,295 (L/jam). Jadi dapat kesimpulan bahwa penggunaan metode
irigasi tetes sangat efektif untuk tanaman cabai pada lahan kering.

Kata kunci ; Drip Irigasi, Lahan Kering, Tanaman Cabai

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of water distribution through the application of
drip irrigation on chili plants on dry land. This research was conducted on dry land located in
Hamlet IV Munawwarah, Paloh Gadeng Village, Dewantara District, Kab. North Aceh. The
data obtained from this study are the results of the calculation of the water integrity of the chili
plant, and the average discharge from the emitter. The approach used in this research design is a
quantitative research using descriptive research methods. The instruments used in this study
were data collection sheets and the distribution of questionnaires to farmer groups. While the
data collection technique includes activities to see the average emitter output discharge and the
calculation of emitter drop rate (EDR). Analysis of the data used in this study is the average
discharge of water that comes out of the emitter and is repeated 2 times. The results obtained in
this study are the PE lateral 1 hose obtained an average emitter output discharge of 1.388
(L/hour), while lateral PE hose 2 obtained an average emitter output discharge of 0.995 (L/hour)
and the PE hose third lateral, the emitter output average discharge is 0.295 (L/hour). Drip
irrigation could be suggested to water which is very effective for chili plants on dry land.

Keywords; Drip irrigation, Dry land, Chili plant

240
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

PENDAHULUAN irigation) pada tanaman cabai di lahan


kering
Perubahan iklim membuat musim Selanjutnya, (Nijamudeen &
kemarau kerap melanda sebagian wilayah Dharmasena, 2002) menyatakan dengan
Indonesia, hal ini menyebabkan kebutuhan meningkatnya penggunaan air tanah
air khusunya tanaman menjadi terganggu melalui diameter besar seperti sumur,
sehingga produktifitas tanaman tersebut pengelolaan air yang efisien menjadi hal
menurun. Ketersediaan air pada musim yang penting untuk diteliti. Sistem
kemarau merupakan permasalahan utama pengairan yang sesuai dalam hal ini adalah
yang dihadapi oleh masyarakat khususnya sistem drip, yaitu aplikai air yang
petani, pada saat musin kemarau banyak diterapkan ke tanah melalui emitor
petani mengalami gagal panen (Novita et (aplikator) yang berada pada titik-titik yang
al., 2021). dipilih di sepanjang jalur yang diinginkan.
Oleh karena sukarnya menemukan Ketersediaan air menentukan
lahan subur, dan keinginan peningkatan keberhasilan produksi tanaman, baik
hasil dengan pemanfaatan lahan, petani secara vegetatif maupun generatif
tetap memanfaatkan lahan kering sebagai karena air merupakan kebutuhan dasar
tempat bercocok tanam. Lahan kering yang bagi tanaman. Kebutuhan air meningkat
nota bene ketersediaan airnya terbatas, dengan meningkatnya kadar air tanah,
merupakan kendala dalam berusaha tani. tetapi efisiensi pemakaian air tertinggi
Untuk itu pelu dicermati dalam pengelolaan pada kadar air tanah antara 55-70%
air dan pengairan sebagai factor pnting kapasitas lapang (Juan-juan et al., 2012).
dalam hal budidaya di bidang pertanian. Kekurangan atau kelebihan air pada
Lahan kering didefinisikan sebagai budidaya tanaman akan mempengaruhi
hamparan lahan yang tidak pernah pertumbuhan serta produksinya (Kurniati
tergenang atau digenangi air pada et al., 2014).
sebagian besar waktu dalam setahun Selanjutnya (Intara et al., 2011)
atau sepanjang waktu (Dariah et al., menyatakan pemberian air yang cukup
2012). Upaya pemanfaatan lahan kering diperlukan untuk menjamin pertumbuhan
secara optimal merupakan peluang yang dan perkembangan tanaman. Penyerapan air
masih cukup besar, karena lahan kering melalui akar tanaman dengan cara
mempunyai luasan relatif lebih besar mengabsorpsi air secukupnya dari tanah
dibandingkan dengan lahan basah. untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Budidaya tanaman hortikultura di Lasmini, Wahyudi & Nurhayati,
lahan kering pada umumnya belum 2017 menyatakan bahwa kendala produksi
memperhatikan masalah konservasi tanah di lahan kering berkaitan dengan kondisi
sehingga produksi tanaman seringkali fisik tanah , teknologi dan sosial ekonomi.
berada di bawah potensinya dan Oleh karena itu pengelolaan lahan kering
produktivitas lahan makin menurun yang tepat yang mengarah pada
(Heryani et al., 2013) peningkatan produktivitas secara
Sama halnya dengan petani-petani berkesinambungan sangat diperlukan. Salah
lainnya, petani yang berada di Dusun IV satu tanaman yang dapat ditanam pada
Munawwarah, Desa Paloh Gadeng, Kec lahan kering adalah tanaman cabai
Dewantara Kab. Aceh Utara juga harus khususnya dalam meningkatkan hasil
memanfaatkan lahan kering terutama pada tanaman cabai merah sangat memerlukan
musim-musim kemarau. Para petani air pada masa pertumbuhan, baik pada fase
merasakan penurunan hasil panen yang vegetatif maupun generatif. Menurut
disebabkan oleh kurangnya pemasokkan air (Nurwanto et al., 2017) Tanaman cabai
ketanaman sehingga dibutuhkan solusi membutuhkan banyak air pada awal
untuk hal tersebut. Oleh sebab itu peneliti pertumbuhannya untuk membantu proses
merasa tertarik melakukan penelitian untuk pertumbuhan vegtatif tanaman cabai.
melihat Analisis efektivitas penyaluran air Berbagai alternatif teknologi yang tersedia
melalui penerapan irigasi tetes (Drip serta relatif mudah sebagai inovasi yang

241
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

dapat diadopsi, merupakan rangsangan dan kontinu (Ridwan, 2013). Penggunaan


tersendiri bagi petani. Disamping itu air dengan sistem irigasi tetes dalam
produktivitas cabai sangat tinggi dan waktu pertanian sangat efektif dan efisien dengan
yang dibutuhkan untuk penanaman relatif efisiensinya mencapai 80-95% (Udiana et
singkat, sehingga nilai ekonomi cabe cukup al., 2014) . Sistem irigasi tetes dapat
tinggi (Babara Dalimunthe et al., 2016) menghemat pemakaian air, karena dapat
Tanaman cabai merupakan meminimumkan kehilangan-kehilangan air
tanaman yang sangat sensitif terhadap yang mungkin terjadi seperti perkolasi,
kelebihan ataupun kekurangan air. evaporasi dan aliran permukaan, sehingga
(Rienzani Supriadi et al., 2018) menyatakan memadai untuk diterapkan di daerah
Jika tanah telah menjadi kering dengan pertanian yang mempunyai sumber air yang
kadar air di bawah batas deplesi, maka terbatas. Selain itu
tanaman akan kurang mengabsorpsi air
sehingga menjadi layu dan lama kelamaan Sistem pertanian tadah hujan rentan
akan mati. Demikian pula sebaliknya, terhadap dampak perubahan iklim. Namun,
ternyata pada tanah yang banyak dampak tersebut juga tergantung tingkatan
mengandung air akan menyebabkan aerasi produksi pertanian. Dampak dari perubahan
tanah menjadi buruk dan tidak iklim dan variabilitas pada produksi
menguntungkan bagi pertumbuhan akar, pertanian akan menimbulkan kebijakan dan
akibatnya pertumbuhan tanaman akan kurus praktek yang tepat terhadap sistem produksi
dan kerdil. Di samping itu, kebutuhan air pertanian yang berkelanjutan (Olayide et
untuk tanaman cabai akan meningkat al., 2016) . Air sebagai substansi pelarut
seiring dengan pertumbuhan tanaman. dan hara tanaman berperan menentukan
Untuk fase vegetatif rata-rata dibutuhkan kesuburan tanah sebagaimana mikrobiologi
air irigasi sekitar 200 ml/hari/tanaman, yang ada dalam tanah berperan
sedangkan untuk fase generatif sekitar 400 sebagai agen activator kesuburan tanah
ml/hari/tanaman (Sumarna, 1998). (Kurniati et al., 2014).
Akan tetapi permasalahan yang
sangat mendasar bagi lahan kering yang (Witman, 2021) menyatakan bahwa
ditanami cabai adalah kurangnya pasokan Untuk mengatasi keterbatasan air, sistem
air untuk menyiram tanaman tersebut, hal irigasi tetes merupakan pilihan tepat dalam
ini tentuya akan memberi dampak yang meningkatkan efisiensi penggunaan air. Hal
sangat buruk bagi pertumbuhan tanaman ini sejalan dengan pendapat (Haryati et al,
cabai itu sendiri dan akan berpengaruh 2011) Efisiensi penggunaan air di lahan
terhadap hasil panean yang akan didapatkan pertanian dapat dioptimalkan melalui
oleh para petani. salah satu solusi yang penggunaan teknik irigasi yang tepat, selain
tepat untuk mengatasi permasalahan itu, irigasi tetes mampu mempertahankan
tersebut yaitu dengan menerapkan sistem kondisi air tanah pada zona perakaran
irigasi tetes (Drip Irigation). Irigasi tetes tanaman pada kisaran kapasitaslapang dan
merupakan salah satu sistem pengairan titik layupermanen (Afriyana et al., 2012).
yang sangat cocok diterpkan pada lahan
kering, hal ini dikarenakan sistem kerja Menurut (Banks, 2012), irigasi
irigasi tetes yaitu pemberian air/watering tetes merupakan salah satu metode
pada tanaman dengan menggunakan debit pemberian air tanaman yang mengurangi
air yang keci/berupa tetesan yang kelebihan penggunaan air dengan cara
dikeluarkan melalui emmiter yang langsung membiarkan air mengalir secara menetes
mengenai akar tanaman. Irigasi tetes perlahan menuju ke akar tanaman yang
merupakan sistem irigasi yang sangat tepat dapat melalui permukaan tanah atau pun
digunakan pada lahan kering. langsung ke zona perakaran, irigasi tetes ini
Drip irrigation merupakan teknik menyalurkan air ke tanaman melalui katup,
pemberian air secara langsung pada pipa dan juga penetes (emitter), ada banyak
tanaman, baik pada zona perakaran dan keuntungan dari irigasi tetes ini anatara lain
permukaan tanah melalui tetesan perlahan menghemat air, mengurangi limpasan dan

242
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

evaporasi, mengurangi petumbuhan gulma rata keluaran emitter dan perhitungan laju
dan dapat dirancang untuk semua kondisi tetes emitter (EDR).
lahan.
Analisis data yang digunakan
Pemakaian irigasi tetes telah meluas dalam penelitian ini adalah Rata-rata debit
pada banyak komoditas khususnya pada air yang ke luar dari emitter dan dilakukan
tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan sebanyak 2 kali ulangan, tiap ulangan
untuk memperbaiki efisiensi penggunaan selama 1 jam dan laju tetes Emiter.
air dan menghemat persediaan air Mengukur debit keluaran emitter ini
(Shiri-e-Ja et al., 2009). Irigasi tetes berkaitan dengan jumlah pemberian air
merupakan satu tipe irigasi mikro yang yang akan diberikan kepada tanaman cabai
mempunyai potensi menghemat air dan dengan menggunakan rumus :
nutrisi dengan cara meneteskan air secara 𝑄=𝑉/𝑡
lambat ke daerah perakaran tanaman baik di
atas permukaan tanah maupun di bawah
permukaan tanah (Smeal, 2007). Potensi Ket:
efisiensi pemakaian air pada beberapa Q = Debit emiter (l/jam)
metode irigasi yang dirancang dengan baik V = Volume (l)
disertai dengan pengelolaan irigasi yang T = Waktu (jam)
baik pula yaitu sistem irigasi permukaan
45-80%, sistem irigasi sprinkler 65-90%, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan sistem irigasi tetes 80-95% (Irmak et Dalam penerapan irigasi tetes ini
al., 2011). pemilihan penetes/emitter didasarkan pada
debit aplikasi dari emitter, oleh karena itu
METODE PENELITIAN dilakukan pengujian debit emitter untuk
Penelitian ini telah dilaksanakan di mengetahui debit apikasi dari masing-
lahan kering yang terletak di Dusun IV masing emitter. perhitungan debit rata-rata
Munawwarah, Desa Paloh Gadeng, Kec keluaran emitter dilakukan sebanyak 2 kali
Dewantara Kab. Aceh Utara. pengulangan, dimana pengulanagan
dilakuakan selama 1 jam. Adapun
Bahan yang digunakan untuk pengujian yang dilakukan pada kegiatan
penelitian ini adalah cabai, Pupuk, sekam penelitian ini menggunakan emitter yang
padi. Alat yang digunakan adalah cangkul, ditancapkan menggunakan stik penyangga
ember, Polybag, alat drip, Penampung air, sebanyak 36 buah dengan merangkaikan
botol Penampung meteran, kertas, gunting,
secara lateral dalam satu pipa yang
dan alat-alat tulis. berukuran ½ inchi, dimana jumlah lateral
Penelitian ini melibatkan kelompok yang dipakai pada penelitian ini sebanyak 3
Tani Dusun IV Munawwarah, Desa Paloh buah.
Gadeng, Kec Dewantara. Data yang Langkah yang dilakukan untuk
diperoleh dari penelitian ini berupa hasil mendapatkan hasil Debit rata-rata keluaran
perhitungan keutuhan air tanaman cabai, emitter dengan menyiapkan alat dan bahan
debit rata-rata keluar emitter. Pendekatan
berupa instalasi irigasi tetes dan wadah
yang digunakan dalam rancangan penelitian botol gelas penampungan air yang keluar
ini adalah penelitian kuantitatif dengan dari emitter. Setelah itu masukkan air ke
menggunakan metode penelitian deskriptif. dalam drum penampungan air dan
Adapun langkah dari penelitian ini adalah membuka kran air selama 1 jam dan
sebagai berikut:
biarkan air mengalir dalam bentuk tetesan
kedalam wadah penampungan air. Setelah
Instrumen yang digunakan dalam air memenuhi wadah tersebut kemudian
penelitian ini yaitu lembar pengumpulan dilakukan pengukuran air dari masing –
data. Sedangkan Teknik pengumpulan data masing wadah penampungan air dan
meliputi kegiatan untuk melihat debit rata-
menghitung debit rata-rata air yang keluar
dari setiap emitter. Hasil pengukuran debit

243
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

rata-rata keluaran emitter dapat dilihat pada


Gambar dibawah ini.

Rerata Debit Keluaran Emitter


2,5

2
Lateral 1
1,5 Lateral 2
Lateral 3
1

0,5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 1. Rerata Debit Keluaran Emitter


Berdasarkan grafik diatas diperoleh terdekat akan mendapatkan tekanan paling
hasil bahwa rerata debit keluaran emitter besar sehingga debit tetesannya juga paling
pada selang PE lateral 1 diperoleh nilai besar jika dibandingkan dengan emitter
lebih besar dari lateral 2 dan lateral 3. Hal yang lokasinya paling jauh. Debit yang
ini dipengaruhi oleh jarak antara lateral 1 bervariasi di sepanjang pipa lateral
dengan bak penampungan air sejauh 1,18 menunjukkan kinerja dari sistim irigasi
m, sehingga debit air yang dikeluarkan tetes tersebut.
lebih besar dan cepat. Pada selang PE Jika nilai debit keluaran emitter
lateral 2 berjarak sekitar 2,52 m dari bak direratakan maka diperoleh hasil Pada
penampungan air sehingga berpengaruh selang PE lateral 1 diperoleh debit rata-rata
pada air yang dikeluarkan serta kecepatan keluaran emitter sebanyak 1,388 (l/jam),
air sedikit melambat, debit keluaran emitter sedangkan selang PE lateral 2 diperoleh
yang diperoleh pada selang PE lateral 2 debit rata-rata keluaran emitter sebanyak
lebih sedikit dari lateral 1. Pada selang PE 0,995 (l/jam) dan pada selang PE lateral ke
lateral 3 jarak dengan bak penampungan air 3 diperoleh debit rata-rata keluaran emitter
berjarak 3,98 m, hal ini sangat berpengaruh sebanyak 0,295 (l/jam). Berdasarkan
terhadap kecepatan air yang dihasilkan pembahasan diatas diperoleh kesimpulan
sehingga debit air keluaran emitter pada bahwa debit aplikasi mengalami perubahan
lateral 3 lebih sedikit dari lateral 1 dan pada setiap emitter dikarenakan perbedaan
lateral 2. Panjang pipa. Hal ini sesuai dengan
Pada kegiatan penelitian ini proses penelitian yang dilakukan oleh Sudirman et
pengaliran air dari bak penampungan air al.(2008) yang menyatakan bahwa Hasil
menuju selag PE drip irrigation pengujian penggunaan debit emitter
menggunakan gaya gravitasi bumi sehingga (distribusi debit emitter) menunjukkan
jarak antara bak penampungan air dengan bahwa ada perbedaan nyata pada
selang PE memberi pengaruh terhadap debit pendistribusian air dari masing-masing
air yang dikeluarkan oleh emitter. Hal ini bukaan emitter. Penggunaan irigasi tetes
senada dengan Humaira et al. (2014) yang (drip irrigation) dalam proses penyiraman
menayatakan bahwa Pada jaringan irigasi tanaman harus dilakukan secara merata dan
tetes sistim gravitasi biasanya hal ini sangat menyeluruh pada seluruh areal tanaman
dipengaruhi oleh lokasi emitter terhadap yang ditandai dengan variasi debit air yang
sumbernya (tandon). Emitter dengan lokasi dihasilkan baik itu dalam debit air yang

244
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

rendah maupun debit air yang tinngi DAFTAR PUSTAKA


(keseragaman).
Sumarna, (1998) yang menyatakan Ledheng, L., Lelang, M. A., & Hutapea, A.
bahwa Koefisien korelasi menunjukkan N. 2019. Penerapan Irigasi Tetes Bagi
bahwa distribusi debit aliran pada pipa Masyarakat di Desa Oelami
lateral ditentukan sekali oleh panjangnya Kecamatan Bikomi Selatan, Provinsi
pipa. Nusa Tenggara Timur. Paradharma
Pada penelitian ini menunjukkan (Jurnal Aplikasi IPTEK), 2(1).
bahwa penggunaan metode Drip irigasi
pada tanaman cabai di lahan kering dapat Afriyana, D., A. Tusi, & Oktafri. 2011.
menghemat penggunaan air sehingga
Analisis Pola Pembasahan Tanah
penggunaan metode tersebut sangat efektif
serta mampu menghemat energy bagi para dengan Sistem Irigasi Tetes
petani dalam hal penyiraman tanaman. Bertekanan Rendah. Jurnal Teknik
Disamping itu para petani juga mendapat Pertanian Lampung, 1 (1): 43-
keuntungan yang lebih tinggi dari hasil 50Agus, O. :, Balai Penelitian, S.,
panen tanaman cabai. Hal ini didukung oleh Sayuran, T., Penelitian, P.,
Ledheng & Hutapea (2019) yang Pengembangan, D., Badan, H., Dan,
menyatakan teknologi irigasi tetes
P., & Pertanian, P. (1998). IRIGASI
merupakan pemanfaatan air lebih yang
efektif baik tenaga maupun waktu TETES PADA BUDIDAYA CABAI.
penyiraman. www.balitsa.or.id.

IV. KESIMPULAN Anjar Lasmini, S., & Wahyudi, I. (n.d.).


Pada selang PE lateral 1 diperoleh Optimalisasi Pengelolaan Lahan
debit rata-rata keluaran emitter sebanyak Kering Untuk Meningkatkan
1,388 (l/jam), sedangkan selang PE lateral 2 Pendapatan Masyarakat Berbasis
diperoleh debit rata-rata keluaran emitter Inovasi Teknologi dan Kearifan Lokal.
sebanyak 0,995 (l/jam) dan pada selang PE
lateral ke 3 diperoleh debit rata-rata Babara Dalimunthe, M., Ellen Panggabean,
keluaran emitter sebanyak 0,295 (l/jam). dan L., Kunci, K., & Cabai, T. (2016).
Penggunaan metode irigasi tetes sangat Agrotekma Jurnal Agroteknologi dan
efektif untuk tanaman cabai pada lahan Ilmu Pertanian Pertumbuhan Dan
kering. Produksi Tanaman Cabai (Capsicum
Penerapan teknik irigasi tetes pada annum L.) Terhadap Pemberian Pupuk
lahan tanaman cabai menguntungkan Organik Pada Berbagai Media Tanam
kelompok mitra. Growth and Production of Chili Plants
(Capsicum annum L.) Against
UCAPAN TERIMAKASIH Provision of Organic Fertilizer In
Penulis menyampaikan terima Various Media Plant 1, Issue
kepada pihak Universitas Malikussaleh 1).http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrot
yang telah mendanai penelitian ini dan ekma
kelompok tani Dusun IV Munawwarah,
Desa Paloh Gadeng, Kecamatan Dewantara Banks, J. E. (2012). Designing a Basic PVC
yang telah berpartisipasi aktif dalam Home Garden Drip Irrigation System.
penelitian dan atas masukan yang telah
diberikan kepada Tim Peneliti guna Dariah, A., Nurida Balai, N. L., Tanah, P.,
mendapatkan hasil penelitian yang efektif. Besar, B., Sumberdaya, L., Pertanian,
Serta kepada semua anggota Tim Peneliti
L., & Pertanian, B. L. (2012).
yang telah melaksanakan kegiatan
penelitian ini secara baik. Pemanfaatan Biochar Untuk

245
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

Meningkatkan Produktivitas Lahan Journal of Integrative Agriculture


Kering Beriklim Kering. In Buana (Vol. 2012, Issue 6).
Sains (Vol. 12) no?, hal dan doi artikel
perlu disertakan. Udiana, I. M., Bunganaen, W., & Padja, R.
A. P. (2014). Perencanaan sistem
Desain irigasi curah pada Anggrek (Evi irigasi tetes (drip irrigation) di Desa
Kurniati, Bambang Suharto, Tunggal Besmarak Kabupaten Kupang. Jurnal
Afrillia) 35. (n.d.). Teknik Sipil, 3(1), 63-74..

Haryati, U., Abdurachman, A., & Nijamudeen, M. S., & Dharmasena, P. B.


Subagyono, D. K. (n.d.). Efisiensi 2002. Performance of chilli under drip
Penggunaan Air Berbagai Teknik irrigation with mulch. Annual of the
Irigasi Untuk Pertanaman Cabai Di Sri Lanka Department of Agriculture,
Lahan Kering Pada Typic 4, 89-94.
Kanhapludult Lampung.
Novita, N., Fakhrah, F., Unaida, R., &
Heryani, N., Kartiwa, B., Sugiarto, Y., & Imanda, R. (2021). PELATIHAN
Handayani, T. (2013). Pemberian PERANCANGAN DRIP IRIGATION
mulsa dalam budidaya cabai rawit di SEBAGAI TEKNIK PENYIRAMAN
lahan kering: Dampaknya terhadap EFEKTIF PADA LAHAN KERING.
hasil tanaman dan aliran permukaan. INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian,
Jurnal Agronomi Indonesia 5(2), 365.
(Indonesian Journal of Agronomy), https://doi.org/10.36841/integritas.v5i
41(2). 2.1355

Intara, Y. I., Sapei, A., Erizal, N. S., & Nurwanto, A., Soedradjad, R., &
Djoefrie, M. B. (2011). Mempelajari Sulistyaningsih, N. (n.d.). APLIKASI
Pengaruh Pengolahan Tanah dan Cara BERBAGAI DOSIS PUPUK KALIUM
Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan DAN KOMPOS TERHADAP
Tanaman Cabai (Capsicum annuum PRODUKSI TANAMAN CABAI
L.). Jurnal Embriyo, 8(1).Irmak, S., RAWIT (Capsicum frutescens L.)
Odhiambo, L. O., Kranz, W. L., & Application of Various Dosage of
Eisenhauer, D. E. (2011). Potassium Fertilizer and Compost
DigitalCommons@University of Against Production of Chili pepper
Nebraska-Lincoln Irrigation Plants(Capsicum frutescens L.) (Vol.
Efficiency and Uniformity, and Crop 15, Issue 2).
Water Use Efficiency. http://jurnal.unmuhjember.ac.id/
https://digitalcommons.unl.edu/biosys
engfacpub Olayide, O. E., Tetteh, I. K., & Popoola, L.
(2016). Differential impacts of rainfall
Juan-juan, Z., Qiang, P., Yin-li, L., Xing, and irrigation on agricultural
W., & Wang-lin, H. (2012). Leaf Gas production in Nigeria: Any lessons for
Exchange, Chlorophyll Fluorescence, climate-smart agriculture?
and Fruit Yield in Hot Pepper Agricultural Water Management, 178,
(Capsicum anmuum L.) Grown Under 30–36.
Different Shade and Soil Moisture https://doi.org/10.1016/j.agwat.2016.0
During the Fruit Growth Stage. In 8.034

246
Jurnal Agrium September, 2022
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 19, No3,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 240-247
Author(s): Fakhrah,,et al

Ridwan, D., Di, P., Irigasi, B., Litbang, P.,


Daya Air, S., Pekerjaan, K., &
Komunikasi, U. . (2013). Model
Jaringan Irigasi Tetes Berbasis Bahan
Lokal Untuk Pertanian Lahan Sempit
Model of Drip Irrigation Network
With Local Material Based For
Agricultural Small Land. In Jurnal
Irigasi (Vol. 8, 2). Hal berapa?
Lengkapi

Doi artikel juga perlu dilengkapi

Rienzani Supriadi, D., D. Susila, A., &


Sulistyono, E. (2018). Penetapan
Kebutuhan Air Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annuum L.) dan Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L.).
Jurnal Hortikultura Indonesia, 9(1),
38–46.
https://doi.org/10.29244/jhi.9.1.38-46

Shiri-e-Ja, M., Tobeh, A., Hokmalipou, S.,


Jamaati-e-, Sh., Abbasi, A., &
Shahbazi, K. (2009). Potato (Solanum
tuberosum L.) Response to Drip
Irrigation Regimes and Plant
Arrangements during Growth Periods.
Asian Journal of Plant Sciences, 8(6),
390–399.
https://doi.org/10.3923/ajps.2009.390.
399

Smeal, D. (n.d.). Drip Irrigation for Small


Plots (a low-tech, low-cost, gravity
system) New Mexico Organic
Farming Conference Albuquerque,
NM.

Steven Witman. (2021). Penerapan Metode


Irigasi Tetes Guna Mendukung
Efisiensi Penggunaan Air di Lahan
Kering. JURNAL TRITON, 12(1), 20–
28.
https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.152

247

Anda mungkin juga menyukai