Anda di halaman 1dari 2

Suatu larutan dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : larutan asam, larutan basa, dan larutan

netral. Golongan larutan dapat kita ketahui dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-
zat warna yang akan menghasilkan warna-warna berbeda dalam larutan asam maupun larutan
basa. Dengan adanya indikator kita dapat menentukan kekuatan asam maupun kekuatan basa
dalam suatu zat. Kuat atau lemah nya suatu asam maupun suatu basa dapat dinyatakan dalam
pH. Zat-zat yang memiliki pH di bawah 7 memiliki sifat asam, zat-zat yang memiliki pH di atas 7
memiliki sifat basa, sedangkan zat yang memiliki pH 7 merupakan larutan netral. (Petrucci, 1987)

Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya
cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan
melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus
kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang
bermuatan listrik negatif. (Ratri, 2012)

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan
untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam
sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam
pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa
berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai
benar-benar bersih. (Any,2008)

Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer,
dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat
bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2). (Teguh, 2008)

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut
nama logam dan diikuti kata hidroksida. (Any, 2008)

Contoh reaksi pembentukan garam.

Asam + Basa —> Garam + Air

Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air

HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)

Asam + Basa >> Garam + Air


Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya.(Teguh, 2008)

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan
disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa
kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat. (Keenan, 1984)

Dasar teori

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Keenan, Charles W. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Ratri, Fera Ika. 2012. Materi dan Soal Kimia. Yogyakarta: Planet Ilmu

Anda mungkin juga menyukai