Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang

melimpah, terbentang dari sabang sampai Merauke. Kekayaan Indonesia yang

melimpah terbentuk karena terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan

yang tinggi, sehingga tanahnya menjadi subur dan banyak jenis tumbuhan yang dapat

hidup dan tumbuh dengan cepat. 1 Indonesia di kenal sebagai negara agraris, karena

Sebagian penduduknya berprofesi sebagai petani. Mereka memenuhi kebutuhan

pangan keluarganya dengan hasil pertanian yang dimiliki. Tidak dapat kita pungkiri

bahwa di Indonesia, tidak semua daerah memiliki sumber air yang melimpah untuk

mengaliri sawah, kekurangan air telah menjadi masalah utama bagi petani di

beberapa daerah apalagi Ketika memasuki musim kemarau.2

Air adalah sumber daya yang sangat diperlukan bagi seluruh makhluk hidup,

manusia memanfaatkan sumberdaya air untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan

seperti untuk kebutuhan domestik, pertanian, industri dan usaha-usaha lainnya.

Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian. Lahan

pertanian merupakan salah satu penggunaan lahan yang

membutuhkan ketersediaan air untuk

1
skripsi Mutiara Paradipta “Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Padi Di Desa
Sumberagung Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta November
2019,.h.4.
2
Jurnal Heni Rengganis “Potensi Dan Upaya Pemanfaatan Air Tanah Untuk Irigasi Lahan
Kering Di Nusa Tenggara” Vol. 11, No. 2, Oktober 2016, H.2.

1
2

pertumbuhan tanaman. Pada kenyataannya rata-rata penggunaan lahan di

Indonesia diperuntukkan untuk lahan sawah baik sawah irigasi maupun sawah tadah

hujan.3

Sawah adalah satu bentuk usaha tani diatas lahan yang digenangi air dan

ditanami dengan padi. Sumber air dapat berasal dari air irigasi atau dari air hujan.

Sawah yang airnya bersumber dari air irigasi disebut sawah irigasi, sedangkan yang

airnya bersumber dari air hujan disebut sawah tadah hujan4.

Pertanian sawah irigasi mengandalkan ketersediaan air pada saluran irigasi

sebagai sumber utama untuk mengairi seluruh petak-petak sawah baik pada musim

kemarau maupun pada musim penghujan, sedangkan petani sawah tadah hujan

mengandalkan air hujan untuk mengairi seluruh petak-petak sawah.5

Air yang disalurkan pada setiap satu petak sawah, jumlahnya harus sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh tanaman agar dapat tumbuh dengan baik, air yang

disalurkan harus mampu mengairi seluruh kebutuhan pada petak sawah, irigasi

merupakan sebuah usaha dalam peningkatan hasil produksi padi, irigasi tidak hanya

mencakup penyediaan air tetapi juga pengaturan dan saluran pembuangan (drainase),

irigasi bagi tanaman padi sawah berfungsi sebagai penyedia air yang cukup untuk

menjamin produksi.

3
Suhaila, “Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Pada Pertanian Padi Sawah Di
Daerah Irigasi Manik Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.h5.
4
Arsyad, Sitanala.” Konservasi tanah dan air”. ( Bogor: IPB Press. 2012).h.4.
5
Suhaila,“Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Pada Pertanian Padi Sawah Di Daerah
Irigasi Manik Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”, jurnal of agricultural, vol.
No.02, h 15.
3

Air irigasi berperan penting dalam setiap tahapan penanaman padi sehingga

menghasilkan produksi secara optimal. Sitorus menegaskan pembangunan sistem

irigasi diperlukan karena hampir sepertiga dari lahan di permukaan bumi, terutama di

daerah-daerah beriklim kering dan semi-arid kekurangan air sehingga air merupakan

pembatas utama bagi pengembangan pertanian.6

Sistem irigasi dan bangunan bendung perlu didirikan dalam pemenuhan

kebutuhan air di persawahan. Pemenuhan kebutuhan air untuk sawah dapat dilihat

melalui jumlah ketersediaan air yang cukup untuk mengaliri seluruh petak sawah,

terlebih pada musim kemarau. Kementerian Pekerjaan Umum dalam Kriteria

Perencanaan menjelaskan bahwa besarnya kebutuhan air di sawah bervariasi menurut

tahap pertumbuhan tanaman dan bergantung kepada cara pengolahan lahan. 7

Besarnya kebutuhan air di sawah dinyatakan dalam mm/ hari. Ketersediaan air pun

tidak luput dalam menjawab permasalahan kebutuhan air untuk tanaman padi.

Ketersediaan air juga sangat berpengaruh menentukan hasil produksi padi. Menurut

Kementerian Pekerjaan Umum ketersediaan air adalah kemampuan air untuk

mengalirkan air ke tanah pada petak-petak8

Irigasi merupakan sebuah usaha dalam peningkatan hasil produksi padi.

Irigasi tidak hanya mencakup penyediaan air tetapi juga pengaturan dan saluran

pembuangan (drainase). Irigasi bagi tanaman padi sawah berfungsi sebagai penyedia

air yang cukup untuk menjamin produksi. Air irigasi berperan penting dalam setiap
6
Sitorus, Santun. “Evaluasi Sumberdaya Lahan”. (Bandung: Tarsito 2000) h 40.
7
Soetjipto. 2015. “Dasar-Dasar Dan Prakterk Irigasi”. Jakarta: Erlangga h 20.
8
Sosrodarsono, Suryono. 2017. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: P.T Dainippon Gitakarya
h 30.
4

tahapan penanaman padi sehingga menghasilkan produksi secara optimal.

menegaskan pembangunan sistem irigasi diperlukan karena hampir sepertiga dari

lahan di permukaan bumi, terutama di daerah-daerah beriklim kering dan semi-arid

kekurangan air sehingga air merupakan pembatas utama bagi pengembangan

pertanian.9

Sebagai komoditas pertanian, pangan merupakan salah satu kebutuhan

manusia yang sangat mendasar, dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal

yang bersifat emosional dan bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas

dan kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang.

Pembangunan infrastruktur pertanian tanaman pangan ditujukan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat tani. Hal ini dapat dicapai dengan cara

peningkatan produksi Komoditas padi sawah adalah salah satu tanaman pangan yang

sangat penting dan strategis kedudukannya sebagai sumber penyediaan kebutuhan

pangan pokok yaitu berupa beras. 10


Beras berkaitan dengan kebutuhan rakyat

banyak. Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan akan

beras pun semakin meningkat. Namun, produksi padi cenderung stagnan bahkan

menurun dan kondisi kesejahteraan petani itu sendiri juga terus mengalami masalah

produksi berkenaan dengan sifat usaha tani yang selalu tergantung pada alam
9
Sihombing, Patar Asroni. “Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Pada Pertanian Padi
Sawah Di Daerah Irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira” Skripsi (Medan : Jurusan Pendidikan
Geografi. FIS - Universitas Negeri Medan, 2013), h 20.
10
Salim, Muhammad. “Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Untuk Mencukupi
Kebutuhan Tanaman Padi Petak Sawah Di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal”. Skripsi (Semarang:
Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Negeri Semarang 2017), h 7.
5

didukung faktor risiko yang menyebabkan tingginya peluang-peluang untuk

terjadinya kegagalan produksi, sehingga berakumulasi pada risiko rendahnya

pendapatan yang diterima oleh petani. Risiko hasil atau produksi ditimbulkan antara

lain karena adanya serangan hama penyakit, kondisi cuaca atau alam, pasokan air

yang bermasalah, dan variasi input yang digunakan. Air merupakan salah satu faktor

yang penting untuk menentukan keberhasilan usaha tani padi dimana ketersediaan air

juga dipengaruhi oleh jumlah irigasi yang tersedia di daerah tersebut.

Di kelurahan Jalanjang Kecamatan Gantaran Kabupaten Bulukumba terdapat

risiko yang dapat menyebabkan kerugian dan penurunan pendapatan petani, karena

pada saat musim kemarau tiba pasokan air dari irigasi yang ada tidak tersedia. Sistem

irigasi dan bangunan bendung perlu didirikan dalam pemenuhan kebutuhan air di

persawahan. Pemenuhan kebutuhan air untuk sawah dapat dilihat melalui jumlah

ketersediaan air yang cukup untuk mengaliri seluruh petak sawah, terlebih pada

musim kemarau.

Kementerian Pekerjaan Umum dalam Kriteria Perencanaan menjelaskan

bahwa besarnya kebutuhan air di sawah bervariasi menurut tahap pertumbuhan

tanaman dan bergantung kepada cara pengolahan lahan, besarnya kebutuhan air di

sawah dinyatakan dalam mm/ hari ketersediaan air pun tidak luput dalam menjawab

permasalahan kebutuhan air untuk tanaman padi dan ketersediaan air juga sangat

berpengaruh menentukan hasil produksi padi. Menurut Kementerian Pekerjaan

Umum ketersediaan air adalah kemampuan air untuk mengalirkan air ke tanah pada
6

petak-petak sawah.11 Air dalam jumlah yang cukup dan mutu yang baik merupakan

kunci kearah pengembangan sumberdaya air.

Kebutuhan dan ketersediaan adalah hal yang harus seimbang, artinya

ketersediaan pada jaringan irigasi harus mampu mencukupi kebutuhan air untuk

pertanian di daerah tersebut. Ketersediaan air akan terganggu akibat perubahan iklim

maupun adanya degradasi lingkungan di daerah tersebut. Pada umumnya masalah

yang sering muncul pada sawah irigasi adalah air untuk seluruh petak sawah yang

tidak mencukupi. Apalagi jika memasuki musim kemarau maka daerah sawah bagian

hilir pasti akan kekurangan air. Hal ini menandakan saluran irigasi pada waktu-waktu

tertentu tidak selalu mencukupi. Masalah ini dikhawatirkan akan menjadi

penghambat hasil produksi untuk masa mendatang.

Usahatani padi yang merupakan salah satu sumber pendapatan dan

kesempatan kerja bagi masyarakat di Desa Sungai Kinjil menjadi tumpuan hidup,

oleh karenanya perlu pengelolaan yang tepat dengan menggunakan faktor produksi

secara efisien. Penggunaan faktor produksi yang tidak efisien dalam usahatani padi

sawah akan mengakibatkan rendahnya produksi dan tingginya biaya, dan pada

akhirnya mengurangi pendapatan petani.

Bagi petani kegiatan usahatani yang dilakukan tidak hanya meningkatkan

produksi tetapi bagaimana menaikkan pendapatan melalui pemanfaatan penggunaan

mesin perontok, karena sering terjadi penambahan faktor produksi tidak memberikan

11
Popidylah ,Radian, Adi suyatno”AnalisisPendapatan Usahatani Padi Di Desa Sungai
Kinjil Kecamatan Benua KayongKabupaten Ketapang”, dalam jurnal social of agriculture, vol 4. No.
2, h. 3.
7

pendapatan yang diharapkan oleh petani. Masih banyaknya rumah tangga sangat

miskin yang tidak dapat memunuhi kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan

disebabkan oleh akar permasalahan yang terjadi baik pada posisi Rumah Tangga

Sangat Miskin (demand side) maupun sisi pelayanan.

Program JIAT (jaringan irigasi air tanah) merancang sistem pengaduan yang

dapat mengantisipasi segala permasalahan yang mungkin timbul mulai dari tingkat

masyarakat, kelurahan, kecamatan, kabupaten hingga tingkat pusat.

Pelaksannan suatu program tidak pernah berjalan sempurna, karenanya

program keluarga harapan merancang sistem pengaduan yang dapat mengantisispasi

segala permasalahan yang mungkin timbul mulai dari tingkat masyarakat, kelurahan,

kecamatan hingga tingkat pusat. Program dari pemerintah untuk membantu

masyarakat kurang mampu merupakan kekuatan sekaligus tantangan dalam hal

pengembangan masyarakat. Program bantuan unuk masyarakat miskin yang

dilakukan dengan melakukan penulusuran dan pengumpulan data. Dalam hal ini

dilakukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan mempu mesejahterakan

masyarakat. Alasan dalam pemilihan judul yaitu karena sesuai dengan bidang

keilmuan yakni berhubungan dengan jurusan PMI Konsentrasi Kesejahteraan sosial,

serta memberikan penambahan dalam mengembangkan wawasan. Dan dengan

adanya penelitian diharapkan program jaringan irigasi air tanah terhadap

kesejahteraan petani musiman di Desa Jalanjang Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba.
8

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul “Implementasi program JIAT terhadap kesejahteraan

petani musiman di Desa Jalangjang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

“Penelitian ini berfokus pada kesejahteraan petani dari implementasi program-

program JIAT di Desa Jalangjang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

2. Deskripsi Fokus

Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, maka dapat dideskripsiakan

beberapa hal yang menjadi bagian-bagian penting dalam memahami fokus

penelitian. Dan untuk lebih memudahkan dalam melakukan penlitian kedepannya

maka penulis akan mengemukan dari deskripsi fokus yaitu adalah:

a. Implementasi

Menurut KBBI implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan dan

penerapan.12 Sedangkan secara umum adalah suatu tindakan atau pelaksanaan

rencana yang telah disusun secara cermat dan rinci (matang). Implementasi di

anggap sebagai wujud utama dan tahap yang sangat menentukan dalam proses

kebijakan.13

b. Program Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air

tanah, dengan infrastruktur yang terdiri dari sumur, instalasi pompa, dan saluran

12
https://kbbi, web. Id, di akses 25 januari 2019, 20.00.
13
Riant Nugroho Dwijowijoyo, komunikasi pemerintahan (Jakarta: p telex media komputindo
kelompok Gramedia, 2004), h. 158-160.
9

irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya. Teknologi ini di desain dalam

rangka meningkatkan produktivitas pertanian di lahan rawa tipe C atau D 14

c. Petani

Petani ialah orang yang bercocok tanam dan memenuhi Sebagian atau

seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian, dalam arti luas yang meliputi

usaha tani pangan, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut.

Petani juga dapat diartikan sebagai seseorang yang bergerak di bidang

pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk

menumbuhkan dan memelihara tanaman seperti padi, bunga, buah, dan lain-lain,

dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan

sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan

bahan mentah bagi industri.

Adapun jenis petani dalam bidang pangan yaitu petani sawah tadah hujan atau

biasa di sebut petani musiman yaitu petani yang menggarap lahan pertanian hanya

pada saat musim hujan atau petani yang mengandalkan air hujan untuk memenuhi

saluran irigasi yang berfungsi untuk mengalirkan air yang menjadi kebutuhan

tanaman padi.

d. Tingkat Kesejahtraan

Suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup seseorang, baik kebutuhan dasar

seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Kesejahtraan bukan

14
https://www.pu.go.id/berita/view/11219/jaringan-irigasi-air-tanah, diakses 25 januari
2019, 20.00.
10

hanya dipikirkan tetapi harus diusahakan untuk dimiliki, sebab tanpa usaha dan kerja

sama kejehtraan nantinya hanya akan menjadi imajinasi belaka.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah dalam beberapa sub pertanyaan yang mendasar dalam

pembahasan “Implementasi program JIAT terhadap peningkatan kesejahteraan petani

musiman di Kelurahan Jalanjang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba”,

untuk lebih kongkritnya, penulis akan Menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa faktor Penyebab Petani Musiman di Kelurahan Jalanjang Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba Tidak Sejahtera?

2. Bagaimana dampak program JIAT terhadap kesejahteraan petani musiman di

Desa Jalanjang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba?

D. Kajian Pustaka/ Penelitian Terdahulu

Eksistensi kajian Pustaka dalam bagian ini dimaksud oleh penulis untuk

memberi pemahaman serta penegasan bahwa masalah yang menjadi kajian tentang

Implementasi program JIAT terhadap peningkatan kesejahteraan petani musiman di

Desa Jalanjang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan beberapa literatur yang relevan untuk mendukung

penelitian. Beberapa referensi yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

1. Jurnal Heni Rengganis dengan jidul “potensi dan upaya pemanfaatan air tanah

untuk irigasi lahan kering di nusa tenggara”. Hasil penelitian ini air tanah dalam
11

merupakan air yang terdapat dalam lapisan akuifer dalam, keterdapatannya

memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan air permukaan atau air tanah

dangkal, ketersediaan air tanah dalam, tidak tergantung musim sehingga

diharapkan pada musim kemarau pun masih dapat dimanfaatkan, selain itu

kualitasnya cenderung lebih baik karena tidak banyak terganggu limbah di

permukaan, kekurangannya adalah pengambilan untuk pemanfaatannya

memerlukan sarana dan teknologi yang tidak sederhana, serta biaya yang mahal.

Pengeboran air tanah pada akuifer dalam umumnya merupakan alternatif terakhir

sebagai sumber penyediaan air bersih Pengembangan dan pemanfaatan air tanah,

termasuk pengeboran sumur-sumur produksi untuk air baku dan Jaringan Irigasi

Air Tanah (JIAT) telah dilaksanakan oleh Pendayagunaan Air Tanah (PAT) BWS

Nusa Tenggara I (NT I) dan BWS Nusa Tenggara II. Berdasarkan data yang

bersumber dari Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementrian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR), tercatat ±745 buah sumur yang dibuat oleh PAT NT I

dan ±1350 oleh PAT NT II. 15

2. Husnun Mila Safitri dengan judul “Dampak masalah jadwal tanam padi terhadap

perubahan sosial masyarakat di desa dukuhmencek kecamatan sukorambi

Kabupaten jember”. Hasil dari penelitian ini adalah Jadwal tanam yang tidak

serentak di Desa Dukuhmencek dapat menimbulkan beberapa dampak bagi

masyarakat Dukuhmencek, salah satunya adalah berdampak pada kehidupan

15
Heni Rengganis. “potensi dan upaya pemanfaatan air tanah untuk irigasi lahan kering di
nusa tenggara”, dalam jurnal irigasi, vol.11,no.02.
12

sosial masyarakat Dukuhmencek. Penyebab pertama jadwal tanam yang tidak

serentak adalah kondisi air atau irigasi yang tidak merata sehingga, hal itu dapat

memicu konflik sosial antar petani yang merasa bahwa air atau irigasi yang

mereka terima tidak sama rata, kurangya teknologi dan peran pemerintah untuk

dapat memaksimalakan air yang berlimpah di sebagian areal lahan dan irigasi

yang tidak merata tersebut dapat menimbulkan kesenjangan atau konflik antara

petani yang mendapat irigasi cukup dengan petani yang irigasinya kurang

memadai, petani yang jauh dari sumber air merasa bahwa petani yang dekat

sumber air tidak memiliki rasa toleran dalam pemenuhan irigasi untuk tanaman

padi mereka.16

3. Jurnal Rika Angngela “Analisis Perbandingan Risiko Usahatani Padi Pada Musim

Hujan Dan Musim Kemarau Di Nagari Mungo Kecamatan Luak Kabupaten Lima

Puluh Kota”. Hasil penelitian ini adalah berdasarkan analisis resiko produksi

usahatani padi pada musim hujan dan musim kemarau diperoleh hasil bahwa,

risiko produksi yang dihadapi petani padi di Nagari Mungo Kecamatan Luak pada

musim hujan lebih kecil dari pada musim kemarau. Dimana pada musim kemarau

nilai CV yaitu 0,25 dan pada musim hujan dengan nilai CV yaitu 0,13, nilai

tersebut menunjukkan bahwa risiko produksi yang dihadapi petani termasuk

dalam kategori rendah. Sedangkan pada analisis risiko pendapatan usahatani padi

pada musim hujan dan musim kemarau diperoleh hasil bahwa risiko pendapatan

16
Jurnal Husnun Mila Safitri dengan judul “Dampak masalah jadwal tanam padi terhadap
perubahan sosial masyarakat di desa dukuhmencek kecamatan sukorambi Kabupaten jember”,dalam
jurnal of agricultural economic and business, vol.02 no.01
13

usahatani pada musim hujan juga lebih kecil dengan nilai CV yaitu 0,21 dari pada

musim kemarau dengan nila CV yaitu 0,38 yang termasuk kedalam kategori

rendah.

Risiko yang paling banyak dihadapi oleh petani disebabkan oleh perubahan

iklim dan cuaca, selain itu juga serangan dari beberapa hama dan penyakit tanaman

padi. Untuk menghadapi risiko usahatani padi pada musim hujan dan musim kemarau

petani melakukan beberapa strategi preventif yaitu dengan cara melakukan

pemeliharaan secara rutin dan pengendalian hama dan penyakit secara teratur. Untuk

strategi mitigasi yang dilakukan petani adalah diversifikasi tanaman, diverisfikasi

mata pencarian, dan mengikuti asuransi pertanian sehingga risiko yang dihadapi

petani termasuk ke dalam kategori rendah. Penelitian ini dapat memberikan saran

bagi petani dalam menghadapi sumber risiko pada kegiatan usahatani padi pada

musim hujan maupun musim kemarau dengan stategi preventif dan mitigasi yang

lebih baik lagi sehingga risiko yang dihadapi petani termasuk kedalam kategori

rendah dan diharapkan usahatani yang dilakukan memberikan pendapatan yang cukup

bagi petani.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai saran untuk pemerintah agar dapat

lebih intensif dalam membantu petani padi dalam menghadapi risiko pada kegiatan

usahataninya baik pada musim hujan dan musim kemarau misalnya dengan

memperkuat keberadaan asuransi pertanian di Nagari Mungo agar setiap risiko yang

dihadapi petani bisa diiatasi oleh asuransi. Karena padi merupakan makanan pokok

masyarakat.
14

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagaimana tercermin dalam perumusan masalah yang

dikemukakan pada pembahasan pendahuluan, maka perlu dikemukakan sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui implemtasi dari program JIAT (jaringan irigasi air tanah)

dalam meningkatkan kesejahteraan petani musiman di Desa Jalanjang Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba.

b. Untuk mengetahui program jiat ini mampu meningkatkan kesejahtraan sosial di

Desa Jalanjang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini terbagi atas 2

antara lain:

a. Kegunaan Teoritis

1. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan yang berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesejahteraan social,

dan bagi pembaca dalam membangun kepedulian social dan dapat

dijadikan sebagai tambahan referensi bagi penulis yang lain.

2. Bagi Mahasiswa jurusan PMI-Kesejahteraan social UIN Alauddin

Makassar hasil penelitian tersebut dapat menjadi referensi atau tambahan


15

informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terhadap para

mahasiswa mengenai wawasan berfikir tentang implementasi program

JIAT terhadap kesejahteraan petani musiman di Desa Jalanjang

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

3. Dalam rangka memperkaya referensi dan wawasan dalam penulisan di

masa depan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan di Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

b. Keguaan praktis yaitu:

1. Memberikan informasi yang bukan hanya dijadikan sekedar teori, bahkan

dapat membantu pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada

masyarakat mengenai implementasi program jaringan irigasi air tanah

terhadap kesejahteraan petani musiman.

2. Memberikan informasi dan pemahaman tentang program-program yang

diterapkan untuk kesejahteraan petani musiman.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam hal implementasi

program JIAT terhadap tingkat kesejahteraan petani musiman.

Anda mungkin juga menyukai