Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGARUH AIR TERHADAP PERTUMBUHAN

KELOMPOK 4 :
1. FEBRI WIDIANTO (41201286)
2. INAYATURROBANIYA (41181248)
3. WAHYU AGUNG PRASETYO (41201292)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


BANYUWANGI
2021/2022
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN ……………………………………………………………...................
Latar Belakang …………………………………………………………….........................
Rumusan Masalah ……………………………………………………………....................
BAB II
PEMBAHASAN ……………………………………………………………......................
BAB III
KESIMPULAN ……………………………………………………………........................
SARAN ……………………………………………………………....................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu unsur alam yang keberadaannya sangat

dibutuhan oleh makhluk hidup yaitu tumbuhan, binatang dan juga manusia,dan mikroorganisme
sangat tergantung pada air. Sehingga, secara alamiah, dapat dikatakan air adalah sumber kehidupan ,
air merupakan faktor penting untuk memfungsikan secara tepat sebagian besar proses-proses tumbuh-
tumbuhan dan tanah. Air mempengaruhi hampir semua proses dalam tumbuhan, aktivitas
metabolisme sel dan tumbuh-tumbuhan berkaitan dengan kadar air. Untuk melangsungkan proses
metabolik yang diperlukan tanaman, air memerankan berbagai fungsi di dalam tanah. Sebagai pelarut
dan media transfer unsur hara, sumber hidrogen, pengatur suhu tanah dan aerasi serta sebagai
pengencer bahan beracun di dalam tanah. Selain itu, air berperan dalam mempertahankan tekanan
turgor sel dan suhu dalam tubuh tanaman sehingga metabolisme dalam tanaman tidak terganggu
(Onrizal, 2009).

Pada musim kemarau, tumbuhan sering mendapatkan cekaman air (water stress) karena kekurangan
pasokan air di daerah perakaran dan laju evapotranspirasi yang melebihi laju absorbsi air oleh
tumbuhan. Sebaliknya pada musim penghujan, tumbuhan sering mengalami kondisi jenuh air. Air
seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tumbuhan terhadap
kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya,
atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap
kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi
pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel. Pengaruh kekurangan air selama tingkat
vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi
penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas
beberapa enzim. Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis.
(Anggarwulan, 2005).

Pengaruh stres air pada tanaman dapat menurunkan jumlah klorofil dan kadar prolin daun. Selain
berpengaruh terhadap penurunan jumlah klorofil daun, stress air dapat meningkatkan rimpang
tanaman. Pada tanaman yang mendapat stress air dibentuklah prolin untuk mengatasi kekurangan air
(Rahardjo, 2013).

Peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu air merupakan bahan penyusun
utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan
air rendah aktivitas fisiologisnya rendah. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada
proses fotosintesis. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-
reaksi kimia. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor. Sebagai pendorong proses respirasi,
sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan. Secara tidak
langsung dapat memelihara suhu tanaman. Untuk mencukupi kebutuhannya, tanaman mengambil air
dari tanah, tetapi tidak semua air yang berada dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman. Air tanah
dapat diklasifikasikan menjadi, yaitu air higroskopis, air kapiler dan air gravitasi. Dari ketiga
klasifikasi tersebut, air kapiler dan air gravitasi ini digunakan oleh tanaman dalam kehidupannya pada
batas tertentu saja. Batas tersebut adalah batas atas sering disebut kapasitas lapang (field capacity) dan
batas bawah disebut persentase kelayuan tetap (Harwati, 2007).

Alasan mengapa air diperlukan untuk pertumbuhan pohon antara lain adalah karena air
merupakan komponen utama dan terbesar dari pohon, sebagai pelarut dan medium untuk berbagai
proses biokimia dalam pohon, sebagai pelarut dan sebagai media transfer unsur hara, sebagai baku
fotosistesis (bersama CO2), dan reaksi biokimia lainnya dalam pohon, mempertahankan tekanan
turgor (turgiditas) sel, mengatur dan mempertahankan suhu di dalam pohon,sehingga metabolisme
pohon tidak terganggu akibat fluktuasi suhu lingkungan, mengatur suhu tanah dan aerasi serta sebagai
pengencer, bahan beracun di dalam tanah, sehingga pohon tidak mengalami keracunan. Air sebagai
pelarut dalam suatu organisme sangat penting untuk proses metabolisme, misalnya proses osmosis
sangat bergantung pada bahan terlarut yang ada di dalam cairan sel. Struktur molekul protein dan
asam nukleat serta aktivitas biologis protoplasma sangat bergantung pada molekul air. Molekul air
secara aktif terlibat dalam reaksi kimia yang menjadi dasar kehidupan, bersama dengan molekul CO2
air merupakan substrat bagi fotosintesis (Onrizal, 2009).

Air membatasi pertumbuhan tanaman, jika jumlahnya terlalu banyak akan sering
menimbulkan genangan atau cekaman aerasi, jika jumlahnya terlalu sedikit akan sering menimbulkan
cekaman kekeringan, diperlukan upaya pengaturan lengas tanah supaya kondisi air optimum melalui
pembuatan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan, maupun saluran irigasi untuk
mencegah cekaman kekeringan. Pada tanaman legum, genangan tidak hanya menghambat
pertumbuhan akar maupun tajuk, juga menghambat perkembangan dan fungsi bintil akar. Yang
terganggu karena terhambatnya aktifitas enzim nitrogenase dan pigmen leghaemoglobin, kemampuan
fiksasi N2 akan menurun. Tanaman kedelai termasuk tanaman yang tahan genangan, mampu
membentuk akar adventif dan bintil akar pada akar tersebut, efek genangan akan hilang begitu akar
adventif terbentuk. Faktor yang mempengaruhi penurunan pertumbuhan secara langsung bukan
potensial air, tetapi potensial osmotik atau tekanan turgor. Tekanan turgor sel tanaman akan
mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan
pertumbuhan akar (Ariyanto, 2010).

Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat penting dan diperlukan dalam jumlah
banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sekitar 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan
jaringan tanaman tinggi adalah air. Air berfungsi sebagai pelarut hara, penyusun protoplasma, bahan
baku fotosintesis dan lain sebagainya. Kekurangan air pada jaringan tanaman dapat menurunkan
turgor sel, meningkatkan konsentrasi makro molekul serta mempengaruhi membran sel dan potensi
aktivitas kimia air dalam tanaman. Mengingat pentingnya peran air tersebut, maka untuk tanaman
yang mengalami kekurangan air dapat berakibat pada terganggunya proses metabolisme tanaman
yang pada akhirnya berpengaruh pada laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cekaman
kekurangan air dapat menghambat aktifitas fotosintesis dan distribusi asimilat ke dalam organ
reproduktif. Air sebagai penyusun protoplasma, lebih banyak berperan untuk menjaga turgor sel agar
sel dapat berfungsi secara normal. Bila sel kekurangan air untuk waktu cukup lama, isi sel akan
terlepas dari dindingnya yang mengakibatkan rusaknya sel dan akhirnya tanaman mati (Kurniawan,
2014).

Pengamatan kondisi lingkungan terdiri dari suhu dan kelembaban udara, kadar lengas tanah, kadar air
tanaman, pertumbuhan tanaman, seperti jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, bobot segar tanaman
dan bobot kering tanaman. Daun merupakan salah satu organ tanaman yang berperan dalam proses
fotosintesis. Tanaman budidaya cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan
mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pemanfaatan radiasi matahari yang
efisien. Cekaman kekeringan memberikan pengaruh terhadap parameter luas daun. Pada kondisi
cekaman kekeringan, tanaman melakukan tekanan transpirasi dengan menekan pertumbuhan tajuk
(mengurangi luas daun). Komponen hasil diamati dengan menghitung bobot biji, bobot biji per
tanaman, efisiensi penggunaan air, dan indeks panen. Efisiensi penggunaan air dinyatakan dalam
banyaknya hasil yang didapat per satuan air yang digunakan dalam gram bahan kering per liter air.
Efisiensi penggunaan air dikaitkan dengan hasil panen dalam hubungannya dengan jumlah air yang
digunakan untuk memproduksi hasil panen (Ciptaningtyas, 2013).
LATAR BELAKANG

Dalam proses budidaya, pengairan yang tepat dilakukan agar dapat menghasilkan hasil pertanian yang
maksimal karena, air merupakan zat yang melarutkan dan mengangkut unsur hara dari dalam tanah ke
akar tanaman, air di perlukan tanman untuk penyusun sel sebanyak 85-90% dari bobot segar sel-sel
dan jaringan tanaman adalah air. Selain itu, air juga memiliki peran penting dalam menjaga suhu
tanaman, melakukan proses fotosintesis dan respirasi, menjadi media untuk reaksi-reaksi biokimia
serta penyerapan mineral dari dalam tanah. Hal ini menjadikan air komponen yang utama yang perlu
diperhatikan pada budidaya pertanian.

Rumusan masalah

1. Peran air bagi pertumbuhan tanaman?

2. Dampak kekurangan dan kelebihan air tanaman?

Peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman


air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas
fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah. Air merupakan reagen
dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan)
pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
Sebagai pendorong proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan
untuk pertumbuhan. Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman. Untuk mencukupi
kebutuhannya, tanaman mengambil air dari tanah, tetapi tidak semua air yang berada dalam tanah
dapat digunakan oleh tanaman. Air tanah dapat diklasifikasikan menjadi, yaitu air higroskopis, air
kapiler dan air gravitasi. Dari ketiga klasifikasi tersebut, air kapiler dan air gravitasi ini digunakan
oleh tanaman dalam kehidupannya pada batas tertentu saja. Batas tersebut adalah batas atas sering
disebut kapasitas lapang (field capacity) dan batas bawah disebut persentase kelayuan tetap (Harwati,
2007).
Alasan mengapa air diperlukan untuk pertumbuhan pohon antara lain adalah karena air
merupakan komponen utama dan terbesar dari pohon, sebagai pelarut dan medium untuk berbagai
proses biokimia dalam pohon, sebagai pelarut dan sebagai media transfer unsur hara, sebagai baku
fotosistesis (bersama CO2), dan reaksi biokimia lainnya dalam pohon, mempertahankan tekanan
turgor (turgiditas) sel, mengatur dan mempertahankan suhu di dalam pohon,sehingga metabolisme
pohon tidak terganggu akibat fluktuasi suhu lingkungan, mengatur suhu tanah dan aerasi serta sebagai
pengencer, bahan beracun di dalam tanah, sehingga pohon tidak mengalami keracunan. Air sebagai
pelarut dalam suatu organisme sangat penting untuk proses metabolisme, misalnya proses osmosis
sangat bergantung pada bahan terlarut yang ada di dalam cairan sel. Struktur molekul protein dan
asam nukleat serta aktivitas biologis protoplasma sangat bergantung pada molekul air. Molekul air
secara aktif terlibat dalam reaksi kimia yang menjadi dasar kehidupan, bersama dengan molekul CO2
air merupakan substrat bagi fotosintesis (Onrizal, 2009).

Air membatasi pertumbuhan tanaman, jika jumlahnya terlalu banyak akan sering
menimbulkan genangan atau cekaman aerasi, jika jumlahnya terlalu sedikit akan sering menimbulkan
cekaman kekeringan, diperlukan upaya pengaturan lengas tanah supaya kondisi air optimum melalui
pembuatan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan, maupun saluran irigasi untuk
mencegah cekaman kekeringan. Pada tanaman legum, genangan tidak hanya menghambat
pertumbuhan akar maupun tajuk, juga menghambat perkembangan dan fungsi bintil akar. Yang
terganggu karena terhambatnya aktifitas enzim nitrogenase dan pigmen leghaemoglobin, kemampuan
fiksasi N2 akan menurun. Tanaman kedelai termasuk tanaman yang tahan genangan, mampu
membentuk akar adventif dan bintil akar pada akar tersebut, efek genangan akan hilang begitu akar
adventif terbentuk. Faktor yang mempengaruhi penurunan pertumbuhan secara langsung bukan
potensial air, tetapi potensial osmotik atau tekanan turgor. Tekanan turgor sel tanaman akan
mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan
pertumbuhan akar (Ariyanto, 2010).

Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat penting dan diperlukan dalam jumlah
banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sekitar 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan
jaringan tanaman tinggi adalah air. Air berfungsi sebagai pelarut hara, penyusun protoplasma, bahan
baku fotosintesis dan lain sebagainya. Kekurangan air pada jaringan tanaman dapat menurunkan
turgor sel, meningkatkan konsentrasi makro molekul serta mempengaruhi membran sel dan potensi
aktivitas kimia air dalam tanaman. Mengingat pentingnya peran air tersebut, maka untuk tanaman
yang mengalami kekurangan air dapat berakibat pada terganggunya proses metabolisme tanaman
yang pada akhirnya berpengaruh pada laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cekaman
kekurangan air dapat menghambat aktifitas fotosintesis dan distribusi asimilat ke dalam organ
reproduktif. Air sebagai penyusun protoplasma, lebih banyak berperan untuk menjaga turgor sel agar
sel dapat berfungsi secara normal. Bila sel kekurangan air untuk waktu cukup lama, isi sel akan
terlepas dari dindingnya yang mengakibatkan rusaknya sel dan akhirnya tanaman mati (Kurniawan,
2014).

Pengamatan kondisi lingkungan terdiri dari suhu dan kelembaban udara, kadar lengas tanah, kadar air
tanaman, pertumbuhan tanaman, seperti jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, bobot segar tanaman
dan bobot kering tanaman. Daun merupakan salah satu organ tanaman yang berperan dalam proses
fotosintesis. Tanaman budidaya cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan
mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pemanfaatan radiasi matahari yang
efisien. Cekaman kekeringan memberikan pengaruh terhadap parameter luas daun. Pada kondisi
cekaman kekeringan, tanaman melakukan tekanan transpirasi dengan menekan pertumbuhan tajuk
(mengurangi luas daun). Komponen hasil diamati dengan menghitung bobot biji, bobot biji per
tanaman, efisiensi penggunaan air, dan indeks panen. Efisiensi penggunaan air dinyatakan dalam
banyaknya hasil yang didapat per satuan air yang digunakan dalam gram bahan kering per liter air.
Efisiensi penggunaan air dikaitkan dengan hasil panen dalam hubungannya dengan jumlah air yang
digunakan untuk memproduksi hasil panen (Ciptaningtyas, 2013).

Dampak kekurangan dan kelebihan air tanaman


Pada musim kemarau, tumbuhan sering mendapatkan cekaman air (water stress) karena kekurangan
pasokan air di daerah perakaran dan laju evapotranspirasi yang melebihi laju absorbsi air oleh
tumbuhan. Sebaliknya pada musim penghujan, tumbuhan sering mengalami kondisi jenuh air. Air
seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tumbuhan terhadap
kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya,
atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap
kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi
pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel. Pengaruh kekurangan air selama tingkat
vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi
penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas
beberapa enzim. Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis.
(Anggarwulan, 2005).
Pengaruh stres air pada tanaman dapat menurunkan jumlah klorofil dan kadar prolin daun. Selain
berpengaruh terhadap penurunan jumlah klorofil daun, stress air dapat meningkatkan rimpang
tanaman. Pada tanaman yang mendapat stress air dibentuklah prolin untuk mengatasi kekurangan air
(Rahardjo, 2013).
BAB III
PENUTUP
Kesipulan

Air berperan penting bagi tanaman sebagai pelarut senyawa molekul organic ( unsur hara )
dari dalam tanah kedalam tanaman. Air sebagi salah satu senyawa dalam pembentukan protoplasma
Sebagai pelarut untuk proses masuknya mineral dari tanah ke tanaman Untuk proses reaksi metabolic
tumbuhan Untuk rektan pada beberapa jumlah reaksi pada metabolism, contohnya pada siklus asam
trikarboksilat Untuk bahan penghasil hydrogen dalam proses fotosintesis Untuk menjaga turgiditas
pada sel dan untuk menghasilkan tenaga mekanik pada proses pembesaran suatu sel Guna mengatur
suatu mekanisme pergerakan membuka dan menutup stomata pada tumbuhan Untuk perpanjangan sel
tumbuhan Untuk membantu berlangsungnya respirasi

Saran

Diharapkan para petani memanfaatkan air, guna meningkatan pertumbuhan dan


perkembangan tanaman, namun harus tetap ditingkatkan kebutuhan air tanaman guna menjaga
intensitas tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

http://dhonyagroteknologi.blogspot.com/2012/10/peranan-air-bagi-tanaman.html?m=1

http://duniasarjanahutan.blogspot.com/2019/01/pengaruh-air-terhadap-pertumbuhan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai