Anda di halaman 1dari 3

Fungsi air bagi tanaman yaitu : Sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma.

Sebagai
senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman dan sebagai
pelarut mineral-nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel yang lainnya.
Sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik. Sebagai reaktan pada sejumlah siklus asam
trikarboksilat. Sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis. Menjaga turdigitas sel dan
berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel. Mengatur mekanisme gerakan tanaman
seperti membuka dan menutupnya stomata, bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu.
Berperan dalam perpanjangan sel. Sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi.
Digunakan dalam proses respirasi (Noogle dan Fritz, 1983).

@Juragandlieur; Read more : https://juragandlieur.blogspot.com/2015/12/peran-air-bagi-


tumbuhan.html
» @juragandlieur
3. Cekaman kekeringan pada tanaman disebabkan oleh kekurangan suplai air di daerah
perakaran dan permintaan air yang berlebihan oleh daun dalam kondisi laju evapotranspirasi
melebihi laju absorbsi air oleh akar tanaman. Serapan air oleh akar tanaman dipengaruhi oleh
laju transpirasi, sistem perakaran, dan ketersediaan air tanah (Lakitan, 1996). Secara umum
tanaman akan menunjukkan respon tertentu bila mengalami cekaman kekeringan. Staff Lab Ilmu
Tanaman (2008) mengemukakan bahwa cekaman kekeringan dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok yaitu:
Cekaman ringan :jika potensial air daun menurun 0.1 Mpa atau kandungan air nisbi menurun 8 –
10 %
Cekaman sedang: jika potensial air daun menurun 1.2 s/d 1.5 Mpa atau kandungan air nisbi
menurun 10 – 20 %
Cekaman berat: jika potensial air daun menurun >1.5 Mpa atau kandungan air nisbi menurun >
20%
Lebih lanjut Staff Lab Ilmu Tanaman mengemukakan bahwa apabila tanaman kehilangan lebih
dari separoh air jaringannya dapat dikatakan bahwa tanaman mengalami kekeringan.
Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan menyebabkan
perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati (Haryati,
2008). Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh tingkat stres yang dialami dan
fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Respon tanaman yang mengalami cekaman
kekeringan mencakup perubahan ditingkat seluler dan molekuler seperti perubahan pada
pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun menjadi tebal,
adanya rambut pada daun, peningakatan ratio akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju
fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi aktivitas enzim
dan hormon, serta perubahan ekspresi (Sinaga, 2008).
Tumbuhan merespon kekurangan air dengan mengurangi laju transpirasi untuk penghematan air.
Terjadinya kekurangan air pada daun akan menyebabkan sel-sel penjaga kehilangan turgornya.
Suatu mekanisme control tunggal yang memperlambat transpirasi dengan cara menutup stomata.
Kekurangan air juga merangsang peningkatan sintesis dan pembebasan asam absisat dari sel-sel
mesofil daun. Hormon ini membantu mempertahankan stomata tetap tertutup dengan cara
bekerja pada membrane sel penjaga. Daun juga berespon terhadap kekurangan air dengan cara
lain. Karena pembesaran sel adalah suatu proses yang tergantung pada turgor, maka kekurangan
air akan menghambat pertumbuhan daun muda. Respon ini meminimumkan kehilangan air
melalui transpirasi dengan cara memperlambat peningkatan luas permukaan daun. Ketika daun
dari kebanyakan rumput dan kebanyakan tumbuhan lain layu akibat kekurangan air, mereka akan
menggulung menjadi suatu bentuk yang dapat mengurangi transpirasi dengan cara memaparkan
sedikit saja permukaan daun ke matahari (Campbell, 2003).
Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya
tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada
tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan
perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar (Haryati, 2006). Hasil penelitian Nour
dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivarkultivar sorghum yang lebih tahan terhadap
kekeringan, mempunyai perkaran yang lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar
tajuk lebih tinggi daripada lini-lini yang rentan kekeringan (Goldsworthy dan Fisher, dalam
Haryati, 2006).
Senyawa biokimia yang dihasilkan tanaman sebagai respon terhadap kekeringan dan berperan
dalam penyesuaian osmotik bervariasi, antara lain gula-gula, asam amino, dan senyawa terlarut
yang kompatibel. Senyawa osmotik yang banyak dipelajari pada toleransi tanaman terhadap
kekeringan antara lain prolin, asam absisik, protein dehidrin, total gula, pati, sorbitol, vitamin C,
asam organik, aspargin, glisin-betain, serta superoksida dismutase dan K+ yang bertujuan untuk
menurunkan potensial osmotik sel tanpa membatasi fungsi enzim (Sinaga, 2008).

4. Proses Awal Penyerapan Air dan Unsur Hara


Hal pertama yang dilakukan akar ialah mencari air dan unsur hara di dalam tanah, ini merupakan
tugas dari bagian akar yang disebut rambut akar. Mereka berbentuk serabut halus, berukuran
kecil, dan tumbuh dalam jumlah banyak. Mereka tumbuh menyebar sehingga membuat daerah
penyerapan menjadi luas, memungkinkan untuk menjangkau air dan unsur hara hingga ke tempat
yang jauh.
Proses di Dalam Celah Rambut Akar
Air dan unsur hara yang sudah ditemukan dari dalam tanah selanjutnya masuk melalui celah
celah rambut akar. Penyerapan ini termasuk hal yang luar biasa sebab mampu melawan gaya
gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Hal dapat terjadi karena adanya
tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi.
Proses Menuju Pembuluh Kayu
Air dan unsur hara yang telah diserap oleh rambut akar akan larut dan mengalir ke sel sel di
sekitarnya dengan arah horisontal (mendatar) hingga akhirnya sampai ke pembuluh kayu (xilem).
Air dan unsur hara tersebut dapat diangkut karena adanya perbedaan kepekatan cairan diantara
sel sel yang dilalui.
Proses Menuju Daun
Air dan unsur hara yang telah sampai pada pembuluh kayu (xilem) selanjutnya akan diangkut
menuju daun sebagai bahan yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Pembuluh kayu (xilem)
juga mengangkut air dan unsur hara ke bagian tumbuhan yang lain yaitu menuju batang dan
cabang. Dan selanjutnya melakukan proses foosintsis. Setelah proses fotosintesis secara
singkat selesai dilakukan selanjutnya terjadi proses pengambilan dan pengeluaran zat zat ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai