Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“Pembuktian Air Tanah Melewati Berkas Pengangkut”

Oleh:

Shinta Nur Aisyah

210210103064

6/C

KEMENTRIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
I. JUDUL
Pembuktian Air Tanah Melewati Berkas Pengangkut
II. TUJUAN

Untuk membuktikan bahwa air tanah masuk ke dalam tumbuhan melalui berkas
pengangkut.

III. TINJAUAN PUSTAKA


Air memegang peranan sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, sehingga
tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Dalam kehidupannya, tumbuhan
membutuhkan air lebih kurang 500 g untuk setiap bahan organik yang dibentuknya.
Air tersebut diabsorbsi melalui akar dan ditransportasikan ke dalam tubuh
tumbuhan untuk kemudian diuapkan ke atmosfer. Jika terjadi sedikit saja ketidak
seimbangan air dalam tumbuhan akan mengakibatkan defisit air dan terganggunya
reaksi-reaksi biokimia pada protoplasma. Air mempengaruhi, baik secara langsung
maupun tidak langsung, hampir semua proses dalam kehidupan tumbuhan (
Lestari,D et al.,2023)
Tumbuhan autotrof adalah organisme yang menghasilkan senyawa organik
(karbohidrat, lemak, dan protein) dari zat sederhana yang ada di sekitarnya dengan
menggunakan energi dari sinar matahari melalui fotosintesis. Mereka adalah
tanaman di darat atau ganggang di air. Autotrof dapat mereduksi CO2 untuk
membuat senyawa organik dan menggunakan air sebagai reduktor, tetapi beberapa
dari mereka juga dapat menggunakan senyawa hidrogen lain seperti hidrogen
sulfida untuk tujuan ini. Namun, heterotrof adalah organisme yang bergantung pada
autotrof dan tidak dapat membuat makanan sendiri dengan mengikat karbon
melainkan menggunakan karbon organik untuk pertumbuhannya (Campbell,N.A et
al. 2002 : 181 – 182 ). Tumbuhan pacar air tumbuhan autotroph yang memerlukan
banyak zat atau nutrisi pada proses-proses yang ada di tumbuhan, seperti
fotosintesis, transpirasi, dan lainnya. Proses tersebut memerlukan proses
transportasi zat atau nutrisi di dalam tubuh tumbuhan.
Transportasi tumbuhan merupakan suatu mekanisme proses pengambilan dan
pengeluaran zat-zat (air maupun nutrisi) ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Air
sangat penting bagi tanaman. Air digunakan sebagai pelarut untuk reaksi kimia,
untuk mengangkut nutrisi dan metabolit, sebagai pendingin, dan untuk
menghasilkan tekanan turgor untuk pertumbuhan. Tumbuhan mengembangkan
sistem vaskular untuk mengangkut air dengan aliran massal jarak jauh melalui
mekanisme kohesi-ketegangan yang digerakkan oleh transpirasi. Air di lingkungan
bergerak melalui tanah, diambil ke dalam tanaman melalui akar, diangkut ke pucuk
melalui kohesi-ketegangan mekanisme yang didorong oleh transpirasi, menguap di
rongga sub stomata, dan ditranspirasikan kembali ke atmosfer (Scharwies dan
Dinneny, 2019: 312).
Pergerakan air dari tanah ke atmosfer melalui tumbuhan. Tumbuhan mengambil
air dari tanah oleh akar, mendistribusikan air melalui xilem ke bagian lain
tumbuhan, dan mentranspirasikan uap air ke atmosfer dari daun. Rambut akar dan
sel epidermis bertanggung jawab untuk penyerapan air. Air memasuki sel akar
melalui tiga jalur yang berbeda yaitu jalur apoplas, simplas, dan transmembran.
Ketiga jalur menyatu menjadi gerakan simplastik di endodermis. Air diturunkan ke
dalam xilem dan mengalami pengangkutan jarak jauh. Di daun, air meninggalkan
berkas pembuluh dan didistribusikan ke sel mesofil dan sel epidermis. Air
kemudian ditarik ke dalam dinding sel tumbuhan. Uap air dari dinding sel bergerak
ke atmosfer melalui stomata selama transpirasi (Farhatul,B.W dan Adib,C.A.2020
: 117 – 118 )
Pada tumbuhan, tempat terjadinya transportasi dibagi menjadi dua. Yaitu pada
tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya
dilakukan melalui seluruh bagian tubuh (Hasanah et al., 2021: 123). Tumbuhan
lumut termasuk dalam jenis tumbuhan yang tidak berpembuluh (non vaskuler) dan
tidak menghasilkan biji. Untuk melakukan transportasi air dan mineral yang
dibutuhkan maka bryophyta memiliki jaringan sederhana yang khusus untuk
transportasi internal air, nutrisi dan makanan yang dibutuhkannya. Karena mereka
tidak memiliki jaringan pembuluh, maka bryophyte juga tidak memiliki akar,
batang, dan daun sejati dengan bentuk tubuh yang relative kecil meskipun pada
beberapa spesies lumut yang hidup di perairan dapat mencapai ukuran yang besar,
seperti spesies Fontinalis. Sedangkan pada tumbuhan tingkat tinggi, proses
pengangkutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan
floem.
Jaringan vaskular terdiri dari sel xilem dan floem, diperlukan untuk transportasi
jarak jauh dari berbagai bahan pada tumbuhan. Xilem mengangkut air dan mineral
dari akar ke pucuk, sedangkan, dalam banyak kasus, floem mengangkut
fotoasimilat dari pucuk ke akar. Jaringan Pengangkut Xilem adalah jaringan
kompleks yang mengandung banyak jenis sel, masing-masing dengan struktur dan
fungsi tertentu. Jenis sel xilem antara lain elemen trakea (trakeid dan elemen
pembuluh yang mati pada saat jatuh tempo) dan parenkim (yang hidup pada saat
kematangan). Dengan dinding sel sekunder yang tebal, trakea elemen mengalirkan
air dan memberikan dukungan. Fungsi utama xilem adalah transportasi air,
konduksi mineral, dan support sistem. Transpirasi air bergerak dari tanah ke
tanaman melalui xilem dan didorong oleh perbedaan energi antara air di dalam
tanah dan air di dalam tanaman. Parenkim xilem adalah sel hidup yang terlibat
dalam metabolisme dan perlindungan xylem. Sel parenkim xilem adalah sel hidup
dari jaringan dan memainkan berbagai peran termasuk penyimpanan, pertahanan
patogen, perbaikan luka, dan pemeliharaan keseimbangan air (Punjungsari dan
Ulfa, 2022: 77).
Sel-sel xilem dan floem tersusun secara berkelompok dan rapat dengan ukuran
sel yang bervariasi. Keduanya memiliki peran penting dalam sistem transportasi.
Floem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa unsur dengan tipe
yang berbeda yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim serabut, sklereid.
Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya,
misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik
(asimilat) yang terutama berisi karbohidrat dalam jumlah kecil ditemukan juga
asam amino dan hormon (Tobing et al., 2021: 101)
Transportasi air dibagi menjadi dua yaitu transport ekstravaskuler dan
intravaskuler. Transport ekstravaskuler adalah pengangkutan yang dilakukan di luar
berkas pembuluh, air bergerak secara bebas di antara ruang antar sel, pengangkutan
air dan mineral dari dalam di luar berkas pembuluh dilakukan melalui dua
mekanisme yaitu apoplas dan simplas. Ada dua macam mekanisme transpor
ekstravaskular, yaitu simplast dan apoplas. Simplas adalah transportasi air dan zat
terlarut dari sel ke sel melalui bagian hidup sel tumbuhan seperti sitoplasma.
Perpindahan air tanah terjadi secara osmosis dan transpor aktif melalui
plasmodesmata. Sementara itu, apoplas mengangkut air dan zat terlarut melalui
dinding sel dan ruang antar sel (Sartika et al., 2020: 5).
Proses transportasi tumbuhan dapat berlangsung karena adanya proses difusi,
osmosis, imbibisi, dan transport aktif. Osmosis merupakan suatu persitiwa
berpindahnya zat yang terkandung dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi
rendah (hipotonik) ke bagian yang konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan
melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel merupakan selaput
pemisah yang hanya bisa dilewati air dan molekulnya. Membran ini harus bisa
ditembus oleh zat pelarut sehingga menyebabkan tekanan sepanjang membran
tersebut. Membran sel terikat oleh protein yang berada di luar permukaan maupun
yang menembus. Dari struktur membran, diketahui bahwa membran bukan hanya
sebagai pembatas sel, tetapi juga berperan sebagai tempat keluar masuk sel.
Osmosis merupakan fenomena alami yang biasanya ditemukan pada tubuh
tumbuhan dan hewan. Akar pada tanaman dapat menyalurkan air dari dalam tanah
sampai ujung daun merupakan salah satu manfaat fenomena osmosis pada
tumbuhan (Ulfa et al., 2020: 111).
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
a. Elemenyer
b. Mikroskop, kaca penutup, kaca benda
c. Stopwatch
d. Silet
e. Tempat air (Baskom)
f. Batang pengaduk
4.1.2 Bahan
a. Batang pacar air berwarna terang
b. Eosin/pewarna
c. Air
4.2 Langkah Kerja

Mengisi elemenyer dengan air sebanyak 100 ml,


kemudian mencapurkan air yang di erlenmeyer dengan
bubuk pewarna

Memotong batang pacar air secara melintang dalam


air, setelah itu menekan erat potongan batang dengan
jari.
Memotong batang pacar air secara melintang dalam
air, setelah itu menekan erat potongan batang dengan
jari.

Memotong sisa batang yang tidak dipakai secara


melintang dan melakukan pengamatan keadaan xilem
dan floem di bawah mikroskop.

Setelah pengamatan masukkan batang ke dalam beaker


glass berisi air perwana. Sembari mengamati yang
terjadi danmencatat waktunya (perubahan warn apada
batang, cabang, dan rangka daun)

Menghitung kecepatan (m/s) air berwarna yang


merambat dari ujung cabang ke rangka daun

Membuat irisan batang yang sudah berubah warna dan


melakukan pengamatan di bawah mikroskop dan
Membandingkan warna batang, cabang, dan rangka
daun sebelum dan sesudah percobaan.

V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Laju Kecepatan Bagian Tumbuhan Pacar Air
Parameter
No Bagian Panjang Waktu Laju (m/s) Kecepatan
Tumbuhan (m) (s) (cepat/lambat)
B 0,27 900 3 x 10 ⁻⁴ Lambat
1 C 0,23 900 53 x 10 ⁻⁵ Lambat
R 0,09 185 827 x 10 ⁻⁶ Cepat
B 0,2 198 1,3 x 10 ⁻3 Cepat
2 C - - -
R 0,065 80 8,13 x 10 ⁻⁴ Cepat
B 0,225 2,3 11 x 10 ⁻⁴ Sedang
3 C 0,225 2,42 52 x 10 ⁻⁴ Cepat
R 0,115 3,65 0,6 x 10 ⁻⁴ Lambat
B 0,209 180 11,6 x 10 ⁻⁵ Lambat
4 C - - -
R 0,076 16 475 x 10 ⁻⁵ Cepat
B 0,07 982 71 x 10 ⁻⁶ Cepat
5 C - - -
R 0,05 427 11 x 10 ⁻⁶ Lambat
B 0,28 780 35 x 10 ⁻⁵ Lambat
6 C 0,016 1080 88 x 10 ⁻⁵ Cepat
R 0,010 2220 55 x 10 ⁻⁵ Sedang
B 0,1 900 1 x 10 ⁻⁵ Lambat
7 C 0,26 982 4 x 10 ⁻⁵ Cepat
R 0,05 797 12 x 10 ⁻⁵ Sedang
B 0,076 1130 67,5 x 10 ⁻⁵ Lambat
8 C 0,05 469 1 x 10 ⁻⁴ Lambat
R 0,082 279 28 x 10 ⁻⁴ Cepat

Perhitungan Data Kelompok

Diketahui : T1 :780 s Keterangan :


P1 : 0,28 m T2 : 180 s P : Panjang (m)

P2 : 0,08 m T3 : 900 s T : Waktu (s)


T4 : 720 s V : Kecepatan laju (m/s)
P3 : 0,08 m
T5 : 1500 s
P4 : 0,04 m
P5 : 0,06 m
Perhitungan
a) V batang Utama b) V cabang Batang = c) V rangka daun = Vd +
(va) (Vb) + (Vc) Ve
𝑃1 0,28 𝑃2 0,08 𝑃4 0,04
Va = 𝑇1 = 780 = Vb = 𝑇2 = =4x Vd = 𝑇4 = = 5,555
180 720
0,00035 m/s 10⁻⁴ m/s m/s
𝑃3 𝑃5 0,06
Vc = 𝑇3 = Ve = 𝑇5 = 1500 =
= 35 x 10 ⁻⁵ m/s
0,08 0,00004 m/s
=8,8888 m/s
900
V Rangka Daun :
V Cabang Batang :
Vd + Ve
Vb + Vc
=5,555 + 0,00004
= 4 x 10⁻⁴ + 8,8888
= 8,8892 m/s =5,55559 m/s

= 88 x 10 ⁻⁵ = 55 x 10 ⁻⁵

5.2 Irisan Batang Melintang Tumbuhan Pacar Air


Kontrol (pacar air yang tidak di Pacar air yang dimasukkan ke dalam
masukkan ke dalam pewarna) pewarna

VI. PEMBAHASAN
Judul pada praktikum kali ini yaitu pembuktian air tanah melewati berkas
pengangkut. Tujuannya yaitu untuk membuktikan bahwa air tanah masuk ke dalam
tumbuhan melalui berkas pengangkut. Alat yang digunakan antara lain erlenmeyer,
mikroskop, kaca penutup, kaca benda, stopwatch, silet, tempat air, batang
pengaduk. Erlenmeyer berguna untuk tempat air dengan pewarna dicampurkan dan
tempat batang untuk menyera air. Mikroskop berfungsi untuk mengamati sel, xilem,
dan floem pada batang pacar air sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Kaca
penutup sebagai tempat irisan melintang batang sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan. Kaca benda digunakan untuk menutup preparat batang pacar air sebelum
dan sesudah diberi perlakuan. Stopwatch berfungi untuk mengatur atau menghitung
waktu yang diperlukan air mengalir dari bawah hingga batang, cabang, ranting,
hingga ujung daun. Silet berguna untuk memotong batang pacar air saat akan diberi
perlakuan yaitu dicelupkan pada erlenmeyer yang berisi air berwarna dan berguna
untuk memotong batang pacar air sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tempat
air sebagai tempat untuk memotong batang pacar air di dalam air agar tidak terdapat
ruang udara pada xilem yang dapat menyebabkan kegagalan percobaan. Batang
pengaduk sebagai alat untuk mencampurkan air dengan pewarna.
Bahan yang digunakan yaitu batang pacar air berwarna terang, eosin/pewarna,
dan air. Tanaman pacar air digunakan sebagai bahan percobaan, tanaman ini
termasuk jenis herbaceous dan batangnya berwanrna bening sehingga memudahkan
dalam pengmatan baiknya air berwarna di dalam batang melaui berkas pengangkut.
Air sebagai bahan yang akan dicampurkan dengan pewarna dan sebagai indikator.
Pewarna berfungsi sebagai bahan yang akan dicampurkan dengan air dan sebagai
indikator naiknya air pada batang pacar air ke atas.
Transportasi adalah proses yang melibatkan pergerakan air dan nutrisi yang
diperlukan ke semua bagian tanaman untuk kelangsungan hidupnya. Terdapat dua
jenis tumbuhan yaitu tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Pada
tumbuhan tingkat rendah seperti ganggang maka penyerapan air dan nutrisi yang
terlarut di dalamnya melalui seluruh bagain tubuhnya, sedangkan pada tumbuhan
tingkat tinggi seperti spermatophyte, proses pengangkutan air dan nutrisi mellaui
pembuluh pengangkut yaitu xilem (pembuluh kayu) danfloem (pembuluh tapis).
Transportasi sangat penting bagi tumbuhan, transportasi berguna untuk
mensirkulasikan air, nutrisi penting, produk ekskretoris, dan gas di dalam tanaman
untuk berbagai keperluan, transportasi pada tanaman diperlukan.
Transportasi tumbuhan terjadi pada jaringan vaskuler. Dengan gaya hisap, air
dan mineral diangkut ke berbagai bagian tanaman. Jaringan vaskular biasanya
merupakan jaringan penghantar. Pembentukan jaringan tersebut dapat dilakukan
oleh xilem dan floem suatu tumbuhan. Pada tumbuhan, terdapat pembuluh seperti
pipa yang dilalui air dan nutrisi yang dapat masuk ke dalam tumbuhan. Jaringan
pengangkut ini dibagi menjadi dua jenis yaitu xilem dan floem. Xilem merupakan
jaringan pengangkut yang menyebar dari atas ke bawah tumbuhan. Xilem berperan
dalam pengangkutan zat terlarut dari rambut akar ke bagian udara tanaman. Floem
merupakan jaringan pembuluh. Pada pengangkutan makanan atau fotosintat, maka
akan terjadi proses transportasi menggunakan floem. Beberapa unsur yang terdapat
pada floem seperti elemen penyaring, parenkim floem, serabut, dan sel pengiring.
Air diserap oleh akar dan harus meleati beberapa lapisan sel sebelum memasuki
jaringan xilem. Setelah diserap akar, air tidak melewati epidermis dan menuju pusat
akar melintasi endodermis sebelum sampai di xilem. Sepanjang pergerakan, air
bergerak di dinding sel (jalur apoplast) dan atau melalui bagian dalam sel. Pada
endodermis, air dihadang oleh pita kaspari (zat tahan air yang menutup pergerakan
air) sehingga air harus melewati membran sel. Secara bersamaan, air yang lain
bergerak melalui sitoplasma dengan melintasi epidermis dan korteks hingga
mencapai xilem. Setelah bergerak melewati endodermis secara horizontal maka air
akan bergerak secara vertical menuju atas.
Pada transport simplas, awalnya air dari sel epidermis bulu akan dimasukkan ke
dalam sel. Masuknya air ke dalam sel ini bisa melalui mekanisme transpor pasif
alias difusi Jika sudah berhasil masuk, maka air akan terus berpindah dari satu sel
ke sel lainnya menggunakan plasmodesmata. Plasmodesmata adalah bagian dari
sitoplasma yang menghubungkan satu sel tumbuhan dengan sel tumbuhan di
sebelahnya. Bagian ini terbentuk saat terjadi pembelahan sel Melalui bagian ini sel
tumbuhan terhubung satu sama lain dan tumbuhan menggunakannya untuk
mengangkut air dan zat lain. Air yang masuk melalui jalur simplas kemudian akan
bergerak terus hingga mencapai jaringan pembuluh Urutannya dimulai dari sel
rambut akar, sel korteks, endodermis, perisikel, dan berakhir di xilem Jika sudah
sampai di xilem, berarti tumbuhan sudah siap mengangkut air ke bagian tumbuhan
yang lebih tinggi (batang dan daun)
Berbeda dengan transportasi simplas, pada apoplas air tidak akan langsung
dimasukkan ke dalam sel. Air bergerak dengan memanfaatkan ruang ekstraseluler
yang terdapat pada dinding sel Ruang antar sel yang terbentuk pada jaringan
tumbuhan juga dapat dilalui oleh transportasi aplast ini. Saat mencapai endodermis
laju aliran apoplas akan dihentikan oleh pita singkong Akibatnya, air dipaksa masuk
ke dalam sel untuk mencapai endodermis melalui membran plasma Jika berhasil
masuk ke dalam endodermis, maka air akan mengikuti aliran simplas hingga
mencapai jaringan pengangkut (xilem).
Percobaan ini dilakukan dengan mengisi erlenmeyer dengan air dan dicampur
bubuk pewarna merah, digunakannya bubuk pewarna merah sebagai indikator
dalam percobaan air naik ke atas atau untuk mempermudah pengamatan. Lalu
memotong batang pacar air di dalam air yang ada di baskom, hal ini dilakukan untuk
mencegah ruang udara pada jaringan xilem. Setelah itu, praktikan mengamati
pergerakan air berwarna ke batang, cabang, dan daun.
Kelompok 1 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang 0,27
meter, panjang cabang 0,23 meter, dan panjang rangka daun 0,09 meter. Hasil
pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,15 meter membutuhkan waktu
900 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 3 x 10 ⁻⁴dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air tergolong
lambat. Pada bagian cabang dengan panjang 0,23meter membutuhkan waktu 900
detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 53 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,09 meter membutuhkan
waktu 185 detik untuk air berwarna mencapai ranting daun sehingga laju kecepatan
air naik ke batang sebesar 827 x 10 ⁻⁶dengan kategori laju kecepatan pengangkutan
air tergolong cepat.
Kelompok 2 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang
0,2meter,tidak memiliki panjang cabang, dan panjang rangka daun 0,065 meter.
Hasil pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,2 meter membutuhkan
waktu 198 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 1,3 x 10 ⁻3 dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong cepat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,065 meter membutuhkan
waktu 80 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 8,13 x 10 ⁻⁴ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan
air tergolong cepat
Kelompok 3 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang 0,225
meter, panjang cabang 0,225 meter, dan panjang rangka 0,115 meter. Hasil
pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,225 meter membutuhkan waktu
2,3 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 11 x 10 ⁻⁴ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong sedang. Pada bagian cabang dengan panjang 0,225 meter membutuhkan
waktu 2,42 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 52 x 10 ⁻⁴ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong cepat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,115 meter membutuhkan
waktu 3,65 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 0,6 x 10 ⁻⁴ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat.
Kelompok 4 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang 0,209
meter,tidak memiliki panjang cabang, dan panjang rangka 0,076 meter. Hasil
pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,209 meter membutuhkan waktu
180 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 11,6 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,065 meter membutuhkan
waktu 16 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 475 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong cepat.
Kelompok 5 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang
0,07meter,tidak memiliki panjang cabang, dan panjang rangka 0,05 meter. Hasil
pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,07meter membutuhkan waktu
982 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 71 x 10 ⁻⁶dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air tergolong
cepat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,05 meter membutuhkan waktu 427
detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 11 x 10 ⁻⁶ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat.
Kelompok 6 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang
0,28meter, panjang cabang 0,016meter, dan memiliki panjang rangka daun . Hasil
pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,28 meter membutuhkan waktu
780 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 35 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat. Pada bagian cabang dengan panjang 0,016 meter membutuhkan
waktu 1080 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 88 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,010 meter membutuhkan
waktu 2220 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 55 x 10 ⁻⁵dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong sedang.
Kelompok 7 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang 0,1meter,
panjang cabang 0,26 meter, dan panjang rangka daun 0,05 meter. Hasil pengataman
pada bagian batang dengan panjang 0,1meter membutuhkan waktu 900 detik untuk
air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke batang sebesar 1
x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air tergolong lambat. Pada
bagian cabang dengan panjang 0,26 meter membutuhkan waktu 982 detik untuk air
berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air naik ke batang sebesar 4 x
10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air tergolong cepat. Pada bagian
rangka dengan panjang 0,09meter membutuhkan waktu 797 detik untuk air
berwarna mencapai ranting daun sehingga laju kecepatan air naik ke batang sebesar
12 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air tergolong sedang.
Kelompok 7 memperoleh data hasil pengamatan yaitu panjang batang 0,076
meter, panjang cabang 0,05 meter, dan panjang rangka daun 0,082 meter. Hasil
pengataman pada bagian batang dengan panjang 0,076 meter membutuhkan waktu
1130 detik untuk air berwarna mencapai batang sehingga laju kecepatan air naik ke
batang sebesar 67,5 x 10 ⁻⁵ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat. Pada bagian cabang dengan panjang 0,05 meter membutuhkan
waktu 469 detik untuk air berwarna mencapai cabang sehingga laju kecepatan air
naik ke batang sebesar 1 x 10 ⁻⁴ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan air
tergolong lambat. Pada bagian rangka dengan panjang 0,082 meter membutuhkan
waktu 279 detik untuk air berwarna mencapai ranting daun sehingga laju kecepatan
air naik ke batang sebesar 28 x 10 ⁻⁴ dengan kategori laju kecepatan pengangkutan
air tergolong cepat.
Hasil dari kedelapan kelompok menunjukkan perbedaan laju kecepatan
pengangkutan air ke daun, hal ini disebabkan oleh jarak dari dasar pemotongan ke
batang, cabang, dan rangka berbeda. Perbedaan jarak ini menyebabkan lamanya
waktu pengangkutan air menuju bagian tumbuhan berbeda-beda. Semakin dekat
jarak yang ditempuh air untuk naik maka akan semakin cepat waktu yang
diperlukan sehingga laju kecepatan semakin cepat, dan sebaliknya semakin jauh
jarak dari dasar pemotongan ke batang, cabang, dan rangka maka akan semakin
lama waktu yang diperlukan sehingga laju kecepatan semakin lambat.
Pengangkutan air menuju daun dikarenakan adanya proses transpirasi.
Transpirasi merupakan proses hilangnya. air pada tanaman dalam bentuk uap air
melalui stomata. Menurut Silaen (2021), semakin cepat laju transpirasi berarti
semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun
faktor luar. Faktor internal antara lain ukuran daun; tebal tipisnya daun; tebal
lapisan lilin pada daun; jumlah rambut daun; jumlah, bentuk dan lokasi stomata;
umur jaringan daun; keadaan fisiologis jaringan daun; dan laju metabolisme
tumbuhan. Faktor eksternal antara lain radiasi cahaya; suhu; kelembaban udara;
angin; kandungan air tanah; gradien potensial air antara tanah; dan adanya zat-zat
racun di lingkungannya (Wahyuni dan Afidah, 2022: 892). Menurut Costa dan
Daningsih (2022), intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan daun yang terpapar
langsung sinar matahari beradaptasi dengan memiliki helaian daun menjadi lebih
tebal. Semakin banyak jumlah sel parenkim palisade maka helaian daun semakin
tebal. Dengan demikian, daun dewasa parenkim palisadenya tidak lagi berkembang
dan jaringan bunga karang menjadi semakin banyak dan menyebabkan proses laju
transpirasi semakin tinggi.
Pada tabel 5.2 Irisan Batang Melintang Tumbuhan Pacar Air, terlihat irisan
batang pacar air sebelum diberi perlakuan dengan mencelupkan pada Erlenmeyer
berisi air berwarna tidak berwarna sedangkan pada gambar irisan batang setelah
diberi perlakuan menjadi bewarna. Ini menandakan adanya penagngkutan air ke
atas oleh jaringan pengangkut sehingga air berwarna pada erlenmeyer naik ke atas
melalui pembuluh pengangkut dan mengakibatkan batang menjadi bewarna. Hal ini
sesuai dengan literatur. Menurut Punjungsari dan Ulfa (2022), xilem memiliki
funsgi utama yaitu transportasi air. Transportasi air disebabkan adanya transpirasi
yang menyebabkan air bergerak dari tanah ke tanaman melalui xilem. Hal ini
mengakibatkan air berwarna yang diserap oleh batang tanaman pacar air akan
berubah menjadi berwarna merah.
Pada praktikum kali ini tidak terjadi kegagalan tetapi hanya waktu yang terbatas
untuk melakukan pengamatan naiknya air sampai ke paling atas bagian tumbuhan.
Selain itu, apabila pemotongan batang pacar air dan penutupan batang setelah
dipotong tidak benar dilakukan maka akan terdapat rongga udara pada berkas
pengangkut sehingga air berwarna tidak dapat masuk ke ruang berkas pengangkut
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengangkutan air tanah ke bagian
tumbuhan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang
mempengaruhi antara lain kecepatan angin, intensitas cahaya, banyak sedikitnya
air, kelembapan udara, dan suhu. Faktor internal yang mempengaruhi antara lain
tekanan akar, hukum kapilaritas, sel- sel hidup seperti sel parenkim kayu dan
jaringan empulur di sekitar xilem serta teori kohesi.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Air tanah terbukti masuk ke dalam tumbuhan melalui berkas
pengangkut. Hal ini terbukti dengan berubahnya warna pada batang, cabang,
dan daun pada tanaman pacar air yang diberikan perlakuan. Proses ini terlihat
saat batang pacar air diamati melalui mikroskop sebelum diberi perlakuan
berwarna bening dan hijau kemudian, diletakkan di dalam labu erlenmeyer yang
berisi air berwarna merah, setelah beberapa menit batang, cabang, dan daun
tanaman pacar air mengalami perubahan warna menjadi warna merah.
Perubahan warna dari batang hingga bagian daun menandakan air berwarna
masuk ke dalam tumbuhan melalui berkas pengangkut
7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk Asisten
Terimakasih asisten sudah sangat baik dalam menjelaskan, semoga
konsisten.
7.2.2 Saran untuk Praktikan
Pada praktikum kali ini sebaiknya sebelum memulai percobaan,
praktikan harus memahami langkah-langkah percobaan dan data-data yang
harus didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari,D.,Khrismiratsih,F.,Perlambang,R.CNAWP.,Andriani,M.,Mahiseta,T.S.(2023).
Karakteristik Fisiologis Tanaman Jagung Manis (Zea maysL. Var. saccharataSturt)
pada Kondisi Kekurangan Airdan Aplikasi Pupuk Kalium. Jurnal Ilmiah Inovasi.23(2)
: 152 – 156.
Campbell,N.A.,.B,Jane.R.,G,Lawrence.M.2002. BIOLOGI. Surabaya : Erlangga.
Costa, Y. O. D. dan E. Daningsih. (2022). Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi pada Tanaman
Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 27 (1): 40 – 47.
Hasanah, U., P. A. Azis, R. D. Jayati, W. W. Astuti, A. Taskirah, A. Liana, Rusmidin, N.
Nopiyanti, Lutfi, A. N. Veryani, A. N. Samsi, S. Vertygo, M. Z. A. Banna, dan N. D
Sulastri. 2021. Anatomi dan Fisiologi Tummbuhan. Banten: Media Sains Indonesia.
Punjungsari, T. N. dan F. Ulfa.(2022). Jaringan Pengangkut Tanaman Pepaya (Carica papaya
L.) yang Tumbuh Pada Tanah Tinggi Alumunium. Jurnal Viabel Pertanian, 16 (1): 77.
Sartika, P. F., H. Susilo, dan Sulisetijono. (2020). Plant-Animal Tissue Diagnostic Test
(PATD-Test) To Identify Students' Misconceptions In Biology. Journal of Physics
Conference Series, 1918 (5): 5
Scharwies, J. D. dan Dinneny, J. R.(2019). Water Transport, Perception, and Respons In Plants.
Journal of Plant Research, 132 (3): 311 – 324.
Silaen, S. (2021). Pengaruh Transpirasi Tumbuhan dan Komponen Didalamnya.
Agroprimatech, 5 (1): 14 – 20.
Tobing, A. N. L., E. D. Hastuti, dan M. Izzati, (2021). Struktur Anatomi Daun Mangrove Api-
api Putih [Avicennia marina (Forsk.) Vierh] di Pantai Mangunharjo, Semarang. Buletin
Nasional Anatomi dan Fisiologi, 6 (1): 96 – 103.
Ulfa, H., R. Falahiyah, S. Singgih. (2020). Uji Osmosis pada Kentang dan Wortel
Menggunakan Larutan NaCl. Jurnal Sainsmat, 9 (2): 110 – 116.
Wahyuni, S. dan M. Afidah. (2022). The Estimation of Ketapang (Terminalia catappa Linn.)
Tree’s Transpiration. Jurnal Biologi Tropis, 22 (3): 889 – 894.
LAMPIRAN
LAMPIRAN PRAKTIKUM
LEMBAR ACC

Anda mungkin juga menyukai