Oleh
Muh. Iqbal Jafar1, Amelya Indah Pratiwi2, Frengki Eka Putra Surusa³
E-mail: iqbaljafariqbal@gmail.com, amelyaindahpratiwi@gmail.com, frangkyeka@gmail.com
¹Fakultas Pertanian, Universitas Ichsan Gorontalo
2,3
Fakultas Teknik, Universitas Ichsan Gorontalo
ABSTRAK
Tujuan pemanfaatan dan inovasi teknologi Pompa Air Tenaga Bayu (PATB) di bidang pertanian
merupakan salah satu usaha mengatasi kondisi kekeringan yang dihadapi oleh petani. Cekaman
kekeringan berdampak pada produktivitas panen padi gogo yang berujung pada kesejahteraan
petani di Desa Isimu Selatan, untuk itu tim Pengbadian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas
Ichsan Gorontalo melakukan upaya pemecahan masalah dengan merancang dan membuat
pompa air dengan menggunakan tenaga angin (bayu), dan memberikan pelatihan pembuatan
pupuk organik jerami padi guna mendorong peningkatan produksi dan produktivitas padi gogo
serta melakukan introduksi, edukasi, dan pendampingan penggunaan PATB. Kegiatan ini
memberikan dampak terhadap peningkatan produksi dan produktivitas panen padi di lahan
kering, mendorong peningkatan kualitas kesuburan tanah serta menekan efek negatif limbah
hasil pertanian. Petani mitra di Desa Isimu Selatan, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo,
umumnya bercocok tanam padi namun kondisi kekeringan menyebabkan kebutuhan air untuk
lahan pertanian tidak mencukupi sehingga menjadi beban bagi petani dalam mencapai produksi
padi yang optimum bahkan ancaman kegagalan panen sering melanda, untuk itu dibutuhkan
adopsi teknologi baru dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh petani. Melalui program
PKM pemanfaatan PATB kebutuhan air tetap terpenuhi sehingga mampu mendorong
peningkatan produksi dan produktivitas padi gogo, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
petani dalam mengelola padi di lahan kering dengan menggunakan piupuk organik jerami padi,
serta memberikan edukasi tata cara pengoperasian dan perawatan PATB. Mitra dalam kegiatan
program ini berdomisili di Desa Isimu Selatan, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo
dengan metode yang digunakan dalam mengatasi kekeringan dan peningkatan kesuburan tanah
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan petani.
Potensi rendahnya produksi padi pada sawah sepenuhnya oleh petani karena beberapa
tadah hujan cukup besar karena sangat alasan mendasar, yakni antara lain
bergantung dengan keadaan iklim ketidakinginan untuk mengadopsi teknologi
Air merupakan salah satu faktor baru, perbedaan budaya daerah, perbedaan
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan sistem pertanian, dan kurangnya pengetahuan
dan perkembangan tanamanan, kekurangan serta kecakapan mengoperasionalkan
air berdampak terhadap metabolisme yang teknologi pertanian dengan baik
berujung terhadap penurunan produksi Di sisi lain tingginya tingkat
bahkan berdampak terhadap keberlangsungan ketergantungan dan penggunaan pupuk kimia
hidup tanaman itu sendiri. Cekaman menyebabkan menurunnya kualitas kesuburan
kekeringan atau kondisi minimnya lahan sehingga ikut serta dalam menurunkan
ketersediaan air menjadi salah satu jumlah produktivitas tanaman padi yang
permasalahan yang dihadapi oleh petani yang dibudidayakan, untuk itu pemanfaatan bahan
melakukan kegiatan budidaya di lahan kering alami sebagai pupuk organik dalam
terutama di daerah yang memiliki curah hujan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk
yang rendah (<2000 mm/tahun). Sehingga kimia menjadi solusi dalam mengatasi potensi
diperlukan solusi dalam mengatasi problema terjadinya degradasi Maka selain pemanfaatan
cekaman kekeringan. Hal ini sejalan dengan pompa tenaga bayu diberikan pula edukasi
pendapat Angels, dkk (2011), bahwa terkait pembuatan pupuk kompos jerami padi
berkurangnya intensitas curah hujan salah khususnya bagi kelompok tani di Desa Isimu,
satu faktor penyebab utama penurunan hasil Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo,
panen yang dihasilkan oleh petani. Variasi Provinsi Gorontalo.
iklim seperti kejadian masa kemarau panjang Introduksi penggunaan teknologi
memiliki dampak yang tinggi pada produksi PATB dan pemanfaatan pupuk organik
tanaman yang berada pada lahan kering.. dengan menggunakan jerami padi menjadi
Keterbatasan jumlah ketersediaan air bagian dalam mengatasi kendala kekeringan
pada lahan kering mengakibatkan usaha tani dan kondisi kesuburan tanah yang dihadapi
tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, oleh petani, Sugianto (2014), melakukan
dengan indeks pertanaman (IP) kurang dari penelitian tentang rancang bangun pompa air
1,50. Penyebabnya antara lain adalah tenaga angin untuk pengairan sawah
distribusi dan pola hujan yang fluktuatif, baik menggunakan vertical wind turbine tipe
secara spasial maupun temporal. Wilayah savonius. Pompa air sangat efektif untuk
barat lebih basah dibandingkan dengan pengairan sawah terutama untuk daerah yang
wilayah timur, dan secara temporal terdapat ketersediaan air tidak tercukupi sepanjang
perbedaan distribusi hujan pada musim hujan tahun, tetapi penggunakan pompa air juga
dan kemarau. (Las et al. 2000; Amien et al. mempunyai dampak ekonomi terhadap petani
2001). karena petani harus mengeluarkan biaya lebih
Tim PKM bersama Mitra Kelompok untuk pembelian bahan bakar dan sewa
Tani (KT) di Desa Isimu Selatan, Kecamatan pompa air tersebut. Sehingga diperlukan suatu
Tibawa melakukan kerjasama pembuatan alat yang dapat menjadi pompa air tanpa
Pompa Air Tenaga Bayu untuk mengatasi harus mengeluarkan biaya dalam
masalah yang dihadapi oleh sejumlah petani, penggunaannya. Di sisi lain, sawah sebagai
air yang tidak tersedia ketika musim kemarau salah satu lahan terbuka, memberikan
panjang dan keringnya ketersediaan suplay air perpindahan udara yang cukup untuk
dari Sungai Alo. Dimana penggunaan energi membantu terjadinya angin. Angin jika
alam yakni angin menjadi pilihan karena dimanfaatkan secara tepat dapat digunakan
tingginya potensi kecepatan angin di Desa sebagai sumber energi dalam menghasilkan
Isimu Selatan sehingga diperoleh sumber listrik penggerak pompa. Penggunaan pompa
energi yang mudah dan efisien. Hal ini sesuai air yang digerakkan dengan tenaga listrik
dengan pernyataan Krisnamurthi (2014) menjadi pilihan utama saat ini. Semantara itu,
bahwa teknologi pertanian yang telah energi listrik ini memiliki kelemahan yaitu
dikembangkan belum dapat dimanfaatkan
biaya operasionalnya cukup besar dan tidak instalasi pompa irigasi ini diperkirakan
semua tempat terdistribusi listrik. air tanah didapatkan pada kedalaman 10-
12 meter. Pipa yang digunakan
B. METODE PENELITIAN berdiameter 4 inchi.
Pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat c. Metode Pelaksanaan 3 (Rancang Bangun
(PKM) dalam rangka mendorong peningkatan PATB);
usaha budidaya padi tadah hujan di Desa Tim PKM dan mitra tani membangun
Isimu Selatan, Kecamatan Tibawa, PATB pada lokasi yang telah ditetapkan
Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo bersama kelompok tani. Pompa air yang
dilakukan dengan melakukan introduksi rencananya digunakan yaitu pompa air
Pompa Air Tenaga Bayu (PATB) dalam tipe submersible dengan kedalaman
memenuhi kebutuhan air yang dilaksanakan sumur irigasi hingga 10-12 meter pada
pada bulan Juni – Agustus, langkah awal lokasi yang telah disepakati.
dilakukan kerjasama dengan kelompok tani di Berikut beberapa peralatan yang
Desa Isimu Selatan. Prinsip kerja pompa air dibutuhkan pada perancangan pompa air
tenaga angin model turbin angin tenaga bayu ;
menggerakan pompa air. Tahapan yang akan Tower, Besi Siku 5x5 (4 buah), Besi Siku 4x4
dilakukan adalah perancangan dan pembuatan (6 buah), Laher O baut 4 ukuran besi 2 inchi,
model turbin angin tipe nibe poros horisontal, Baut 12 (15 buah), dan Baut 17 (18 buah)
perancangan dan pembuatan sistem transmisi, 2. Kipas/Blade 3 belah yang terbuat dari
perancangan dan pembuatan model pompa air besil L dengan ukuran 5 cm x 5 cm,
tipe torak kerja ganda, kajian. Optimasi sudut panjang 185 cm.
serang angin terhadap sudut turbin, kajian
optimasi reduksi kecepatan pada sistem Kincir Angin
transmisi, dan kajian optimasi panjang
langkah torak. penerapan PATB yang
digunakan disesuaikan dengan kaidah dan Sistem Kontrol
kondisi lingkungan setempat.
1. Prosedur Kerja Pompa Air
a. Metode Pelaksanaan 1 (Sosialisasi 1)
Mitra akan diberikan pengetahuan dan
wawasan mengenai pompa air tenaga Sumber Air
angin untuk sawah tadah hujan menjadi
sawah irigasi di Desa Isimu Selatan Areal Lahan Sawah
Kecamatan Tibawa, Kabupaten
Gorontalo,antara lain melalui langkah :
a. Focus Group Discussion (FGD) Skema 1. Rancang Bangun Sistem PATB
dilakukan untuk menyerap inspirasi dan
permasalahan mitra terkait pengelolaan a. Metode Pelaksanaan 4 (Sosialisasi 2);
dan pembudidayaan pertanian. Melaksanakan edukasi dan
b. Sosialisasi dan edukasi manfaat pompa pendampingan cara pengelolaan sawah
air tenaga bayu (angin), penggunaan dan menggunakan teknologi pompa air
metode pemupukan yang tepat, tenaga bayu.
penggunaan pupuk organik serta 1) Materi edukasi tata kelola lahan
penanggulangan hama dan penyakit. pertanian menggunakan PATB
b. Metode Pelaksanaan 2 (Pembuatan 2) Materi penyuluhan mengenai
Sumur Irigasi) kontuinitas dan efisensi sumur irigasi.
Membuat sumur irigasi pada lokasi yang b. (Sosialisasi 3);
ditentukan bersama dengan kedua Mitra akan dibekali dengan kiat-kiat
kelompok tani. Pelaksanaan metode ini membuat, mengoperasionalkan dan
erat kaitannya dengan metode merawat dengan disertai pendampingan
pelaksanaan 3. Pada tahap pembangunan dan bimbingan teknis dalam manajemen
Gambar 1. Sosialisasi PATB Di Desa Gambar 2. Pembuatan Tower PATB Gambar 3. Tower PATB Vertical
Isimu Selatan, Kab. Gorontalo Wind
Gambar 4. Pengujian Kincir Angin Gambar 5. Sumbu Kincir PATB Gambar 6. Pembuatan Pupuk
PATB Jerami Padi