Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan air, tanah dan tanaman tidak dapat dipisahkan karena tanah
menyimpan air yang dibutuhkan tanaman. Benyamin Lakitan (2001) mengemukakan
bahwa fungsi air bagi tanaman adalah sebagai reagen yang penting untuk proses
fotosintesis, sebagai pelarut unsur hara dan merupakan unsur sel-sel dan jaringan
tanaman (80%-90%). Selain itu yang perlu diperhatikan bahwa agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik diperlukan kadar air yang sesuai pada kebutuhan masing-masing
tanaman. Dan setiap tanaman memiliki nilai ambang persentase kadar air yang
berbeda-beda. Untuk itulah diperlukan adanya pengukuran kadar air dalam tanah
tempat tanaman tumbuh secara intensif untuk mengontrol pertumbuhan tanaman
tersebut.

Ada beberapa teknik yang umum digunakan untuk mengukur kadar kelembaban
tanah, yaitu secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut
metode gravimetri) atau ssecara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain
yang berhubungan erat dengan air tanah, dengan menggunakan pengukuran sebaran
neutron probe dan pengukuran waktu hantaran listrik didalam tanah (time domain
reflectrometry, TDR). Walaupun penggunaan metode gravimetri memiliki tingkat
akurasi yang tinggi, namun membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 24 jam untuk
mengukurnya (waktu yang relatif sangat lama) sedangkan kendala menggunakan
metode sebaran neutron dan TDR adalah harga kedua alat tersebut yang sangat mahal
dan berbahaya karena pada penggunaan teknik sebaran neutron probe menggunakan
bahan radioaktif. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif lain untuk mendeteksi kadar
air tanah dengan menggunakan metode yang lebuh cepat, lebih akurat, lebih praktis,
aman dan ekonomis. Berdasarkan beberapa laporan penelitian menyatakan bahwa
adanya hubungan yang erat antara konduktivitas listrik pada suatu media berpori

1
(tanah atau batu) dengan kadar air, maka dalam penelitian pengukuran kadar air tanah
dilakukan dengan menggunakan metode konfigurasi Wenner.

Metode ini dapat mendeteksi perubahan potensial listrik dalam tanah yang
dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya kandungan air dalam tanah tersebut pada
saat arus listrik diinjeksikan dalam tanah. Konfigurasi ini memiliki empat buah
elektroda, dua elektroda sebagai elektroda injeksi arus kedalam tanah (berada pada
sisi terluar) dan dua buah elektroda sebagai deteksi beda potensial akibat elektroda
yang diinjeksi dengan arus listrik (berada pada sisi dalam). Hasil deteksi beda
potensial akan dihubungkan ke sistem kontrol menggunakan mikrokontroller
ATMega16 dan akan ditampilkan pada display LCD.

Untuk hidup, tumbuhan membutuhkan air, gas-gas serta zat-zat hara yang
diambil dari lingkungannya. Tumbuhan memiliki akar, batang dan daun dengan
fungsinya masing-masing. Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah diserap melalui
akar. Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2, diserap melalui daun.
Selanjutnya, zat-zat tersebut akan dibawa ke daun karena daun merupakan pusat
aktivitas penyusunan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan.
Tumbuhan mengeluarkan zat-zat tertentu ke lingkungannya. Zat-zat tertentu
tersebut di samping merupakan sisa metabolisme yang memang harus keluar dari
jaringan, juga beberaapa jenis zat yang lain dengan kepentingan tertentu. Dengan kata lain,
tumbuhan melakukan pertukaran zat.

Seperti halnya pada semua organisme, tumbuhan memiliki atau mengembangkan


alat khusus untuk melakukan pertukaran zat. Alat ini dapat berupa unit organela sel
tertentu, sel tertentu yang mengalami modifikasi, jaringan tertentu yang terspesialisasi
mendukung fungsi pengeluaran zat atau bahkan merupakan organisasi tingkat organ. Daun
merupakan organ paling penting untuk pertukaran gas.

Alat-alat pertukaran zat yang penting pada tumbuhan terutama adalah stomata.
Tumbuhan memiliki alat alat lain yang fungsinya lebih menonjol untuk pengeluaran, seperti
lentisel, hidatoda, sel-sel epidermis akar, trikomata dan sel-sel kelenjar. Melalui

2
kelenjar nektaria, tumbuhan mengeluarkan madu. Melalui trikomata, tumbuhan
melepaskan air atau zat-zat toksik tertentu yang digunakan untuk pertahanan dari
predator atau organisme pathogen. Melalui sel-sel khusus modifikasi epidermis daun pada
tumbuhan halofit, tumbuhan pantai mengeluarkan kelebihan garamnya (Na+) ke
lingkungannya. Jaringan epidermis akar juga digunakan untuk mengeluarkan cairan atau
exudat akar, yang berisi air dan bermacam-macam bahan organik, antara lain asam-asam
fenolat, asam amino, dan gula sederhana.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat dan pentingnya air bagi kehidupan tumbuhan ?
2. Bagimana proses transpor air pada tumbuahan ?
3. Bagaimana transpirasi pada tumbuhan ?
4. Bagaimana gutasi pada tumbahan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan sifat dan pentingnya air bagi tumbuhan.
2. Menjelaskan mengenai transpor air pada tumbuahan.
3. Menjelaskan mengenai transpirasi pada tumbuhan.
4. Menjelaskan mengenai gutasi pada tumbahan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat dan Pentingnya Air Bagi Kehidupan Tumbuhan

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya
kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organic
untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki
ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk
hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan
dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk
memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk
membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.

Dwijoseputro (1985), menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah ke


dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara difusi dan osmosis. Dengan
masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam
tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung pada
pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada
interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang
dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi. (Salisbury dan Ross, 1995).

Air merupakan esensi dalam kelangsungan hidup tumbuhan. Setiap hari,


sebatang tumbuhan dapat menyerap bergalon-galon air. Tumbuhan menyerap air
melalui akar, mendistribusikannya melalui pembuluh, dan menguapkannya melalui
daun. Namun, penelitian fisiologis tumbuhan belakangan ini menyatakan bahwa
hanya 5 % dari air yang diserap digunakan untuk proses metabolism. Pertanyaan yang
muncul ialah mengapa tumbuhan menyerap begitu banyak air untuk melangsungkan
proses kehidupannya.

4
Hampir dari seluruh anggota dari Kingdom Plantae membutuhkan substrat
untuk hidup. Substrat menyediakan mineral dan air yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Mineral dan air diserap melalui akar, kemudian didistribusikan oleh pembuluh xylem.
Air masuk ke dalam sistem tubuh tumbuhan melalui proses imbibisi, proses
penyerapan cairan melalui ruang antar sel. Mineral melalui jalur lain untuk masuk ke
sistem tubuh tumbuhan, yaitu melalui difusi dan transport aktif. Beberapa dugaan
mengenai fungsi air ialah sebagai media pendistribusian mineral, karena kemampuan
air yang dapat mengionisasi mineral. Fungsi air juga dapat dikaitkan pada fakta
bahwa reaksi kimia metabolisme terjadi pada fase cair. Namun penelitian dengan
menggunakan mineral yang diberi label radioaktif menunjukkan peredaran mineral
dalam tumbuhan dapat terjadi tanpa air.

Sebesar 95% air yang diserap akar akan dievaporasikan oleh daun melalui
transpirasi. Secara sederhana, tentulah hal tersebut merupakan pemborosan, namun
evaporasi merupakan jawaban mengenai fungsi air pada tumbuhan. Daun merupakan
organ yang sangat terpigmentasi pada tumbuhan. Klorofil, xantofil, dan beta-karoten
ialah beberapa dari pigmen yang terdapat pada daun. Pigmen-pigmen itu berfungsi
untuk menunjang kelangsungan fotosintesis yang membutuhkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Dengan demikian daun menyerap begitu banyak radiasi
matahari. Energi radiasi matahari tidak diubah seluruhnya oleh daun menjadi energi
kimia, sisa energy radiasi tersebut menjadikan suhu daun meningkat.

Air merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel,
air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk
mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk
berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis, dan air dapat menyebabkan
terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas
katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak
diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan
kematian.

5
 Fungsi Air bagi tumbuhan adalah sebagai berikut :
 Penyusun utama protoplasma

Molekul – molekul makro dalam protoplasma seperti protein, karbohidrat,


pektin dan lain-lain membentuk struktur yang unik berasosiasi dengan molekul air
dalam bentuk koloid.

 Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan.


 Menjadi alat transpor untuk memindahkan zat hara. Bahan yang diangkut dapat
berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan – bahan organik hasil fotosintesa,
dan olahan sel lainya.
 Menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia. Kita tahu terkadang
proses reaksi terjadi dalam bentuk larutan dan air adalah pelarut yang sangat baik.
 Menjadi bahan dasar untuk reaksi – reaksi biokimia. Seperti pada fotosintesis,
tanpa adanya air yang berperan sebagai donor elektron. Fotosintesis tidak dapat
berlangsung.
 Sebagai sistem hidrolik Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel seliingga
menimbulkan turgor pada dinding sel tumbuhan. Memberikan kekuatan mekanik
pada jaringan – jaringan yang tidak memiliki sokongan struktur (zat kayu) pada
dinding selnya, misalnya pada parenkim. Sistem hidrolik juga dapat di jumpai
pada membuka dan menutupnya stomata.
 Stabilisasi dan pemindahan panas

Tingginya panas jenis yang dimiliki air, telah memungkinkan air berperan
sebagai penyangga (buffer) dalam pengaturan panas tubuh tumbuhan. Penyerapan
sejumlah besar panas (radiasi) oleh tumbuhan, hanya akan mengubah suhu tubuh
sedikit saja. Sebab sebagian besar panas (radiasi) tersebut dikembalikan lagi ke
lingkungannya dengan cara penguapan air dari permukaan tubuhnya.

 Sebagai alat gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun pada gerak nasti. Air di
dalam sel berada dalam bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu dapat dengan
ion atau molekul polar, terkait dengan ikatan H pada molekul lain, terikat pada

6
koloid atau terikat secara kapiler. Air bebas terdapat pada vacuola sebagai cairan
encer. Apabila tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang hilang lebih dulu.
Sebagai larutan air dalam sel mempunyai potensial air lebih kecil dari nol.
Besamya potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperatur, adanya
bahan pelarut lain, adanya imbibiban yaitu zat yang mampu mengadakan
imbibisi. Dan adanya tekanan atau tegangan (tekanan hidrostatik).

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan. Banyak fungsi-
fungsi dalam biologi sepenuhnya bergantung pada air dan sifat kehidupan secara
langsung merupakan hasil dari sifat air. Fungsi air yang paling penting yaitu dalam
reaksi-reaksi biokimia dalam protoplasma yang dikontrol oleh enzim. Selain memberi
fasilitas bagi berlangsungnya suatu reaksi biokimia, molekul air dapat berinteraksi
secara langsung sebagai komponen reaktif dalam proses metabolisme di dalam sel.

Selain berperan dalam reaksi biokimia, air memiliki fungsi-fungsi lainya,


seperti dalam:

a. Protoplasma

Pada protoplasma terdapat molekul-molekul makro, meliputi protein-enzim, asam


nukleat, dll, membentuk berasosiasi dengan air membentuk suatu struktur yang unik
yang dikenal dengan koloida.

b. Sistem hidrolik

Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkan turgor
pada sel-sel tumbuhan, memberikan sokongan kekuatan pada jaringan-jaringan
tumbuhan yang tidak memiliki sokongan struktur pada dinding selnya. Selain itu
tekanan hidrolik juga berperan dalam proses membuka menutupnya stomata.

7
c. Sistem angkutan

Air berperan dalam mengangkut bahan-bahan dari satu sel ke sel lainnya, dimana
bahan yang diangkut dapat berupa garam-garam mineral atau bahan-bahan organic
hasil fotosintesis dan olahan sel lainnya.

d. Stabilitas dan pemindahan

Panas air berperan dalam pengaturan suhu tubuh tumbuhan, sehingga tumbuhan
tidak mengalami kepanasan. Hal ini disebabkan karena tingginya panas jenis yang
dimiliki air, memungkinkan air sebagai dapar ( buffer ) dalam pengaturan suhu tubuh
tumbuhan.

Sifat air pada dasarnya adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Dan seperti telah disinggung sebelumnya bahwa ada kondisi-kondisi tertentu yang
menyebabkan air berubah wujud.

Air di dalam perwujudannya dapat berubah ke dalam tiga bentuk. Yakni bentuk
padat berupa es, bentuk cair berupa perwujudan air itu sendiri serta bentuk gas berupa
embun atau awan yang terlepas di langit dan udara bebas.Bentuk padat berupa es
terjadi karena ada proses pembekuan. Kemudian bentuk cair berupa air terjadi karena
ada perubahan bentuk padat yang mencair menjadi air. Sedangkan bentuk gas atau
embun terjadi karena adanya proses penguapan dari air yang semula berupa cairan
tadi. Adapun sifat-sifat air lainnya adalah memiliki titik lebur 0ᵒ C serta memiliki titik
didih pada 100ᵒC.

Air memiliki sifat-sifat fisika yang penting bagi kehidpan tumbuhan maupun
semua organisme hidup, sifat-sifat tersebut antara lain:

- Titik didih air jauh lebih tinggi dibanding jenis cairan yang lain dan merupakan
cairan yang paling umum. Sehingga air dapat menyerap sejumlah besar energi tanpa
banyak menaikkan suhu, sehingga tubuh organisme menjadi lebih stabil dan
metabolismenya akan stabil pula.

8
- Air mempunyai titik densitas maksimum pada 4oc. Hal ini yang menyebabkan
kenapa air jarang membeku di dalam lautan atau danau . Sehingga, organisme dapat
hidup di dalamnya.

- Molekul air mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan molekul lain ( adhesi,
sedangkan kemampuan molekul tersebut untuk saling berikatan, disebut kohesi. Hal
ini sangat membantu dalam proses pengangkutan air di dalam tubuh tumbuhan.

- Air memiliki panas penguapan ( heats of vaporization ). Cukup tinggi, sekitar 540
cal gm-1. Angka tersebut sangat membantu dalam pemeliharaan temperature
organisme.

- Air tegangan muka sangat tinggi. Sehingga air ini boleh naik didalam suatu kapiler
sampai ketinggian sekitar 120cm, dan sangat bermanfaat bagi tumbuhan, dimana
memungkinkan air untuk pindah atau bergerak secara ekstensif antar ruang partikel
dan dalam dinding sel tumbuhan.

- Air mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mentransmisikan cahaya, sehingga


membantu tumbuhan di dalam fotosintesis terutama pada tumbuhan yang berada di
dalam air. Selain itu dapat memampukan cahaya untuk menembus dan menjangkau
jaringan daun-daun yang lebih dalam.

- Air berbentuk cair dalam suhu kamar, sehingga kehadiran air yang cair pada suhu
kamar dan tidak bersifat toksik merupakan sifat air yang penting bagi kehidupan,
selain itu air tidak dapat dimampatkan.

- Air memiliki viskositas yang rendah, sehingga dapat dengan mudah mengalir. Hal
ini sangat penting bagi kehidupan, karena dengan demikian air dengan mudah
berpindah di dalam tubuh.

Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke
tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan
hidrostatik, dan gravitasi.

9
1. Difusi

Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi
tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.

Beberapa contoh difusi:

a. Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak
wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka,
maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak
menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak
wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).

b. Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan
menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas
(konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi
pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari
konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah).

Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan)
medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat
berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih
lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara
melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses
fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan
konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui
stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan
untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan
air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin,
dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.

10
2. Osmosis

Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke


dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme
multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,
molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.

Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.


Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi
tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang
diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan
garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini
disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan
potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam
larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut
tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari
dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.

3. Tekanan kapiler

Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka
permukaan air dalam pip a kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara
tegangan yang menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air
tersebut disebut tekanan kapiler. Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler :
semakin kecil diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air
tersebut.

11
4. Tekanan hidrostatik

Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel
sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan
hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut
tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil
masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting
bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku.
Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial
osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai
potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai
potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.

5. Gravitasi

Air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu
tekanan untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat
diabaikan karena perbedaan ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil.
Pada tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk
menggerakkan air ke atas pada pohon setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20
atmosfer.

2.2 Transpor Air


Setelah zat-zat menembus masuk ke dalam jaringan akar, selanjutnya akan
diangkut menuju daun untuk diolah menjadi berbagai zat yang dibutuhkan dalam
tubuh seperti lemak, protein, vitamin dan zat-zat penting lainnya.

Pengangkutan zat pada tumbuhan berlangsung melalui dua cara, yakni :


1. di luar pembuluh angkut (ekstravaskuler)
2. di dalam pembuluh angkut (vaskuler/intravaskuler)

12
1. Pengangkutan ekstravaskuler
Pengangkutan ekstravaskuler merupakan pengangkutan air dimulai dengan
penyerapan oleh bulu akar, kemudian masuk menuju sel-sel epidermis. Dari
sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan ke sel-sel endodermis.
Akhirnya, air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan menuju sel-sel
untuk proses metabolisme tubuh. Pengangkutan ekstravaskuler berlangsung
dalam dua cara, yakni :
a. Simplastik : Pengangkutan air dari sel ke sel melalui plasmodesmata
(pengangkutan melalui bagian yang hidup dari sel)
b. Apoplastik: pengangkutan dari ruang antar sel ke ruang antar sel lain
(melalui bagian yang tak hidup dari sel)

13
2. Pengangkutan Vaskuler
Pengangkutan zat secara fasikuler terjadi melalui pembuluh kayu
(xilem) dan pembuluh kulit (floem). Pengangkutan air dari akar ke batang
terjadi melalui pembuluh kayu, membentuk aliran air (benang air). Setelah
mencapai daun, sebagian dimanfaatkan oleh sel-sel daun untuk memasak
makananm. Sebagian air dan garam mineral yang lain dipindah ke floem,
menyatu dengan aliran sukrosa (asimilat).
Pada tumbuhan dikotil, bagian xilem berada di bagian kayu,
seddangkan floemnya berada di bagian kulit dekat kambium. Pada
monokotilseperti jagungdan tebu, xilem dan floem bersatu membentuk satu
berkas angkutan. Letaknya tersebar. Sedang pengangkutan hasil
fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain dilakukan melalui
pembuluh kulit (pembuluh tapis) dan membentuk aliran asimilat. Selain

14
asimilat, melalui floem juga diangkut bermacam-macam zat organik
lain, hormon dan juga ion-ion atau garam mineral yang berasal dari xilem.

a. Faktor-faktor Pengangkutan dalam xilem


Ada banyak faktor yang mempeengaruhi pengangutan air atau
larutan tanah dalam xilem. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan
eksternal atau kesatuan sistem antara sistem tanah-jaringan – udara.
Faktor internal meliputi tekanan akar, daya kapilaritas dan daya hisap
daun.

1) Daya tekan akar.


Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui
permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena
adanya tekanan akar. Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu
pendorong masuknya air dari tanah ke dalam akar.
2) Daya hisap daun.
Daya hisap daun terjadi sebagai akibat penguapan air di permukaan
daun yang disebut transpirasi. Besarnya penguapan air tergantung
pada luas permukaan daun. Makin luas permukaan daun makin besar
daya hisap daun.Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk

15
benang air, maka lepasnya molekul air pada daun akan diikuti
naiknya air pada akar dan batang. Selanjutnya air dari tanah juga
akan terserap masuk ke akar.

3. Daya kapilaritas.
Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan
daya kapilaritas air di dalam xilem. Daya kapiler ini
berbanding terbalik dengan jari-jarinya. Dengan demikian, pada
buluh yang semakin kecil akan menghasilkan daya kapilaritas
semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada
air, yaitu daya kohesi dan adhesi.
a) Daya kohesi air. Antar molekul air terjadi saling ikat yang
menyebabkan air akan membentuk seperti benang air. Bila salah
satu bagian air bergerak menyusup ke ruang-ruang antar sel,
maka akan diikuti oleh bagian air yang lain.
b) Daya adhesi air. Air dapat merambat melalui benda
yang dilewatinya, karena air memiliki daya ikat terhadap
permukaan benda lain. Daya adhesi air akan tergantung dari
sifat benda yang dilalui. Daya ikat air terhadap benda lain ini
disebut daya adhesi. Ingat, minyak dapat merambat melalui
sumbu, demikian pula air dapat merambat melalui dinding sel
akar yang dilewatinya.

4. Tingkat bukaan stomata. Derajat bukaan stomata akan


menentukan daya hantar (konduktivitas) gas-gas melewatinya
(pertukaran zat). Buka tutupnya stomata dipengaruhi oleh banyak
faktor, meliputi faktor klimatik, edafik, gas- gas di udara (O2, CO2)
dan faktor-faktor internal seperti fotosintesis, asam abskisat (ABA =
suatu hormon), kondisi cairan tubuh, dsb. Hal ini terkait langsung
dengan laju transpirasi.

16
b. Faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal penting meliputi :
1) Faktor klimatik, meliputi suhu udara, kelembaban, cahaya
(intensitas & lama pencahayaan), kecepatan angin.
2) Faktor edafik, terutama kelembaban (kadar air tanah) dan suhu tanah
Keadaan di dalam jaringan dandi luar jaringan secara sistemik akan
menentukan terbentuknya beda (gradien) potensial air antara tanah-
jaringan-udara. Beda potensial air ini menjadi salah satu pendorong
aliran air (water stream) mulai dari penyerapan – pengangkutan –
pelepasan (transpirasi). Pengaturan atau kontrol laju pelepasan air
dilakukan tumbuhan dengan cara mengatur tingkat bukaan stomata.

17
c. Sifat pengangkutan di Floem
1) Terjadi dalam dua arah secara bersamaan (bidirectional transport)
2) Mengangkut asimilat berupa gula sukrosa, bukan berupa glukosa
3) Selain sukrosa, melalui floem diangkut pula ion-ion, air, asam-
asam organik, asam amino dan juga hormon tumbuhan.
4) Banyak teori tentang transpor dalam floem, di antaranya adalah
teori aliran massa (mass flow, bulk flow), yang terjadi karenaadanya
perbedaan (gradien) sukrosa antara bagiandaun – batang dan akar.
Teori ini sangat dikenal dengan teori Munk.

2.3 Transpirasi
Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang
terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar
peranannya dalam transpirasi.

Tabel 1. perbedaan Transpirasi dengan Evaporasi

Transpirasi Evaporasi

1. Proses fisiologis atau fisika 1. Proses fisika murni


yang termodifikasi
2. Diatur bukaan stomata 2. Tidak diatur bukaan
stomata
3. Diatur beberapa macam 3. Tidak diatur oleh tekanan
tekanan
4. Terjadi di jaringan hidup 4. Tidak terbatas pada
jaringan hidup
5. Permukaan sel basah 5. Permukaan yang
menjalankannya menjadi
kering

18
1. Mekanisme Transpirasi

2. Macam Transpirasi
a. Stomater : 80-90% total transpirasi
b. Kutikuler: 20% total transpirasi
c. Lentikuler : 0,1% total transpirasi

3. Mekanisme Bukaan Stomata


Stomata membuka karena sel penjaga menyerap air dan mengembang.
Mekanisme membuka menutupnya stomata merupakanperistiwa yang
kompleks. Para Fisiolog sependapat bahwa membuka – menutupnya stoma
terjadi karena perubahan atau pengaturan turgor sel penutup. Tekanan turgor
terbentuk oleh adanya aliran air dari sel-sel sekitarnya. Keluar masuknya air
dari dan ke sel penutup pada dasarnya adalah peristiwa osmosis (difusai air
melalui membran). Masuknya air air secara osmotik ke sel penutup membuat
stoma membuka. Sebaliknya, stoma akanmenutup seiring dengan keluarnya air
dari sel penutup ke sel-sel sekitarnya.

Banyak faktor mempengaruhi aktivitas buka-tutupnya stoma. Kondisi


lingkungan tersebut antara lain seperti konsentrasi CO2, suhu, kelembaban

19
udara, intensitas pencahayaan, dan kecepatan angin. Pada umumnya stoma
membuka pada siang hari, kecuali tumbuhan gurun. Membukanya stomata
pada malam hari untuk tumbuhan gurun merupakan bentuk adaptasi fisiologis
untuk mengurangi resiko hilangnya air berlebihan.

Gambar. Faktor – faktor membuka menutupnya stoma

Arah pergerakan air ditentukan oleh perbedaan potensial air atau


tekanan osmotik antara sel penutup dengan sel-sel di sekitarnya. Bila
tekanan osmotik sel penutup lebih negatif (PO meningkat; cairan sel lebih
pekat; potensial airnya lebih rendah) daripada sekelilingnya, maka air dari sel-
sel sekitarnya akan bergerak masuk menuju sel penutup. Sebaliknya, jika
PO sel penutup lebih rendah atau potensialairnya lebih tinggi, maka air
akan berosmosis dari sel penutup menuju sel tetangga. Persoalannya adalah
bagaimana mekanisme tumbuhan mengontrol PO yang dinamis sesuai fluktuasi
perubahan lingkungannya

20
Beberapa teori berusaha menjelaskan mekanisme buka – tutupnya
stomata, di antaranya adalah teori “gerakan atau pompa ion K”. Masuknya
ion K terjadi secara difusi melalui pertukaranion dengan Cl- dan H+. Telah
diketahui bahwa K+ terlibat dalam metabolisme karbohidrat, karena perananya
mendukung aktivitas enzim fosforilase. Enzim ini berperan dalam konversi
amilum menjadi glukosa. Bila ion K meningkat pada sel penutup, aktivitas
pengubahan amilum menjadi glukosa juga meningkat. Dengan bertambahnya
konsentrasi glukosa sel penutup maka akan meningkatkan potensial osmotik
selnya. Dengan demikian akan menggerakkan air sel-sel sekitarnya
berosmosis menuju sel penutup. Akibatnya, tekanan turgor sel penutup
meningkat dan stoma membuka.

Gambar : Perubahan K+ dan pH pada buka – tutup stoma

21
4. Faktor yang mempengaruhi laju Transpirasi

Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi laju Transpirasi

Faktor lingkungan Faktor tanaman

1. kelembaban udara 1. stomata: jumlah per satuan luas,


2. suhu letak stomata (permukaan bawah
3. kecepatan angin atau atas daun, timbul/
4. cahaya tenggelam), waktu bukaan
5. tekanan udara stomata
6. ketersediaan air tanah 2. daun: berbulu/tidak, warna
7. debu daun(kandungan klorofil daun),
posisinya menghadap matahari
secara langsung atau tidak

5. Peranan Transpirasi
a. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
b. Penyerapan dan pengangkutan air, hara
c. Pengangkutan asimilat
d. Membuang kelebihan air
e. Pengaturan bukaan stomata
f. Mempertahankan suhu daun , mendingikan daun
g. Memindahkan bahang kelingkungan

2.4 Gutasi
Merupakan proses pengeluaran air dalam bentuk tetesan melalui sebuah
celah yang disebut hidatoda. Hidatoda, yaitu suatu lubang yang terdapat pada
ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.

22
Tabel 3. Perbedaan Transpirasi dan Gutasi

Transpirasi Gutasi

1. terjadi pada siang hari 1. pada malam hari

2. air yang hilang berbentuk 2. air yang keluar berbentuk cair


uap air

3. yang dilepaskan uap air 3. cairan mengandung solute,


murni seperti gula dan garam

4. terjadi melewati stomata, 4. melewati hidatoda


lubang kutikula, dan lentisel

5. terkendali oleh bukaan 5. tidak terkendali


stomata

23
6. menurunkan suhu 6. tidak menurunkan suhu
permukaan tanaman permukaan

1. Faktor yang menyebabkan gutasi pada tumbuhan antara lain adalah:


a. Penyerapan air oleh akar secara terus-menerus atau akar mengalami
tekanan positif . Semakin banyak air yang diserap oleh akar, semakin
besar kemungkinan tumbuhan dalam melakukan gutasi. Semakin rendah
laju penyerapan air oleh akar, maka proses gutasi pada tumbuhan sangat
mungkin tidak akan terjadi. Karena itu tumbuhan yang paling banyak
mengalami gutasi adalah tumbuhan yang hidup di air.
b. Laju tranpirasi yang rendah. Tumbuhan yang memiliki laju transpirasi
rendah akan mengalami gutasi. Hal ini disebabkan karena sel-sel pada
jaringan telah kelebihan air disebabkan penyerapan akar yang terus-
menerus. Sehingga jika laju transpirasi rendah maka air keluar lewat
proses gutasi.
c. Kelembaban udara yang tinggi. Sel-sel jaringan tumbuhan akan
kelebihan air akibat kelembaban udara yang tinggi. Sehingga sel-sel
kaya akan air dan harus dikeluarkan agar tidak terjadi plasmolisis sel.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Transpor air pada tumbuhan ada dua cara, yaitu pengangkutan ekstravaskuler
dan pengangkutan intravaskuler.
2. Pengangkutan ekstravaskuler terjadi melalui ruang antar sel, sedangkang
pengangkutan vaskuler melalui pembuluh angkut.
3. Factor yang mempengaruhi laju transpr air ada 4 yaitu: tekanan, daya hisap
daun, nukaan stomata dan daya kapilaritas.
4. Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
5. Transpirasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor tumbuhan itu
sendiri.
6. Peranan transpirasi:
a. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
b. Penyerapan dan pengangkutan air, hara
c. Pengangkutan asimilat
d. Membuang kelebihan air
e. Pengaturan bukaan stomata
f. Mempertahankan suhu daun , mendingikan daun
g. Memindahkan bahang kelingkungan
7. Gutasi merupakan proses pengeluaran air dalam bentuk tetesan melalui
sebuah celah yang disebut hidatoda.

25
8. Perbedaan Transpirasi dan Gutasi

Transpirasi Gutasi

1. terjadi pada siang hari 1. pada malam hari

2. air yang hilang berbentuk 2. air yang keluar berbentuk


uap air cair
3. yang dilepaskan uap air 3. cairan mengandung solute,
murni seperti gula dan garam
4. terjadi melewati stomata, 4. melewati hidatoda
lubang kutikula, dan lentisel
5. terkendali oleh bukaan 5. tidak terkendali
stomata
6. menurunkan suhu 6. tidak menurunkan suhu
permukaan tanaman permukaan

26

Anda mungkin juga menyukai