Korespondensi: Tiyasmaulidiya@gmail.com
ABSTRAK
Tanaman bawang putih merupakan komoditas hortikultura yang umumnya ditanam di wilayah
dataran medium hingga dataran tinggi. Permintaan bawang putih terus meningkat, akan tetapi tingkat
produksi dari tanaman tersebut belum mampu mengimbangi permintaan konsumen. Pada dataran tinggi
luas lahannya semakin sempit, sehingga perlu upaya ekstensifikasi yaitu ke dataran yang lebih rendah.
Pengembangan tanaman bawang putih ke wilayah yang lebih rendah terdapat kendala berupa tingginya
suhu akibat tingginya penerimaan energi radiasi matahari, sehingga laju evaporasi tinggi yang
menyebabkan lebih rendahnya tingkat ketersediaan air bagi tanaman. Oleh karena itu, strategi budidaya
yang diterapkan di dataran yang lebih rendah harus mengacu pada efisiensi penggunaan air. Penelitian
dilakukan pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Mei 2020 di Green House Lahan Percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Desa Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Perlakuan penelitian terdiri dari petak utama yaitu volume
air yang terdiri dari 4 macam yaitu J1 (400 mm.musim-1 (50%)), J2 (600 mm.musim-1 (75%)), J3 (800
mm.musim-1 (100%)) dan J4 (1000 mm.musim-1 (125%)), sedangkan anak petak yaitu frekuensi
pemberian air yang terdiri dari 3 macam yaitu P1 (1 hari sekali), P2 (2 hari sekali) dan P3 (3 hari sekali).
Percobaan ini diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 satuan perlakuan. Lingkungan mikro,
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang putih dengan pemberian air sebanyak 1000 mm.musim-1
didapatkan hasil tertinggi pada frekuensi 1 hari sekali dengan hasil sebesar 9,43 g.tan-1 pada berat
kering umbi.
Kata Kunci: Bawang Putih, Frekuensi, Lingkungan Mikro, Volume
ABSTRACT
Garlic is a horticultural commodity which is generally growth in medium to highland. Demand for
garlic continues to increase, but level of production from these plants can’t to keep up with consumer
demand. In highlands, the land area is getting narrower, so efforts are needed to extensification, namely
to lower land. Development of garlic plants to lower land has obstacles, that is high temperatures due
to high reception of solar radiation, so evaporation rate is high which can make lower of water availability
for plants. Therefore, the cultivation strategy applied in lower land must refer to efficiency of water use.
The research was conducted from February 2020 to May 2020 at the Green House of Experimental
Field, Faculty of Agriculture, Brawijaya University in Jatimulyo Village, Lowokwaru Distric, Malang City.
This study used a split plot design. The research treatment consisted of the main plot was the volume
of water consist of 4 types, there were J1 (400 mm.season-1 (50%)), J2 (600 mm.season-1 (75%)), J3
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
18
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
(800 mm.season-1 (100%)) and J4 (1000 mm.season-1 (125%)), while the subplot was the frequency of
watering consist of 3 types, there were P1 (once a day), P2 (once every 2 days) and P3 (once every 3
days). This experiment was repeated 3 times so that there were 36 treatment units. Microenvironment,
growth and yield of garlic plants with watering as much as 1000 mm.season-1 obtained the highest yields
at frequency once a day with the result was 9.43 g.plant-1 on dry weight of bulb.
Keywords: Frequency, Garlic, Microenvironment, Volume
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
19
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
20
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
Tabel 2. Rata-rata panjang akar per tanaman pada berbagai volume dan frekuensi pemberian
air pada umur pengamatan 107 hst
Panjang akar per tanaman (cm) pada umur
Perlakuan
pengamatan 107 hst
Volume pemberian air
(mm.musim-1)
J1 (400) 12,92 b
J2 (600) 12,43 ab
J3 (800) 11,19 ab
J4 (1000) 10,90 a
BNJ 5% 1,85
Frekuensi pemberian air
P1 (1 hari sekali) 10,86 a
P2 (2 hari sekali) 11,78 ab
P3 (3 hari sekali) 12,94 b
BNJ 5% 1,80
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf p=5%, hst= hari setelah tanan.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
21
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
tanah dan unsur hara secara optimal untuk tanaman. Menurut Marzukoh et al. (2013),
selanjutnya disalurkan ke organ fotosintat yang menyebutkan bahwa salah satu
dan mensintesisnya menjadi energi yang bentuk terhambatnya pembentukan dan
dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, pada perkembangan sel, salah satunya
kondisi tanah yang kekurangan air, akar diakibatkan oleh cekaman air yang
akan lebih memfokuskan dalam menyebabkan jumlah akar yang terbentuk
pemanjangan akar daripada meperluas sedikit dan daerah persebaran akar
jangkauan akar. Hal ini sebagai upaya tanaman juga relatif sempit.
tanaman dalam pemenuhan kebutuhan air
Tabel 3. Rata-rata berat kering akar per tanaman (g) akibat interaksi antara volume dan
frekuensi pemberian air pada umur pengamatan 107 hst
Perlakuan Frekuensi pemberian air
P1 P2 P3
(1 hari sekali) (2 hari sekali) (3 hari sekali)
Volume pemberian air
(mm.musim-1)
J1 (400) 0,35 a 0,29 a 0,24 a
A A A
J2 (600) 0,55 b 0,48 b 0,26 a
AB AB A
J3 (800) 0,69 b 0,57 ab 0,37 a
B B AB
J4 (1000) 1,05 b 0,65 a 0,53 a
C B B
BNJ 5% 0,23
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama maupun huruf besar yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf
p=5%.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
22
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
Tabel 5. Rata-rata berat kering total tanaman (g) akibat interaksi antara volume dan frekuensi
pemberian air pada umur pengamatan 107 hst
Perlakuan Frekuensi pemberian air
P1 P2 P3
(1 hari sekali) (2 hari sekali) (3 hari sekali)
Volume pemberian air
(mm.musim-1)
J1 (400) 7,32 b 6,14 ab 4,14 a
A A A
J2 (600) 9,28 b 7,88 ab 6,19 a
A AB A
J3 (800) 12,38 b 9,72 a 9,09 a
B B B
J4 (1000) 15,95 b 12,23 a 10,56 a
C C B
BNJ 5% 2,19
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama maupun huruf besar yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf
p=5%.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
23
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
Tabel 6. Rata-rata bobot segar umbi per tanaman (g) akibat interaksi antara volume dan
frekuensi pemberian air pada umur pengamatan 107 hst
Perlakuan Frekuensi pemberian air
P1 P2 P3
(1 hari sekali) (2 hari sekali) (3 hari sekali)
Volume pemberian air
(mm.musim-1)
J1 (400) 6,21 b 5,35 ab 4,49 a
A A A
J2 (600) 6,96 b 6,25 ab 5,17 a
AB AB AB
J3 (800) 7,91 a 7,78 a 6,48 a
B B B
J4 (1000) 10,71 b 8,69 a 7,53 a
C B B
BNJ 5% 1,49
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama maupun huruf besar yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf
p=5%.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
24
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
menjadi lebih banyak. Selain itu, rendahnya Mekanisme adaptasi tanaman terhadap
pemberian air menyebabkan luas daun cekaman berupa penutupan stomata
yang terbentuk sempit guna mengurangi menyebabkan terhambatnya proses
transpirasi dan penutupan stomata tinggi. fotosintesis sehingga berpengaruh
Dampak dari penutupan stomata adalah terhadap produksi bahan kering dan hasil
penyerapan CO2 pada daun terhambat, akhir tanaman (Sacita, 2016).
sehingga asimilat yang dihasilkan rendah.
Tabel 7. Rata-rata berat kering umbi per tanaman (g) akibat interaksi antara volume dan
frekuensi pemberian air pada umur pengamatan 107 hst
Perlakuan Frekuensi pemberian air
P1 P2 P3
(1 hari sekali) (2 hari sekali) (3 hari sekali)
Volume pemberian air
(mm.musim-1)
J1 (400) 4,82 b 4,17 ab 3,23 a
A A A
J2 (600) 5,92 b 5,19 b 3,87 a
AB A AB
J3 (800) 6,96 b 6,53 b 5,05 a
B B B
J4 (1000) 9,43 b 7,39 a 6,17 a
C B B
BNJ 5% 1,22
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama maupun huruf besar yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf
p=5%.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
25
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
26
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3
27
Tiyas Maulidiya & Nur Edy Suminarti, Pengaruh Volume dan...
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2022.007.1.3