Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA


Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (115-121)

KONFLIK PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR


UNTUK IRIGASI SAWAH DAN KOLAM DI
KECAMATAN MAOS, KABUPATEN CILACAP

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Murni Handayani, Rosita Dwityaningsih, Nurlinda Ayu Triwuri
Dosen Politeknik Negeri Cilacap
(Naskah diterima: 10 Juni 2018, disetujui: 31 Juni 2018)

Abstract
Wetland farmers in Maos District, Cilacap Regency were originally all farmers of paddy fields,
but the increasing economic need, the farmers began to shift to fish farmes (pond) because the
income is hgher. However, this resulted in conflicts over the utilization of water resources for
paddy fields and ponds. The research method is deskriptive, databased on interview result both
to farmer of paddy field, pond farmer, water user officer and related service in Maos District,
Cilacap Regency. The result showed that conflict of utilization of water resources of irrigation in
Maos District between wetland farmer and fish farmer (pond) have an effect on paddy farmer
production result. Rice production is not optimal because water that should be used for
irrigation is reduced to the pond. Maintained capacity of the irrigation network can ensure the
water requirements of farmers. The Goverment as a main authorities in management of primary
irrigation network, needs to improve its capabilities especially in allocating operational and
maintenance funds. To increase paddy production and the welfare of society, policies need to be
done first is to increase the irrigation capacity.

Keywords : conflict, paddy field, fish pond


Abstrak
Petani sawah di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap semula seluruhnya merupakan petani
sawah, akan tetapi semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi, maka petani sawah mulai beralih
ke petani ikan (kolam) karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi. Akan tetapi, hal tersebut
mengakibatkan terjadinya konflik pemanfaatan sumber daya air untuk sawah dan kolam. Metode
penelitian adalah deskriptif, data berdasarkan hasil wawancara baik kepada petani sawah, petani
kolam, petugas pemakai air dan dinas terkait di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Hasil
penelitian menunjukkan bahawa konflik pemanfaatan sumber daya air untuk irigasi di
Kecamatan Maos antara petani sawah dan petani ikan (kolam) berdampak pada hasil produksi
petani sawah. Produksi padi tidak optimal karena air yang seharusnya digunakan untuk irigasi
berkurang masuk ke dalam kolam. Kapasitas jaringan irigasi yang terjaga dapat menjamin
kebutuhan air petani. Pemerintah sebagai penanggungjawab pengelolaan jaringan irigasi utama
perlu meningkatkan kapabilitasnya terutama dalam mengalokasikan dana operasi dan
pemeliharaan. Untuk meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan masyarakat, maka
kebijakan yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah peningkatan kapasitas irigasi.
Kata Kunci : Konflik, Sawah, Kolam

I. PENDAHULUAN dalam pengelolaan sistem irigasi karena

A
ir merupakan sumber daya alam sistem irigasi berkaitan erat dengan ketiga
yang penting untuk kehidupan tolak ukur tersebut yaitu ekonomi, sosial dan
makhluk hidup terutama untuk lingkungan. Irigasi merupakan faktor yang
tanaman. Beberapa fungsi air untuk tanaman penting untuk menunjang usaha pembangunan
yaitu sebagai pelarut untuk masuknya mineral bidang pertanian. Fasilitas irigasi yang baik
tanah ke tanaman, proses fotosintesis, dan air akan meningkatkan hasil produksi pertanian
dimanfaatkan petani untuk irigasi lahan. dan tingkat pendapatan petani, juga per-
Sistem pengelolaan air di bidang pertanian ekonomian masyarakat secara keseluruhan.
dilakukan dengan pengelolaan sis-tem irigasi. Maos merupakan salah satu kecamatan
Konsep pembangunan berkelanjut-an atau di Kabupaten Cilacap dengan jarak tempuh ke
sustainable development perlu diterap-kan kabupaten sekitar 25 km. Luas wilayah
pada bidang irigasi khususnya pada irigasi Kecamatan Maos 2.804,145 ha atau 1,31%
tanah sawah. Hal tersebut disebabkan karena dari luas Kabupaten Cilacap. Wilayah Maos
semakin menurunnya kondisi ling-kungan 70%-nya merupakan lahan pertanian dengan
global yang dapat memberikan dampak yang luas lahan 1.960,434 ha, dan sisanya 843,711
luas dengan terbatasnya sumber daya air. ha atau 25% merupakan pemukiman, tegalan
Pertanian berkelanjutan dilakukan dan lain-lain. Dari luas areal persawahan
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan tersebut seluruhnya merupakan sawah yang
generasi sekarang ini tanpa mengurangi ke- berpengairan atau irigasi teknis. Sektor
mampuan generasi yang akan datang untuk pertanian mempunyai peran yang penting
memenuhi kebutuhan. Pembangunan ber- dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
kelanjutan memiliki tiga tolak ukur yaitu (Statistik Daerah Kecamatan Maos, 2015).
ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketiga tolak Hasil produksi beras yang tinggi selain
ukur tersebut tidak dapat berdiri sendiri atau dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga
saling mengait satu dengan yang lain. Konsep mendukung ketahanan pangan Nasional. Maos
pertanian berkelanjutan sangat diperlukan merupakan lumbung padi bagi Provinsi Jawa
Tengah. Mengingat lahan sawah yang di- ikan (kolam) dalam pemanfaatan sumber daya
gunakan untuk pertanian menggunakan sistem air untuk irigasi. Keberhasilan petani ikan
irigasi teknis, maka pemanfaatan sumber daya dalam memproduksi ikan dalam satu sisi
air untuk irigasi haruslah diperhitungkan memunculkan konflik kepada petani sawah
dengan baik supaya dapat digunakan secara dan dapat memunculkan krisis baik kuantitas
berkelanjutan atau secara terus menerus untuk maupun kualitas air.
memenuhi kebutuhan pertanian. Sistem irigasi II. KAJIAN TEORI
teknis di Maos mengambil air dari saluran Sumber daya air adalah sumber daya
Irigasi yang berasal dari Sungai serayu. Air berupa air yang bermanfaat untuk manusia,
irigasi tidak hanya digunakan untuk pertanian termasuk dalam penggunaan di bidang per-
sawah saja tetapi untuk pertanian kolam. Oleh tanian, industri, rumah tangga, rekreasu dan
karena itu pemanfaatan sumber daya air perlu aktifitas lingkungan. Kata irigasi berasal dari
diperhitungkan untuk mendukung produksi istilah “irrigatie” dalam bahasa Belanda atau
pertanian secara optimal. “irrigation” dalam bahasa Inggris, yang
Produksi padi dalam setahun (ton/ha) berarti suatu usaha yang dilakukan untuk
ditentukan oleh luas lahan yang ditanami padi mendatangkan air dari sumbernya guna ke-
(ha), varietas padi yang ditanam (ton/ha), perluan pertanian, mengalirkan dan membagi-
faktor pengali tingkat kesuburan tanah, faktor kan air secara teratur dan setelah digunakan
pengali tingkat kesuburan tanah, dan intensitas dapat dibuang kembali. (Mawardi dan
tanam padi dalam setahun (per tahun). Memed, 2006).
Produksi padi di Kecamatan Maos yang Berdasarkan Undang-undang RI Nomor
cenderung menurun diduga karena luas lahan 11 Tahun 1974 dibedakan antara pengertian
sawah yang berkurang yang diubah menjadi irigasi dan pengairan. Irigasi menurut undang-
kolam. Produksi padi naik turun dalam jangka undang tersebut adalah pengairan dalam arti
waktu sesaat juga diduga karena suplai air sempit. Sedangkan pengairan, selain men-
untuk tanaman padi berkurang karena adanya cakup irigasi, meliputi pula pengembangan
persaingan pemanfatan air irigasi sawah daerah rawa, pengendalian banjir, serta
dengan kolam sehingga muncul konflik pengaturan dan penyedian air minum, air
kepentingan antar petani sawah dan petani perkotaan, air industri dan pencegahan ter-
hadap pencemaran atau pengotoran air. Jadi
merupakan pengelolaan sumber daya air
dalam arti luas. Varietas lokal Varietas unggul
Tahap
mm Perio mm Perio
Pertum lt/d lt/d
Kebutuhan air tanaman adalah jumlah buhan
/ha de
t/ha (hari)
/ha de
t/ha (hari)
ri ri
air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk Pengola
12, 12,
han 1,5 - 1,5 -
proses pertumbuhannya sehingga diperoleh tanah 7 7
Pembibi
produksi yang baik. Kebutuhan air tanaman tan
3,0 0,4 20 3,0 0,4 20

perlu dihitung, agar air irigasi dapat diberikan Tanam


s/d 0,7
7,5 0,9 40 6,4 35
sesuai dengan kebutuhannya. Jumlah air yang primord 5
ia
diberikan secara tepat, di samping akan Primord
ia s/d 8,8 1,0 25 7,7 0,9 20
merangsang pertumbuhan tanaman dengan bunga
Bunga
baik juga akan meningkatkan efisiensi peng- 10% s/d 8,8 1,0 20 9,0 1,0 20
gunaan air. Efisiensi penggunaan air yang penuh
Bunga
tinggi akan meningkatkan luas areal per- penuh
8,4 1,0 20 7,8 0,9 20
s/d
tanaman yang bisa diairi. Karena kebutuhan panen
air tanaman berbeda-beda untuk berbagai jenis (Sumber : Modul Kebutuhan Air
Irigasi, kemen PU)
tanaman, maka harus dihitung secara teliti.
Pengisian kolam yang sudah selesai
Terdapat dua macam kelompok varietas padi
dibuat, sebaiknya tidak lebih dari 10 hari,
yang ditanam di Indonesia, yaitu varietas lokal
yang terbaik adalah 2-4 hari. Kolam dengan
dan varietas unggul. Varietas lokal di samping
luas 1,0 ha dengan kedalaman rata-rata 1,0
umurnya relatif lebih panjang, jumlah ke-
meter akan membutuhkan air 10.000 m3.
butuhan aimya juga lebih besar.
Apabila pengisian air harus selesai 2-4 hari,
Tabel 1. Kebutuhan Air Tanaman Padi
Sesuai Tahap Pertumbuhan maka kebutuhan air pengisian adalah 60-30
lt/dt. Kemudian untuk mengganti air yang
hilang dibutuhkan aliran air secara terus
menerus sebesar 10-15 lt/dt/ha. Bila unit
kolamnya lebih besar, maka kebutuhan air
baik untuk pengisian dan penggantian air yang rencana ditentukan oleh besarnya kebutuhan
hilang akan bertambah besar pula. air untuk mengairi petak sawah dan luas petak
III. METODE PENELITIAN sawah yang harus diairi. Kapasitas jaringan
Penelitian ini merupakan penelitian irigasi dapat mengalami fluktuasi dikarenakan
deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sangat dipengaruhi oleh faktor iklim dan
primer dan data sekunder yang berasal dari kondisi saluran dan bangunan di jaringan
penelitian lapangan dan referensi. Data primer irigasi.
berasal dari penelitian lapangan dengan lokasi Kondisi kelembagaan P3A di Kecama-
di Kecamatan Maos, lokasi tersebut terdapat tan Maos secara umum menunjukkan kinerja
konflik pengelolaan sumber daya air untuk yang lumayan baik, meskipun partisipasi
irigasi petani sawah dan petani ikan (kolam). anggotanya kurang tapi roda organisasi masih
Data primer merupakan hasil wawancara, tetap berjalan untuk menjalankan fungsinya,
diskusi dengan petani sawah, petani ikan, hal ini karena pengurus P3A kebanyakan
petani pemakai air, pegawai di dinas merupakan perangkat desa yang rutin
pengelolaan sumber daya air serayu citanduy melaksanakan pertemuan sebulan sekali
dan pihak-pihak terkait, sedangkan data sehingga mempunyai hubungan yang kuat.
sekunder dengan menggunakan dokumen- Pertemuan ini juga membahas permasalahan
dokumen, buku, artikel, laporan sebagai alat yang dihadapi di lapangan untuk mencari
penelitian. solusinya. P3A sebagai wadah bertemunya
IV. HASIL PENELITIAN petani untuk saling bertukar pikiran, curah
Jaringan irigasi merupakan saluran, pendapat serta membuat keputusan-keputusan
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang guna memecahkan permasalahan yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan dihadapi petani dalam pengelolaan air irigasi
untuk penyediaan, pembagian, pemberian, P3A merupakan kelembagaan yang
penggunaan, dan pembuangan air irigasi. ditumbuhkan oleh petani yang mendapat
Sumber air utama untuk pertanian bergantung manfaat secara langsung dari pengelolaan air
pada kapasitas air irigasi yang dibawa melalui pada jaringan irigasi. Hak dan tanggung jawab
jaringan irigasi sampai ke petak sawah petani. masyarakat petani yaituP3A ini dalam
Kapasitas jaringan irigasi atau kapasitas debit
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi 6. Memelihara kearifan, pengetahuan dan
diantaranya : teknologi lokal.
1. Melaksanakan pengembangan dan Untuk menjaga kesatuan dan kekompakan,
pengelolaan sistem irigasi tersier. diperlukan faktor pengikat P3A meliputi :
2. Menjaga efektifitas, efisiensi dan ketertiban 1. Adanya jaringan irigasi tersier dan/atau
pelaksanaan pengembangan dan sumber air yang menjadi tanggung jawab
pengelolaan sistem irigasi tersier yang bersama di antara para anggotanya.
menjadi tanggung jawabnya. 2. Adanya kepentingan yang sama di antara
3. Memberikan persetujuan pembangunan, para anggotanya
pemanfaatan, pengubahan dan atau 3. Adanya kader dari anggota perkumpulan
pembongkaran bangunan dan/ atau saluran yang berdedikasi untuk menggerakkan para
irigasi pada jaringan irigasi tersier petani dan kepemimpinannya diterima oleh
berdasarkan pendekatan partisipatif. sesama anggota lainnya
P3A pada dasarnya adalah organisasi non 4. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan
formal di pedesaan yang ditumbuh manfaatnya oleh anggota.
kembangkan “dari, oleh dan untuk petani” 5. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh
sehingga memiliki karakteristik sebagai masyarakat setempat untuk menunjang
berikut : program yang telah ditentukan.
1. Memiliki asas gotong-royong. Sebenarnya fungsi dasar dari P3A ini adalah
2. Mempunyai sifat sosial ekonomis. untuk mendistribusikan air irigasi secara adil
3. Kelembagaan petani yang menjaga dan efisien. Apabila terjadi konflik yang
lingkungan fisik, sosial, budaya dan terjadi antara pemakai air bisa dikelola secara
ekonomi wilayah setempat. adil melalui wadah organisasi petani ini.
4. Saling mengenal, akrab dan saling Jaringan irigasi tersier atau tingkat usaha tani
percaya di antara sesama anggota. perlu dipelihara secara baik dan
5. Mempunyai pandangan dan kepentingan berkesinambungan agar masyarakat petani
yang sama dalam pengelolaan jaringan tetap dapat menikmati manfaat dari irigasi
irigasi dan pemberdayaan anggotanya. untuk pertaniannya. Peran serta P3A dalam
pengelolaan jaringan irigasi dipengaruhi oleh
kondisi kelembagaan P3A. Petani ikan dalam meningkatkan alokasi dana pemerintah
memanfaatkan air irigasi dengan mengambil untuk operasi dan pemeliharaan jaringan
air dari air irgasi yang digunakan untuk petani irigasi utama
sawah yang berdampak akan kekurangan air - Bersama-sama meningkatkan kapasitas
pada petani sawah dalam memenuhi jaringan irigasi, luas panen dan
kebutuhan air untuk irigasi tanaman pangan. pengetahuan tentang budidaya dengan
Konflik ini diselesaikan dengan pengaturan kegiatan penyuluhan
pemakaian air secar lebih bijaksana sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan kebutuhan dan pengawasan dari pihak- Barker et al., 2001. Water-saving irrigation for
pihak terkait yang bertanggung jawab atas rice. Proceedings of an International
Workshop 23-25 March 2001, Wuhan,
saluran irigasi. China
V. KESIMPULAN
Dumairy. 1992. Ekonomika Sumberdaya Air,
1. Konflik pemanfaatan sumber daya air Pengantar ke Hidronomika. BPFE,
untuk sawah dan kolam dipengaruhi oleh Yogyakarta.
variabel kapasitas jaringan irigasi, luas Mawardi, Eman dan Memed, M. 2006.
sawah, luas kolam, pendapatan petani Desain Hidraulik Bendung
Tetap untuk Irigasi Teknis.
sawah, pendapatan petani ikan, motivasi Alfabeta, Bandung.
beralihnya profesi dari petani sawah ke
Listyawati, Hery. 2010. Konflik
petani kolam. Pemanfaatan Sumber Daya Air
2. Konflik antara petani sawah dengan petani untuk Irigasi di Kecamatan Minggir
Kabupaten Sleman. Mimbar
ikan juga dikarenakan air yang digunakan Hukum Vol 23 No 3: 431-64.
untuk petani ikan mengambil dari air irigasi
Sa’adah, S.F. 2010. Analisis Kebijakan
untuk petani sawah Peningkatan Kinerja Sumber
3. Peran P3A sangat penting dalam Daya Manusia (SDM) Aparatur
Pemerintah Kota Bandung Dengan
pengaturan sumber daya air Pendekatan System Dynamics (Studi
4. Peningkatan produksi padi dapat dilakukan Pada Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandung). Tesis, Magister Studi
dengan cara : Pembangunan, Institut Teknologi
- Mengoptimalkan kapasitas jaringan irigasi Bandung, Bandung.
yang dapat dilakukan dengan

Anda mungkin juga menyukai