Struktur Kromosom
Kromosom pertama kali diwacanakan oleh C. Von Nageli pada tahun 1842. Istilah
kromosom sendiri baru dikenalkan secara luas oleh W. Waldeyer pada tahun 1888 sebagai benda
berwarna (colored body) karena kromosom dapat menyerap warna dengan menggunakan teknik
histologi. Dalam perkembangannya, kromosom adalah struktur yang terdapat di dalam sel
organisme yang mengandung materi genetik yang disebut sebagai gen, yang berperan dalam proses
pewarisan sifat dan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tiap organisme. Menurut
Sheeler dan Bianchi (1970), kromosom dapat diartikan sebagai suatu komponen inti yang
Kromosom terdiri atas DNA (Deoxyribo Nucleid Acid), RNA (Rybo Nucleid Acid), protein
histon dan protein non histon sehingga keseluruhan komponen kromosom tersebut merupakan
kompleks nukleoprotein yang disebut kromatin. Penyusun kromatin selain DNA ialah protein
histon dan nonhiston. Protein histon dan non histon berperan penting dalam pendeterminasian
struktur fisik kromosom. Protein histon merupakan protein yang bersifat basa dan bermuatan
positif sehingga dapat berikatan dengan DNA yang bermuatan negatif. Ada empat macam protein
histon, yaitu H1, H2A, H2B, H3 dan H4. Protein histon merupakan protein dasar yang menyusun
kurang lebih 24% molekul kromosom. Protein histon paling banyak mengandung yang didominasi
oleh asam amino arginine dan lisin. Protein non histon terdiri atas protein struktural aktin yang
berperan dalam kondensasi dan pergerakan kromosom saat mitosis dan meiosis. Kromatin ini
kemudian akan membentuk ulir (super coil) menjadi kromatid yang di dalamnya terdapat pita
berbentuk spiral yang disebut kromonemata (jamak: kromonema). Pada kromonemata terdapat