Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Jaringan Pengangkut

Transportasi pada tumbuhan melibatkan jaringan-jaringan pengangkut,

seperti xilem dan floem. Keberadaan xilem dan floem pada setiap tumbuhan

sangat penting keberadannya, seperti pembuluh darah pada manusia dan hewan.

Jika seandainya jaringan pengangkut xilem dan floem tidak ada pada tumbuhan,

maka dapat dipastikan transportasi pada tumbuhan tidak akan terjadi. Xilem dan

floem sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana

mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian

menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat

berkembang secara maksimal berkembang (Charloq dan Setiado, 2005).

II. 2 Jalur Transportasi Air

Air dalam pembuluh xilem tumbuhan yang sedang bertranspirasi berada

dalam keadaan tekanan hidrostatik negatif tegangan. Tegangan tersebut yang

dialami oleh seluruh kolam air yang terdapat dalam pembuluh xilem, yang juga

disebabkan oleh laju absorbsi air. Air yang mengisi tracheid mati dan pembuluh

xilem merupakan kolam air yang kontinu dan bergerak bebas sepanjang tubuh

tumbuhan atau secara harfiah ditarik ke atas secara utuh. Pada proses

pengangkutan materi/bahan (air dan mineral) pada tumbuhan yang disebut

translokasi bekerja berdasarkan sistem kapilaritas. Translokasi terjadi dalam

sistem khusus pembuluh-pembuluh pengangkut Air dalam pembuluh xilem

tumbuhan yang sedang bertranspirasi berada dalam keadaan tekanan hidrostatik

negatif tegangan. Tegangan tersebut yang dialami oleh seluruh kolam air yang
terdapat dalam pembuluh xilem, yang juga disebabkan oleh laju absorbsi air. Air

yang mengisi trakeid mati dan pembuluh xilem merupakan sebuah kolam air yang

kontinu dan bergerak bebas sepanjang tubuh tumbuhan atau secara harfiah ditarik

ke atas secara utuh (Toto dan Yulisma, 2017).

Kemampuan tanaman untuk mengangkut air ke daun berhubungan dengan

kelangsungan hidup tanaman. Penyediaan air ke daun tergantung pada keberadaan

kolom air pada xilem dari akar ke pucuk. Apabila saluran tidak terisi air dalam

waktu lama maka dapat menyebabkan tekanan hidrolik di dalam xilem menurun.

Karena jalur hidrolik ini dipengaruhi oleh tegangan selama transpirasi, akibatnya

tanaman dapat mengalami embolisme apabila terjadi kekeringan. Kohesi, yaitu

daya tarik menarik antar molekul sejenis dan daya inilah yang ikut berperan dalam

pergerakan air dalam lintasan mulai dari tanah, melalui epidermis, korteks, dan

endodermis, masuk ke jaringan pembuluh akar, naik melalui unsur xilem,

masuk ke daun dan akhirnya ke stomata untuk kemudian ditranspirasikan ke

atmosfer. Struktur khusus lintasan ini (diameter kecil dan dinding tebal yang

mencegah rebahnya tabung pembuluh), potensial osmotik yang rendah pada sel

batang dan daun, serta kemampuan hidrasi dinding sel terutama pada bagian

daun (Charloq dan Setiado, 2005).

II. 3 Mekanisme Pengangkutan Air

Transportasi pada tumbuhan melibatkan jaringan-jaringan pengangkut,

seperti xilem dan floem. Keberadaan xilem dan floem pada setiap tumbuhan

sangat penting keberadannya, seperti pembuluh darah pada manusia dan hewan.

Jika seandainya jaringan pengangkut xilem dan floem tidak ada pada tumbuhan,

maka dapat dipastikan transportasi pada tumbuhan tidak akan terjadi. Xilem dan
floem sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana

mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian

menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat

berkembang secara maksimal berkembang (Charloq dan Setiado, 2005).

Semua ini terdapat berkelompok dan disebut berkas vaskular yang meluas

ke seluruh organ tubuh: akar, batang, daun (dalam tulang/uratnya) dan bunga

sehingga transport antara organ-organ terlaksana dengan cepat dan efisien. Di

dalam berkas vaskular terdapat dua macam jaringan yang berlainan yaitu xilem

dan floem. Xilem dan floem adalah jaringan seperti tabung yang berperan dalam

sistem pengangkutan. Gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan padat

dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan

cairan yang semula datar yaitu Kapilaritas. Hal ini disebabkan karena cairan

ditarik oleh bagian dalam dinding pipa oleh gaya adhesi. Pada abad ke-19 diyakini

bahwa pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan

dari sel-sel khusus yang memiliki fungsi untuk memompa akar ke atas. Sel-sel ini

diperkirakan berada pada setiap titik interval jarak tertentu dan pada setiap posisi

yang berurutan secara suksesif (Toto dan Yulisma, 2017).

II. 4 Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan

Proses pengangkutan air dan zat hara sampai ke daun (Prihastanti, 2010):

a. Daya Hisap Daun (Tarikan transpirasi)

Pada Organ Tumbuhan terdapat proses penguapan air melalui mulut daun

(stomata) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel

daun kehilangan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel-sel di

bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul. Menuju ke
bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik

ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan

dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan.

Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada pada sel-

sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju

kebawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air

tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Daun yang umumnya tipis dan lebar

juga menyebabkan tumbuhan mudah kehilangan air karena, air yang ada di daun

menguap. Hilangnya air yang menguap ini akan menyebabkan tekanan pada daun

menjadi rendah sehingga menarik air yang ada di pembuluh. Isapan daun ini akan

membuat air yang terdapat di akar naik ke atas.

b. Kapilaritas Batang

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh

kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain,

pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas

disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan ahesi antara

molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun ahesi ini

menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara

bersambungan.

c. Tekanan Akar

Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun

malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah, atau bahkan nol, sel-sel

akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion-ion mineral ke dalam

xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah


kebocoran ion-ion ini kelaur dari stele. Akumulasi mineral di dalam stele akan

menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar,

menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa carian naik ke xilem.

Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure).

Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air

yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.

Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau bituran

air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan

tak berkayu) dikotil.

d. Pengaruh sel-sel yang hidup

Sel-sel hidup yang menyusun tubuh tumbuhan memerlukan air, sehingga

di dalam sel akan selalu kekurangan air dan menyerap dari sekitarnya.

II. 5 Sampel

a. Peperomia pellucida

Spesies Peperomia dicirikan oleh bunga biseksual (sessile, sunk in rachis)

di spike inflorescence dan stigma lateral atau terminal yang biasanya penisilat.

Genus ini sering dianggap sebagai salah satu genus angiospermae yang paling

kaya spesies. Peperomia pellucida (L.) Kunth biasa dikenal dengan nama-nama

seperti lada elder, rat ear dan shining bush. Tanaman ini asli Amerika Selatan dan

ditemukan tersebar di berbagai negara di dunia termasuk India. Tanaman ini

sangat umum selama musim hujan dan biasanya tumbuh berkelompok di tanah

yang gembur dan lembab serta ditemukan di habitat yang teduh dan lembab.

Tanaman tumbuh lebih atau kurang sepanjang tahun di tempat basah. Hal ini

ditandai dengan batang yang berair, daun berdaging, berbentuk hati dan biji kecil
seperti titik yang menempel pada paku berbuah. Ini disebut neeru kaddi gida di

Kannada. Tanaman itu dikenal bisa dimakan. Peperomia pellucida adalah

tumbuhan ramping (panjangnya 30-50 cm) dengan batang lurus dan berair serta

penyebarannya yang kosmopolitan. (Raghavendra dan Prasith, 2018).

Ciri khas masing-masing Piper ini mengindikasikan adanya perbedaan

pula dalam struktur anatomi jaringan pembuluhnya. Jaringan pembuluh tumbuhan

terdiri dari xilem dan floem. Xilem dan floem memiliki fungsi yang berbeda dan

spesifik. Xilem dan floem memiliki fungsi yang berbeda dan spesifik. Xilem

berfungsi mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar, sedangkan

floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ tumbuhan. Salah

satu cara untuk mengidentifikasi penampakan anatomi unsur pengangkut berupa

xilem ini adalah dengan pengamatan preparat dengan bantuan mikroskop.

Pembuatan preparat ini menggunakan metode maserasi yakni dilakukan dengan

proses pelunakan tissue (jaringan) keseluruhan atau sebagian saja dengan jalan

perendaman dalam air atau larutan tertentu (Kurniawati, dkk., 2015).

b. Impatiens balsamina

Pacar air Impatiens balsamina L. adalah tanaman tahunan. Batangnya

gundul atau puber lemah saat muda, berair dan bercabang jarang dengan nodus

bengkak. Bunga merah tua mengandung antosianin monoglikosida berbasis

pelargonidin, sedangkan akar dan batangnya mengandung monoglikosida sianida.

Bunganya berlendir dan mendingin dan digunakan untuk sakit pinggang dan antar

saraf pantai. Mereka dilaporkan dalam meningkatkan sirkulasi darah dan

menghilangkan stres. Evaluasi penampilan genotipe balsam di sejumlah


lingkungan memberikan informasi yang berguna untuk mengidentifikasi adaptasi

dan stabilitasnya (Pal, dkk., 2018).

Anda mungkin juga menyukai