NIM : 19010107015
PRODI : Tadris IPA
Soal
Peran air pada tumbuhan sangatlah penting, fungsi pertama dari air adalah sebagai senyawa
utama penyusun protoplasma. Protoplasma merupakan cairan utama penyusun sel, baik yang
terdapat di dalam sitoplasma maupun vakuola sel. Dalam kultur jaringan juga dikenal istilah
kultur protoplas, yaitu apabila sel yang telah dihilangkan dinding selnya (tinggal membran
plasma dan seluruh komponen di dalamnya meliputi sitoplasma, inti sel, dan vakuola)
ditumbuhkan di dalam media kultur jaringan.
Air sangat penting bagi tanaman. Fungsinya antara lain sebagai berikut.
Salah satu contoh peran air pada tanaman yait sebagai berikut :
Pengisi cairan tubuh tanaman.
Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
Membantu penyerapan unsur hara (makanan) dari dalam tanah oleh akar tanaman.
Mengangkut unsur hara ke seluruh organ tanaman.
Membantu memperlancar metabolisme terutama pada proses fotosintesis lalu mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.
Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah.
Dalam proses biokimia tumbuhan, air juga berfungsi penting sebagai medium reaksi
maupun bahan bagi reaksi-reaksi metabolisme dalam tumbuhan. Dalam proses hidrolisis
pati misalnya, pemecahan pati menjadi glukosa diperlukan air. Demikian juga
reaksi-reaksi hidrolisis lainnya. Air juga mempunyai peran penting dalam proses reaksi
terang fotosintesis. Dalam proses tersebut air merupakan sumber elektron, yaitu ketika
molekul air dipecah untuk menghasilkan O2, H+, dan elektron. Walaupun proporsi
kebutuhan air dalam reaksi sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan pada
reaksi-reaksi biokimia lainnya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah fungsi air dalam mempertahankan
turgiditas sel, pertumbuhan sel dan pergerakan struktur tertentu dari tumbuhan.
Turgiditas sel atau dikenal dengan istilah sel turgor adalah tekanan sel akibat masuknya
air ke dalam sel. Ketika sel tanaman mengalami banyak kehilangan air sehingga menjadi
layu maka pada saat tersebut sel mempunyai nilai tekanan turgor yang sama dengan nol.
Ketika air masuk ke dalam sel maka tekanan turgor akan meningkat (positif) dan sel
akan mengembang sehingga sel mencapai ukuran yang maksimum. Ketika ini terjadi
maka sel tumbuhan berada dalam keadaan turgor penuh. Pada pagi hari ketika air tanah
atau media tanam cukup, biasanya sel-sel tumbuhan ada dalam keadaan turgor penuh.
Pada tengah hari, saat matahari terik dan tumbuhan telah kehilangan banyak air akibat
penguapan mungkin tumbuhan akan mengalami kehilangan tekanan turgor atau bahkan
sampai mencapai nol (layu).
Proses pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan berawal dari air di
dalam tanah diserap oleh rambut akar. Air dan mineral dari tanah memasuki tumbuhan
melalui epidermis akar, melintasi korteks akar, dan masuk ke dalam stele. Dari stele air
dan mineral – mineral terlarut di dalam xilem. Air mengalir karena ada perbedaan
kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel. Pemasukan air ke dalam akar sebagai
gerakan horisontal, maka bagian – bagian akar yang dilewatinya adalah bulu akar, sel –
sel korteks, sel – sel endodermis, sel – sel perisikel, dan akhirnya air itu sampai pada
pembuluh kayu (xilem)
Air berfungsi sebagai bahan baku tanaman dalam proses fotosintesis dan juga dapat
menjaga kelembaban tumbuhan agar tidak layu.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, air diserap oleh akar tumbuhan dan
dikirimkan ke daun, tempat melakukan fotosintesis.
Kelebihan penyerapan air pada tanaman diatasi dengan cara membuka stomata
untuk melakukan penguapan. Stomata adalah celah kecil pada epidermis daun yang
berfungsi sebagai tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen hasil fotosintesis.
Stomata akan membuka untuk melakukan penguapan air, namun akan menutup untuk
menghemat air pada kondisi lingkungan yang kering.
Selain sebagai penyusun protoplasma tumbuhan, air merupakan pelarut yang baik bagi hara
mineral sehingga sangat membantu penyerapan hara tanaman. Selain itu air juga berperan
langsung dalam metabolisme tumbuhan atau sebagai medium reaksi- reaksi metabolisme
tumbuhan
Terdapat tiga faktor yang memengaruhi sampainya air hingga ke dahan tertinggi,
yaitu:
1. Tekanan akar
Saat rambut akar menyerap air, cairan sel akan menjadi lebih encer. Karena sel
bagian dalam lebih pekat, maka sel bagian dalam akan menyerap air dari rambut
akar dan dengan cara ini maka air akan bergerak dari sel sampai di xilem batang.
Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel menimbulkan suatu tekanan yang
disebut tekanan akar.
2. Daya Kapilaritas
Naiknya air dan garam mineral tersebut merupakan akibat gaya adhesi antara
dinding xilem dengan molekul air. Gaya adhesi pada xilem menyebabkan air
cenderung menempel dan merambat ke atas, sehingga semakin sempit
pembuluhnya, semakin tinggi air naik.
Proses transpirasi (pengeluaran uap air) pada daun menyebabkan berkurangnya air
pada daun, yang mengakibatkan munculnya daya isap daun. Daya isap daun
mengakibatkan air dalam saluran ikatan pembuluh terisap naik ke dalam daun. Air
yang terisap berfungsi untuk menggantikan air yang hilang akibat proses transpirasi.
Tenaga yang ditimbulkan dari transpirasi adalah daya isap daun. Transpirasi
(pengeluaran uap air) dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :
(5) Persediaan air tanah yang banyak, maka transpirasi berlangsung cepat.
* Pengangkutan Ekstravaskular
Pada pengangkutan ini, air masuk ke silinder pusat (stele) tumbuhan dari epidermis.
Setelah air berada dalam silinder pusat, air dapat bergerak bebas menjangkau
seluruh bagian tumbuhan.
* Pengangkutan Intravaskular
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam
jumlah yang relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :
1. Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel
tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai
bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan
memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan
dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein,
ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA
dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada
pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan
membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun
menjadi lebih baik.
3. Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,
akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau
mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun
seperti terbakardan akhirnya gugur.
4. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di
dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk
ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar
proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim
di berbagai proses sintesis protein.
5. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan
mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik
tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu
, dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan
perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.
Kelebihan Sulfur
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein
dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan
glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang
salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan
disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil
metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator,
kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman
Kekurangan Sulfur
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan
S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya
klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan
tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda
dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam
tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun
merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S
menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan akumulasi N
dan nitrat organik terlarut.
1. Boron (B)
2. Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan
membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi
reproduksi.
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan
klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang
sudah lama digunakan.
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil.
Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus
menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi
kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro
lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti
EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang
bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi
berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.
5. Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga
berperan dalam fiksasi nitrogen.
6. Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim,
sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan
fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan
yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan
mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya
menjadi hidrogen dan oksigen.
7. Khlor (Cl)
Kelebihan Khlor
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang
diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.
Kekurangan Khlor
Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada
tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan
gejala seperti di atas.
8. Natrium (Na)
Kelebihan Natrium
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.
Kekurangan Natrium
Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
9. Cobalt (Co)
Kelebihan Cobalt
Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat
kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.
Kekurangan Cobalt
Kelebihan Silicone
Kelebihan Nikel
Nitrogen (N), bermanfaat pada pembentukan klorofil dan penyerapan air. Kekuarangan
unsur ini berakibat daun luruh, mengguning dan menggulung (dimulai dari daun tua) serta
pucuk mengalami kematian
Posfor (P), unsur ini berperan dalam proses fotosintesis, respirasi, penyimpanan energi dan
pembelahan sel. Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan P yaitu : pertumbuhan terhambat
dan daun memucat yang dimulai dari daun muda
Kalium (K), adalah unsur hara yang berperan dalam proses fotosintesis dan sintesa protein.
Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan unsur hara ini yaitu warna daun memudar dan
terjadi nekrosis (bercak coklat) pada ujung daun
Magnesium (Mg), merupakan elemen pusat klorofil yang sangat berperan dalam proses
fotosintesis. Gejala yang ditimbulkan akibat dari kekurangan unsur hara ini adalah terjadinya
perubahan warna daun dari hijau menjadi cokat/perunggu, dimulai dari bagian tengah sampai
bagian tepi daun.
Besi (Fe), berperan aktif sebagai katalis dalam pembentukan klorofil. Berkurangnya unsur Fe
menyebabkan terjadinya perubahan warna daun menjadi kuning keputihan dengan urat daun
berwarna hijau, dimulai dari daun muda
Seng (Zn), adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam pembentukan klorofil dan produksi
gula. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun muda mengalami perubahan bentuk
(mengecil) dan warnanya menguning
Boron (B), dibutuhkan dalam pengangukatan gula dan pembentukan protein serta dapat
merangsang pertumbuhan polen. Defisiensi unsur ini mengakibatkan pertumbuhan daun
muda terhambat, warna daun berubah menjadi hijau terang dan pembungaan berkurang
Fotosintesis Tanaman C3, C4, dan CAM Pertumbuhan adalah pertambahan volume
yang meliputi pembelahan dan pemanjangan sel serta proses awal dari diferensiasi,
sedangkan perkembangan adalah spesialisasi struktur dan fungsi dari sel membentuk
jaringan dan organ tanaman. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dengan menurunkan respirasi
tanaman. Saat ini pemanasan global telah menjadi isu dunia, di mana Indonesia telah
merasakan adanya peningkatan suhu bumi. Kondisi ini disebabkan oleh industrialisasi
yang menyebabkan peningkatan CO2 di muka bumi. Peningkatan CO2 dari 300 ppm
menjadi 340 ppm diharapkan dapat meningkatkan laju fotosintesis yang merupakan
proses penangkapan energi cahaya matahari oleh kloroplas untuk membentuk senyawa
organik yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup umat manusia di mukabumi.
Namun demikian, kenyataannya peningkatan suhu bumi tidak secara nyata
meningkatkan fotosintesis, tetapi meningkatkan laju fotorespirasi. Fotorespirasi
merupakan proses perombakan komponen organik menjadi energi yang dibutuhkan
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk itu saat ini tengah
dibicarakan bagaimana cara meningkatkan
* Reaksi terang, yaitu proses konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2)
* Reaksi gelap, yaitu terjadinya seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 dan energi (ATP dan NADPH) dengan bantuan enzim Rubisco (pada tanaman C3).
Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.. Dalam
reaksi gelap terjadi Siklus Calvin yang membentuk senyawa antara, yaitu 3PGA.
yaitu 3 PGA (Phospho gliseric acid). Pada tanaman C3 fiksasi CO2 terjadi melalui siklus
calvin. Contoh tanaman
C3 adalah gandum, kentang, kedelai, dan lain-lain.
* C4: Hasil dari fotosintesis adalah molekul dengan 4 atom karbon, yaitu malat. Contoh
tanaman C4: jagung, tebu, sorgum.
* CAM (Crasculacean Acid Metabolism). Seperti halnya tanaman C4, pada tanaman
CAM molekul pertama dari fotosintesis adalah malat. Tanaman CAM mempunyai
keistimewaan, yaitu dapat dorman pada keadaan ekstrim tanpa merusak sel, dan akan
tumbuh kembali pada keadaan normal. Contoh tanaman CAM adalah kaktus, stone
crop.
Tanaman C3 Tanaman
(b) pengaktifan oksigenase dalam Fotorespirasi. Pada tanaman C3, pemanfaatan CO2
hanya sebesar 50% karena adanya fotorespirasi, sehingga efisiensi fotosintesis
rendah.
Tanaman C4:
1. Mempunyai 2 tipe sel fotosintesis, yaitu mesofil dan bundle-sheath, sehingga CO2
yang dihasilkan dari siklus Calvin di Bundel Sheath ditangkap kembali dan
dipergunakan di mesofil.
2. CO2 dilakukan oleh enzim PEPC yang afinitas terhadap CO2 lebih tinggi
dibandingkan pada tanaman C3, yaitu enzim Rubisco. Substrat pada tanaman C4
adalah CA (Carbonic Anhydrose).
3.Ada pemisahan tempat antara: reduksi NO2 + NO3 dan reduksi CO2
C3
C4
Perbedaan
tanaman c3
tanaman c4
hampir sama semua cara kerjanya dengan tanaman c3, tetapi tanaman c4 perlu
membentuk molekul c4 dahulu sebelum bisa memfiksasi CO2. Contoh : jagung,
tebu.
CAM (Crassulacean-Acid-Metabolism)
dilakukan oleh tanaman sukulen, biasanya hidup di tempat yang kering. Bedanya
dengan tanaman c4 mereka membuka stomata mereka pada malam hari. Contoh :
paku-pakuan, kaktus, teratai.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Respirasi juga menghasilkan karbon dioksida dan air
sebagai produk sampingan. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi
dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Ada beberapa tahapan dalam proses respirasi tumbuhan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pada saat pohon jati menggugurkan daunnnya hormone apa saja yang berperan dan
bagaimana mekanismenya
Pada saat tumbuhhan jati menggugurkan daunnya itu dilakukan karena adanya
cuaca yang sangat panas , dan pada saat pengguguran daun ini hormone yang
berperan yait hormone Asam Absisat, baimana cara kerja dari hormone ABA berikut
penjelasannya:
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangssng penutupan stomata pada waktu
kekurangan air , mempertahankan dormasi dan biasanya terdapat pada
daun,batang,akar , buah berwarna hijau. Pengangkutan hormone ABA dapat menjadi
lebih baik di xylem maupun floem dsn arah pergerakanya bias naik turun . transfortasi
dari floem menuju saun dapat dirangsang oleh salinitas . pada tumbuhan tertentu ,
terdapat perbedaan tranfortasi ABA dalam siklus hidupnya . daun muda memerlukan
ABA dari xilem dan floem , seangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan
dapat ditransfor keluar daun. Daun dan buah dapat menjadi rontok karena adanya
pengaruh kerja hormone asam absisat . hormon ini dapat menghambat pertumbuhan
dan pembelahan sel , kareena itu jika hormone ini bekerja maka proses yang terjadi
didalam sel akan berkurang dan kelamaan akan berhenti , berhentinya aktivitas sel
berarti juga berhentinya asupan nutrisi kedalam sel tumbuhan tersebut. Sehingga ,
bagian seperti daun akan kekurangan nutrisi dan kering karena penguapan terus
terjadai, namun tidak ada asupan air , dan kelamaan dauna akan rontok
Hormone ini dapat menutup stomata pada daun dengaan menurunkn tekanan
osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor . akibatnya cairan tanaman hilang yan
disebabkan oleh transpirasi melaui stomata dapat dicegah . ABA juga mencegah
kehilanga air daritanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin .
selain itu , ABA jufa dapat menstimulaasi pengambilan air melalui akar , dalam
menghadapi kekeringan , ABA juga berfungsi dalam mengjadapi lingkunagn shu
rendah dan kadar garam yang tinggi.
tahapan dalam proses respirasi tumbuhan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
2. Oksigen (O2) masuk dalam sel tumbuhan kemudian mengalami difusi melalui
ruang antar sel, sitoplasma, dan membran sel.
Karbondioksida yang dihasilkan akan dikeluarkan dari sel tumbuhan melalui proses
difusi
3. Jika O2 sudah diambil dari udara bebas, barulah proses respirasi terjadi. Proses
ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam
sitrat, dan trasnpor elektron.
1. Glikolisis adalah tahapan perubahan glukosa yang dipecah menjadi dua molekul,
yaitu molekul asam piruvat (beratom C3). Peristiwa tersebut terjadi di sitosol. Dalam
tahap glikolisis akan mengahasilkan 2 molekul ATP sebagai energi dan dua molekul
NADH yang digunakan untuk proses transpor elektron. Kemudian asam piruvat akan
diproses ditahap dekarboksilasi oksidatif.
3. Siklus kreb atau daur asam sitrat adalah pembongkaran asam piruvat secara
aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus krebs ini terjadi di membran
mitokondria
Hormon bekerja dengan mengikat reseptor protein baik di dalam sel target atau
pada membran plasma mereka. Pengikatan hormon steroid membentuk kompleks
hormon-reseptor yang mempengaruhi ekspresi gen dalam inti sel target.
Pemilihan benih merupakan faktor yang amat penting dalam rangkaian budidaya
tanaman, karena benih merupakan awal kehidupan sehingga untuk mendapatkan
produksi yang tinggi perlu dipilih benih yang baik dan bermutu.
Umumnya benih dikatakan baik secara fisik apabila menunjukkan ciri-ciri sebagai
berikut:
Benih bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk mengetahui secara
pasti dari benih bernas dapat melalui penimbangan benih. Jika ditimbang
menunjukkan berat benih standar maka benih tersebut baik, dapat juga melalui
perendaman pada air, jika benih terendam berarti benih bernas. Namun ada jenis
benih tertentu walaupun terapung benih tersebut tetap bernas.
Benih bernas biasanya berat, benih berat mengandung cadangan makanan lebih
banyak dibandingan dengan benih hampa, sehingga jika disemai akan memberikan
pertumbuhan kecambah lebih besar. Standar yang digunakan untuk mengukur benih
bernas adalah dengan menimbang berat 1000 biji untuk benih-benih kecil, dan 100
biji untuk benih-benih besar. Kemudian dari hasil penimbangan dibandingkan
dengan standar berat benih 1000 biji atau 100 biji yang dapat dilihat pada tabel
benih.
Benih yang baik, menunjukkan warna kulit yang cerah atau terang sesuai dengan
warna aslinya. Benih yang disimpan dalam lingkungan yang tidak terkendali dan
yang terkontaminasi dengan patogen akan memberikan warna yang lebih kusam
atau tidak sesuai warna dasar aslinya.
4) Ukuran benih normal dan seragam
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih
yang baik adalah benih yang memiliki ukuran normal, tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil