Anda di halaman 1dari 7

Mekanisme Pengangkutan Air dan Mineral pada Tumbuhan

LALU ALDI PRATAMA RIZKI


Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk melakukan
proses metabolisme dalam tubuhnya. Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan antara lain air, garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida yang bisa
diperoleh dari luar tubuh tumbuhan. Melalui daun, tumbuhan dapat memperoleh
oksigen dan karbon dioksida. Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-buluh
akar, air dan garam mineral dapat diangkut tumbuhan ke dalam tubuhnya. Untuk
mengangkut air dan garam mineral, tumbuhan memerlukan suatu proses
pengangkutan. Pengangkutan zat ini dilakukan oleh jaringan pengangkut yang
melewati berkas pembuluh. Walaupun begitu, ada juga pengangkutan air dan
garam mineral yang tidak diangkut secara langsung melalui berkas pembuluh,
tetapi di luar berkas pembuluh xilem dan floem.

Proses pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan
berawal dari air di dalam tanah yang kemudian akan diserap oleh rambut akar. Air
mengalir karena ada perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel. Air
tanah mempunyai kepekatan larutan yang lebih encer dibandingkan dengan cairan
sel sehingga air tanah dapat masuk ke rambut akar. Air yang masuk ini
mengakibatkan sel tumbuhan mengembang. Air didorong keluar dari satu sel ke
sel berikutnya sampai ke pembuluh kayu. Selanjutnya, air diangkut oleh
pembuluh kayu melalui batang sampai ke daun. Naiknya air ke daun dipengaruhi
oleh beberapa faktor (Dwidjoseputro, 1994)

A. Mekanisme Pengangkutan Air

Pengangkutan air pada tumbuhan tingkat tinggi seperti pada tumbuhan biji
dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu:

1. Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut
pengangkutan ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam
mineral. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas
diantara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar
berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 proses, yaitu: :

a. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas
atau transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya
dinding sel dan ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air
secara apoplas tidak dapat terus mencapai xylem karena terhalang oleh lapisan
endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang dikenal sebagai pita
kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding sel kecuali endodermis. Khusus
endodermis dilakukan secara osmosis.

b. Pengangkutan Simplas
Pengangkutan simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut
melalui bagian hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola, dari
sel ke sel. Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar,
air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian
bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem
pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun
lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel–sel bulu akar menuju
sel–sel korteks, endodermis, perisikel, dan xylem. Kemudian air dan garam
mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.

2. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini berlangsung
melalui berkas pengangkut, yaitu xylem, sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler. Setelah melewati sel–sel akar, air dan garam mineral dari
dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks
akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai
pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun).

Pembuluh kayu (xylem) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian
yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel–
sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur
jaringan xylem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel–sel penyusun jaringan
tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel
trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel
trakea xylem.
B. Proses Pengangkutan Air dari Akar sampai Daun

Dalam pengangkutan intravaskuler, air diangkut dari xylem akar ke xylem


batang dan diteruskan ke daun. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki
tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan
kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan. Setelah
melewati sel–sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh
kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar
menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel,
namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral
ini adalah sel–sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler.
Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel–sel penyusun
jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel
trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi
air dalam sel trakea xilem.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air pada Tumbuhan

Faktor-Faktor yang memperngaruhi pengangkutan air pada tumbuhan


melalui pembuluh xilem adalah :

1. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam.
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar
masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam
xylem. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan
positif yang memaksa cairan naik ke xylem. Dorongan getah xylem ke arah atas
ini disebut gaya tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan
tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita
lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun
rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

Rambut akar mengambil air dari dalam tanah secara osmosis. Osmosis
adalah gerakan air dari larutan yang kurang pekat (cair) ke larutan yang lebih
pekat melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang
hanya dapat dilalui oleh air. Rambut akar mengambil air secara osmosis karena
dinding-dinding selnya bersifat semipermeabel dan cairan selnya lebih pekat dari
pada air tanah. Saat rambut akar menyerap air, cairan sel rambut akar akan
menjadi lebih encer daripada cairan sel-sel yang terletak disebelah dalam rambut
akar. Karena sel bagian dalam lebih pekat, maka sel bagian dalam akan menyerap
air dari rambut akar. Dengan cara ini, air akan bergerak dari sel ke sel sampai
pada pembuluh kayu.

Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel pada akar menimbulkan suatu
tekanan yang disebut tekanan akar. Tekanan akar akan mendorong air sehingga
naik ke pembuluh kayu di batang. Tekanan akar tampak pada sebagian besar
tumbuhan, tapi hal ini terjadi jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara
tinggi artinya ketika transpirasi sedang sangat rendah. Tetesan air akan terlihat
keluar dari bukaan (hidatoda) pada ujung atau tepi daun rerumputan atau daun
arbei. Fenomena itu disebut gutasi. Jika tumbuhan ditempatkan pada kondisi
atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang berkelembapan rendah atau
sekaligus dalam kedua keadaan tersebut, maka tekanan akar tidak muncul sebab
air dalam batangnya berada di bawah tegangan dan bukan di bawah tekanan
(Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 103).

2. Kapilaritas Batang
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler
atau pipa kecil. Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam
zat cair. Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan
kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu
zat cair sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan
molekul lain yang tidak sejenis. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti
pada air dengan permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan
gelas sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan
melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas
oleh tegangan permukaan yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya
ke atas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu
pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler. Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada
kohesi dan adhesi. Air naik dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi
sedangkan raksa turun dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan kohesi.

Inilah yang terjadi pada proses pengangkutan pada tumbuhan. Pembuluh


xylem yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan dianggap sebagai pipa
kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu (xylem) sebagai akibat dari gaya
adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem), terjadi karena pembuluh


kayu tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain,
pengangkutan air melalui xylem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas
disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xylem. Baik kohesi maupun adhesi ini
menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara
bersambungan.

Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik hingga ke
daun. Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh adanya kapilaritas
batang. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit,
yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan adanya
adesi) lalu tertarik ke atas. (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 104).

Cara kerja kapilaritas ini seperti sumbu kompor yang direndam di dalam
cairan (air atau minyak). Walaupun hanya bagian bawah sumbu yang terendam
cairan, bagian atas sumbu dapat menjadi basah karena cairan merembes dari
bagian bawah ke bagian atas. Kapilaritas pada pembuluh kayu ini dapat terjadi
karena pembuluh kayu merupakan pembuluh yang sangat halus berupa pipa-pipa
kapiler. Pembuluh xilem dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler, sehingga
air naik di dalamnya sebagai akibat adanya adhesi antara dinding xilem dengan
molekul-molekul air.

3. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)


Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada pada sel–
sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju
ke bawah sampai keseluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air
tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Proses tersebut juga biasa disebut
dengan transpirasi. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses
penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri
merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yang berhubungan dengan proses
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.

Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik
ke atas. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain:
a) Intensitas cahaya, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang
diterima daun, maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
b) Temperatur udara, makin tinggi temperatur maka kecepatan transpirasi
akan semakin tinggi.
c) Kelembaban udara, jika kelembaban udara disekitar tanaman tinggi
justru terjadi perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah
(kering) transpirasi akan berlangsung cepat.
d) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial
air tanah akan lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xylem sehingga laju
transpirasi akan meningkat (tinggi). Jika air tanah sedikit maka
penyerapan akar juga akan lambat dan tidak seimbang dengan
kecepatan transpirasi.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air
tersebut melalui proses transpirasi (penguapan). Transpirasi menyebabkan
cairan sel pada daun menjadi lebih pekat, sehingga sel daun menyerap air
dari pembuluh kayu pada tulang daun. Air yang diambil dari pembuluh
kayu daun akar digantikan oleh air dari pembuluh kayu batang. Air di
pembuluh kayu batang akan digantikan oleh air dari pembuluh kayu akar.
Seluruh proses tersebut akhirnya menimbulkan aliran air terus menerus
dari akar sampai ke daun. Tenaga yang ditimbulkan dari proses transpirasi
disebut daya hisap daun.
D. Mekanisme Pengangkutan Mineral

Di dalam tanah, yang diserap oleh rambut akar bukan hanya air, tetapi juga
mineral-mineral atau unsur hara, yang juga merupakan komponen penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di dalam tanah, konsentrasi mineral
lebih sedikit/rendah daripada konsentrasi mineral dalam sel-sel tanaman, sehingga
proses perpindahan/penyerapan mineral berlangsung dengan menggunakan
transport aktif (active transport). Transport aktif adalah pemompaan/perpindahan
zat terlarut (mineral/ion) dari tempat yang konsentrasinya rendah ke tempat yang
konsentrasinya tinggi, yang membutuhkan energi kimia hasil proses respirasi
(ATP) karena bersifat melawan gradient konsentrasi. Saat terjadi/berlangsung
transpor aktif, protein pembawa (carrier protein) bekerja sebagai pompa yang
menyebabkan substansi bergerak/berpindah dari tempat yang konsentrasinya
rendah ke tempat yang konsentrasinya tinggi. Pada peristiwa ini, energi dalam
bentuk molekul ATP diperlukan agar molekul zat terlarut bisa bergerak/berpindah
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi yang melawan gradien konsentrasi.
Caranya adalah protein pembawa mengikat mineral, ion atau partikel yang
ditranspor melawan gradien konsentrasi menggunakan energi kimia dari sel,
protein kemudian mengubah bentuk agar dapat membawa mineral, ion atau
partikel melewati membran plasma ke sisi yang lain (ke bagian dalam sel). Ketika
partikel dibebaskan, protein kembali ke bentuk semula.

Transport aktif sering dikelirukan sebagai difusi terfasilitasi yang masih


termasuk transpor pasif, hal ini karena pada difusi terfasilitasi, partikel yang
masuk juga melalui bantuan protein pembawa, namun tidak melawan gradien
konsentrasi sehingga tidak memerlukan energi/ATP.

Mekanisme transport selanjutnya pada mineral, sama halnya pada air


yaitu bergerak menuju pembuluh xilem (short distance transport), dengan
melalui 3 cara/3 jalur seperti yang telah dijelaskan pada transport air (gambar
2). Kemudian bila sampai pada pembuluh xilem, maka mineralpun akan
disebarkan ke seluruh tubuh tanaman (long distance transport).

Anda mungkin juga menyukai