Anda di halaman 1dari 5

Kajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam Hubunganya ... (Moch.

Arifin) 111

KAJIAN SIFAT FISIK TANAH DAN BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN


DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDUGAAN EROSI TANAH

Oleh :
Moch. Arifin 1)

ABSTRACT
Physical of soil is one of the factors that affect the value of land erosion besides management of vegetation,
organic materials and slope. Transformation of land use arrangement is very affecting at degradation of land
and the height of erosion. This study aims to examine whether there are changes in the soil physical of the land
in relation to the value of erodibility and against land erosion value. This research was conducted in Kabupaten
Kediri many kind of land use, forests, alley cropping and monoculture. Erosion value is calculated according
to USLE (Universal Soil Loss Equation) methode. The results of the research obtained that forest have a
erosion 12.1 tons / ha / that can be criteria on medium danger erosion, while the monoculture and alley cropping
have a height erosion level with a value erosion 17.6 tons / ha / year and 51.45 tons / ha / year.

Key words : Soil physical, land use, erosion value

PENDAHULUAN berbeda pula. Demikian halnya pada lahan hutan,


pertanian campuran maupun pertanian
Perkernbangan jumlah penduduk yang sangat
monokultur. Keadaan sifat fisik tanah yang baik
cepat, mengakibatkan peningkatan kebutuhan
dapat memperbaiki lingkungan untuk perakaran
hidup, baik secara kuantitas maupun kualitas,
tanaman dan secara tidak langsung memudahkan
sedangkan ketersediaan sumberdaya lahan,
penyerapan hara. sehingga relatif menguntungkan
semakin berkurang dan sangat terbatas. Keadaan
pertumbuhan tanaman.
dua hal yang saling bertentangan tersebut akan
Tanaman secara tidak langsung dapat
meningkatkan tekanan terhadap sumberdaya
melindungi tanah dari kerusakan sifat fisiknya,
lahan. dipaksa untuk berproduksi setinggi-
terutama kerusakan akibat aliran permukaan.
tingginya, tanpa berfikir akibat yang ditimbulkan.
Adanya tanaman akan menyebabkan air hujan
Sehingga terjadi perubahan fungsi lahan.. Tekanan
yang jatuh tidak menghantam permukaan tanah
penggunaan lahan yang melebihi daya dukung
melainkan terlebih dahulu ditangkap oleh tajuk
lahan ini menyebabkan terjadinya kerusakan
daun tanaman, dan proses ini disebut intersepsi
lahan diantaranya erosi (Rahim, 2000)
(Utomo, 1994). Besamya intersepsi hujan oleh
Ketahanan tanah merupakan salah satu faktor
tajuk daun tanaman juga sangat ditentukan oleh
penentu besarnya erosi. Makin tinggi nilai indeks
populasi dalam hal ini berhubungan dengan jumlah
erodibilitas tanah (K), makin rendah ketahanan
dan kerapatan tanaman ( lebar tajuk).
tanah sehingga semakin mudah pula tanah
Hutan dan vegetasinya memiliki peranan
tererosi. Lahan hutan, pertanian monokultur dan
dalam pernbentukan dan pemantapan agregat
lahan pertanian turnpangsari pada kelerengan
tanah. Vegetasinya berperan sebagai pemantap
yang sama memiliki tingkat erosi yang berbeda.
agregat tanah karena akar akamya dapat
Hal ini diantaranya disebabkan oleh vegetasi pada
mengikat partikel partikel tanah dan juga mampu
masing masing lahan tersebut berbeda. Selain
menahan daya tumbuk butir butir air hujan secara
vegetasi, sifat fisiknya tanah faktor lain yang
langsung ke permukaan tanah sehingga
menentukan besarya erosi, meliputi kelerengan,
penghancuran tanah dapat dicegah. Selain itu
permeabilitas, tekstur dan struktur
seresah yang berasal dari daun-daunnya dapat
tanah.(Hardjowigeno, 2003)
meningkatkan kandungan bahan organik tanah.
Tanah memiliki sifat fisik, biologi maupaun
Hal iniilah yang dapat mengakibatkan perbaikan
kimia yang berbeda beda pada lingkungan yang
1)
Staf Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur
112 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

terhadap sifat fisik tanah, yaitu pembentukan erosi tanahnya menggunakan persamaan USLE
struktur tanah yang baik maupun peningkatan (Universal Soil Loss Equation), dimana besarnya
porositas yang dapat meningkatkan perkolasi, erosi (kehilangan) tanah merupakan fungsi dari
sehingga memperkecil erosi (Kartasapoetra, erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan
1988). Berbeda dengan lahan hutan, lahan kemiringan lereng serta faktor tanaman dan
tanaman pertanian lebih rentan terhadap pengelolaan tanah (Suripin, 2001), yang umum
kerusakan tanah. Hal ini disebabkan karena tidak ditulis sebagai persamaan dibawah ini :
adanya vegetasi atau tanaman semak sebagai A=RKLSCP
penahan hujan, rendahnya bahan organik yang Dimana:
berasal dari seresah tanaman, sehingga hujan A = Jumlah tanah yang hilang (ton/ ha/th)
lebih mudah memecah butiran tanah (Islami dan R = Erosivitas huian tahunan rata rata (cm)
Utomo, 1995) K = Indeks erodibilitas tanah
LS = Indeks panjang dan kemiringan lereng
METODE PENELITIAN CP = Indeks pengelolaan tanaman & konservasi
tanah
Penelitian dilakukan di Kabupaten Kediri
dengan cara survey di lapang dan analisa di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laboratorium Ilmu Tanah UPN “Veteran” Jawa
Timur. Lahan penelitian meliputi tiga penggunaan Penghitungan pendugaan nilai erosi tanah
lahan (hutan, tumpangsari dan monokultur), dilaksanakan dengan menghitung masing-masing
dimana ketiganya mempunyai luas dan faktor penyebabnya sesuai metode yakni
kemiringan yang berbeda. Setelah diperoleh penghtitungan erosivitas hujan, erodibilitas tanah,
lahan yang dianggap representatif sebagai panang dan kemiringan lahan serta faktor
pewakil, maka dilakukan pengambilan sampel tanaman dan pengelolaan tanah.
tanah. Sampel tanah diambil dengan metode A. Erosivitas Hujan (R)
acak sistematik, yaitu titik pengamatan diambil Nilai erosivitas (R) dihitung dengan
secara acak, sedangkan titik pengamatan lainnya menggunakan rumus Utomo dan Mahmud
di tentukan dengan jarak yang teratur dari lahan (1984) dalam Utomo, (1989) yaitu Rb = 10.80
pewakil tersebut (Widianto, 1994). Kemudian + 4.15 HB pada periode Januari 2002 sampai
sampel tanah diambil secara komposit. Desember 2006. Besamya nitai R daerah
Pengambilan contoh tanah meliputi dua penelitian disajikan pada Tabel 1.
macam sampel yaitu sampel tanah utuh
menggunakan ring sampel dan tanah biasa.
Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat Tabel 1. Indeks Erosivitas Bulanan
fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur Bulan
Tahun Pengamatan
Jumlah Rerata
2002 2003 2004 2005 2006
tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel
Jan 220,80 197,63 198,95 222,45 199,47 1039,30
tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah
Feb 180,10 184,09 11,82 13,93 145,80 535,74
dan kandungan bahan organik tanah. Sedangkan Maret 198,54 221,76 2015,82 246,94 179,83 2862,89
analisa di lapang diantaranya melakukan April 157,99 164,43 166,57 125,53 81,63 696,15
pengukuran panjang dan kemiringan lereng, Mei 395,52 53,13 69,31 80,10 36,95 635,01
pengamatan komoditas tanaman serta tindakan Jun 126,37 105,83 0,00 40,27 12,05 284,52

pengelolaannya. Selain data tersebut diperlukan Jul 36,73 36,30 157,78 0,00 22,84 253,65

juga data klimatologi yakni data curah hujan guna Agst 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sept 32,25 27,81 0,00 11,22 37,77 109,05
menghitung guna perhitungan erosivitas hujan.
Okt 120,65 148,99 21,59 12,46 26,15 329,84
Setelah semua data diperoleh dilakukan
Nov 120,41 87,16 153,56 139,45 99,19 599,77
penghitungan nilai erodibilitas tanah menggunakan Des 124,55 122,85 148,16 148,58 202,94 747,08
nomograph dan dilanjutkan penghitungan nilai Jumlah 1713,91 1349,98 2943,56 1040,93 1044,62 5911.46 1182,29
Kajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam Hubunganya ... (Moch. Arifin) 113

Dari data pada tabel 1 di atas, besarnya nilai memiliki permeabilitas lambat yang masuk dalarn
erosivitas bulanan pada daerah penelitian adalah klasifikasi klas 5.
5911.46 sehingga dalam kurun waktu 5 tahun C. Erodibilitas Tanah (K)
tersebut rata rata Indeks Erosivitas Hujan daerah Dari hasil semua unsur tersebut diatas
penelitian tersebut adalah 1182,29 mm/ tahun. diperoleh pendugaan nilai erodibilitas tanah (K)
B. Sifat Fisik Dan Nilai Erodibilitas (K) dengan menggunakan nomograh pada masing-
Besamya nilai indeks erodibilitas tanah masing lokasi penggunaan lahan dan
ditentukan oleh kandungan bahan organik tanah pengelompokan tingkat erodibilitasnya.
dan beberapa sifat fisik tanah. Sifat sifat fisik tanah Selanjutnya Hasil perhitungan pendugaan nilai
yang digunakan untuk menentukan indeks erodibilitas ini disajkan dalam tabel berikut ini.
erodibilitas suatu tanah tersebut adalah tekstur,
Tabel 3. Pendugaan Nilai Erodibilitas (K) Dengan
struktur, dan permeabilitas tanah (Wischmeier et. Nomograp Pada Berbagai Penggunaan
all, 1971). Hasil dari pengamatan mengenai sifat Lahan.
sifat fisik tanah tersebut disajikan pada tabel 2 Penggunaan Tin g ka t
N ila i K K x 1 ,3
berikut ini. la h a n E ro d ib ilita s
H u ta n 0 ,2 4 0 ,3 1 2 Sedang
Tabel 2. Sifat sifat Fisik Tanah Pada Masing- Tu m p a n g s a ri 0 ,2 6 0 ,3 3 8 Ag a k Tin g g i
masing Penggunaan Lahan Mo n o ku ltu r 0 ,3 1 0 ,4 0 3 Tin g g i
No. Parameter. Pengarnatan Hutan Tumpangsari monokultur
I BO (0/6) 3.58 2.93 1.78
Nilai erodibilitas tanah ini dipengaruhi oleh
2. Pasir kasar (%) 70 67 61 beberapa faktor yaitu : tekstur tanah, struktur
3. Pasir halus (%) 15 16 20 tanah, kandungan bahan organik tanah dan
4. Debu (%) 9 9 11 permeabilitas tanah. Penghitungan erodibilitas
5. Liat (%) 6 8 8 tanah menggunakan nomograph menghasilkan
6. Struktur tanah (mm) 7 5 5
bahwa tingkat erodibilitas tinggi terdapat pada
7. Permeabilitas (0-30 cm/ jam) 0-26 0.21 0.18
pertanian monokultur, disusul pertanian
8. Permeabilitas (30-60 cm/jam) 0.27 0.22 0.19
tumpangsari dalam kriteria agak tinggi dan tingkat
erodibilitas sedang pada lahan hutan.
Dari data pada tabel 2 tersebut dapat D. Panjang dan kemiringan lereng (LS)
diketahui bahwa lahan pertanian monokultur Faktor penentu nilai erosi tanah yang lain
memiliki kandungan bahan organik terendah yaitu adalah panjang dan kemiringan lereng. Setelah
1.78 %, sedangkan hutan sengon merupakan dilakukan pengukuran diketahui indeks LS pada
daerah penelitian dengan kandungan bahan ketiga lokasi penggunaan lahan. Untuk lebih
organik tertinggi yaitu 3.58 %. jelasnya Nilai LS pada masing-masing lokasi
Dilihat dari teksturnya daerah penelitian yang penelitian disajikan pada tabel 4 dibawah ini.
meliputi tiga penggunaan lahan tersebut memiliki
tekstur tanah yang sama yaitu lempung berpasir Tabel 4. Nilai LS Pada Masing-masing Lokasi
Penelitian
dengan prosentase fraksi yang berbeda seperti
Penggunaan Kemiringan Panjang Luas Indeks
pada tabel 2 tersebut di atas. Tanah pada lahan Lahan Lereng (%) Lereng (m) (ha) LS
tumpangsari kandungan pasir kasarnya lebih Hutan 11 42 1,46 1,1
rendah dari hutan sengon yaitu 67 % dan liatnya Tumpangsari 9 50 0,98 1.03
lebih tinggi yaitu 8 %, dan debu serta pasir halus Monokultur 11 46 0,55 1,2
25 %. Sedangkan berdasarkan hasil analisa
strukturnya ketiga penggunaan lahan tersebut Faktor LS, adalah kombinasi antara panjang
memiliki klas sruktur tanah yang sama yaitu klas lereng (L) dan Kemiringan lereng (S), merupakan
3, yang berarti strukturnya granuler kasar. Dan nisbah besarnya erosi dari suatu lereng dengan
hasil pengukuran permeabilitas pada lokasi panjang dan kemiringan tertentu terhadap
penelitian dengan dua kedalaman, sama sama besarnya erosi dari plot standart. Indeks LS
114 Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN : 1411-2817, Vol. XII. No. 2. April 2010 : 72 - 144

dapat berpengaruh terhadap erosi tanah. Hasil akhir penghitungan pendugaan nilai erosi
Penghitungan indeks LS mendapatkan hasil, LS pada berbagai penggunaan lahan diketahui bahwa
tertinggi pada lahan monokultur, disusul lahan lahan pertanian tumpangsari dan pertanian
hutan dan lahan tumpangsari. monokultur memunyai nilai erosi yang tinggi dan
E. Faktor Tanaman Dan Pengelolaan Tanah. termasuk dalam kriteria tingkat bahaya erosi
Faktor lain yang diperlukan guna menghitung berat. Hal ini disebabkan pleh beberapa hal
erosi tanah adalah faktor tanaman dan diantaranya adalah bahan organik tanah. Data
pengelolaan tanah. Hasil pengamatan di lapangan tabel kandungan bahan organik tanah
dan perhitungan nilai faktor tanaman dan menunjukkan bahwa lahan pertanian monokultur
pengelolaan tanahnya disajikan dalam tabel 5 memiliki kandungan bahan organik terendah yaitu
berikut ini. 1.78 %, sedangkan hutan sengon merupakan
mempunyai kandungan bahan organik tertinggi
Tabel 5. Nilai Faktor Tanaman dan Pengelolaan Tanah
yaitu 3.58 %. Tanah pada lahan pertanian
Klasif ikasi
Lokasi Vegetasi Pengelolaan
(C x P)
Nilai C x P monokultur memiliki kandungan bahan organik
1 Hutan Sengon - Hutan 0,03 terendah dikarenakan lahan tersebut memperoleh
Tanpa
tanam an
bahan norganik yang sedikit yang berasal dari
2 Sengon Nanas Strip
bawah
0,43 x 0,10 0,043
sisa tanaman sebagai humus, apalagi lahan telah
3 Nanas Strip 0,3 x 0,3 0,09
mengalami pengelolaan intensif tanpa tambahan
bahan organik dan penanaman terus menerus
Nilai CP merupakan kombinasi antara nilai sepanjang musim sehingga mengakibatkan tanah
faktor tanaman/komoditi yang diusahakan pada tersebut kehilangan bahan organik yang cepat
suatu lahan, sedangkan faktor pengelolaan terutama setelah penanaman dimulai. Sebaliknya,
merupakan nilai yang diperoleh dari ada tidaknya tanah hutan sengon memiliki kandungan bahan
tindakan konservasi tanah pada lahan yang organik yang tinggi dikarenakan pada lahan hutan
diusahakan. Hasil Perhitungan nilai C x P belum terjadi pengelolaan secara intensif. Bahan
menunjukkan bahwa Hutan sengon mempunyai organik berfungsi sebagai bahan sementasi
nilai CP terkecil dan pertanian monokultur nanas sehingga berpengaruh positip terhadap sifat fisik
memberikan nilai CP terbesar. tanah. Bahan organik juga bersifat koloidal
F. Pendugaan Nilai Erosi Pada Masing- sehingga mempunyai luas permukaan jenis yang
masing Lokasi besar yang berfungsi sebagai pengikat air,
Dari hasil masing-masing penghitungan faktor sehingga kemampuan tanah mengikat air lebih
erosi pada masing-masing penggunaan lahan, banyak, hal ini akan menurunkan limpasan
maka diperoleh nilai pendugaan erosi dan kriteria permukaan apabila terjadi hujan, disamping
tingkat bahaya erosinya. Besarnya nilai fungsi lain sebagai penambah nutrisi bagi tanaman.
pendugaan erosi dan tingkat bahaya erosi pada Sifat fisik yang dipengaruhi oleh bahan organik
masing-masing penggunaan lahan disajikan pada dalam kaitannya dengan erodibilitas tanah adalah
tabel 6 dibawah ini. struktur, tekstur dan permeabilitas tanah.
Pengelolaan tanah yang intensif seara terus
Tabel 6. Pendugaan Nilai Erosi dan Tingkat menerus tanpa mengistirahatkan tanah dan tanpa
Bahaya Erosi Pada Berbagai Penggunaan penambahan bahan organik berakibat merusak
Lahan
Pendugaan
struktur tanah. Selanjutnya berakibat pada
Penggunaan
lahan
R K LS CP Nilai Erosi TBE permeabilitas tanah. Pada tanah tertentu
(ton/ha/th)
permeabilitas tanahnya menjadi lambat.
H. Sengon 1182,29 0,312 1.10 0,03 12,1 Sedang
Permeabilitas lambat dan laju infiltasi yang rendah
Tumpangsari 1182,29 0.338 1,03 0,04 17,6 Berat
Monokultur 1182,29 0,403 1,2 0,09 51,45 Berat
mengakibatkan tingginya limpasan permukaan,
yang pada akhirnya mempertinggi limpasan
Keterangan : TBE = Tingkat Bahaya ERosi
Kajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam Hubunganya ... (Moch. Arifin) 115

permukaan dan berakibat pada meningkatnya DAFTAR PUSTAKA


kehilangan tanah (erosi).
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Penerbit
Dilihat dari tekstur tanahnya seperti yang telah
Akadernika Pressindo. Jakarta 286 hal.
diuraikan diatas, maka sudah dapat diduga
Islarni dan Utomo, WH. 1995. Hubungan Tanah,
bahwa lahan pertanian monokultur adalah lahan
Air dan Tanaman. IKIP. Semarang Press.
yang mempunyai nilai erodibilitas tinggi, karena
Semarang. 297 hal.
Tanah dengan partikel tanah berukuran besar
Kartasapoetra, G.dkk. 1998. Teknologi
akan tahan terhadap erosi karena sukar diangkut,
Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Bina
sedangkan tanah yang didominasi oleh partikel
Aksara. Jakarta 196 hal.
yang berukuran halus peka terhadap erosi karena
___________, 1989. Kerusakan Tanah
adanya pengikisan bahan semen oleh hujan. Jadi
Pertanian. Penerbit Bina Aksara. Jakarta.
tanah yang mudah tererosi adalah tanah berdebu.
237 hal.
Selain faktor erodibilitas tanah faktor lain yang
Rahim, SE., 2000. Pengendalian Erosi Tanah
mempengaruhi besarnya laju kehilangan tanah
dalam Rangka Pelestarian Lingkungan
adalah faktor tanaman. Lahan hutan sengon
Hidup. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.
memiliki tingkat keragaman dan kepadatan
150 hal.
vegetasi yang tinggi. Kepadatan vegetasi yang
Seta, A.K., 1994. Konservasi Surnber Daya
ada. tersebut dapat menekan laju erosi yang
Tanah dan Air, Penerbit Kalam Mulia,
dapat mengangkut lapisan tanah atas yang
Bandung, 3124 hal.
didominasi oleh humus. Disamping itu kanopi
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah
tanaman yang lebar dan rapat juga dapat
Dan Air. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
melindungi permukaan tanah dari pukulan
208 hal
pukulan air hujan secara langsung.
Utomo, W.H. 1989. Konservasi Tanah Di
Indonesia. Rajawali Press. Jakarta. 176 hal.
KESIMPULAN
Yusmandhani. E.S. 2002. Pengukuran Tingkat
Hasil Penelitian membuktikan perbedaan Bahaya erosi SUB DAS Ciparningkis
penggunaan lahan, faktor tanaman dan Kabupaten Bogor. Buletin Teknik
pengelolaan tanah mengakibat perbedaan nilai Pertanian. 7 (2): 44 47.
erosi tanah. Lahan Hutan mempunyai nilai erosi Widianto. 1994. Evaluasi Lahan. Fakultas
tanah sebesar 12,1 ton/ha/th termasuk dalam Pertanian Unibraw. Malang. 207 hal.
kriteria tingkat bahaya erosi sedang. Pada lahan
pertanian tumpangsari dan monokultur termasuk
dalam kriteria tingkat bahaya erosi berat dengan
nilai erosi masing-masing sebesar 17,6 ton/ha/th
dan 51,45 ton/ha/th.

Anda mungkin juga menyukai