Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRUKTUR KROMOSOM PADA MAKHLUK HIDUP ASELULER,


PROKARIOTIK, EUKARIYOTIK

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Genetika


Yang dibina oleh ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc. dan bapak Prof. Dr. Agr.
Mohamad Amin, SPd., M.Si

Oleh:
NAMA KELOMPOK
ALIFIA ASTERINA (16035106469)
AULIA ROSIDATUL ILMA (16035106475)
OKTAVIANI DINA P. (16035106431)
RAHMATIN WARDA NAFISA (16035106406 )
ZARO’UL MUFIDA (16035106453)
Kelompok 7
Offering B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2019
STRUKTUR KROMOSOM PADA MAKHLUK HIDUP ASELULER,
PROKARIOTIK, EUKARIYOTIK

Penyusun utama materi genetik yaitu asam nukleat, dimana pada proses
penemuannya lebih dulu kromosom dibandingkan penemuan materi genetik DNA
atau RNA. Pada awalnya bentukan kromosom sebagai materi genetik hanya
dimiliki oleh kelompok organisme eukariotik, sedangkan pada organisme lain
tidak ditemukan bentukan kromosom tetapi berupa asam nukleat murni yaitu
DNA atau RNA seperti pada virus (organisme aseluler). Materi genetik yang
berupa DNA berasosiasi dengan protein selain histon dapat ditemukan pada
organisme prokariot.
Kromosom merupakan suatu struktur makromolekul berisi DNA, tempat
informasi genetik disimpan. Jumlah dan tipe kromosom setiap makhluk hidup
berbeda-beda, untuk melihat perbedaannya bisa menggunakan mikroskop cahaya,
mulai dari penampilan, ukuran dan posisi sentromernya. Tampilan kromosom
setiap individu disebut kariotipe, sepasang kromosom yang memiliki panjang,
posisi sentromer dan pewarnaan yang sama disebut kromosom homolog.
Berdasarkan fungsinya kromosom dibagi menjadi dua, yaitu kromosom autosom
(kromosom tubuh) yang tidak menentukan jenis kelamin dan kromosom gonosom
(kromosom seks) yang menentukan jenis kelamin. Struktur suatu kromosom
terdiri dari :
1. Kromatid, merupakan salah satu lengan hasil dari replikasi kromosom
yang masih melekat pada bagian sentromer. Satu kromatid mengandung
kromonema (benang tipis yang terlihat selama proses profase).
2. Kromomer, bentukan manik-manik kumpulan dari materi kromatin yang
terlihat saat interfase.
3. Sentromer, pelekukan dipertengahan kromosom. Dalam sentromer
terdapat kinetokor. Kinetokor sebagai tempat pelekatan benang-benang
spindel selama pembelahan inti dan tempat melekatnya lengan kromosom.
4. Satelit, bentukan bulatan yang berada pada ujung lengan kromatid. Satelit
ini terbentuk karena adanya pelekukan sekunder pada daerah tersebut.
5. Telomer, berada pada daerah terujung kromosom berfungsi untuk menjaga
stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA didaerah tersebut tidak
terurai.

Menurut letak sentromernya, kromosom dibagi menjadi :


1. Kromosom telosentrik, dimana letak sentromernya berada diujung suatu
kromatid.
2. Kromosom akrosentrik, dimana letak setromernya berada di posisi ujung
dengan bagian tengah kromatid.
3. Kromosom submetasentrik, dimana letak sentromernya berada ditengah
namun tidak membagi lengan kromatid sama panjang.
4. Kromosom metasentrik, dimana letak sentromernya berada ditengah dan
membagi lengan kromatid sama panjang.

(Yuwono, Tribuwono, 2005)


A. Kromosom dan Strukturnya pada Organisme Aseluler

Kromosom pada organisme seluler berupa asam nukleat murni yaitu DNA
telanjang misalnya virus. Kromosom dengan genom asam nukleat telanjang atau
asam nukleat murni ini, karena tidak berasosiasi dengan senyawa lain.

Struktur kromosom pada virus yaitu terdiri dari molekul DNA telanjang
tanpa bergabung dengan senyawa lain seperti protein, sebagian dari kelompok
virus ada yang molekul DNA-nya helix ganda dan ada pula yang untai tunggal,
sedangkan kromosom retrovirus terdiri atas molekul RNA telanjang tanpa
bergabung dengan senyawa lain seperti protein (Corebima, 2008 dalam Nusantari,
Elya, 2015).

Perbedaan Virus DNA Virus RNA


Bentuk Virus DNA untai ganda Virus RNA untai tunggal
Laju mutasi lambat cepat
Tempat replikasi Nukleus sel (kecuali poxvirus) Sitoplasma sel
Kestabilan stabil Tidak stabil
B. Kromosom dan Strukturnya pada Organisme Prokariotik
Kromosom pada organisme prokariot yaitu berupa molekul DNA yang
mengandung sejumlah gen bergabung dengan protein tertentu bukan histon yang
disebut nukleoid. Morfologi nukleotid tidak sekompleks seperti materi genetik
pada organisme eukariotik. Contoh bakteri E.Coli yang dewasa ini diketahui
bahwa kromosomnya terdiri dari molekul DNA yang bergabung dengan beberapa
macam protein tertentu dan RNA. Protein dan RNA ini menyebabkan kromosom
E.Coli berada dalam kondisi yang terkondensasi. Protein-protein kromosom
E.Coli dua diantaranya yaitu protei HU dan H yang mirip dengan protein
struktural histon yang bergabung dengan DNA eukariot (Klug dan Cummings,
2000 dalam Nusantari, Elya, 2015).
Besar keliling kromosom E.Coli yaitu 1,6 mm, sedangkan ukuran bakteri
E.Coli sendiri 1,0 x 2,0 um. Hal ini dapat terjadi karena adanya protein yang
menyusun DNA membungkus genom dan tidak ada intron didalam gen disegmen
genom E.Coli. Pada penelitian lebih lanjut menunjukkan materi genetik atau
kromosom prokariot berbentuk gulungan-gulungan didalam sel. Jika ada putaran
tambahan pada DNA dua helix superkoil yang terjadi yaitu superkoil positif,
sedangkan jika putaran dihilangkan akan terjadi superkoil negatif. Superkoil ini
dikontrol oleh enzim DNA gyrase dan DNA topoisomerase I.
E.Coli mempunyai molekul DNA yang membentuk 50 loop atau gelembung
yang masing-masing dipisahkan oleh RNA Connector. Pada tiap gelembung
terlihat berbenjol-benjol seperti manik-manik yang mirip dengan nukleosom pada
kromosom eukariotik. Dimana jumlahnya 160-180 manik-manik dan disetiap
bentukan manik-manik tersebut terdapat 220-265 pasang nukleotida (Gardner
dkk, 1991 dalam Nusantari, Elya, 2015).

C. Kromosom dan Strukturnya pada Organisme Eukariotik


Kromosom pada sel eukariotik terdapat pada inti sel juga pada mitokondria
dan kloroplas. Kromosom yang ada didalam mitokondria dan kloroplas mirip
kromosom yang dimiliki oleh sel prokariotik.
1. DNA mitokondria
DNA pada mitokondria hanya berjumlah sedikit jika dibandingkan dengan
DNA pada inti sel. Strukturnya berupa molekul DNA untai ganda yang tidak
bergabung dengan protein semacam histon, tetapi bergabung dengan protein
tertentu yang bukan histon dan tidak membentuk nukleosom seperti
kromosom yang ada didalam inti sel eukariotik.
2. DNA kloroplas (cpDNA)
Kromosom pada kloroplas berupa DNA untai ganda telanjang
tanpa bergabung dengan protein struktural tertentu (Russel, 1992 dalam
Nusantari, Elya, 2015). Ukuran cpDNA pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu
berkisar antara 120-160 kb, pada tanaman alga ukuran cpDNA jauh lebih
besar yaitu berkisar antara 85-292 kb. DNA kloroplas (cpDNA) berbentuk
sirkuler, seperti pada gambar berikut.

3. Kromosom pada inti sel eukariotik


Kromosom pada inti sel eukariotik berupa nukleoprotein yang
terdiri dari DNA, RNA, protein histon dan non histon. DNA berpilin
melilit dengan oktamer histon H2a, H2b, H3, H4 dengan masing-masing
berjumlah dua. Lilitan tersebut ditempeli protein histon H1. DNA yang
melilit dengan protein histon ini disebut nukleosom. Nukleosom-
nukleosom ini akan tersusun memanjang pada rantai DNA yang akan
membentuk kromosom. Kromosom eukariotik tidak nampak jika sel
sedang melakukan metabolisme hanya terlihat benang-benang kromatin,
kromosom akan nampak pada saat sel aktif membelah. Kromosom
biasanya didapatkan pada jaringan yang sedang aktif membelah, seperti
ujung akar, ujung batang, lingkaran kambium, kelenjar epitel dan tulang.
Kromosom dengan diameter 6000A menghasilkan kromosom
metaphase yang bisa diamati dengan mikroskop, dimana diameter benang
kromatin selama interfase adalag 3000A (Ayala dkk, 1991 dalam
Nusantari, Elya, 2015). Struktur kromosom metaphase bergantung pada
protein non histon tidak pada protein histon, contoh protein non histon
yaitu protein topoisomerase yang berperan sebgai kerangka kromosom
metaphase. Kromosom eukariotik terdiri dari protein histon dan non
histon. Protein histon merupakan protein yang bersifat basa, mengandung
asam amino, arginin dan lisin. 5 macam protein histon yaitu H1,H2A,
H2B, H3 dan H4. Struktur primer protein histon tetap dan terpelihara
selama evolusi. Protein ini berfungsi untuk mempertahankan integritas
fungsi dan struktur kromatin. Protein non histon memiliki sifat kebalikan
dari protein histon, yaitu bersifat asam dan kurang berfungsi dalam
menjaga integritas fungsi dan struktur kromatin. Protein ini 50%
merupakan enzim-enzim dan faktor-faktor yang berperan dalam replikasi
DNA.
Kromosom tersusun atas bagian gelap dan terang yang berselang-
seling, dimana bagian gelapnya disebut heterokromatin yakni lipatan
nukleoprotein yang padat, bertumpuk-tumpuk dan nampak tebal, pendek.
Kromosom yang terdiri dari heterokromatin artinya kromosom tersebut
tidak aktif (gen-gen didalamnya tidak diekspresikan). Bagian terangnya
disebut eukromatin yakni lipatan nukleoprotein yang tidak terlalu padat.
Gulungan nukleotida pada interfase sebagian besar renggang sehingga
nampak panjang dan ramping, sedangkan pada profase gulungan melipat-
lipat sehingga nampak tebal dan pendek. Kromosom yang terdiri dari
eukromatin artinya kromosom tersebut aktif, gen-gen didalamnya
diekspresikan. Bagian terang dan gelap ini dapat saling bertukar, daerah
heterokromatin dapat menjadi eukromatin dan sebaliknya, sehingga dapat
diketahui bahwa gen-gen dalam kromosom tidak selalu giat melakukan
transkripsi, bergantung pada kebutuhan sel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga


Corebima. 2008. Bahan Ajar Genetika. Malang : Program S2 Pendidikan
Biologi PPS
Nusantari, Elya. 2015. Genetika Belajar Genetika dengan Mudah &
Komprehensif: (Dilengkapi Data Hasil Riset tentang Kesulitan
Memahami Konsep Genetika dan Riset dalam Pembelajaran Genetika)
Edisi Revisi. Yogyakarta : DEEPUBLISH
Yuwono, Tribuwono. 2005. Biologi Molekuler. Yogyakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai