9, Desember 2015
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mempelajari pengaruh pemberian bokashi
kotoran sapi dan volume penyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Parida Kecamatan Lasalepa
Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan selama empat
bulan yaitu mulai Juli sampai dengan November 2012. Penelitian disusun
berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial yang terdiri
atas dua faktor. Faktor pertama adalah bokashi kotoran sapi (K) yang terdiri atas
empat taraf yaitu : bokashi kotoran sapi dosis 0 t ha-¹ (K0), 10 t ha-¹ setara dengan
5 kg petakˉ¹ (K1), 20 t ha-¹ setara dengan 10 kg petakˉ¹ (K2), dan 30 t ha-¹ setara
dengan 15 kg petakˉ¹ (K3). Faktor kedua adalah volume penyiraman (V) yang
terdiri atas tiga taraf yaitu : volume pemberian air 0 l petakˉ¹ (V0), 15 l petakˉ¹
setara 3 mm (V1) dan 30 l petakˉ¹ setara 6 mm (V2). Variabel pengamatan
meliputi : tinggi tanaman, jumlah cabang, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah
pertanaman, bobot per buah, dan Produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
interaksi antara bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman 2 dan 6 MST, jumlah cabang 6 MST, luas daun 6 MST,
jumlah bunga 45 HST, Berat buah pertanaman dan produksi tanaman tomat.
Bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman secara mandiri berpengaruh
terhadap tinggi tanaman 2 MST, jumlah cabang 2 dan 4 MST, luas daun 4 MST,
jumlah bunga 50 HST dan jumlah buah 50, 55 dan 60 HST. Pemberian bokashi
kotoran sapi dosis 30 t haˉ¹ memberikan produksi rata-rata buah segar 904,16 g
tanˉ¹ atau 37,52 t haˉ¹ dan volume penyiraman 30 l petakˉ¹ memberikan produksi
buah segar rata-rata 872,50 g tanamanˉ¹ atau 36, 21 t haˉ¹.
42
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
43
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
kotoran sapi (K) yang terdiri atas Jumlah buah pertanaman (buah)
empat taraf perlakuan yaitu bokashi dihitung pada umur 50, 55 dan 60
kotoran sapi dosis 0 t ha-¹ (K0), HST. Bobot per buah (g) dan
bokashi kotoran sapi dosis 10 t ha-¹ produksi ( t haˉ¹ ). Komponen
setara dengan 5 kg petakˉ¹ (K1), Penunjang antara lain Suhu tanah,
bokashi kotoran sapi dosis 20 t ha-¹ Kadar air tanah , suhu udara dan
setara dengan 10 kg petakˉ¹ (K2), curah hujan. Data hasil penelitian
dan bokashi kotoran sapi dosis 30 t dianalisis berdasarkan sidik ragam
ha-¹ setara dengan 15 kg petakˉ¹ apabila hasil uji menunjukkan F
(K3). Faktor kedua adalah volume hitung lebih besar dari F tabel maka
air penyiraman (V) yang terdiri atas dilanjutkan dengan uji BNT pada
tiga taraf perlakuan yaitu volume taraf kepercayan 95 % untuk
pemberian air 0 l petakˉ¹ (V0), mengetahui perbedaan antar
Volume pemberian air 15 l petakˉ¹ perlakuan (Steel dan Torrie, 1991).
setara 3 mm (V1) dan volume
pemberian 30 l petakˉ¹ setara 6 mm III. HASIL
(V2). 1. Tinggi Tanaman
Pengolahan tanah dilakukan Pemberian bokashi kotoran
sebanyak dua kali. Penanaman sapi memberikan pengaruh sangat
dilakukan dengan cara mengambil nyata terhadap tinggi tanaman pada
bibit tanaman tomat dipembibitan. umur 2, 4 dan 6 MST sedangkan
Bibit dipindahkan pada umur 4 volume penyiraman memberikan
minggu dan telah memiliki empat pengaruh sangat nyata terhadap
helai daun. Jarak tanam yang tinggi tanaman umur 6 MST dan
digunakan 60 cm x 40 cm. pengaruh nyata pada umur 2 MST.
Pemberian pupuk digunakan bokashi Interaksi kedua perlakuan
kotoran sapi yang diberikan satu berpengaruh sangat nyata terhadap
minggu sebelum tanam sesuai tinggi tanaman umur 6 MST dan
dengan dosis perlakuan. Penyiraman memberikan pengaruh nyata pada
dilakukan dua kali sehari pagi dan umur 4 MST.
sore hari dengan volume sesuai Tinggi tanaman tertinggi
dengan perlakuan. Pemeliharaan pada umur 2 MST ditunjukan pada
dilakukan dengan membersihkan perlakuan pemberian bokashi
gulma, pemasangan ajir bambu dan kotoran sapi dosis 30 t haˉ¹ dan
pemangkasan tanaman tomat penyiraman air volume 30 l petakˉ¹
dilakukan terhadap tunas air. Panen (Tabel 1a). Tinggi tanaman umur 4
dilakukan setelah buah tomat MST tertinggi ditunjukan pada
memasuki matang fisiologis dengan kombinasi pemberian bokashi
kriteria warna kulit buah berubah kotoran sapi dosis 30 t haˉ¹ dan
dari warna hijau menjadi kuning volume penyiraman 15 l petakˉ¹
kemerah-merahan. sedangkan pada umur tanaman 6
Variabel yang diamati dalam MST tinggi tanaman tertinggi
penelitian ini adalah Tinggi tanaman ditunjukan pada kombinasi
(cm), Jumlah cabang (cabang) dan pemberian bokashi kotoran sapi
luas daun (cm²), yang di ukur umur dosis 30 t haˉ¹ dan volume
2, 4 dan 6 MST ,Jumlah bunga penyiraman 30 l petak¹ (Tabel 1b).
dihitung pada umur 45 dan 50 HST,
44
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Tabel 1a. Rata-rata tinggi tanaman tomat (cm) umur 2 MST pada berbagai
perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman.
Tinggi tanaman Tinggi tanaman
Dosis Bokashi Volume Penyiraman
(cm) (cm)
B0 (Tanpa
V0 (Tanpa Penyiraman)
Bokashi) 22.42a 24.06a
B1 (Dosis 10 t V1 (Volume 15 l petak
22.94a
ha-¹) -¹) 24.85a
B2 (Dosis 20 t
ha-¹) 24.36 a V2 (Volume 30 l petak-
26.45 b
B3 (Dosis 30 t ¹)
ha-¹) 29.78b
BNT 0,05 1,89 BNT 0,05 1,63
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%.
Tabel 1b. Rata-rata tinggi tanaman tomat (cm) umur 4 dan 6 MST pada berbagai
perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman
Dosis bokashi
Volume penyiraman BNT
B0 (tanpa B1 (10 t B2(20 t B3(30 t
0,05
bokashi) haˉ¹) haˉ¹) haˉ¹)
V0 (Tanpa 43,00 𝑎 47,33 𝑏 47,42 𝑏 58,75 𝑐
Penyiraman) q p p p
V1 (Volume 15 l 45,50 𝑎 46,25 𝑏 48,92 𝑐 58,83 𝑑
1,23
petak-¹) r p p q
V2 (Volume 30 l 40,58 𝑎 48,00 𝑏 50,00 𝑏 55,83 𝑐
petak-¹) p q q P
BNT 0,05 1,42
Tinggi tanaman umur 6 MST
V0 (Tanpa 50,50 𝑎 86,58 𝑏 85,33 𝑏 95,33 𝑐
Penyiraman) p P p p
V1 (Volume 15 l 88,92 𝑎 87,67𝑎 92,13 𝑎 96,58 𝑏
2,08
petak-¹) q P q p
V2 (Volume 30 l 94,42 𝑎 95,80 𝑎 96,58 𝑏 104,58 𝑏
petak-¹) r Q q q
BNT 0,05 2,39
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris
yang sama (ab) dan pada kolom yang sama (pq) berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
45
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Tabel 2a. Rata-rata jumlah cabang tanaman tomat (cabang) umur 2 dan 4 MST
pada berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi
Perlakuan Dosis Jumlah cabang (cabang) 2 Jumlah cabang (cabang) 4
Bokashi MST MST
B0 (Tanpa Bokashi) 0,47a 6,19b
B1 (Dosis 10 t ha-¹) 0.38a 4,89a
B2 (Dosis 20 t ha-¹) 0.36 a 6,53b
B3 (Dosis 30 t ha-¹) 0.77b 8,25c
BNT 0,05 0,15 0,70
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom
yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan
95%
Tabel 2b. Rata-rata jumlah cabang tanaman tomat (cabang) umur 6 MST pada
berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman
Dosis bokashi
B0 B1 BNT
Volume penyiraman B2 B3
(tanpa (10 t haˉ¹) 0,05
(20 t haˉ¹) (30 t haˉ¹)
bokashi)
V0 (Tanpa 6,42 𝑎 9,42 𝑏 9,25 𝑏 11,00 𝑐
Penyiraman) p p p p
V1 (Volume 15 l 9,17 𝑎 10,75 𝑏 11,92 𝑏 13,50 𝑐
0,63
petak-¹) q q q q
V2 (Volume 30 l petak- 11,50 𝑎 12,75 𝑏 12,50 𝑎 17,08 𝑏
¹) r R q r
BNT 0,05 0,72
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris
yang sama (ab) dan pada kolom yang sama (pq) berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
46
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Tabel 3a. Rata-rata luas daun tanaman tomat (cm²) umur 2 dan 4 MST pada
berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan berbagai volume
penyiraman.
Luas daun (cm²) 2 Luas daun (cm²) 4
Perlakuan Dosis Bokashi
MST MST
B0 (Tanpa Bokashi) 5,14a 6,09a
B1 (Dosis 10 t ha-¹) 5,48a 7,65b
B2 (Dosis 20 t ha-¹) 6,37b 8,69c
B3 (Dosis 30 t ha-¹) 7,41b 9,27c
BNT 0,05 0,82 0,64
Volume Penyiraman Luas daun (cm²) BNT 0,05
V0 (Tanpa Penyiraman) 7,28a
V1 (Volume 15 l petak -¹) 7,66a 0,55
V2 (Volume 30 l petak-¹) 8,83 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
Tabel 3b. Rata-rata luas daun tanaman tomat (cm²) umur 6 MST pada berbagai
perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman
Dosis bokashi
B0 B1 B2 B3 BNT
Volume penyiraman
(tanpa (10 t haˉ¹) (20 t (30 t 0,05
bokashi) haˉ¹) haˉ¹)
5,38 𝑎 7,90 𝑎 9,17 𝑏 9,89 𝑏
V0 (Tanpa Penyiraman)
p p p p
V1 (Volume 15 l 7,05 𝑎 9,29 𝑏 9,58 𝑐 11,08 𝑐
0,45
petak-¹) q q p q
V2 (Volume 30 l petak- 8,47 𝑎 10,28 𝑎 9,89 𝑎 12,67 𝑏
¹) r r p r
BNT 0,05 0,52
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris
yang sama (ab) dan pada kolom yang sama (pq) berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
47
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Tabel 4a. Rata-rata jumlah bunga pertanaman (bunga) tanaman tomat umur 45
HST pada berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume
penyiraman
Dosis bokashi
B0 B1 B2 BNT
Volume penyiraman B3
(tanpa (10 t (20 t 0,05
(30 t haˉ¹)
bokashi) haˉ¹) haˉ¹)
45,17 𝑎 54,75 𝑏 60,08 𝑐 66,58 𝑑
V0 (Tanpa Penyiraman)
p p p p
V1 (Volume 15 l 66,92 𝑎 67,83 𝑎 65,93 𝑎 73,75 𝑏
2,17
petak-¹) q q q q
V2 (Volume 30 l petak- 69,00 𝑎 74,67 𝑏 75,33 𝑏 91,00 𝑐
¹) q r r r
BNT 0,05 2,52
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris
yang sama (ab) dan pada kolom yang sama (pq) berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
Tabel 4b. Rata-rata jumlah bunga pertanaman (bunga) tanaman tomat umur 50
HST pada berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan pada
volume penyiraman
Dosis Bokashi Jumlah bunga pertanaman (bunga) BNT 0,05
B0 (Tanpa Bokashi) 72,81a
B1 (Dosis 10 t ha-¹) 75,94a
5,35
B2 (Dosis 20 t ha-¹) 81,81b
B3 (Dosis 30 t ha-¹) 90,19b
Volume Penyiraman Jumlah bunga pertanaman (bunga) BNT 0,05
V0 (Tanpa Penyiraman) 68,39a
V1 (Volume 15 l petak -
¹) 81,73b 4,63
V2 (Volume 30 l petak-
¹) 91.04c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
5. Jumlah Buah Tanaman 55 dan 60 HST. Interaksi kedua
Pemberian bokashi kotoran Jumlah buah tanaman tomat umur
sapi memberikan pengaruh sangat 50, 55 dan 60 HST tertinggi
nyata terhadap jumlah buah tanaman ditunjukan pada pemberian bokashi
pada umur 50, 55 dan 60 HST kotoran sapi dosis 30 t haˉ¹ dan
sedangkan volume penyiraman volume penyiraman 30 l petakˉ¹
memberikan pengaruh sangat nyata (Tabel 5a).
terhadap luas daun tanaman umur 50,
48
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Tabel 5a. Rata-rata jumlah buah pertanaman (buah) tanaman tomat umur 50, 55
dan 60 HST pada berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan
volume penyiraman
Jumlah buah Jumlah buah Jumlah buah
Perlakuan Dosis pertanaman pertanaman pertanaman
Bokashi (buah) (buah) (buah)
50 HST 55 HST 60 HST
B0 (Tanpa Bokashi) 24,14a 36,36a 49,94a
B1 (Dosis 10 t ha-¹) 24,69a 38,42a 52,33a
B2 (Dosis 20 t ha-¹) 26,14b 39.53b 53,93b
B3 (Dosis 30 t ha-¹) 29,72c 43,72c 56,75b
BNT 0,05 1,86 1,87 2,03
Jumlah buah Jumlah buah Jumlah buah
pertanaman pertanaman pertanaman
Volume Penyiraman (buah) (buah) (buah)
50 HST 55 HST 60 HST
V0 (Tanpa Penyiraman) 21,92a 34,48a 47,52a
V1 (Volume 15 l petak -
¹) 26,88b 39,45b 53,60b
V2 (Volume 30 l petak-
¹) 29,73c 44.58c 58,21c
BNT 0,05 1,61 1,62 1,76
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom
yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf
kepercayaan 95%
Tabel 6. Rata-rata berat buah tanaman tomat (g tananamˉ¹) setelah panen pada
berbagai perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman.
Dosis bokashi
B0 B1 B2 BNT
Volume penyiraman B3
(tanpa (10 t (20 t 0,05
(30 t haˉ¹)
bokashi) haˉ¹) haˉ¹)
586,33 𝑎 715,00 𝑏 760,23 𝑐 775,83 𝑑
V0 (Tanpa Penyiraman)
p p p p
V1 (Volume 15 l 746,67 𝑎 769,17 𝑏 823,33 𝑐 865,00 𝑑
16,92
petak-¹) q q q q
V2 (Volume 30 l petak- 823,33 𝑎 870,83 𝑏 945,83 𝑐 967,00 𝑑
¹) r r r r
BNT 0,05 19,53
49
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris
yang sama (ab) dan pada kolom yang sama (pq) berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
Tabel 7. Rata-rata produksi tanaman tomat (t haˉ¹) setelah panen pada berbagai
perlakuan dosis bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman.
Dosis bokashi
B0 B1 B2 BNT
Volume penyiraman B3
(tanpa (10 t (20 t 0,05
(30 t haˉ¹)
bokashi) haˉ¹) haˉ¹)
22,89 𝑎 29,67 𝑏 31,55 𝑐 32,20 𝑑
V0 (Tanpa Penyiraman)
p p p p
V1 (Volume 15 l 30,99 𝑎 31,92 𝑏 34,17 𝑐 35,90 𝑑
0,71
petak-¹) q q q q
V2 (Volume 30 l petak- 34,17 𝑎 36,14 𝑏 39,25 𝑐 40,53 𝑑
¹) r r r r
BNT 0,05 0,82
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris
yang sama (ab) dan pada kolom yang sama (pq) berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%
50
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
51
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
baik dan mudah ditembus akar tanaman budidaya tersebut pada saat
tanaman. Dengan demikian volum dewasa. Air merupakan salah satu
efektif tanah yang terjangkau sistem unsur nutrisi yang diperlukan untuk
perakaran meningkat dan efektivitas pembesaran atau perluasan sel akan
penyerapan air dan hara menjadi mempengaruhi perbesaran luas daun.
meningkat pula. Semakin meningkat luas daun
Meningkatnya produksi semakin luas pula tajuk tanaman.
tanaman juga ditentukan oleh Tajuk tanaman akan meningkatkan
ketersediaan air bagi proses luas naungan dimana naungan akan
pertumbuhan dan perkembangan memacu kerja auksin yang berfungsi
tanaman. Pemberian air pada volume untuk perpanjangan sel.
tertentu dapat menjaga dan Interaksi antara bokashi
meningkatkan ketersediaan air yang kotoran sapi dan volume
bagi tanaman. Banyaknya air yang penyiraman selain dapat
diberikan pada tanah akan meningkatkan kandungan unsur hara
berpengaruh terhadap ketersediaan juga dapat meningkatkan porositas
air tanah. Menurut Lamina (1989) tanah, dan mempermudah
dalam Noorhadi dan Sudadi (2003) penyerapan air ke dalam tanah,
ketersediaan air tanah dalam bentuk sehingga meningkatkan daya simpan
kelembaban air tanah tergantung air tanah. Pemberian air akan
pada curah hujan dan volume air memberi pengaruh pada kelembaban
yang diberikan yang pada dasarnya tanah sehingga tercipta kondisi yang
ditujukan untuk menjaga dan optimal bagi pertumbuhan tanaman.
meningkatkan ketersediaan air tanah. Menurut Gardner et al. (1991) nutrisi
Menurut Gardner et al., (1991) mineral dan ketersediaan air
nutrisi mineral dan ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan ruas
akan mempengaruhi pertumbuhan pada organ vegetatif. Pengaruh
dan produksi tanaman sehingga unsur Nitrogen dan ketersediaan air
interaksi antara pemberian bokashi akan meningkatkan tinggi tanaman.
kotoran sapi dan penyiraman akan Pengaruh penambahan bahan
mempengaruhi produksi tanaman. organik dalam tanah akan
Air merupakan salah satu meningkatkan porosita tanah yang
unsur yang sangat dibutuhkan untuk berkaitan dengan aerasi tanah dan
perluasan sel-sel tanaman. Selama kadar air dalam tanah. Menurut
masa pertumbuhan vegetatif, air Tejasuwarno (1999) penambahan
dibutuhkan selain unsur hara untuk bahan organik pada tanah akan
meningkatkan luas daun. Hal ini meningkatan kadar air akibat dari
didukung oleh Gardner et al (1991) meningkatnya pori yang berukuran
bahwa nutrisi mineral dan menengah dan menurunnya pori
ketersediaan air mempengaruhi mikro sehingga daya menahan air
pertumbuhan ruas, terutama oleh meningkat. Selain itu penambahan
perluasan sel, seperti pada organ bahan organik maka tanah
vegetatif atau organ perbuahan. mempunyai kelembaban yang lebih
Pengaruh kekurangan air selama tinggi. dibandingkan tanpa
tingkat vegetatif ialah penambahan bahan organik.
berkembangnya daun-daun yang Menurut Chang (1974) Semakin
lebih kecil, yang dapat berakibat tinggi kandungan bahan organik
kurangnya penyerapan cahaya oleh tanah maka tanah tersebut
52
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
53
Agrokompleks Vol. 4 No. 9, Desember 2015
Wijaya-Adhi. 2005.
Penggunaan Bahan Organik
Pupuk P dan K untuk
Meningkatkan Produktivitas
Tanah Podsolik. Risalah
Seminar Hasil Penelitian
Tanah dan Agroklimat. Pusat
Penelitian Tanah dan
Agroklimat. Badan Litbang
Pertanian. Departemen
Pertanian. Jakarta.
54