Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL

PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR

PENGARUH KOMPOS DAN Trichodherma sp PADA


PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG

Mulyadi, Edy Syafril Hayat, dan Sri Andayani

JURNAL INOVASI PENELITIAN, 3(3): 5551-5560

OLEH:
ABDURRAHMAN RAFIF
NIM. 2206110623
AGROTEKNOLOGI – A

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim yang

termasuk dalam famili Liliaceae, genus Allium, yang memiliki nilai ekonomis

tinggi. Tanaman bawang merah memerlukan perhatian khusus terkait dengan

ketersediaan hara tanah, sehingga penggunaan kompos dan Trichoderma sp

diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi bawang merah. Kompos

merupakan salah satu pupuk organik yang mengandung unsur hara makro maupun

mikro yang cukup lengkap dan tidak mengandung bahan kimia yang

membahayakan manusia, hewan, dan tanaman. Pupuk organik dapat memperbaiki

sifat fisik, kimia, serta biologi tanah. Peranannya terhadap sifat fisik tanah adalah

meningkatkan porositas dan mengurangi kepadatan. Sedangkan terhadap sifat

kimia tanah adalah meningkatkan kandungan bahan organik, pH tanah, Kapasitas

Tukar Kation (KTK), dan kandungan hara makro dan mikro. Secara biologi,

pupuk organik berperan dalam meningkatkan aktifitas metabolik organisme tanah

dan kegiatan jasad mikro serta membantu dekomposisi tanah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos dan

Trichoderma sp terhadap hasil bawang merah pada tanah Aluvial. Tanah aluvial

memiliki karakteristik yang berbeda dengan tanah lainnya, sehingga perlu

dilakukan penelitian khusus terkait pengaruh penggunaan kompos dan

Trichoderma sp terhadap hasil bawang merah di tanah tersebut. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna terkait pengelolaan tanah

aluvial untuk budidaya bawang merah yang lebih efektif dan efisien.

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Karya Sosial Komplek Bumi Persada,

mulai dari bulan November 2021 sampai dengan bulan Februari 2022. Bahan

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah bibit bawang merah
varietas bima, tanah aluvial, kapur dolomit, pupuk kandang sapi, Trichoderma sp,

pupuk urea, SP-36, dan KCl. Alat yang digunakan meliputi cangkul, parang,

polybag, terpal plastik, alat tulis, pH meter, timbangan analitik, timbangan

manual, dan alat dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dalam bentuk

Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu

dekomposer Trichoderma dengan kode (t) yang terdiri dari 2 taraf perlakuan dan

faktor kedua sehingga ada 24 kombinasi perlakuan. Data hasil penelitian dianalisis

secara statistik. Analisis statistik dilakukan terhadap beberapa variabel

pengamatan yang terdiri dari: a) Jumlah daun perrumpun (helai), b) Jumlah umbi

(siung), c) Berat Umbi kering angin.

Penelitian dilaksanakan dengan beberapa tahapan, antara lain pembuatan

kompos kandang sapi, penyiapan media tanam, pengapuran, dan pelaksanaan

budidaya tanaman (penanaman, pemupukan, pengendalian gulma dan hama, serta

panen).

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan Trichoderma dan

kompos secara mandiri maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap

jumlah daun, jumlah umbi, dan berat umbi bawang merah. Namun, peningkatan

dosis kompos menyebabkan peningkatan hasil rerata terhadap semua variabel

pengamatan. Selain itu, hasil analisis unsur hara tanah menunjukkan adanya

peningkatan nilai pH dan ketersediaan P serta K setelah pemberian kapur.

Saat ini, pembuatan kompos semakin berkembang dengan diperkaya dengan

mikroorganisme yang dapat mempercepat dekomposisi seperti Trichoderma sp.

Peranan kompos sangat besar dalam meningkatkan kesuburan tanah, dan akan
menentukan produktivitas tanah. Peranan kompos sebagai pupuk organik tidak

hanya berperan dalam penyediaan hara tanaman saja, namun yang jauh lebih

penting terhadap perbaikan sifat fisik, biologi, dan sifat kimia tanah lainnya

seperti terhadap pH tanah, kapasitas pertukaran kation dan anion tanah, daya

sangga tanah, dan netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn, dan logam berat

lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

perlakuan Trichoderma dan kompos tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

daun, jumlah umbi, dan berat umbi bawang merah. Meskipun demikian,

peningkatan dosis kompos menyebabkan peningkatan hasil rerata terhadap semua

variabel pengamatan. Selain itu, hasil analisis unsur hara tanah menunjukkan

adanya peningkatan nilai pH dan ketersediaan P serta K setelah pemberian kapur,

yang dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

bawang merah.

Dalam konteks pembuatan kompos, penggunaan Trichoderma sp dapat

mempercepat dekomposisi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesuburan

tanah dan produktivitas tanaman. Kompos juga berperan dalam perbaikan sifat

fisik, biologi, dan sifat kimia tanah, seperti pH tanah, kapasitas pertukaran kation

dan anion tanah, serta netralisasi unsur meracun. Oleh karena itu, penggunaan

kompos dan Trichoderma sp dalam budidaya bawang merah dapat memberikan

manfaat yang signifikan dalam meningkatkan hasil produksi.

Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang

pengaruh penggunaan kompos dan Trichoderma sp terhadap hasil bawang merah

pada tanah aluvial. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan
praktik pertanian yang lebih efektif dan efisien dalam budidaya bawang merah,

terutama pada tanah aluvial. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi

yang berguna bagi para petani dan praktisi pertanian dalam mengelola tanah dan

memilih pupuk organik yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi bawang

merah.

Anda mungkin juga menyukai