Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat terganggu oleh berbagai kondisi
lingkungan yang kurang optimal (suboptimal). Lingkungan suboptimal tersebut dapat berasal
dari unsur-unsur iklim dan dapat pula berasal dari tanah. Pada dataran rendah tropis dengan
curah hujan yang tinggi sering terjadi genangan baik bersifat temporer maupun berlangsung
selama periode yang relatif panjang. Genangan dapat menyebabkan gangguan metabolisme
tanaman. Gangguan metabolisme akibat kelebihan air sesungguhnya disebabkan oleh defisiensi
oksigen (Lakitan, 1997).
Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting.
Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air adalah matrik dari kehidupan, bahkan
makhluk lain akan punah tanpa air. Kramer menjelaskan tentang betapa pentingnya air bagi
tumbuh-tumbuhan; yakni air merupakan bagian dari protoplasma (85-90% dari berat keseluruhan
bahagian hijau tumbuh-tumbuhan (jaringan yang sedang tumbuh) adalah air. Selanjutnya
dikatakan bahwa air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam
proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan
material-material yang bergerak kedalam tumbuh tumbuhan, melalui dinding sel dan jaringan
esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses
membuka dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan.
Genangan air mengakibatkan kondisi anaerobik pada perakaran tanaman, sehingga
mengakibatkan menurunnya pertukaran gas antara tanah dan udara. Hal ini berdampak pada
ketersediaan O2 bagi akar tanaman dan mikroorganisme tanah menjadi sangat terbatas
(mendorong udara keluar dari pori tanah dan menghambat laju difusi). Akibat terbatasnya
ketersediaan O2 pada sekitar perakaran tanaman jagung meyebabkan tidak stabilnya transpor
hara dan air menuju jaringan daun. Proses tersebut dapat menurunkan potensial air daun yang
mangakibatkan menutupnya stomata sehingga menimbulkan wilting pada tanaman (Bardford and
Yang 1981) dan pada akhirnya menurunkan hasil.
Tanaman kacang panjang ialah komoditas yang banyak dibudidayakan dan digemari di
masyarakat. Selain rasanya yan enak kacang panjang juga memiliki berbagai manfaat yang baik
untuk tubuh. Akan tetapi perubahan musim yang sulit untuk diprediksi menyebabkan banyak
pertumbuhan dari suatu tanaman terganggu dan dapat menpengaruhi hasil produksinya.

Kebanyakan tanaman tingkat tinggi kurang menyukai tanah-tanah basah (tergenang).


Akar-akarnya tidak hanya dihadapkan pada oksigen yang sangat rendah dan tingkat
karbondioksida yang tinggi, tetapi juga terhadap keadaan racun anorganik (Fitter dan Hay, 1994).
Informasi mengenai hasil-hasil penelitian tanaman kacang panjang pada kondisi tergenang masih
sangat terbatas. Kemampuan tanaman untuk dapat bertahan pada kondisi tergenang dapat pula
dibedakan berdasarkan fase pertumbuhan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan
karakter tanaman kacang panjang akibat cekaman genangan.
1.2 Tujuan
1.
2.

Mengetahui respon tanaman kacang panjang terhadap cekaman genangan.


Membandingkan respon tiga varietas terhadap cekaman genangan

Lakitan, B. 1997. Fisiologi tanaman pada kondisi rizosfer kekurangan oksigen. Makalah Seminar
Kenaikan Jabatan untuk Guru Besar Madya dalam bidang Ilmu Pertanian di Universitas
Sriwijya, Inderalaya. Ogan Ilir. Dalam Susilawati, et al. 2012. Karakter Agronomi dan Toleransi
Varietas Cabai Merah Akibat Genangan pada Fase Generatif. Jurnal Lahan Suboptimal. 1(1): 2230.
Bardford, K.l and S.P. Yang. 1981. Physiological response of plants to waterlogging. Hort. Sci.
16(1); 25-28.
Susilawati, et al. 2010. Studi Karakter Agronomi Berbagai Varietas Cabai Merah Terhadap
Cekaman Genangan Fase Vegetatif. Prosiding Seminar Nasional Unsri. Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai