Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum dengan tepat pada waktunya. Laporan ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan praktikum ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akhir kata kami
berharap semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul "Cekaman air terhadap tanaman
jagung dan kedelai” adalah untuk mengetahui respon tanaman dalam berbagai
kondisi cekaman air.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
sebagai sebagai bahan penyusun penyusun senyawa senyawa baru, pemelihara
pemelihara tekanan tekanan turgor, dan turgor, dan secara tidak langsung secara tidak
langsung dapat memelihara suhu dapat memelihara suhu tanaman, tanaman.
Pertumbuhan akan menjadi tidak normal (terganggu) apabila tanaman tumbuh di tempat
yang kelebihan atau kekurangan air. Gangguan pertumbuhan tanaman sebagai akibat
kelebihan atau kekurangan air berupa kelayuan tanaman.
Air merupaakan komponen utama penyususn tanaman hijau, 70-90% dari
berat segar kebanyakan spesies tanaman terdiri dari air. Air sangat penting bagi tanaman
karana air memiliki beberap fungsi seperti : 1) pengisi cairan protoplasma sel
pada tubuh tanaman, 2) pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah, 3) membantu
penyerapan unsur hara dari dalam tanah oleh akar tanaman,4) mengangkut unsur hara
ke seluruh organ tanaman, 5) membantu memperlancar metabolisme terutama sebagai
reagen penting dalam proses fotosintesis, lalu mengangkut hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkan, 6) melancarkan aerasi udara dan suplai
oksigen dalam tanah. Keberadaan air di dalam tanah harus sesuai dengan kebutuhan
tanaman, kebutuhan air tanaman sama dengan kehilangan air per satuan luas yang
diakibatkan oleh kanopi atau tajuk tanaman yang disebut dengan proses transpirasi,
ditambah dengan hilangnya air melalui permukaan tanah pada luasan tertentu yang
disebut evaporasi. Air dibutuhkan tanaman pada waktu yang tepat dan jumlah yang
tepat. Jika lahan pertanaman mengalami kekurangan air akan menyebabkan tanaman
menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal, pada tanaman yang kekurangan
air turgiditas sel-sel tanaman menurun, stomata daun tertutup sehingga menyebabkan
proses fotosintesis terganggu. Turgor sel pada tunas-tunas tanaman adalah penentu
utama pertumbuhan tanaman karena pada sel-sel yang turgid yang mengandung
banyak air sebagai penyusun protoplasma sel, proses pembelahan sel akan berjalan
dengan sangat baik sehingga menyebabkan terjadinya perluasan daun, pertumbuhan
batang, pertumbuhan akar dan bagian tanaman yang lainnya (Karyati, 2018). Peran air
yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak
6
langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses metaboliknya
sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman (Sinaga, 2002).
2.2 Kedelai
7
berdaun sempit adalah sinar matahari akan lebih mudah menerobos di antara kanopi
daun sehingga memacu pembentukan bunga (Pratiwi, 2016:9).
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun
Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman
tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Cina.Pemuliaan
serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih.
Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam
pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia (Setiawati 2006:142-
143).
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air)
dan earasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100 – 400 mm/bulan, suhu
udara 23 – 30 ºC, kelembaban 60 – 70 %, pH tanah 5,8 – 7, ketinggian kurang dari 600
m dpl.
2.3.1 tanah
8
kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat yang tinggi, pertumbuhan
akar hanya mencapai kedalaman sekitar 3 m. Upaya program pengembangan kedelai
bisa dilakukan dengan penanaman di lahan kering masam dengan pH tanah 4,5 – 5,5
yang sebenarnya termasuk kondisi lahan kategori kurang sesuai. Untuk mengatasi
berbagai kendala, khususnya kekurangan unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan
menaikkan biaya produksi sehingga harus dikompensasi dengan pencapaian
produktivitas yang tinggi (> 2,0 ton/ha).
Untuk dapat tumbuh dengan baik, kedelai menghendaki tanah yang subur, dan
kaya akan humus serta bahan organik dengan pH 6-7. Bahan organik yang cukup dalam
tanah akan memperbaiki daya olah tanah dan merupakan sumber makanan jasad renik
yang akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Yenita, 2002).
Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 5,5-
6,5. Selain mempengaruhi penyerapan hara oleh perakaran tanaman, tanah masam (pH
tanah 4,6-5,5) juga mempengaruhi kemampuan penetrasi bakteri Rhizobium ke
perakaran tanaman untuk membentuk bintil akar. Pada tanah dengan nilai pH lebih dari
7, kedelai sering menampakkan gejala klorosis karena kekurangan hara besi (Masruroh,
2008).
2.3.2 iklim
a) Suhu Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah
yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu
tanah yang rendah (30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji
9
yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh
terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada
masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan
biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah
(10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan
pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga
yaitu 24 -25°C.
b) Panjang hari (photoperiode) Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan
panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman
“hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari
melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang
berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam
di daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan
mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari
umur 50 – 60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman
pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek. Perbedaan
di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di daerah tropik
dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tanaman kedelai yang ditanam di dataran
rendah (1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah
dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam
di datarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman tahunan, seperti
kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak
berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai.
c) Distribusi curah hujan Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu
jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi.
Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim,
sistem pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada
umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa
10
pertumbuhan kedelai. Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting
karena akan berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin
bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi
terjadi pada saat masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi
sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan
pembentukan polong. Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman
kedelai, khususnya pada stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan
dengan waktu tanam yang tepat, yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk
perkecambahan. Selain itu, juga harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan
yang terjadi di daerah tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap
cekaman kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman
kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal.
Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi
lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan
yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang
seragam (UNPAD, 2009).
Pupuk NPK disebut sebagai pupuk majemuk lengkap (complete fertilizer) Papuk
NPK mengandung hara utama dan hara sekunder yaitu: Nitrogen (N) - 16% fosfor
(P205) 16%, Kalium (K20) 16 %, Magnesium (MgO) - 2% dan Kalsium (Ca)-6%
Kandungan Nitrogen (N) dalam bentuk Nitrat (NO3) dan Phospatadalam bentuk
poliphosphatyang langsung dan cepat tersedia bagi tanaman, pupuk ini sangat cocok
digunakan pada tahap pertumbuhan vegetatif dan generatif.
2.3.4 Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang digunakan
sebagai makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia. Suarni dan Yasin (2011)
memaparkan bahwa jagung merupakan sumber protein yang penting bagi masyarakat.
Jagung mengandung serat pangan yang dibutuhkan tubuh seperti asam lemak esensial,
11
isoflavon, mineral (Ca, Mg, K, Na, P, Ca dan Fe), antosianin, betakaroten, komposisi
asam amino esensial, dan lainnya. Berdasarkan temuan-teman genetik antropologi, dan
arkeologi di ketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika. Tanaman jagung (Zea
mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji tunggal (monokotil). Jagung
merupakan tanaman rumput kuat, sedikit berumpun dengan batang kasar dan tingginya
berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3
bulan.
Jagung dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan pokok
pengganti nasi dan berbagai macam makanan olahan. Selain itu bagian dari tanaman
jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti daun, batang, klobot dan
janggelnya. Tanaman jagung tumbuh didataran rendah sampai tinggi hingga 1200 meter
dpl, memerlukan media tanah lempung, lempung berpasir, tanah vulkanik, yang subur,
gembur, kaya bahan organic, memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari suhu
udara 20-33 derajat celsius, curah hujan sedang, ph tanah 5,5-7 dengan drainase yang
baik. Untuk dapat mencapai hasil yang tinggi dalam budidaya tanaman jagung. Faktor
utama yang harus diperhatikan adalah varietas jagung yang akan ditanam, kesuburan
tanah, air yang cukup dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)
(Indonesia, 2022).
Tanaman ini memiliki klasifikasi dalam sistem botani, (1) Kingdom: Plantae;
(2) Divisi: Spermatophyta; (3) Subdivisi: Angiospermae; (4) Kelas: Monocotyledoneae;
(5) Famili: Graminae; (6) Genus: Zea Spesies: Zea mays (Faradiba, 2022).
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum yang berjudul cekaman air terhadap tanaman jagung dan kedelai
dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2023 pukul 09:00-10:00 WIB Bertempat di
pembibitan dan greenhouse, Politeknik Negeri Lampung.
Bahan :
1. Pasir
2. Benih Jagung
3. Benih Kedelai
13
7. Selanjutnya diukur tinggi tanaman jumlah daun,bobot akar dan tajuknya.
8. Simpan data setiap melakukan pengamatan.
14
BAB IV
4.2 Pembahasan
Cekaman air pada tanaman kedelai dan jagung dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor, termasuk jenis tanah, iklim, dan keadaan lingkungan. Namun,
15
secara umum, tanaman kedelai cenderung lebih toleran terhadap kekeringan
dibandingkan dengan jagung.
Kedelai memiliki akar yang lebih dalam dan lebih efisien dalam menyerap air
dari tanah. Selain itu, tanaman kedelai memiliki mekanisme fisiologis yang
memungkinkannya bertahan dalam kondisi kekeringan. Mereka dapat mengatur
pembukaan dan penutupan stomata (pori-pori pada daun) untuk mengurangi
penguapan air. Selain itu, mereka juga dapat memperlambat pertumbuhan vegetatif
dan mengalihkan sumber daya ke reproduksi untuk tetap bertahan dalam kondisi
kekeringan.
Di sisi lain, jagung cenderung lebih peka terhadap kekeringan. Mereka memiliki
akar yang lebih dangkal dan tidak efisien dalam menyerap air dari tanah. Selain itu,
jagung juga memiliki permukaan daun yang lebih besar, yang dapat menyebabkan
penguapan air yang lebih cepat. Ketika kekurangan air terjadi, jagung cenderung
mengalami stres, yang dapat menghambat pertumbuhan dan hasil panen.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tanaman kedelai dan jagung memiliki
kerentanan yang berbeda terhadap kekeringan tergantung pada varietasnya.
Beberapa varietas kedelai dan jagung telah dikembangkan untuk menjadi lebih
toleran terhadap kekeringan. Selain itu, pengelolaan air yang baik seperti irigasi
yang tepat dapat membantu mengurangi cekaman air pada kedua tanaman ini.
16
BAB V
KESIMPULAN
Praktikum cekaman air pada tanaman kedelai dan jagung di greenhouse akan
tergantung pada hasil pengamatan dan data yang dikumpulkan selama praktikum.
Namun, berikut adalah beberapa kesimpulan umum yang mungkin diambil:
1. Kedelai cenderung lebih toleran terhadap kekeringan daripada jagung. Ini dapat
terlihat dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai yang lebih baik
dibandingkan dengan jagung saat terjadi kekurangan air.
2. Kedelai memiliki akar yang lebih dalam dan lebih efisien dalam menyerap air dari
tanah, yang membantu mereka bertahan dalam kondisi kekeringan.
3. Jagung cenderung lebih peka terhadap kekeringan. Mereka memiliki akar yang lebih
dangkal dan permukaan daun yang lebih besar, yang menyebabkan penguapan air
yang lebih cepat dan pertumbuhan tanaman yang terhambat saat terjadi kekurangan
air.
4. Pengelolaan air yang baik, seperti irigasi yang tepat, sangat penting dalam
mengurangi cekaman air pada kedua tanaman ini.
5. Varietas tanaman kedelai dan jagung yang lebih toleran terhadap kekeringan
mungkin tersedia dan dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam kondisi
cekaman air.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Polybag Lahan Terbuka
Tanaman Tinggi Jumlah Daun
Polybag
Jagung Kedelai J K J K
1 1 60,4 cm 7
2 59,5 cm 9
2 1 62 cm 7
2 56,5 cm 8
3 56 cm 7
3 1 25,5 cm 11
4 1 24 cm 15
2 24,5 cm 8
19
Polybag Penaung Sawit
Tanaman Tinggi Jumlah Daun
Polybag
J K J K J K
1 1 76 cm 5
2 79 cm 7
3 64 cm 5
2 1 64 cm 7
2 70 cm 5
3 60 cm 7
3 1 18 cm 13
2 25,5 cm 10
20