Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN TUMBUHAN DAN AIR

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan bagian yang penting dari sel dan jaringan tumbuhan.
Komponen sel terbesar sekitar 70-80% adalah air (Suryani 2022). Air diperlukan
dalam proses pertumbuhan sel, berkembang biak, serta digunakan sebagai reaktan
dalam reaksi biokimia. Air sebagai penyusun utama jaringan dan sel serta pelarut
hara mineral yang dibutuhkan bagi tumbuhan. Hara-hara mineral terdiri dari ion-
ion bermuatan positif dan negatif. Air berperan penting dalam melarutkan ion-ion
tersebut dari sumbernya sehingga bisa diserap oleh tumbuhan dan masuk ke
dalam jaringan tumbuhan ( Hamim 2008). Air juga menjadi sarana untuk berdifusi
bagi ion dan pupuk sehingga tumbuhan dapat melangsungkan kehidupan. Dalam
proses biokimia air berperan sebagai substrat atau reaktan seperti dalam proses
fotosintesis. 
Pertumbuhan tumbuhan akan terganggu jika kebutuhan air tidak terpenuhi.
Umumnya tanaman akan mulai terganggu pertumbuhannya pada saat kadar air
dalam tanah <50% dari total air yang tersedia dan dapat mengurangi produksi.
Menurut Maryani (2012) kekeringan merupakan faktor utama yang membatasi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi. Karena
kekeringan adalah keadaan umum di banyak lingkungan, dan banyak spesies
tanaman tahunan telah mengembangkan mekanisme untuk mengatasi ketersediaan
air yang terbatas. Bahwa ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
air bagi tanaman sangat penting. Peranan air pada tanaman sebagai pelarut
berbagai senyawa molekul organik (unsur hara) dari dalam tanah ke dalam
tanaman, transportasi fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga
turgiditas sel diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata,
sebagai penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman
(Felania 2017). Sebagian besar ketersediaan dan penyerapan hara oleh tanaman
dimediasi oleh air, malah unsur-unsur mobil seperti N, K dan Ca dominan diserap
tanaman melalui bantuan mekanisme massa air, baik ke permukaan akar maupun
transportasi ke daun. Oleh karena itu, tanaman yang mengalami defisiensi
(kekurangan) air tidak saja akan layu tetapi juga akan mengalami defisiensi hara
(Zuhaida dan Kurniawan 2018).  
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat
yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas dan salah satunya
adalah difusi dan osmosis. Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran
menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan
menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang
mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk
molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh
lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Perbedaan konsentrasi
yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi
hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan
setimbang dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi. Difusi paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi
molekuler terbentuk jika terjadi perpindahan dari sebuah lapisan molekul diam
dari solid atau fluida. 
Beberapa molekul, seperti CO2 dan O2, dapat dengan mudah berdifusi
melintasi lapisan ganda lipid dari membran plasma. Tetapi sebagian besar tidak
bisa. Alih-alih, transfernya bergantung pada protein transpor membran khusus
yang menjangkau bilayer lipid, menyediakan jalur pribadi melintasi membran
untuk zat tertentu. Zat tertentu harus pindah ke dalam sel guna membantu reaksi
metabolik. Zat lain yang sudah diproduksi oleh sel akan diekspor atau limbah
sebagai produk seluler harus berpindah keluar dari sel. Zat pada umumnya
bergerak melintasi membran selular melewati proses transportasi yang bisa
diklasifikasikan sebagai pasif atau aktif, tergantung apakah 2 mereka
membutuhkan energi atau tidak. Dalam transport pasif, zat bergerak menuruni
gradien untuk menyeberangi membran hanya menggunakan energi kinetik sendiri.
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium.
Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat
berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar
lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil.
Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi.
Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga
konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan
difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di
dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari
udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi)
juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan
molekul lebih cepat dibanding dengan proses difusi.
Selain difusi, sel juga mengalami mekanisme osmosis. Osmosis adalah
difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel
endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme
multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,
molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.
Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli
fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan
yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam
larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas. 
Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi
dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel
akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka
vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan
membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari
dinding sel ini disebut plasmolisis.
Tujuan
Mengetahui peranan air dan fungsinya pada tumbuhan serta mengetahui
sistem transpor molekul melalui membran dengan mengamati proses difusi dan
osmosis sel.

PEMBAHASAN
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas,
misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh
dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh
elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor)
berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam
dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan
turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun
yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Dengan
masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di
dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung
pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung
pada interaksi antara sel dengan lingkungan.
Ketersediaan air merupakan salah satu cekaman abiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Tanaman tidak
akan dapat hidup tanpa air, karena air merupakan faktor utama yang berperan
dalam proses fisiologi tanaman. Air merupakan bagian dari protoplasma dan
menyusun 85-90% dari berat keseluruhan jaringan tanaman. Air juga merupakan
reagen yang penting dalam fotosintesis dan dalam reaksi-reaksi hidrolisis. Di
samping itu air juga merupakan pelarut garam-garam, gas-gas dan zat-zat lain
yang diangkut antar sel dalam jaringan untuk memelihara pertumbuhan sel dan
mempertahankan stabilitas bentuk daun (Felania 2017).
Di dalam kehidupan air merupakan molekul terbesar dan memiliki sifat-
sifat fisika dan kimia yang unik. Fungsi air yang paling penting di dalam
kehidupan dijumpai pada reaksi-reaksi biokimia dalam protoplasma yang
dikontrol oleh enzim. Komponen-komponen reaktif dalam rangkaian reaksi
metabolisme. Semuanya ada dalam keadaan terlarut dalam air. Molekul air juga
dapat berinteraksi secara langsung sebagai komponen reaktif dalam proses
metabolisme di dalam sel, seperti fotosintesis, perombakan asam lemak pada biji.
Secara lebih rinci fungsi air bagi tumbuhan dapat diuraikan seperti berikut ini : 
1. Penyusun utama protoplasma Molekul – molekul makro dalam
protoplasma seperti protein, karbohidrat, pektin dan lain-lain membentuk
struktur yang unik berasosiasi dengan molekul air dalam bentuk koloid. 
2. Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan.
3. Menjadi alat transportasi untuk memindahkan zat hara. Bahan yang
diangkut dapat berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan – bahan
organik hasil fotosintesis, dan olahan sel lainya. 
4. Menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia. Kita tahu
terkadang proses reaksi terjadi dalam bentuk larutan dan air adalah pelarut
yang sangat baik. 
5. Menjadi bahan dasar untuk reaksi – reaksi biokimia. Seperti pada
fotosintesis, tanpa adanya air yang berperan sebagai donor elektron.
Fotosintesis tidak dapat berlangsung.
6. Sebagai sistem hidrolik Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel
sehingga menimbulkan turgor pada dinding sel tumbuhan. Memberikan
kekuatan mekanik pada 7 jaringan – jaringan yang tidak memiliki
sokongan struktur (zat kayu) pada dinding selnya, misalnya pada
parenkim. Sistem hidrolik juga dapat dijumpai pada membuka dan
menutupnya stomata.
7. Stabilisasi dan pemindahan panas Tingginya panas jenis yang dimiliki air,
telah memungkinkan air berperan sebagai penyangga (buffer) dalam
pengaturan panas tubuh tumbuhan. Penyerapan sejumlah besar panas
(radiasi) oleh tumbuhan, hanya akan mengubah suhu tubuh sedikit saja.
Sebab sebagian besar panas (radiasi) tersebut dikembalikan lagi ke
lingkungannya dengan cara penguapan air dari permukaan tubuhnya. (8)
Sebagai alat gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun pada gerak nasti.
Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu
dapat dengan ion atau molekul polar, terkait dengan ikatan H pada molekul
lain, terikat pada koloid atau terikat secara kapiler. Air bebas terdapat pada
vakuola sebagai cairan encer. Apabila tumbuhan kekurangan air, air
bebaslah yang hilang lebih dulu. Sebagai larutan air dalam sel mempunyai
potensial air lebih kecil dari nol. Besarnya potensial air larutan cairan sel
dipengaruhi oleh temperatur, adanya bahan pelarut lain, adanya imbiban
yaitu zat yang mampu mengadakan imbibisi. Dan adanya tekanan atau
tegangan (tekanan hidrostatik).

Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika
pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan
dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat
mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang
berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika
membicarakan difusi air. (Campbell, 1977). Kecepatan difusi dipengaruhi oleh
ukuran partikel. Semakin kecil partikel, semakin cepat partikel itu bergerak
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.  permukaan partikel zat menyebabkan
gerak zat dihambat. Suatu zat juga akan bergerak menyebar karena adanya
perbedaan (gradien) tekanan atau suhu. Angin merupakan udara yang bergerak.
Udara bergerak dari daerah bertekanan kuat ke daerah bertekanan lemah, dari
daerah dingin ke daerah yang lebih panas. Suatu zat juga akan bergerak menyebar
dari daerah berkonsentrasi lebih besar (lebih pekat) ke daerah yang konsentrasinya
lebih rendah. Jadi, pada dasarnya setiap zat akan bergerak bila terjadi perbedaan
suhu, tekanan atau konsentrasi. 
Difusi mengacu pada proses dimana molekul berbaur sebagai hasil dari
energi kinetik gerak acak. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa
dan difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau
molekul yang hydrophobic atau tidak berpikir. Difusi khusus terjadi ketika sel
ingin mengambil nutrisi atau molekul berpolar. Difusi seperti ini memerlukan
protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun
membantu dalam perpindahan partikel. Hal tersebut mudah terjadi karena
partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah.
Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara random yang menghasilkan
pergerakan molekul efektif dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contoh-
contohnya adalah difusi zat warna dalam air tenang, difusi glukosa dan teknik
tomografi, difusi zat melalui membran, difusi oksigen dalam membran polimer.
Bahkan difusi tidak hanya terjadi pada skala mikro tetapi juga skala makro, seperti
difusi gas dan galaksi (Trihandaru 2012).
Osmosis merupakan proses memaksa pelarut dari daerah konsentrasi zat
terlarut tinggi melalui membran semipermeabel ke daerah konsentrasi zat terlarut
rendah dengan menerapkan tekanan melebihi tekanan osmotik (Lokajaya 2016).
Prinsip dasar osmosis adalah apabila dua buah larutan dengan konsentrasi rendah
dan konsentrasi tinggi dipisahkan oleh membran semi permeabel, maka larutan
dengan konsentrasi yang rendah akan berdifusi melalui membran semipermeabel
tersebut masuk ke dalam larutan konsentrasi tinggi sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi. Fenomena tersebut dikenal sebagai proses osmosis, sebagai contoh
misalnya, jika air tawar dan air payau dipisahkan dengan membran semi
permeabel, maka air tawar akan berdifusi ke dalam air payau melalui membran
semipermeabel tersebut sampai terjadi kesetimbangan (Yagturi dan Hartati 2022). 
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya
larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Selain air,
molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan
(Puri  2018). Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. 
Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah
potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika
anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan
kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel
wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam
sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati
dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan
sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya.
Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis. Masuknya
larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam
tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan
leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2
juga mudah melewati membran sel osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke
organel-organel bermembran.

KESIMPULAN
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan, demikian
pentingnya sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Banyak fungsi
dalam biologi sepenuhnya bergantung pada air. Dan sifat kehidupan sering secara
langsung merupakan hasil dari sifat air. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut
unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air
diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia
misalnya proses fotosintesis. ·Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari
dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah hal ini
disebabkan oleh energi kinetic dari molekul, ion atau atom-atom. Osmosis pada
dasarnya hampir sama dengan difusi, hanya saja osmosis adalah difusi melalui
membran semipermeabel. Dimana molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Tekanan yang diberikan
pada air atau suatu larutan akan meningkatkan energi bebasnya, sehingga
potensial air dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1997. Biologi Umum. Jakarta (ID): Erlangga.
Felania C. 2017. Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan kacang hijau
(Phaceolus radiatus). Jurnal Pendidikan Biologi. 9(2): 14-22.
Hamim 2008. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): Praba UT.
Maryani, AT. 2012. Pengaruh volume pemberian air terhadap pertumbuhan bibit
kelapa sawit di pembibitan utama. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas
Jambi Mendolo Darat, Jambi. 1(2): 65-71
Suryani Y. 2022. Fisiologi Mikroorganisme. Bandung (ID): Gunung Djati
Publishing.
Yagturi M, Hartati R. 2022. Identifikasi kerusakan mesin sea water reverse
osmosis (swro) dengan Fault Tree Analysis (FTA) di PT. PLN
(PERSERO) UPK Nagan Raya. Journal of Social Research. 1(9): 972-
981.
Zuhaida A, Kurniawan W. 2018. Deskripsi saintifik pengaruh tanah pada
pertumbuhan tanaman: studi terhadap QS. Al A’raf ayat 58. Jurnal
THABIEA. 1(2): 61-69.

Anda mungkin juga menyukai