Artikel Review
E-mail : ezwardchairil@yahoo.com
Abstrak
Padi (Oryza sativa. L) adalah tanaman pangan utama di Kabupaten Kuantan Singingi,
tetapi kondisi stres seperti kekeringan sering menyebabkan kehilangan hasil yang parah.
Masalah kekeringan tak kunjung mendapatkan solusi, sehingga banyak petani yang
berbudidaya padi sawah tetapi tehnik penanamannya sistem tugal. Artikel Review ini
bertujuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Menyelesaikan persoalan dalam budidaya
padi sawah tadah hujan yang dalam kondisi kekeringan, maka dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan beberapa bidang ilmu yang relevan. Namun pada kesempatan review kali
ini penulis fokus menjelaskan salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan
atau memperbaiki sifat genotipe padi lokal Kabupaten Kuantan Singingi. Adapun upaya
untuk memperoleh jenis galur, kultivar, varietas (dari persilangan antara genotipe lokal
dengan varietas unggul bersertivikat) yang mampu beradaptasi dengan kondisi kekeringan.
Dalam ini penulis Galur tersebut diperoleh melalui rangkaian kegiatan di mulai dari
Eksplorasi, koleksi, karakteristik identifikasi (karakteroistik morfologi dan karakteristik
molekuler/DNA), diperoleh deskripsi genotipe lokal, selanjutnya dilakukan hibridisasi atau
Bioteknologi (Transgen), dan tekhir adalah proses seleksi.
Penelitian eksplorasi dan karakteristik dapat menggunakan Metode metode survei dengan
pengambilan sampel secara sengaja (purposive random sampling). Pengambilan data
dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik tanaman padi lokal secara langsung ke
lapangan. Pengamatan yang dilakukan yaitu (1) lokasi koordinat geografis, (2) pengamatan
morfologi berdasarkan buku panduan deskriptor padi menurut Deptan (2013) dan IRRI
(2014). Karakter yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif terhadap karekter
gabah dan beras. Data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan software Ms. Excel dan
(NTSYS-pc) version 2.02. Hasil pengamatan menunjukkan adanya keragaman karakter
morfologi baik kuantitatif maupun kualitatif terhadap gabah dan beras.
Abstrak
Rice (Oryza sativa. L) is the main food crop in Kuantan Singingi District, but stressful
conditions such as drought often cause severe yield losses. The problem of drought never gets
a solution, so that many farmers cultivate paddy rice but the planting technique is tugal. This
review article aims to resolve this issue. Resolving issues in rainfed lowland rice cultivation,
in drought conditions, then it can be done by integrating several relevant disciplines. But on
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019
the occasion of this review the authors focus on explaining one solution that can be done in
developing or improving the local rice genotype characteristics of Kuantan Singingi Regency.
The effort to obtain types of strains, cultivars, varieties (from a cross between local genotypes
with superior varieties with certificates) that are able to adapt to drought conditions. In this
writer the strain is obtained through a series of activities ranging from exploration, collection,
identification characteristics (morphological characteristics and molecular / DNA
characteristics), description of local genotypes, then hybridization or biotechnology
(Transgene), and finally the selection process. Exploratory research and characteristics can
use survey methods by purposive random sampling (purposive random sampling). Data is
collected by identifying the characteristics of local rice plants directly to the field. The
observations made were (1) geographical coordinates location, (2) morphological
observations based on the rice descriptors manual according to the Ministry of Agriculture
(2013) and IRRI (2007). The observed characters are qualitative and quantitative characters
towards the character of grain and rice. Observation data were processed using Ms. software.
Excel and (NTSYS-pc) version 2.02. The observations showed a diversity of morphological
characters both quantitative and qualitative of grain and rice.
morfologi sistem akar sangat penting untuk bidang genangan air untuk irigasi)
pemuliaan padi. dipelajari bersamaan dengan pertanian
Kekurangan air pada tanaman dapat padi ladang tradisional tebang-dan-bakar
terjadi karena laju hilangnya air akibat sistem di dasar lembah pedalaman wilayah
transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan Ashanti, zona hutan semi-gugur di Ghana.
dengan laju pengambilan air dari tanah Beberapa wilayah di Indonesia
melalui akar. Penyerapan hara oleh yang sangat berpotensi dalam hal ini,
tanaman berkurang di bawah kondisi seperti Kabupaten Kuantan Singingi yang
tekanan air karena berkurangnya berada di Propinsi Riau. Jenis Jenis
transpirasi dan gangguan transportasi aktif penggunaan lahan sawah irigasi setengah
dan kemampuan membran, sehingga teknis dan tadah hujan dapat dilihat pada
mengurangi daya serap akar. Penyerapan tabel 1.
hara dari larutan tanah juga terkait erat
dengan status air tanah. (Greenway dan Tabel 1. Jenis penggunaan lahan sawah irigasi
Klepper, 1969; O'Toole dan Baldia, 1982; setengah teknis dan tadah hujan
Yambao dan O'Toole, 1984, Hsiao, 1973)
Jenis
dalam Tanguilig et al, (1987) Penggunaan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Penurunan kelembaban tanah Lahan
dikaitkan dengan penurunan tingkat difusi
nutrisi dari matriks tanah ke permukaan 1. Irigasi
Setengah 5,37 5,37 5,37 5,37 2.74 2.74
akar menyerap (Barber, 1962; Marais dan
Teknis
Weirsma, 1975; Viets, 1972). Akar adalah
organ utama tanaman dan menyerap nutrisi
2. Tadah
air dari tanah. Sistem akar padi tersusun 11,92 11,92 11,92 11,92 3.874,20 3.874,20
Hujan
terutama dari akar primer embrionik dan
pasca-embrionik akar adventif dan akar
lateral. Panjang akar menentukan banyak
Penting sifat-sifat, seperti itu sebagai gizi Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan
Singingi, 2019
penyerapan, penginapan toleransi,
kekeringan toleransi dan menghasilkan
(Lynch, 1995). Upaya dalam menyelesaikan
Kekeringan merupakan faktor persoalan yang muncul pada tahun 2019
kendala untuk budidaya padi dan akan yaitu terjadi bulan kering yang cukup
berpengaruh terhadap produksi. Wei Chen, panjang, sehingga memaksa petani untuk
et al (2011), kekeringan merupakan memundurkan penanaman hingga umur
kendala utama untuk produksi beras di bibit padi berumur 2 bulan di pembibitan.
dataran rendah tadah hujan di Cina. Seharusnya petani menanam padi sekitar
Kekeringan merupakan masalah bulan Oktober 2019, namun mundur
yang tidak dapat diselesaikan oleh satu menjadi bulan Nopember 2019. Hal ini
bidang ilmu saja. Perlu mengintegrasikan disebabkan oleh kekeringan sehingga
beberapa bidang ilmu untuk mencari dan tanah mejadi keras dan petani sulit untuk
menyelesaikan persoalan ini. Sebagai menanam. Budidaya menjadi tidak efektif
contoh, dalam budidaya padi memiliki dan efisien.
banyak sistem yang dapat dipilih dan Masalah atau persoalan ini dapat
disesuaikan dengan potensi wilayah diupayakan solusinya (Gambar 1) dengan
masing-masing. Salah sistem yang masih cara mengintegrasikan bebrapa bidang
dan banyak dijumpai adalah sistem ilmu yang berkaitan dan yang
budidaya padi sawah tadah hujan. berkompeten. Menurut pemikiran kami,
Kwame et al (2001), kontribusi upayanya adalah meilhat potensi lokal dari
sistem sawah (pengikatan, leveling, dan daerah tersebut, seperti keberadaan benih
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019
lokal yang memiliki sifat toleran dan peka ini menunjukkan bahwa bahan-bahan ini
dengan kekeringan. Selanjutnya benih dapat digunakan dalam proses
tersebut dapat di kembangkan (bidang pengomposan.
pemuliaan dan bioteknologi tanaman). Selanjutnya dapat
Untuk mendapatkan informasi tentang mengintegrasikan dengan bidang tehnik
potensi sifat/gen unggul dari padi lokal, pertanian, dengan membuat mesin tanam
kegiatan pertama dalam pemuliaan yang inovatif, yang mampu digunakan
tanaman dimulai dari eksplorasi. Tahapan pada lahan sawah tadah hujan yang kering,
selanjutnya dapat dilihat pada gambar 2. dibuat sekali menanam langsung
Yulius et al (2016), eksplorasi padi gogo menyiram, langsung memupuk baik
(Oryza sativa L.) dari Tolakinese di organik maupun anorganik (Pekerjaan
Kabupaten Konawe Selatan dilakukan menjadi efisien dan efektif). Mesin ini
pada tahun 2015 dan mengumpulkan 20 menurut penulis belum ada di ciptakan,
jenis kultivar lokal berdasarkan yang ada saat ini untuk lahan kering atau
pengetahuan pertanian mereka sendiri dan padi gogo adalah mesin padi tanam benih
budaya budidaya padi gogo. langsung (tabela) dan mesin tanam pada
Selanjutnya upaya yang dapat lahan sawah beririgasi (bibit ditanam
dilakukan adalah mengelola potensi lokal menggunakan mesin tanam pada sawah
yaitu limbah jerami padi menjadi pupuk basah/irigasi tehnis). Salah satu hasil
kompos. Tapi pupuk komposnya harus penelitian yaitu tentang mesin yang dapat
dapat mengandung seluruh unsur mempermudah penyebaran benih pada fase
kesuburan tanah seperti biologi pembibitan.
(mikroorganisme), kimia (unsur hara) dan Xiao-Lian et al (2017), Penelitian
Fisik. Serta membuat sifat pupuk organik dan pengembangan mesin peletakan tali
yang tadinya slow rilis menjadi cepat padi (RRLM) memberikan ide-ide baru
tersedia dan bisa cepat dimanfaatkan oleh untuk desain mesin penyemaian padi
akar tanaman (Bidang kesuburan tanah). langsung, dan memecahkan masalah yang
Tahap awalnya dalam penelitian ini biasa ada ditemui secara langsung teknik
bahan/limbah yang akan digunakan untuk penyemaian saat ini sedang digunakan.
pembuatan pupuk kompos terlebih dahulu Masalah teknologi utama umum ditemui,
di uji kandugannya. yang termasuk pembuka yang mudah
Maria (2004), karya ini dipasang, kesulitan dalam menyesuaikan
mendukung gagasan bahwa pengomposan atau mengendalikan jumlah biji per
dapat berguna untuk meminimalkan jerami lubang, dan tali pembibitan mudah bertelur
padi dan lumpur lingkungan dampak. selama proses peletakan, semuanya telah
Beberapa sifat fisik, kimia, dan dipecahkan secara efektif. Hasil tes
mikrobiologis dari bahan mentah ini lapangan menunjukkan hal ini mesin
dianalisis. Karakteristik dari jerami padi memiliki keunggulan kemampuan
merupakan pelengkap dari lumpur limbah manuver yang baik dan efisiensi kerja
untuk aplikasi pengomposan. Rasio C / N yang tinggi, keandalannya dan kualitas
cocok untuk yang cepat peningkatan penempatan tali pembibitan memenuhi
aktivitas mikroba adalah yang terendah (memenuhi) persyaratan desain, profil dan
(17-24). Suhu 62 C selama 48 jam efek pemadatan mesin sangat baik, dan
menghilangkan mikroorganisme patogen keseragaman kedalaman penyemaian dan
dari jerami padi dan campuran lumpur penempatan tali yang akurat dijamin.
limbah. Hasil yang diperoleh dalam karya
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019
HIBRIDISASI
SLOW CEPAT TEKANAN AIR TEPAT
RILIS RILIS
GALUR BARU, TABUR LANGSUNG
PUPUK BIORGANIK DAN ANORGANIK
TOLERAN, SELERA KONSUMEN,
PRODUKSI TINGGI, BIBIT LANGSUNG TANAM,
ADAPTASI LUAS, BERSIMBIOSIS GENOTIPE LOKAL DAN GALUR BARU
DGN RHIZOSBAKTERI
Namun pada kesempatan ini penulis di nilai layak untuk dilakukan. Oleh
fokus membahas hanya di bidang ilmu karena itu penulis mencoba fokus dalam
pemuliaan dan bioteknologi tanaman saja. mengembangkan potensi sifat atau gen
Karena masing-masing bidang ilmu padi lokal Kabupaten Kuantan Singingi.
memiliki peran dan fungsinya sendiri. Adapun rencana penelitian yang dapat
Menurut penulis penelitian juga harus dilakukan dapat dilihat pada gambar 2.
berkaitan dengan SDGs dan tujuan nya
serta sirkuler ekonomi. Sehingga penelitian
Eksplorasi Plasmanutfah
Plasmanutfah
(Genotipe Padi)
Morfologi DNA
Karakterisasi
Hibridisasi
2. Selera Dan 4. Pelajari Bersimbioses
konsumen Bioteknologi Tan. dengan
Kedelai RHIZOBAKTERIA
Single Diallel
Seed Selective
Descent Mating
Transgen
Marker
Assisted
Selection
Galur-galur Baru
Varietas Baru
peta genetik dan variasi fenotipe yang GUS menunjukkan bahwa OsRAA1
terukur. diekspresikan khususnya di meristem
Sudan dan Rebecca (1995), dalam apikal, zona perpanjangan ujung akar,
10 tahun terakhir, minat menerapkan alat steles dari zona cabang, dan akar lateral
genetika molekuler untuk masalah yang muda.
peningkatan beras dunia produksi telah
menghasilkan generasi yang sangat tinggi Galur baru
jenuh ~ peta keterkaitan molekul beras, Setelah hasil hibridisasi, kemudian
dan peta Iokulasi berbagai gen dan lokus menghasilkan tanaman dengan sifat dan
sifat kuantitatif (QTL). Studi primer telah karakter yang beragam, akibat dari
mengidentifikasi QTL yang terkait dengan perkawinan bunga dari genotipe yang
resistensi penyakit, toleransi stres abiotik berbeda. Tanaman dengan sifat dan
dan yteld potensi beras di berbagai karakter yang baru tersebut disebut sebagai
ekosistem. Kemampuan untuk galur baru. Selanjutnya galur baru ini di uji
mengidentifikasi, memanipulasi dan konsistensinya baik terhadap pertumbuhan
berpotensi mengkloning gen individu maupun hasilnya. Dapat juga galur baru
terlibat dalam karakter yang diwariskan tersebut diteliti dengan diberikan perlakuan
secara kuantitatif, dikombinasikan dengan seperti penelitian dengan judul Bio-
konservasi yang ditunjukkan dari banyak formulasi baru yang mengandung
hubungan blok di antara anggota keluarga pertumbuhan tanaman yang
rumput-rumputan, kontribusi dari data mempromosikan campuran rhizobakteri
based genetik. Fases keduanya diterapkan untuk pengelolaan penyakit busuk daun
dan untuk penelitian tanaman dasar. dan peningkatan hasil gabah dalam beras.
Nandakumar et al (2001), tiga jenis
Bioteknologi (Transgen) pertumbuhan tanaman yang
Bioteknologi tanaman dapat mempromosikan strain rhizobacterial
dilakukan dalam tujuan memperbaiki sifat (PGPR), PF1, FP7 dan PB2, diuji sendiri
tanaman. Tanaman-tanaman yang pernah dan dalam kombinasi untuk menekan
mendapatkan transgen ini seperti padi penyakit dan promosi penyakit busuk padi
transgenik. Contohnya adalah penelitian pertumbuhan tanaman di bawah kondisi
dengan judul Overekspresi OsRAA1 rumah kaca dan lapangan. Campuran dari
Penyebab Fenotip Pleiotropik pada strain PGPR secara signifikan mengurangi
Tanaman Padi Transgenik, termasuk insiden hawar selubung bila diterapkan
Perubahan Daun, Bunga, dan sebagai suspensi bakteri melalui aplikasi
Pengembangan Akar serta Respons Akar benih, akar, daun dan tanah dalam kondisi
Terhadap Gravitasi. rumah kaca, atau berbasis talek formulasi
Lei Ge et al (2004), ekspresi dalam kondisi lapangan, dibandingkan
berlebih dari OsRAA1 Penyebab Fenotip dengan masing-masing strain. Rata-rata
Pleiotropik pada Tanaman Padi rata-rata pengurangan penyakit adalah
Transgenik, termasuk perubahan dan daun, 29,2% untuk strain tunggal dan 45,1%
akar, respon bunga, dan gravitasi akar. Di untuk campuran. Tambahan terhadap
sini, OsRAA1 (Oryza sativa Root penekanan penyakit, pengobatan dengan
Architecture Associated 1) gen telah campuran galur PGPR mendorong
dikarakterisasi secara molekuler. OsRAA1 pertumbuhan tanaman di Indonesia hal
mengkodekan protein 12,0-kD itu peningkatan tinggi tanaman dan jumlah
memiliki 58% homologi pada AtFPF1 anakan, dan akhirnya hasil gabah. Rata-
(Faktor Promosi Bunga) di Arabidopsis, rata peningkatan hasil untuk galur tunggal
yang belum dilaporkan memodulasi adalah 17,7%, dan 25,9% untuk campuran.
perkembangan akar. Data hibridisasi in Campuran dari tiga galur PGPR
situ dan pabrik transgenik OsRAA1 :: mengurangi penyakit dan mendorong
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019
pertumbuhan ke tingkat yang setara menjelaskan salah satu solusi yang dapat
dengan dua galur campuran. Padahal dilakukan yaitu upaya memperoleh jenis
perlakuan benih baik strain tunggal galur, kultivar, varietas (dari persilangan
maupun campuran strain saja bisa antara genotipe lokal dengan varietas
berkurang penyakit, aplikasi selanjutnya unggul bersertivikat) yang mampu
untuk root, daun atau tanah selanjutnya beradaptasi dengan kondisi kekeringan.
mengurangi penyakit dan meningkatkan Galur tersebut diperoleh melalui rangkaian
pertumbuhan tanaman. Campuran yang kegiatan di mulai dari Eksplorasi, koleksi,
terdiri dari PF1 plus FP7 adalah yang karakteristik identifikasi (karakteroistik
paling efektif dalam mengurangi penyakit morfologi dan karakteristik
dan dalam mempromosikan pertumbuhan molekuler/DNA), diperoleh deskripsi
tanaman dan hasil biji-bijian. genotipe lokal, selanjutnya dilakukan
hibridisasi atau Bioteknologi (Transgen),
Varietas/Kultivar Baru dan tekhir adalah proses seleksi.
Varietas atau kultivar baru merupan
hasil dari pengembangan galur galur hasil DAFTAR PUSTAKA
persilangan. Dimana telah melewati
berbagai proses seleksi yang telah memiliki Anjana Bora1,2 • Partha Ray Choudhury1
standar dalam kegiatan pemuliaan tanaman • Veena Pande2 • Asit B. Mandal.
hingga dapat disebut sebagai varietas atau 2016. Assessment of genetic purity
kultivar baru. Penelitian studi kasus yang in rice (Oryza sativa L.) hybrids
pernah dilakukan berjudul “Pemuliaan using microsatellite markers.
kultivar padi ditingkatkan untuk daerah Biotech (2016) 6:50
beriklim: sebuah studi kasus”. Barber S A 1962 A diffusion and mass-
McKenzie et al (1994), program flow concept of soil nutrient
pemuliaan padi yang dipercepat dimulai availability. Soil Sci. 93, 39–49
pada tahun 1969 di California Rice Fang-Zheng Wang, Qing-Bin Wang, Suk-
Experiment Station. Program ini luas Yoon Kwon, Sang-Soo Kwak,
cakupannya, mengembangkan kultivar di Wei-Ai Su. 2005. Enhanced
semua kelas pasar AS (biji panjang, drought tolerance of transgenic rice
sedang, dan pendek) dan jenis tujuan plants expressing a pea manganese
khusus (lilin dan aromatik). Program superoxide dismutase. Journal of
pemuliaan beras yang didanai petani ini Plant Physiology 162 (2005) 465—
telah merilis 27 kultivar baru serta jalur 472
plasma nutfah yang lebih baik. Hasil padi Fryer MJ, Oxborough K, Mullineaux PM,
di seluruh negara bagian telah meningkat Baker NR. 2002. Imaging of photo-
dari 6,2 menjadi 9,3 t / ha sejak 1978. oxidative stress responses in leaves.
Penggabungan gen semi-kerdil, jatuh J Exp Bot 2002;53:1249–54.
tempo sebelumnya, dan peningkatan Greenway H and Klepper B 1969 Relation
potensi hasil telah memberikan kontribusi between anion transport and water
signifikan terhadap peningkatan hasil flow in tomato plants. Physiol.
gabah. Plant. 22, 208–219.
Hsiao T C. 1973. Plant responses to water
Kesimpulan stress. Annu. Rev. Plant Physiol.
Untuk menyelesaikan persoalan 24, 519–570
dalam budidaya padi sawat tadah hujan Kamoshita, A., L. J. Wade, and A.
yang dalam kondisi kekeringan, maka Yamauchi, 2000: Genotypic
upaya yang daat dilakukan adalah dengan variation in response of rainfed
engintegrasika beberapa bidang ilmu yang lowland rice to drought and
relevan. Dalam review ini penulis fokus rewatering. III. Water extraction
JURNAL SAINS AGRO
Volume 4, Nomor 2, Desember 2019