Di Susun Oleh :
NIM : SEMESTER :1
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
Banjarmasin,.......................2017
Menyetujui
Suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada
konsentrasi ion H+ atau ion OH– dalam larutan tersebut. Larutan akan
bersifat asam apabila konsentrasi H+ lebih dominan dari konsentrasi ion-
ion yang lain, larutan bersifat basa jika konsentrasi ion OH– lebih dominan
dari konsentrasi ion yang lainnya dan suatu larutan memiliki sifat netral
jika konsentrasi H + dan konsentrasi OH– dalam larutan sama banyak.
(Teori asam basa Arhenius)
B. TUJUAN
1. Menentukan sifat asam dan basa dari beberap bahan melalui
pengukuran pH.
2. Menentukan harga pH dari beberapa konsentrasi asam
C. SIFAT-SIFAT ASAM
1. Asam
Asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. (Svante Arrhenius)
keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium
dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah
memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada.
Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman
senyawa bersangkutan yang lebih tinggi. (Bronsted-Lowry).
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk
menghilangkan karat dari logam dalam proses yang
disebut "pengawet asaman" (pickling). Asam dapat digunakan
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam
sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia
dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam
lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu
memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim
pepsinogen yang aktif menjadi enzim pepsin. Asam juga digunakan
sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan
dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin
1) Asam kuat
b) HNO3
c) H2SO4
f) HXO4>HXO3>HXO2>HXO
Asam kuat mencakup asam halida – HCl, HBr, dan HI. (Tetapi,
asam fluorida, HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang
umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan oksidasi tinggi
yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO 3,
H2SO4, dan HClO4.
2) Asam Lemah
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari 7
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
7. Menetralkan asam
8. Menyebabkan pelapukan
Basa terdiri dari 2 jenis yaitu basa kuat dan basa lemah :
1) Basa Kuat
1) Basa Lemah
D. RENTANG pH
a. Penyakit Anensefali
Asam folat identik dengan kehamilan dan perkembangan janin. Pada
masa kehamilan, jika asupan asam folat kurang dari normal dapat
mengakibatkan anensefali pada bayi yang baru lahir, yaitu kelainan
otak bawaan yang mengakibatkan kegagalan menutupnya tabung
saraf bagian atas sehingga tidak terbentuknya sebagian besar
tengkorak dan otak pada janin. Biasany abayi yang terlahir dalam
kelainan otak bawaan jenis ini meninggal pada saat lahir atau hanya
bertahan dalam beberapa hari.
Akibat selanjutnya yang dapat terjadi pada bayi adalah jika pada masa
kehamilan, ibu hamil kurang mengonsumsi asam folat sehingga terjadi
defisiensi asam folat dalam tubuh sang ibu hamil maka berakibat
terjadinya spina bifida atau sumbing tulang belakang. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan bayi kurang sempurna dan bisa
mengakibatkan cacat fisik maupun cacat mental pada bayi yang lahir
tersebut.
c. Anemia
d. Diare
Tanpa adanya asam folat yang mencukupi dalam tubuh maka sistem
pencernaan pun mengalami gangguan. Kemampuan usus dalam
menyerap sari dan cairan menjadi tidak optimal. Hal ini dapat
mengakibatkan berbagai masalah seperti diare. Hal lain yang dapat
mengganggu kinerja sistem pencernaan dapat terjadi pada organ
lambung yaitu permasalahan maag yang juga disebabkan oleh
minimalnya ketersediaan asam folat dalam tubuh.
1) Penyebab
a) Kehilangan asam
c) Diare
f) Hipokalemia
3) Pengobatan
E. CARA PENGUKURAN pH
Ada dua cara yang dikenal untuk mengukur pH yaitu Kalorimetri dan
Elektrometri
1. Kalorimetri menggunakan suatu zat yang berubah warna, untuk
keadaan pH tertentu. Zat tersebut merupakan paduan dari asam basa
lemah dan garamnya. Jika garam dari asam lemah berbeda warnanya
dari asam yang terionisasi, hasil akhir warna larutan bergantung pada
perbandingan dari kosentrasi kedua bentuk tadi. Cairan indikator yang
biasa digunakan adalah penoftalin. Cairan Penoftalin
dalah pewarna yang berperan sebagai indikator pH. pada Gambar
1.2. Fenolftalein adalah senyawa kimia dengan rumus molekul
C20H14O4 dan sering ditulis sebagai "HIn" atau "pp" dalam notasi
singkat. Fenolftalein sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi
asam–basa. Untuk aplikasi ini, Fenolftalein berubah warna dari tak
berwarna dalam larutan asam menjadi merah muda dalam larutan
basa. Untuk mengamati warna ini diperlukan pengalaman pengamat
yang berpengalaman bisa mencapai ketelitian 0,1 pH. Larutan yang
gelap dan berwarna tidak dapat diamati dengan baik. Indikator yang
tidak stabil dan larutan yang kuat akan mengoksidasi atau mereduksi.
Penambahan indikator dapat pula mengubah nilai pH dari sampel.
Cara lain adalah dengan menggunakan kertas lakmus yang dikenakan
pada cairan sample. Kertas itu akan berubah warna dan dapat
dicocokkan dengan warna standar.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
gambar 2.1
Dalam tabung gelas electrode ukur juga terdapat perak dan perak
klorida yang berada dalam larutan buffer. Jika aktifitas ion
hydrogen dari larutan proses lebih besar dari pada larutan yang
ada di dalam tabung gelas, perbedaan tegangan menjadi positif.
Jika konsentrasi ion dalam larutan proses lebih kecil akan didapat
perbedaan potensial yang negative.
Gambar 2.4. Elektrode pH Meter Modern
Keterangan :
1. Bagian perasa electrode yang terbuat dari kaca yang sfesifik.
2. Larutan buffer.
3. Cairan HCL.
6. Elektroda referensi.
F. KLASIFIKASI
Secara matematis, derajat keasaman dan kebasaan dirumuskan dengan :
pH = -log [H+] dan POH = -log [OH-]
Skala pH
pH = -log (akar) Ka x Ma
c. pH Basa Kuat
Untuk menghitung pH basa kuat digunakan rumus :
pOH = -log b x Mb
d. pH Basa Lemah
untuk menghitung pH basa lemah digunakan rumus :
G. PRINSIP TINDAKAN
Harga pH merupakan ukuran untuk konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan akuatik. Harga pH menentukan apakah larutan bersifat basa,
netral atau basa. Jika pH 0 sangat asam, pH 7 netral, pH 14 sangat basa.
Harga pH dapat ditentukan dengan elektrometrik atau dengan indikator
warna.
2. Tahap kerja
a. menentukan harga pH dari beberapa konsentrasi asam
1) Berilah nomor pada tabung reaksi nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
isilah masing-masing tabung secara berurutan dengan 2 cm3
larutan sebagai berikut.
(a) Pada tabung pertama larutan HCl 0,1 M
(b) Pada tabung kedua larutan HCl 0,01 M
(c) Pada tabung ketiga larutan HCl 0,001 M
(d) Pada tabung keempat larutan CH3COOH 0,1 M
(e) Pada tabung kelima larutan CH3COOH 0,01 M
(f) Pada tabung keenam larutan CH3COOH 0,001 M
2) Pada masing-masing tabung, dimasukan sepotong kecil kertas
indicator universal amati warna apakah yang terjadi pada kertas
indicator, lalu bandingkan dengan warna yang tertera pada
kemasan kertas indicator universal dan tentukan pH dari larutan
tersebut.
3) Tuliskanlah nilai pH dari masing-masing tabung diatas pada
tabel yang telah disediakan.
b. Menentukan sifat asam dan basa pada beberapa bahan melalui
pengukuran pH.
1) Berilah nomor pada tabung reaksi nomor 1, 2, 3 dan seterusnya
sampai 10. isilah masing-masing tabung reaksi secara
berurutan dengan 3 cm3 larutan seperti berikut ini.
a. Pada tabung pertama larutan NaHCO3 0,1 M.
b. Pada tabung kedua larutan NH4Cl 0,1 M
c. Pada tabung ketiga larutan CaCl2 0,1 M
d. Pada tabung keempat larutan CH3COONa 0,1 M
e. Pada tabung kelima larutan KCl 0,1 M
f. Pada tabung keenam larutan CH3COOH 0,1 M
g. Pada tabung ketujuh larutan MgCl2 0,1 M
h. Pada tabung kedelapan larutan NaCl 0,1 M
i. Pada tabung kesembilan larutan HCl 0,1 M
j. Pada tabung kesepuluh larutan NaOH 0,1 M
2) pada masing-masing tabung masukan sepotong kecil kertas
indicator universal, amati warna apakah yang terjadi pada
kertas indicator, lalu bandingkan dengan warna yang tertera
pada kemasan kertas indicator universal dan tentukan pH
larutan tersebut.
3) Catatlah hasil pengamatan tersebut kedalam sebuah table.
J. DAFTAR PUSTAKA
Kartimi, M, Pd. 2010. Panduan praktikum kima dasar 2. Cirebon : IAIN
Syekh Nurdjati
id.wikipedia.kalor pembakaran//07:45/10-04-2012
https://wanibesak.files.wordpress.com/2011/04/derajat-keasaman-dan-
kebasaa1.pdf
Nørby, Jens. 2000. The origin and the meaning of the little p in
pH. Trends in The Biochemical Sciences 25:36-37