Anda di halaman 1dari 2

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia, salah
satunya digunakan untuk kebutuhan irigasi. Seiring semakin bertambahnya
jumlah penduduk, perkembangan industri dan meningkatnya penggunaan sumber
daya alam menyebabkan peningkatan pencemaran lingkungan, terutama
pencemaran air. Ketersediaan air irigasi yang cukup bagi pertanian pangan,
khususnya padi, tidak hanya akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas
tanaman, tetapi juga akan mempengaruhi intensitas pertanaman (IP) dan luas
tanam potensial. Secara parsial faktor ketersediaan air menyumbang 16% dari laju
kenaikan produksi padi nasional, sedangkan jika bersama-sama dengan varietas
dan pupuk kontribusinya akan menjadi 75% terhadap produksi padi nasional
(Bank Dunia dalam Abdurochman, 2005).
Kualitas air sungai di Kota Salatiga cenderung akan menurun, jika
pencemaran limbah pabrik skala besar atau kecil maupun limbah rumah tangga
belum ditangani dengan baik oleh pemilik pabrik, pemerintah dan masyarakatnya,
padahal sebagian besar air sungai di Kota Salatiga digunakan sebagai irigasi dan
pangan merupakan hal primer yang harus diperhatikan. Selain karena pencemaran
dari industri, pembangunan infrastruktur maupun pemanfaatan lahan di sepanjang
daerah aliran sungai untuk kepentingan perindustrian, peternakan, penginapan dan
bangunan sarana prasarana kesehatan seperti rumah sakit juga akan menurunkan
kualitas air dikarenakan meningkatnya pembuangan limbah cair dan padat (KLH,
2011). Berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dari
kegiatan industri, rumah tangga dan pertanian akan menghasilkan limbah, yang
jika dibuang ke sungai akan memberi sumbangan pada penurunan kualitas air
sungai (Suriawiria, 2003).
Di Salatiga terdapat dua aliran sungai yang cukup penting yaitu Sungai
Ngaglik dan Sungai Banyuputih. Kedua aliran air sungai ini dipakai untuk
menunjang kehidupan sehari-hari dan sebagian besar dipakai untuk irigasi
persawahan oleh masyarakat sekitar sungai tersebut. Untuk Sungai Ngaglik, aliran
sungai ini selalu menerima limbah industri tekstil, usaha kecil dan limbah
1
pemukiman. Untuk Sungai Banyuputih, aliran sungai ini selalu menerima limbah
industri tahu. Dari latar belakang ini maka dapat dirumuskan masalah: bagaimana
persepsi petani tentang pengaruh kualitas air irigasi yang terkena dampak
pencemaran limbah industri dan pemukiman terhadap produktivitas padi?

1.2 Tujuan
Mengetahui dan mendeskripsikan persepsi petani mengenai pengaruh
kualitas air irigasi terhadap produktivitas padi di lahan sawah Gapoktan Sumber
Makmur Pulutan, Ngudi Raharjo Kauman Kidul dan Ngudi Makmur
Kutowinangun.

1.3 Signifikansi
Dari segi ilmiah, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dalam bidang lingkungan tentang baku mutu sungai, khususnya mengenai
persepsi petani tentang pengaruh kualitas air irigasi terhadap produktivitas padi
sawah.
Dari segi ekonomi dan praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi para
petani padi sawah dalam meningkatkan kualitas hasil pertanian dengan
memperhatikan kualitas air irigasinya, sehingga semakin memiliki nilai
keuntungan dan mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persepsi petani adalah pandangan atau pendapat petani terhadap kualitas
air irigasi yang mengairi lahan sawahnya.
2. Parameter kualitas air mengacu pada PP 82/2001 tentang Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air serta Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup 01/2010 tentang Tata Laksana Pengendalian
Pencemaran Air.
3. Produktivitas padi sawah hanya dipengaruhi oleh kuaitas air irigasi dan
variabel lain dianggap ceteris paribus.
4. Produktivitas padi diukur dengan satuan ton/ha.
5. Pengukuran hasil produksi dilakukan pada hasil panen 2013, dengan 2
(dua) kali musim panen.
2

Anda mungkin juga menyukai