Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGANGKUTAN AIR MELALUI XILEM

NAMA : PIRA NILATUL HIKMAH

NIM : F1C419036

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : ASNIATI (F1C418001)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan bagian yang penting dari sel dan jaringan tumbuhan. Sebagian besar dari
jaringan tumbuhan terdiri dari air. Secara umum jaringan tumbuhan mengandung air dengan kisaran
60 hingga 85%. Bahkan jaringan atau organ tertentu dapat mengandung air lebih dari 85%, jaringan
transport memiliki kisaran kadar air mulai 35-75%. Jaringan pembuluh tanaman herbal tentunya
memiliki kandungan air yang tinggi dibandingkn dengan jaringan pembuluh tanaman berkayu Salah
satu unsur hara tebesar tanaman adalah air yaitu kisaran anatara 90% untuk tanaman muda, sampai
kurang dari 10% untuk padi padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak,
kandungan airnya sangat sedikit (Koryati dkk., 2021).
Air memegang peranan sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, sehingga tidak mungkin
ada kehidupan tanpa air. Dalam kehidupannya, tumbuhan membutuhkan air lebih kurang 500 g untuk
setiap bahan organik yang dibentuknya. Air tersebut diabsorbsi melalui akar dan ditransportasikan ke
dalam tubuh tumbuhan untuk kemudian diuapkan ke atmosfer. Jika terjadi sedikit saja ketidak
seimbangan air dalam tumbuhan akan mengakibatkan deficit air dan terganggunya reaksi-reaksi
biokimia pada protoplasma. Air mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
kehidupan tumbuhan. Untuk melangsungkan proses metabolik yang diperlukan tumbuhan, air
memiliki berbagai fungsi di dalam tanah seperti: sebagai pelarut, media transfer unsue hara, sumber
hydrogen, pengatur suhu tanah, dan aerasi. Air bagi tumbuhan berperan mempertahankan turgiditas
sel dan suhu dalan tubuh tumbuhan sehingga metabolismenya tidak terganggu akibat fluktuasi suhu
lingkungan (Advinda, 2018).
Air dapat diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut
didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melului pembuluh xylem.
Pembuluh xylem pada akar, batang dan daun merupakan suatu system yang kontinu, berhubungan
satu sama lain. Tumbuhan menggunakan air pada proses fotosintesis. Mineral-mineral yang diserap
oleh akar harus terlarut juga dalam air. Apabila air dan ion mineral memasuki xilem, keduanya
diangkut kesemua bagian tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak perlu cepat, tetapi mekanisme yang
digunakan itu harus dapat mengangkut bahan - bahan pada jarak yang jauh karena xilem
mengandung dua jenis unsur penyalur yaitu vesel dan trakeid. Vesel menyediakan jalan
terbaik karena vesel itu membentuk saluran selanjar yang berongga penuh dari akar hingga ke
daun.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem
meliputi trakea trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut dan perenkim xilem. Floem tersusun
dari berbagai macam bentuk sel-sel yang hidup dan mati, unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel
pengiring, sel albumin (pada gymnospermae), serat-serat floem serta parenkim floem . Xilem
membawa air dan mineral terlarut keatas dari akar melalui batang. Floem mentransportasikan gula,
produk fotosintesis dari dimana mereka disintesis ke tempat mereka dibutuhkan. Jaringan vaskuler
(floem dan xilem) disebut stele. Susunan stele bervariasi tergantung spesies dan organ, dan susunan
sel mereka terspesialisasi untuk mendukung transport. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
penyerapan air antara lain keresediaan air, konsentrasi air tanah, temperatur tanah, aerasi tanah,
keasaman, kelembaban udara, kecepatan angin, cahaya, ion K, laju transpirasi tanaman, metabolisme
tanaman, luas daun dan struktur daun. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukannya praktikum
mengenai proses pengangkutan air melalui xylem.
1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam pelaksanaan
praktikum ini yaitu Bagaimana proses pengangkutan air dari akar ke daun melalui xylem

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk melihat bahwa pengangkutan air dari
akar ke daun adalah melalui xylem
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya ganggang) penyerapan air dan zat hara
yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui saluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi
(misalnya spermatophyta) proses pengankutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut terdiri dari
xilem dan floem. Proses pengangkutan serta transportasi air dan zat hara pada tumbuhan dibedakan
menjadi dua bagian yaitu pengangkutan ektravaskuler dan pengangkutan intravaskuler.
Pengangkutan ektravaskuler adalah pengangkutan air dan zat hara di luar berkas vaskuler, sedangkan
intravaskuler adalah pengangkutan melalui jalur horizontal yang melibatkan xylem. Proses
pengangkutan air dan mineral berawal dari air yang diserap oleh rambut akar. Air dan garam mineral
dari tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke dalam
stele, dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai ke sistem tunas. Rambut akar,
mikoriza, dan luas permukaan selsel kortikal yang sangat besar meningkatkan penyerapan air dan
mineral. Pemasukan air ke dalam akar sebagai gerakan horisontal, mulai dari bulu akar, sel – sel
korteks, sel – sel endodermis, sel – sel perisikel, dan akhirnya terjadi gerakan secara vertical, dimana
air akan diangkut melalui xylem dan floem (Alfara, 2016).

Xylem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas berbagai macam tipe sel, dapat
bersifat hidup ataupun mati. Unsur utama xylem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral
dari akar ke organ fotosintetik adalah trakea (vessel) dan trakeida (trakeid). Selain itu, di dalam xylem
juga dijumpai unsur penunjang, yaitu serat dan parenkim. Ada dua macam serat pada xylem, yaitu
serat trakeid dan serat libriform. Trakea dan trekeida juga berperan sebagai jaringan penguat atau
penyongkong. Pada tumbuhan primer, xylem merupakan diferensisasi dari prokambium. Prokabium
terdiri atas sel-sel meristematik, kaya akan sitoplasma, selnya memanjang kearah longitudinal organ.
Elemen pertama dari xylem primer adalah protoxilem dan yang dibentuk kemudian disebut
metaxilem. Xylem yang dihasilkan oleh aktivitas kambium vaskuler disebut xylem sekunder
(Nogroho, 2017).

Xilem berfungsi sebagai jalur hidraulik tinggi konduktansi yang meminimalkan penurunan
tekanan gesekan dari akar ke ujung vena di daun. Saluran xilem yang matang, sudah mati dan
berlubang, menghilangkan hambatan membran sel dan protoplas. Saluran xilem "dilahirkan" penuh
dengan air, dan mereka harus tetap penuh untuk berfungsi dalam membawa transpires. air mengalir
baik melalui jalur apoplastik yaitu, mengalir melalui dinding sel dan ruang antar sel, symplastic dan
jalur transmembrans yaitu, masuk dan keluar sel mengalir melalui plasmodesmata dan membran sel,
atau kombinasi keduanya, Namun, ketika air mencapai endodermis di akar terhalang oleh jalur
kaspari, memaksa air untuk melintasi membran sel. Selama transpirasi aliran melalui sel endodermis
membran didorong oleh tekanan, tetapi ketika tanah kelembaban tinggi dan tidak terjadi transpirasi,
air dapat diambil oleh osmosis menciptakan tekanan xilem positif (tekanan akar) (venturas dkk.,
2017).

Tumbuhan berpembuluh memanfaatkan sifat kohesif molekul air untuk mengangkut air
dengan sedikit biaya energi setelah investasi awal dalam saluran xilem selesai, yang harus keduanya
menahan tekanan cairan negatif (yaitu, ketegangan) yang berkembang dan tetap berfungsi untuk
periode waktu yang signifikan. Tekanan negatif pada getah xilem timbul dari penguapan air cair di
dalam daun, difusi uap air keluar dari tanaman melalui stomata yaitu, transpirasi, dan resistensi
terhadap aliran air melalui xilem. Jika penguapan air dari daun melebihi pasokan air dari akar dan
tanah, atau air yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan, gradien tekanan terbentuk, dengan aliran air
ke arah jaringan yang mengalami tekanan relatif lebih rendah (Brodersen dkk., 2019).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

1. Gelas kaca
2. Pisau
3. Silet
4. Karet

3.2.1 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

1. Pucuk bunga sepatu (Hisbiscus rosa-sinensis)


2. Karton penutup
3. Vaselin
4. Kapas
5. Air

3.2 Cara Kerja


1. Kulit batang dikerat untuk menghilangkan floemnya, setinggi 5 cm dari pangkal batang
dengan lebar keratan kira-kira 2 cm
2. Di buat 3 kelompok
a. Kontral, tanpa diolesi vaselin
b. Tutup xylem, olesi ujung cabang bekas potongan dengan vaselin
c. Tutup fleom, ujung dibiarkan terbuka dan potongan kulit bagian pinggir diolesi
vaselin
3. Pucuk batang dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi air, diusahakan agar ujung batang
bawah tidak menyentuh botol. Ujung batang ditegakkan dengan kapas dan karton penutup
4. Tiap 2 hari sekali diamati dan tambahakan air bila air berkurang.
5. Dicatat kenampakan morfologi tanaman dan ukur tinggi permukaan air
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel pengamtan Xylem pada Hibiscus rosa-sinensis

Hari Jumlah Warna Daun Kondisi Tanaman Jumlah Air


Daun yang
Ditambahkan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

0 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -

2 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Layu Segar Segar - 1 -


ml
4 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Layu Segar Segar - 6 -
Kekuningan Kekuningan ml
6 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Layu Segar Segar - 4 10
kekuningan Kekuningan ml ml
8 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Layu Segar Segar - 5 -
Kekuningan Kekuningan ml

Tabel pengamtan Floem pada Hibiscus rosa-sinensis


Hari Jumlah Warna Daun Kondisi Tanaman Jumlah Air yang
Daun Ditambahkan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

0 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -

2 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - 2


ml
4 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - 5 8
Kekuningan ml ml
6 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - 5
Kekuningan ml
8 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - 3
Kekuningan ml
Tabel pengamtan Xylem, Floem pada Hibiscus rosa-sinensis
Hari Jumlah Warna Daun Kondisi Tanaman Jumlah Air
Daun yang
Ditambahkan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

0 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -

2 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -


kekuningan
4 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - 8
kekuningan ml
6 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -
kekuningan
8 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -
kekuningan

Tabel pengamtan Kontrol pada Hibiscus rosa-sinensis


Hari Jumlah Warna Daun Kondisi Tanaman Jumlah Air
Daun yang
Ditambahkan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

0 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - - -

2 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - 1 -


ml
4 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar - 9 10
ml ml
6 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar 3 2 -
ml ml
8 3 3 3 Hijau Hijau Hijau Segar Segar Segar 8 8 8
ml ml ml
4.2 Pembahasan

Pengamatan mengenai pengangkutan air melalui xilem dilakukan menggunakan sampel


yaitu Hibiscus rosa sinensis karena tumbuhan ini termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki
jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. penggunaan pucuk batang Hibiscus rosa sinensis juga
karena batangnya yang masih muda sehingga memiliki kandungan air yang banyak, sel meristemnya
masih aktif membelah dan juga untuk memudahkan dalam proses pengkeratan kulit batang Hibiscus
rosa sinensis. Pengangkutan air dan garam-garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi dapat
dilakukan melalaui dua mekanisme. Pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel-
sel akar. Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebgai mekanisne
pengangkutan ekstravaskuler. Kedua air dan mineral diserap oleh akar. Selanjutnya diangkut dalam
berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik kepembuluh
xilem sampai pucuk tumbuhan. Komponen utama penyusun xilem adalah elemen pembuluh (trakea)
dan trakeid. Menurut Hapsari dkk (2017) Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas
beberapa tipe sel. Xilem terdiri atas sel - sel pengangkut seperti trakeid dan anggota pembuluh
(trakea) maupun serat dan parenkima. Sel - sel yang terpenting adalah trakea. Sel trakea merupakan
sel yang berbentuk silinder yang ketika dewasa sel ini akan mati dan bagian ujungnya akan
bersatu sehingga membentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan air.
Pada percobaan mengenai pengangkutan air melalui xylem dibuat 4 kelompok dimana pada
kelompok pertama sebagai Kontral, tanpa diolesi vaselin, kelompok kedua sebagai xylem dimana
diolesi ujung cabang bekas potongan dengan vaselin, kelompok ketiga sebagai floem, bagian kulit
batang yang dikerat diolesi vaselin dan kelompok ke 4 sebagai xylem dan floem dimana diolesi
Tujuan dilakukannya perlakuan yang berbeda pada sampel Hibiscus rosa sinensis yaitu untuk
mengetahui bahwa pengangkutan air pada tumbuhan berupa xylem dan pengangkutan hasil
fotosistensis berupa floem karena sampel Hibiscus rosa sinensis yang diolesin vaselin pada perlakuan
untuk menghambat proses penyerapan air baik melalui xylem maupun floem dan untuk
membandingkan yang mana dapat menyerap air dengan baik
Untuk melihat pengamatan pada bagian floem, yaitu pada sampel Hibiscus rosa sinensis
di kerat bagian lapisan kulit kayu kurang lebih 2 cm untuk menghilangkan floem pada sampel
Hibiscus rosa sinensis dan diolesi dengan vaselin. Sedangkan untuk mengamati bagian xylem,
yaitu pada bagian bawah di olesi dengan vaselin. Penggunaan Vaselin bertujuan untuk menghambat
proses penyerapan air baik melalui xylem maupun floem dan untuk membandingkan yang mana dapat
menyerap air dengan baik. Sehingga walaupun pangkal batang tumbuhan dilapisi vaselin untuk
menghalangi air masuk kedalam tubuh tumbuhan tapi air tetap dapat masuk kedalam jaringan xylem
melalui batang . Sedangkan pada perlakuan floem pada pangkal batang, sampel tidak dilapisi vaselin
namun bagian batang yang dikerat hingga floemnya hilang kemudian dilapisi dengan vaselin
bertujuan untuk menghalangi masuknya air kedalam pembuluh xylem. Air yang masuk kedalam
tubuh tumbuhan pada perlakuan floem akan lebih sedikit dari pada air yang masuk pada tubuh
tumbuhan perlakuan xylem.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terhadap 12 batang Hibiscus rosa-sinensis dapat
dilihat hasil pada tabel yang menunjukkan bahwa selama 8 hari, pada hari pertama tanaman Hibiscus
rosa-sinensis belum ngalami perubahan warna daunnya masih hijau, segar dan tidak layu. Masing-
masing tinggi air pada tanaman Hibiscus rosa-sinensis ini berkisar 200 ml. Pada hari kedua
pengamatan pertama tanaman Hibiscus rosa-sinensis ini telah mengalami beberapa perubahan
dibandingkan dengan kondisi awalnya. Dimana pada. Pengamatan kedua, kondisi morfologi daunnya
masih sama pada perlakuan xylem, floem dan kontrol sedangkan untuk xylem floem ada satu gelas
yang daunnya hijau kekuning-kuningan, dan terjadi pengurangan tinggi air pada beberapa botol yaitu
pada perlakuan xylem, floem dan kontrol. Dan ada daun yang layu pada perlakuan xylem.
Pengamatan keempat, menunjukkan kondisi morfologi daun yang mulai menguning dan semakin layu
pada perlakuan Xilem dan terjadi pengurangan tinggi air dari beberapa botol. Pada Pengamatan ke
enam, warna daun semakin menguning dan daun juga semakin layu serta terjadi pengurangan tinggi
air. Pengamatan ke delapan keadaan morfologi daunnya berwarna kuning dan keadaan daun semakin
layu walaupun belum ada daun yang gugur serta ada beberapa gelas terjadi pengurangan air.

Pengurangan air dari hari kehari pada tiap botol terjadi karena adanya proses transpirasi.
Menurut Mastuti (2016), Transpirasi merupakan evaporasi uap air dari permukaan daun, transpirasi
dapat mellaui lentisel (,10%), kutikula (10%) dan daun (90%). Transpirasi melalui daun bertujuan
untuk menyediakan air untuk proses fotosintesis, mentransport mineral dari akar ke seluruh bagian
tumbuhan, dan menjaga struktur dan bentuk daun agar tetap dalam keadaan tugid. Air yang di
transport ke daun melalui xylem di bekas pembuluh dialirkan melalui tangkai daun, tulang daun besar,
tulang daun kecil dan terakhir di sel-sel mesofil, lapisan bunga karang dan palisade. Pada bagian ini
sebagian air digunakan untuk fotosintesis dan sebagian besar lainnya dikeluarkan ke atmosfer melalui
proses transpirasi.
Keadaan daun tumbuhan yang semakin hari semakin menguning dan layu diakibatkan karena
pengaruh dari vaselin yang di berikan pada keratan pada batang tumbuhan. Hal ini dikarenakan
vaselin menutupi bagian xilem tumbuhan sehingga mengakibatkan terhambatnya pengangkutan air
menuju daun, dari literature yang praktikan baca bahwa Tumbuhan masih dapat hidup dikarenakan
terdapat pada lintasan simplas merupakan pergerakan air antar sel melalui plasmodesmata atau dapat
disebut bagian hidup. Air secara berurutan memasuki sel pada satu sisi lalu keluar pada sisi yang lain
dan memasuki sel di ada sebelahnya melalui lintasan transmembran (Mastuti, 2016 ) sedangkan pada
daun terus terjadi transpirasi yang mengakibatkan daun semakin kekurangan air dan akhirnya layu
dan tidak dapat melakukan fotosintesis. Menurut Nio dan Torey (2013) Air merupakan komponen
yang sangat vital bagi tanaman karena dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel,
meningkatkan konsentrasi makromolekul serta senyawa-senyawa berberat molekul rendah yang
terakumulasi serta mempengaruhi membran sel dan potensial air sel tanaman. Karena air berperan
penting bagi tanaman, maka secara langsung ataupun tidak langsung kekurangan air dapat
mempengaruhi semua proses metabolisme tanaman yang selanjutnya menurunkan pertumbuhan
tanaman.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada perlakuan kontrol yang tidak diolesi
valesin dan perlakukan yang diolesi vaselin. Adanya perbedaan hasil perlakukan dimana perlakukan
sampel pada Hisbiscus rosa sinensis warna daun sampai hari ke delapan tetap hijau, dan segar tetapi
ada satu gelas yang layu serta tingginya jumlah pengurangan air terjadi dari hari ke 2 sampai dengan
hari kedelapan. Sedangkan sampel pada Hisbiscus rosa sinensis yang diolesi valesin mengalami
warna daun hijau kekungingan dan ada beberapa daun yang layu dan ada beberapa gelas jumlah
airnya tidak berkurang.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa
xylem merupakan jaringan pengangkut nutrisi dari akar melalui batang untuk disalurkan ke bagian
tumbuhan yang membutuhkan yaitu daun dalam melakukan fotosintesis, namun jika kebutuhan air
pada tumbuhan tergangu karena adanya penghambat seperti vaselin yang digunakan maka terjadinya
gangguan pada tanaman sehingga menjadi layu dan daunnya menguning.
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. 2018. Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta : Deepublish

Alfara, A. 2015. Transportasi Air Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Dengan
Pemotongan Daun Tua. Jurnal Bioedukasi. Vol 1(2): 2-7.

Brodersen, C. R., Roddy, A. B., Wason, J. W dan McElrone, A. J. 2019. Functional status of
xylem through time. Annual Review of Plant Biology. Vol 70 (2) : 407-433.

Hapsari, A. T., Darmanti, S dan Hastuti, E. D. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun Gulma
Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Journal Buletin Anatomi dan Fisiologi
(Bulletin of Anatomy and Physiology). Vol 3(1):79-84.

Koryati, T., Purba, D.W., Herawati, D. R. S. J., Sagala, D., Purba, S. R., Amartani, M. K. K., Sutrisno,
E., Erdiandini, N. H. P. I., Aldya, R. F. 2021. Fisiologi Tumbuhan. Medan : Yayasan Kita
Menulis.

Mastuti, R. 2016. Modul Keseimbangan Air pada Tumbuhan. Malang: Universitas Brawijaya

Nugroho, L.H. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.

Nio, S. A. dan Torey, P. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada
tanaman (Root morphological characters as water-deficit indicators in plants). Jurnal Bios
Logos. Vol 3(1): 14-23.

Venturas, M. D., Sperry, J. S dan Hacke, U. G. 2017. Plant xylem hydraulics: what we understand,
current research, and future challenges. Journal of Integrative Plant Biology. Vol 59(6): 356-
389.
DOKUMENTASI

(Hari 0, Perlakuan Floem) (Hari 0, Perlakuan Xylem)

(Hari 0, Perlakuan Xylem,Floem) (Hari 0, Perlakuan Kontrol)

(Hari 2, Perlakuan Xylem) (Hari 2, Perlakuan Floem)


(Hari 2, Perlakuan Xylem,Floem) (Hari 2, Perlakuan Kontrol)

(Hari 4, Perlakuan Xylem) (Hari 4, Perlakuan Floem)

(Hari 4, Perlakuan Xylem, Floem) (Hari 4, Perlakuan Kontrol)


(Hari 6, Perlakuan Floem) (Hari 6, Perlakuan Xylem)

(Hari 6, Perlakuan Xylem, Floem) (Hari 6, Perlakuan Kontrol)

(Hari 8, Perlakuan Xylem) (Hari 8, Perlakuan Floem)


(Hari 8, Perlakuan Xylem,Floem) (Hari 8, Perlakuan Kontrol)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai