Anda di halaman 1dari 6

Agustus, 2020

Manajemen Terpadu Air, Peternakan, dan Lahan Persawahan Tadah Hujan: Perencanaan
Penerapan Konsep di Wilayah Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan
Ari Sugiarto
Email: sugiartoari13@gmail.com

Abstrak
Air, peternakan, dan lahan persawahan tadah hujan jika ditinjau lebih jauh memiliki keterkaitan. Manajemen
terpadu air, peternakan, dan lahan persawahan tadah hujan dapat memberikan manfaat yang banyak.
Permasalahan kebutuhan air, kesulitan pemenuhan pakan ternak, dan biaya operasional dapat diatasi dengan
melakukan manajemen terpadu. Pemilihan jenis ternak akan sangat mempengaruhi manajemen terpadu ini,
terutama ternak yang cocok untuk dibudidayakan pada lahan persawahan tadah hujan dan dapat membantu
kegiatan operasional persawahan. Jenis ternak ini dapat mengarah ke kerbau rawah (Bubalus bubalis). Salah
satu wilayah yang banyak terdapat kerbau rawah yaitu Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan,
selain itu wilayah ini juga memiliki lahan persawahan tadah hujan yang cukup luas yang memungkinkan untuk
menerapkan konsep manajemen terpadu air, peternakan, dan lahan persawahan tadah hujan. Konsep mana-
jemen terpadu ini secara umum memfokuskan pada pemanfatan air berlebih pada lahan persawahan tadah
hujan dalam upaya meningkatkan produktivitas air dan potensi pakan hijauan untuk peternakan serta potensi
pupuk kandang dan ternak untuk membantu operasional persawahan, namun secara rinci melibatkan banyak
faktor seperti musim, waktu pengembalaan dan pemeliharaan ternak, teknologi, peternak dan petani, pro-
duktivitas air, dan lainnya. Konsep manajemen terpadu jika diterapkan memungkinkan untuk memberikan
manfaat lebih seperti meningkatan perekonomian masyarakat, konservasi air, meminimalisir biaya operasinal
yang dibutuhkan, suplai energi, dan memajukan sektor wisata daerah.

Kata kunci: Indralaya, Lahan persawahan tadah hujan, Kerbau rawa (Bubalus bubalis), Manajemen terpadu,
Peternakan, Produktivitas air

Pendahuluan
Sektor pertanian diperkiarakan membutuhkan produktivitas air dapat mencegah peningkatan
lebih banyak air untuk produksi bahan bangan guna kebutuhan air dan meningkatkan jumlah produksi
memenuhi kebutuhan penduduk dunia yang terus pangan dengan jumlah air yang sama. Penerapan
bertambah setiap tahunnya. Di sektor lain juga prinsip produktivitas air akan sangat memung-
diperkirakan mengalami peningkatan kebutuhan kinkan diterapkan di sektor pertanian karena
air seperti sektor rumah tangga, industri dan terdapat peluang yang lebih besar dibanding sektor
lainnya. Namun permasalahannya tidak hanya lainnya, ini dikarenakan kebutuhan air di sektor
terletak pada peningkatan jumlah kebutuhan air lain seperti rumah tangga dan industri tentunya
dari dampak mening-katnya jumlah penduduk tidak tepat untuk membatasi kebutuhan air namun
dunia tetapi juga permasalahan global lainnya masih dapat diterapkan untuk penghematan air.
seperti pema-nasan global yang menyebabkan Kombinasi sistem budidaya seperti perkebunan
naiknya suhu permukaan bumi sehingga juga dan perikanan, persawahan dan perikanan, perke-
berdampak terhadap peningkatan laju evapotran- bunanan dan peternakan, persawahan dan peter-
spirasi yang arti-nya akan terjadi kehilangan air nakan. Kombinasi sistem budidaya ini diterapakan
lebih cepat dari sebelumnya. Permasalahan lain untuk penerapan prinsip efisiensi lahan dan sumber
yang tidak kalah penting yaitu kualitas air di Bumi daya air. Jika ditinjau kembali, sistem budidaya
yang tiap tahun terus menurun, ini dapat menjadi persawahan dan peternakan memiliki keterkaitan
permasalahan serius karena penurunan kualitas air yang cukup banyak seperti penyediaan pakan
membuat air tersebut tidak dapat dimanfaatkan ternak dan ternak dapat membantu kegiatan
secara langsung dan perlu pengolahan lebih lanjut persawahan seperti membajak sawah serta kotoran-
agar dapat digunakan. Permasalahan tersebut jika nya dapat dijadikan pupuk untuk tanaman. Namun
diteliti tidak hanya peningkatan kebutuhan air yang dapat menjadi fokus utama disini tentunya
namun juga peningkatan biaya. adalah air. Lahan persawahan tadah hujan perse-
Menghadapi permasalahan tersebut, diperlukan diannya airnya sangat melimpah di musim hujan ini
upaya memanajemen air untuk menghindari peni- dapat dikombinasikan untuk suplai air peternakan.
ngkatan kebutuhan air dan menjaga keberlang- Di musim hujan lahan persawahan tadah hujan
sungan air untuk masa depan. Penerapan prinsip banyak ditumbuhi vegetasi semak dan rerumputan

1
yang dapat digunakan untuk pakan ternak, ternak Manajemen air terpadu untuk pertanian di masa
juga dapat membantu membajak sawah dan suplai depan perlu mempertimbangkan penggunaan
pupuk untuk tanaman, di periode pasca panen pemilihan jenis ternak dan dampaknya terhadap
residu tanaman dapat digunakan juga untuk pakan sumber daya air [2]. Proyeksi kedepan diperkirakan
ternak. kebutuhan air di bidang peternakan akan mening-
Dibidang peternakan prinsip produktivitas air kat seiring dengan meningkatnya permintaan kebu-
yaitu menggunakan lebih sedikit air untuk meng- tuhan produk hewani dari dampak meningkatya
hasilkan produk yang sama [1]. Prinsip produk- populasi penduduk dunia. Namun permasalahan
tivitas air untuk tanaman seperti pada persawa-han sesunguhnya yaitu peningkatan kebutuhan air akan
dan perkebunan yaitu menggunakan air yang sama terjadi di semua sektor akibat meningkatnya
untuk produk yang lebih banyak [2]. Kedua prinsip populasi penduduk dunia. Jumlah air di Bumi
produktivitas air di bidang peternakan dan persa- diperkirakan tetap, namun jika terjadi peningkatan
wahan sebenarnya dapat saling melengkapi, seperti kebutuhan di setiap sektor tentunya akan terjadi
untuk meningkatkan produktitas air pada persa- persaingan untuk mendapatkan air. Permasalahan
wahan dapat menggunakan residu biomasa tana- kualitas air yang tersedia terus menurun sehingga
man untuk pakan ternak sehingga dapat menurun- jumlah air yang dapat dimanfaatkan secara lang-
kan kebutuhan air di bidang peternakan sehingga sung terus berkurang menjadi permasalahan lain-
bidang peternakan menggunakan lebih sedikit air nya.
dalam hal ini menggunakan lebih sedikit air untuk Lahan persawahan tadah hujan memiliki potensi
memproduksi pakan. air yang sangat besar di musim hujan dan potensi
Pilihan ternak yang dapat dikombinasikan untuk ini sering kali disia-siakan begitu saja, namum jika
sistem budidaya bersama di lahan persawahan dimanfaatkan potensi air ini dapat berkontribuksi
salah satunya yaitu kerbau rawa (Bubalus bubalis), untuk suplai air peternakan. Permasalahan klasik
ini berkaitan dengan habibat kerbau rawa yang yang sering terjadi adalah permasalahan mana-
sesuai dengan namanya hidup di rawa. Dalam jamen dan teknologi yang menghambat peman-
budidayanya kerbau rawa ini sering dibudidayakan faatan potensi tersebut. Pemanfaatan potensi air ini
pada lahan rawa, seperti lahan persawahan tadah jika diterapkan dapat memberikan solusi dalam
hujan. Sistem ini tentunya sudah ada sejak zaman mengatasi terjadinya peningkatan kebutuhan air
dahulu di saat teknologi pertanian masih konven- untuk peternakan dan mengoptimalkan air pada
sional, ini dapat diasumsikan bahwa sistem pembu- lahan persawahan tadah hujan untuk produk lain
didayaan ini telah mempertimbangkan kombinasi yang bermanfaat. Potensi ini juga dapat ditampung
seperti peternakan dan persawahan. Menurut David untuk suplai air peternakan pada musim kemarau,
et al. (2007), prinsip ini dapat dikhawatirkan dapat tujuannya untuk mencegah kelangkaan air di mu-
mencemari sumber air pada persawahan tadah sim kemarau sehingga peternak tidak kesulitan
hujan sehingga perlu ada upaya manajemen labih memenuhi suplai air ternak. Penerapan prinsip ini
lanjut untuk mengatasi hal tersebut [1]. juga dapat mencegah eksploitasi air tanah yang
Tinjauan lokasi di Indralaya, Kabupaten Ogan biasanya sering dijadikan solusi untuk pemenuhan
Ilir, Sumatera Selatan menunjukkan banyak ter- suplai air pada musim kemarau.
dapat kerbau rawa (Bubalus bubalis) yang digem- Permasalahan sekarang yang terjadi yaitu
balakan pada lahan persawahan tadah hujan, potensi air pada lahan persawahan tadah hujan
namun dalam penerapan sistem budidaya ini dinilai tidak dimanfaatkan untuk suplai air peternakan.
belum banyak mela-kukan upaya manajemen air Permasalah lainnya bentuk pemanfaatan potensi air
sehingga sangat penting untuk melakukan upaya di lahan persawahan tadah hujan ini yaitu dengan
manajemen air untuk sistem budidaya kerbau rawa melepas ternak langsung pada lahan persawahan
di lahan persawahan tadah hujan guna menerapkan yang dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas air
sistem manajemen terpadu air, ternak dan dan potensi pencemaran yang sangat mungkin
persawahan. terjadi. Manajemen yang baik tentunya dapat
mengatasi permasalahan tersebut sehingga bentuk
Air, Peternakan, dan Persawahan Tadah pemanfaatan air dapat dilakukan secara optimal
Hujan: Pemahaman Konsep Manajemen dan tetap memegang konsep konservasi air.
Terpadu
Pemeliharaan ternak menjadi salah satu bidang Sistem Ternak Kerbau Rawa (Bubalus bubalis)
di sektor pertanian yang paling penting, kompleks, dan Potensi Penerapan Produktivitas Air
dan beragam serta merupakan cara utama untuk Kerbau rawa biasanya diternakan dengan sistem
keluar dari kemiskinan di daerah pedesaan. kalang yang merupakan sistem pemeliharaan ker-

2
bau rawa setengah liar, pada siang hari kerbau dengan luas wilayah yaitu 101,22 km2 dan
dibiarkan berkeliaran di perairan rawa dan men- ketinggian berkisar 10-11 mdpl. Rata-rata suhu ud-
jelang senja masuk kalang yang dibangun di atas ara di kabupaten Ogan Ilir yaitu 27,8 oC, rata-rata
rawa. Pada pagi hari kerbau keluar kalang secara kelembaban udara 86 %, dan rata-rata curah hujan
bergerombol. Pada musim kemarau kerbau digem- bulanan 162,38 mm [6]. Luasan lahan persawahan
balakan ke daerah yang masih berair atau tadah hujan di Indralaya jika diukur berdasarkan
berlumpur [3]. Sistem pemeliharaan kerbau rawa Google Earth yaitu 13, 8 km2, namun diperkirakan
ini artinya dilakukan secara semi intensif, dimulai luasan lahan yang benar-benar dimanfaatkan
pukul 07.00 kerbau dikeluarkan dari kalang untuk sekitar ¼ dari total luasan tersebut. Luasan lahan
mencari makan dan pukul 16.00 kerbau kembali ke tersebut dinilai cocok untuk mendukung peter-
kalang [4]. Namun untuk di beberapa tempat peter- nakan kerbau rawa di Indralaya. Pemanfaatan lahan
nakan kerbau rawa, pada musim kemarau kerbau yang tidak maksimal memunculkan pemikiran
tidak dimasukkan ke kalang melainkan tersebar di bahwa banyak kendala untuk mengoptimalkan
lahan penggembalaan [5]. pemanfaatan menjadi lahan persawahan. Besarnya
Pemberian pakan kerbau rawa biasanya luasan lahan yang tidak dimanfaatkan menjadi
mengandalkan pakan hijauan yang tersedia secara lahan persawahan, menjadikan air yang tersedia
alami pada lingkungan sekitar peternakan, seperti disia-siakan dalam pemanfaatan untuk persawahan
spesies rumput-rumputan. Bentuk kendala yang dan hanya dimanfaatkan untuk pemanfaatan lahan
mungkin terjadi pada kasus penyedian pakan untuk pengembalaan kerbau rawa.
kerbau rawa yaitu tidak tersedianya pakan hijaun Tersedianya lahan tadah hujan di Indralaya
yang memadai pada saat musim kemarau panjang memungkinkan sangat mendukung penyediaan
[3]. Permasalahan ini menyebabkan peternak perlu pakan hijaun untuk peternakan kerbau rawa. Pakan
mencari tambahan pakan lain untuk ternaknya. hijaun ini seperti Ancilema mudfiora, Kylinga
Permasalahan utama dalam sistem ternak brevifolia, Sidorhombiafilia, Fembrystilianna,
kerbau rawa yaitu kelangkaan air di musim Nochos cardium dan Cyperus cyeperoidan, lsachne
kemarau, baik itu untuk kebutuhan minum dan indica, Paspalum sp., Hymeneche amplexicaulis,
kubangan serta kebutuhan air untuk menumbuhkan dan Oryza rofipogon [3]. Tinjaun sekilas lahan
pakan hijaun pada lahan. Kelangkaan air jelas rawa tadah hujan di Indralaya dinilai mendukung
merupakan hambatan dalam sistem ternak kerbau untuk peternakan kerbau rawa. Pengoptimalan
rawa. Penerapan prinsip-prinsip produktivitas air luasan lahan tadah hujan di Indralaya menjadi
dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasala- lahan persawahan tadah hujan dinilai akan sangat
han tersebut. Kelimpahan air di musim hujan dapat membantu peternakan kerbau rawa dalam hal
ditampung untuk pemenuhan kebutuhan air pada penyediaan pakan hijauan pada musim kemarau.
musim kemarau. Di musim hujan peternak juga Pakan hijauan yaitu berupa residu biomasa
harus mengoptimalkan penggunaan lahan untuk tanaman pangan yang ditanam seperti padi dan
menanaman tanaman pangan yang tentunya dapat lainnya.
dipanen pada musim kemarau, residu biomasa
tanaman pangan ini dapat digunakan untuk pakan Konsep Manajemen Air dalam Peternakan
ternak di musim kemarau selain itu hasil panen Kerbau Rawa dan Persawahan Tadah Hujan di
tanaman pangan ini juga dapat membatu penye- Indralaya
diaan pangan bagi peternak. Suatu konsep sistem Konsep manajamen air ini difokuskan untuk
ternak yang detail sangat diperlukan dalam pemanfaatan air pada lahan persawahan tadah
pengoptimalan penerapan prinsip-prisip ini. hujan untuk peningkatan produktivitas air.
Tahapan awal untuk memanajemen air dapat
Potensi Lahan Persawahan Tadah Hujan di dimulai dengan melakukan analisis sederhana pada
Indralaya untuk Mendukung Peternakan curah hujan di Indralaya. Berdasarkan data dari
Kerbau Rawa Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir curah
Indralaya merupakan salah satu kecamatan di hujan di Indralaya tahun 2019 dapat dilihat pada
kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan Gambar 1.

3
Curah Hujan di Kabupaten Ogan Ilir
400
350
Curah Hujan (mm)

300
250
200
150
100
50
0

Curah Hujan (mm)

Gambar 1. Grafik curah hujan di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019 [6]

Berdasarkan data pada Gambar 1 dapat diasum- nggali beberapa titik dan kapasitas yang ditentukan
siskan bawah pada bulan Januari-April dan Nov- diharapkan dapat menutupi kelangkaan air yang
ember-Desember diperkirakan air tersedia pada terjadi pada bulan Mei-Oktober. Bentuk lain yang
lahan persawahan tadah hujan di Indralaya, sedang- dapat dilakukan untuk menutupi kelang-kaan air
kan pada bulan Mei-Oktober diperkirakan air pada peternakan kerbau rawa yaitu dengan
langka. Menutupi kelangkaan air yang terjadi pada menyediakan tempat kubangan yang digali tidak
bulan Mei-Oktober dapat rencanakan untuk men- terlalu dalam sehingga di musim kemarau masih
ampung air yang tersedia pada bulan Januari-April. tersia air pada kubangan tersebut, namun jika air
Ini dapat dilakukan dengan mebuat daerah reservo- tersebut kering maka dapat disuplai dari tam-
ir pada lahan persawahan tadah hujan dengan me- pungan air pada reservoir.

Gambar 2. Konsep manajemen air pada peternakan kerbau rawa dan persawahan tadah hujan di Indralaya

4
Konsep manajemen terpadu pada Gambar 2. pada bulan Juli ketersedian pakan diperkirakan
memperkirakan musim tanam diperkirakan dimulai sangat melimpah dari residu biomasa tanaman
pada bulan April dan pada bulan Juli merupakan terutama padi. Di bulan Agustus-Oktober diper-
waktu panen untuk tanaman padi. Bulan Januari- kirana ketersediaan pakan akan langkah karena
Maret kerbau rawa dapat dilepas langsung pada lahan kering dan hanya sedikit vegetasi yang
lahan persawahan sehinga kerbau rawa dapat tersedia, disinilah peran peternak sangat diperlukan
mencari makan sendiri, namun peran peternak tetap untuk menghemat jumlah pakan yang tersedia agar
harus ada untuk mengontrol mobilitas dari ternak cukup. Kekurangan air untuk minum dan kubangan
agar mengatur titik-titik untuk ternak mencari dapat disuplai dari reservoir yang telah dibuat dan
makan. Manajemen seperti ini diharapkan dapat pada bulan ini beban peternak lebih sedikit ringan
menjamin ketersediaan pakan bulan Januari-Maret. karena hanya perlu menyediakan tambahan air
Bulan April-Juli, ternak sebaiknya dikurung dalam untuk ternak dan sedit mengatur mobilitas ternak.
kalang sehingga tidak merusak pada lahan Beban peternakan akan kembali lebih mudah pada
persawahan, pada periode ini peternak memiliki bulan November-Desember karena air dan pakan
beban yang lebih karena harus menyediakan air hijauan mulai tersedia kembali pada lahan
minum dan pakan untuk kerbau. Periode bulan Juli- persawahan.
Oktober kerbau rawa kembali dilepas di lahan,

Gambar 3. Konsep pengembangan produk dan jasa pada peternakan kerbau rawa dan persawahan tadah
hujan di Indralaya

Konsep manajemen air ini dapat dikembangkan persawahaan tadah hujan dan rumah tangga
lagi menjadi berbagai produk dan jasa. Produk dan (Gambar 3) mengembangkan beberapa bentuk pro-
jasa ini dapat memberikan manfaat yang banyak duk dan jasa seperti energi, agrowisata, teknologi
bagi peternak dan petani. Konsep pengembangan konvensional untuk perta-nian (membajak sawah),
produk dan jasa pada air, peter-nakan kerbau rawa, dan lainnya. Berbagai produk dan jasa ini dapat
5
meningkatkan perekonomian peternak dan petani tetap mempertimbangkan musim hujan dan kema-
di Indralaya yang secara tidak langsung mening- rau serta musim tanam, karena ini tetap mengacuh
katkan perekonomian daerah. Pengembangan ini pada konsep manajemen air.

Kesimpulan
Konsep manajemen terpadu air, peternakan ker- Ucapan Terima Kasih
bau rawa, dan lahan pertanian tadah hujan pada Penulis memberikan ucapan terima kasih
kawasan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi kepada Prof. Budi Indra Setiawan, Dr. Nora
Sumatera Selatan jika diterapkan memungkinkan Herdiana Pandjaitan, dan Dr. Prastowo yang telah
untuk memberikan manfaat lebih seperti mening- berbagi ilmu kepada penulis dalam bidang ilmu
katan perekonomian masyarakat, konservasi air, Manajemen Sumber Daya Air Terpadu yang
meminimalisir biaya operasional yang dibutuhkan, membantu dalam penulisan artikel ini.
suplai energi, dan memajukan sektor wisata daerah.

Daftar Pustaka
[1] M. David, Y. Theib, S. Pasquale, W. Jacob, A. Munir, S. Prem, A. Bas, C. Simon, E. Olaf, F. Hamid, A.
Ahmed, H. Jippe, M. Henry, N. Vinay, P. Don, S. Alok, S. Paula, T. Hugh, U. Ashutosh and Z. Sander,
"Pathways for Increasing Agricultural Water Productivity," in Water for Food Water for Life: A
Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture, London dan Colombo, Earthscen dan
International Water Management Institute, 2007, pp. 279-310.
[2] D. Peden, T. Grima, A. Misra, A. Faisal, A. Abiye, A. Wagnew, H. Mario, K. Gabriel, K. Tesfaye, M. D.
M. Bancy, W. Tom and Y. dan Asfaw, "Water and Livestock for Human Development," in Water for
Food Water for Life: A Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture, London dan
Colombo, Earthscen and International Water Management Institute, 2007, pp. 485-514.
[3] Suryana, M. Nasir and M. Noor, "Karakteristik dan Potensi Kerbau Rawa," Biodiversiti Rawa, pp. 265-
281, 2006.
[4] H. Mayulu, M. N, R. Yusuf and S. N. Rahmatullah, "Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pendapatan
Usaha Ternak Kerbau Rawa (Bubalus bubalis) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan
Selatan," Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman, vol. 13, no. 2, pp. 58-64, 2018.
[5] U. Lendhanie, "Karakteristik Reproduksi Kerbau Rawa dalam Kondisi Lingkungan Peternakan Rakyat,"
Bioscientiae, vol. 2, no. 1, pp. 43-48, 2005.
[6] Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Ilir dalam Angka 2020, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Ogan Ilir ed., Indralaya: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir, 2020.

Anda mungkin juga menyukai