Anda di halaman 1dari 9

ACARA II

NILAI PERBANDINGAN DISPERSI

ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara II yang berjudul ”Nilai Perbandingan
Dispersi” dilaksanakan pada hari Senin, 3 April 2017 di Laboratorium Tanah Umum,
Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta. Nilai
Perbandingan Dispersi (NPD) merupakan perbandingan antara partikel lempung dan
debu yang mudah terdispersi oleh air. Metode yang digunakan dalam praktikum ini
adalah metode sedimentasi. Nilai dispersi menggambarkan presentase debu dan lempung
yang mudah terlepas sehingga mudah untuk dipindahkan ke tempat lain. Nilai
Perbandingan Dispersi digunakan sebagai indikator erosi tanah. Semakin tinggi NPD
maka semakin tinggi pula kemungkinan suatu tanah terbawa oleh air (erosi). Tingkat
ketahanan tanah berbeda-beda tergantung jenis dan sifat fisik tanah tersebut. Pada
praktikum ini didapat hasil NPD yaitu Vertisol 8,21%, Rendzina 5,97%, Alfisol 8,73%,
Ultisol 11,90%, dan Entisol 22,70%.

Kata kunci : nilai dispersi tanah, erosi, debu, lempung

I. PENGANTAR terhadap erosi yaitu dengan menghitung


Tanah merupakan akumulasi bahan- Nilai perbandingan Dispersi (NPD).
bahan alam yang bebas yang menduduki NPD merupakan perbandingan antara
sebagian besar permukaan bumi. Tanah partikel lempung dan debu yang mudah
mampu menumbuhkan tanaman dan terdispersi oleh air dengan kadar lempung
memiliki sifat-sifat sebagai akibat pangaruh dan debu keseluruhan dalam tanah. NPD
iklim dan makluk hidup. Tanah berasal dari tiap jenis tanah berbeda-beda tergantung
bebatuan yang telah mengalami pelapukan jenis dan jumlah kandungan lempung
oleh gaya-gaya alami. Faktor – faktor yang didalamnya. NPD digunakan sebagai
dapat mempengaruhi dalam pembentukan indikator erosi tanah. Tanah yang
dan perkembangan tanah yaitu bahan induk, mempunyai nilai NPD tinggi dikenal
iklim, topografi, dan organisme. Tanah sebagai tanah mudah tererosi, dan
mempunyai ketahanan terhadap erosi yang sebaliknya tanah sukar erosi. Praktikum
berbeda-beda. Erosi adalah suatu perubahan Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara II mengenai
bentuk batuan, tanah atau lumpur yang Perbandingan Dispersi ini bertujuan untuk
disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, mengenal dan memahami NPD itu sendiri,
pengaruh gaya berat dan organisme hidup. menentukan debu dan lempung total,
Untuk mengetahui ketahanan tanah penentuan debu dan lempung actual, serta
Nilai Perbandingan Dispersi tanah. NPD Erosi merupakan peristiwa
digunakan sebagai tolak ukur erosi tanah. berpindahnya atau terangkutnya tanah atau
Tanah adalah sistem heterogen berfase bagian – bagian tanah dari suatu tempat ke
banyak dan rumit, bersifat dispersi serta tempat lain oleh media alami (Arsyad, 1989
luas permukaan antar fase persatuan cit Tarigan dan Mardiatno, 2013). Erosi
volumenya bisa sangat besar. Kondisi tanah merupakan ancaman yang serius di
dispersi dari tanah dan kegiatan antar fase Asia. Faktor – faktor yang mempengaruhi
akan menghasilkan peristiwa seperti erosi tanah adalah hujan, jenis tanah,
adsorbsi atau penyerapan air dan bahan kemiringan, vegetasi dan manusia (Utomo,
kimia, pertukaran ion, adhesi 1994 cit Tarigan dan Mardiatno, 2013). Di
pengembangan dan pengerutan dispersi daerah kering atau padang pasir seperti di
serta penggumpalan akan kapilaritas Timur Tengah, angin adalah salah satu
(Susanto dan Purnomo, 1998). Tanah faktor penyebab utama erosi tanah.
sebagai media tumbuh tanaman Sedangkan di daerah lembab dengan hujan
didefinisikan sebagai lapisan permukaan deras, seperti di Asia Selatan dan Asia
bumi yang secara fisik berfungsi sebagai Timur menjadikan erosi tanah semakin
tempat tumbuh berkembangnya perakaran sering terjadi. Di daerah seperti Indonesia
penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan yang beriklim tropis basah, erosi oleh air
penyeuplai kebutuhan air dan udara merupakan faktor utama kerusakan tanah.
(Hanafiah, 2005). Di Indonesia sendiri telah terjadi erosi tanah
Sifat fisika tanah didasarkan pada seluas 22,5 juta ha (FAO, 2016). Faktor
derajat ketahanan dispersi oleh air yang iklim yang berpengaruh terhadap erosi
dinyatakan dalam Nilai Perbandingan antara lain hujan, temperatur, angin,
Dispersi (NPD) menggambarkan apakah kelembaban dan radiasi matahari. Dari
suatu tanah peka atau tidak peka terhadap kelima faktor ini hujan merupakan faktor
dispersi. NPD diperoleh dengan cara yang terpenting (Kunu, 2012).
membagi debu dan lempung aktual tanah Erosi tanah dapat terjadi secara
dengan berat debu dan lempung totalnya alamiah dan non - alamiah. Secara alamiah,
yang dinyatakan dalam persen. Nilai ini erosi dapat terjadi secara alami pada tanah
dipakai sebagai tolak ukur sifat ketahanan dengan melalui tahapan penghancuran,
tanah terhadap erosi air. Semakin kecil pengangkutan dan pengendapan. Erosi non
NPD, maka tanah memiliki ketahanan – alamiah dapat diakibatkan adanya faktor
terhadap erosi yang semakin besar dari manusia. Erosi berlangsung secara
(Kastsberg et al., 2007). alamiah yang kemudian berlangsungnya
dipercepat oleh tindakan manusia terhadap tanah lainnya memiliki kepekaan yang
tanah dan tanaman yang tumbuh di atasnya. berbeda, hal ini dipengaruhi oleh kondisi
Erosi yang terjadi secara alami tidak masing-masing jenis tanah selama
mengakibatkan pengaruh yang besar bagi perkembangannya. Erodibilitas tanah dan
kehidupan manusia atau keseimbangan laju erosi berkaitan erat dengan kondisi
ekosistem lingkungan. Namun, pada erosi geomorfologi (Ashari, 2013). Dispersi
yang dipercepat (non-alamiah), tanah yang tanah yang terjadi diberbagai wilayah di
hilang lebih banyak dibandingkan yang dunia merupakan fenomena dimana tanah
terbentuk sehingga akibat yang ditimbulkan mudah tereosi karena mudah terdispersi
sangat merugikan manusia. Banjir, tanah atau terpisahkan oleh air dan merupakan
longsor, dan menurunya produktivitas tanah masalah serius dalam keseimbangan
merupakan konsekuensi yang umum terjadi struktur bumi. Tanah yang mudah tererosi
akibat erosi tanah yang sampai sekarang memiliki tingkat erodibilitas yang tinggi
masih sulit untuk ditangani. Curah hujan pula, begitu juga sebaliknya. Masalah erosi
yang memiliki erosivitas tinggi , tanah yang tanah dapat diidentifikasi dengan
peka erosi, kemiringan lereng berlebih, cara mengeahui Nilai Perbandingan Dispersi
pengelolaan tanah yang salah, tindakan (NPD) tanahnya (Umes et al.,2011).
konservasi yang kurang memadai dan Kepekaan tanah terhadap erosi, atau
merosotnya kadar bahan organik karena disebut erodibilitas tanah didefinisikan oleh
pembakaran sisa tanaman serta pencucian (Hudson, 1978 cit Dariah et al., 2004)
hara juga mempercepat erosi yang memicu sebagai mudah tidaknya suatu tanah
degradasi fungsi lahan (Barchia, 2009). tererosi. Secara spesifik (Veiche, 2002 cit
Erosi merupakan salah satu proses Dariah et al., (2004) mendefinisikan
geomorfologi yang berperan dalam erodibilitas tanah sebagai mudah tidaknya
perkembangan bentuk lahan. Peristiwa suatu tanah untuk dihancurkan oleh
erosi dikendalikan oleh tenaga eksogen kekuatan jatuhnya butir-butir hujan atau
melalui agen-agen geomorfologi, untuk di oleh kekuatan aliran permukaan. Sementara
Indonesia yang beriklim tropis basah erosi Wischmeier dan (Mannering, 1969 cit
terutama terjadi oleh tenaga air. Walaupun Dariah et al., 2013) menyatakan bahwa
dikerjakan oleh tenaga eksogen namun erodibilitas alami (inherent) tanah
peristiwa erosi tidak terlepas dari pengaruh merupakan sifat kompleks yang tergantung
faktor-faktor lain, salah satu diantaranya pada laju infiltrasi tanah dan kapasitas tanah
adalah kepekaan erosi tanah (erodibilitas untuk bertahan terhadap penghancuran
tanah). Antara satu jenis tanah dengan jenis agregat (detachment) serta pengangkutan
oleh hujan dari aliran permukaan. .Di sini II. METODOLOGI
energi kinetiknya yang terpenting Praktikum penentuan Nilai
merupakan kekuatan utama penghancur Perbandingan Dispersi ini dilaksanakan
agregat-agregat tanah (Sutejo, 2002). pada tanggal 3 April 2017 di Laboratorium
Faktor pengelolaan tanaman memberikan Tanah Umum, Departemen Tanah, Fakultas
andil yang besar dalam mengurangi laju Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
erosi. Jenis dan kondisi semak (bush) dan Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan pada
tanaman pelindung yang bisa memberi percobaan ini yaitu beaker glass 500 ml,
peneduh (canopy) untuk tanaman tabung sedimentasi 1 liter, cawan penguap
dibawahnya cukup besar dampaknya atau porselin 50 ml, thermometer, pipet,
terhadap laju erosi. Untuk kondisi lahan botol aquades, dan timbangan. Bahan yang
padang rumput, padang gurun dan tanah digunakan dalam praktikum ini adalah
yang tak ditanami maka laju erosi dapat contoh tanah kering udara halus (ᴓ2mm)
mencapai sangat ekstrim sebesar 150 kali yang terdiri dari tanah Vertisol, Rendzina,
(Kadoatie and Roestam, 2010). ultisol, Alfisol, dan entisol, serta aquades.
Perbandingan dispersi menunjukan Metode yang digunakan dalam percobaan
perbandingan jumlah lempung ini adalah metode sedimentasi dengan
(berdasarkan midlleton termasuk partikel analisis granuler cara pipet.
yang lebih kecil dari 0,5mm) yang diukur Langkah kerjanya adalah sebagai
dengan perlakuan kimia tanah ke partikel berikut. Pertama, contoh tanah ᴓ2mm
yang diukur dengan mendispersikan 10 ditimbang sebesar a gram (misal 15 gram),
gram tanah dengan 1000 gram air. Tanah kemudian dimasukkan ke dalam tabung
yang tahan terhadap erosi adalah tanah yang sedimentasi 1000 ml dan dimiringkan
memiliki partikel lempung lebih banyak, sehingga contoh tanah melebar sepanjang
partikel koloid yang lebih tinggi terhadap 4-5cm di dasar tabung. Setelah itu
perbandingan kandungan air, berat jenis ditambahkan aquades lewat dinding tabung
yang lebih besar berhubungan dengan fase dengan menggunakan botol pemancar.
tanah, tingkat kekenyalan yang lebih Aquades dibiarkan merembes secara
rendah, partikel debu yang lebih sedikit, kapilaritas, bukan karena dituangi, sehingga
dispersi dan tingkat erosi yang lebih kecil. tidak terjadi gaya mekanik. Setelah tanah
Semakin tinggi nilai perbandingan dispersi, basah betul, dengan posisi tabung masih
struktur tanah semakin tidak stabil (Zachar, miring ditambahkan aquades lewat dinding
2011). tabung sampai volume 250 ml. kemudian
didiamkan selama 15 menit agar disperse
oleh aquadest sempurna. Setelah itu Nilai Perbandingan Disperse (NPD)
ditambahkan aquadest dengan beker glass merupakan perbandingan antara
secara perlahan melewati dinding tabung partikel lempung dan debu yang mudah
sampai volume 800 ml, kemudian terdispersi oleh air dengan kadar lempung
dilanjutkan dengan botol pemancar sampai dan debu keseluruhan dalam. Nilai NPD
volume 1000 ml, setelah itu diukur suhunya dapat menggambarkan prosentase debu dan
dan ditetapkan waktu tunggu lempung yang mudah terlepas atau tercerai
pemipetannya. Kemudian tabung berai di dalam tanah sehingga digunakan
sedimentasi ditutup dengan plastik dan sebgai indicator erosi tanah. Tanah dengan
digojok secara kuat dan bolak-balik NPD < 15% merupakan tanah yang tahan
sebanyak 15 kali dengan kecepatan 2 detik. terhadap erosi, NPD diantara 15-19 %
Penggojokkan dilakukan secara bolak-balik merupakan tanah yang agak peka terhadap
dengan kuat agar suspensi tercampur erosi, dan NPD > 19 % memiliki tingkat
merata. Waktu tunggu pemipetan dimulai. kepekaan erosi yang tinggi. Tujuan
Setelah waktu pemipetan kurang beberapa dilakukannya analisis tentang NPD, yaitu
detik, pipet 25 ml dimasukkan secara untuk mengetahui tingkat kepekaan atau
perlahan dan tegak lurus agara tidak terjadi daya tahan tanah terhadap erosi. Tanah
gaya pengadukkan. Pipet dimasukkan yang terkena erosi menjadi tidak subur
sampai kedalaman 20 cm, dan suspensi karena unsure haranya hilang terbawa aliran
diambil sebanyak 25 ml. kemudian suspensi air.
diletakkan kedalam cawan berlabel yang Dari percobaan yang telah dilakukan,
sudah ditimbang terlebih dahulu. Setelah didapatkan hasil NPD berbagai jenis tanah
itu, suspensi dioven pada suhu 105ºC - sebagai berikut :
110ºC sampai kering total. Kemudian
ditimbang. Suspense dioven pada suhu Tabel. Hasil NPD berbagai jenis tanah
105ºC - 110ºC agar zat organic yang Jenis Tanah NPD
terkandung tidak ikut hilang. Adapun Vertisol 8,21 %
Rendzina 5,97 %
rumus yang digunakan untuk menghitung Alfisol 8,73 %
NPD sebagai berikut : Ultisol 11,90 %
Entisol 22,70 %

NPD = (debu + lempung)aktual x 100%


Berdasarkan percobaan yang telah
(debu + lempung)total
dilakukan, pada tanah vertisols diperoleh
nilai perbandingan disperse (NPD) sebesar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
8,21% , yang berarti tahan teradap erosi. et al. (2009), Alfisol memiliki NPD sebesar
Menurut penelitian dari Shabtai et al. 9.3%-15.7%. Berdasarkan hasil tersebut
(2014) tanah Vertisols di daerah utara tanah Alfisols termask dalam kategori tanah
Ethiopia memiliki nilai perbandingan yang tahan terhadap erosi. Jenis tanah
disperse sebesar 5%. Hasil percobaan yang Alfisols ini dominan disusun oleh lempung
telah dilakukan memiliki selisih yang tidak sehingga mampu menyerap air dengan baik.
jauh dari hasil penelitian, kedua hasil ini Tanah dengan jenis Ultisols diperoleh
menunjukkan bahwa tanah Vertisol nilai NPD sebesar 11,90%,, sedangkan
memiiki kecenderungan tahan terhadap berdasarkan penelitian Agehara et al.,
erosi. hal ini disebabkan oleh fraksi (2005), Ultisol memiliki NPD sebesar
pembentuk tanah Vertisols yang sebagian 10.38%. pada hasil percorbaan ini
besar terdiri atas mineral lempung yang menunjukkan selisih yang tidak begitu
tinggi, sehingga air dapat diserap dengan besar dan termasuk pada kategori yang
baik oleh tanah ini. tahan terhadap erosi. tanah Ultisol ini
Pada jenis tanah Rendzina diperoleh hampir sama dengan Alfisol yang disusun
NPD sebesar 5,97% yang dapat diartikan oleh lempung yang lebh dominan, akan
bahwa tanah ini tahan terhadap erosi. tetapi Ultisols bersifat basa.
Menurut Hardjowigeno (1992), Rendzina Pada jenis tanah Entisol yang telah
memliliki NPD sebesar 9.11%. Hasil yang diuji diperoleh hasil sebesar 22,70%. Hasil
diperoleh dari percobaan ini memiliki ini menunjukkan bahwa tanah Entisols
selisih yang cukup jauh akan tetapi masih memiliki kecenderungan terkena erosi atau
dlam kategori yang sama yaitu pada peka terhadap erosi karena nilai NPDnya
kategori tahan terhadap erosi. Perbedaan lebih besar dari 19%. Menurut penelitian
nilai perbandingan dispersi ini dapat terjadi dari Toral et al., (2012), nilai NPD dari
karena faktor topografi yang berbeda dari tanah entisols yang diuji sebesar 26,2%-
daerah pengambilan sampel tanah 27,7% di negara Mexico. Berdasarkan hasil
penelitian dan sampel tanah percobaan ini, penelitian tersebut, niali NPD tanah Entisol
sehingga NPD yang didapatkan juga yang kita uji tidak jauh nilainya dan masih
berbeda. sma pda kategori tanah dengan tingkat
Tanah ketiga yaitu jenis tanah Alfisols kepekaan erosi yang tinggi. Tanah Entisols
diperoleh NPD dari percobaan sebesar merupakan tanah yang memiliki konsistensi
8,73%. Berdasarkan nilai NPDnya, tanah lepas-lepas dan tingkat agregasi tanah yang
Alfisols ini tahan terhadap erosi karena
NPD < 15%. Menurut penelitian dari Busari
rendah karena tersusun oleh pasir dan debu dan ditambah dengan menggunakan gelas
yang lebih dominan. pancar hingga volume menjadi 800 ml dan
Penentuan NPD pada suatu jenis terakhir menggunakan gelas beker hingga
tanah memiliki manfaat dalam bidang volume menjadi 1000 ml. Selanjutnya, suhu
pertanian, yaitu untuk mengetahui tingkat dalam tabung diukur untuk mendapatkan
kepekaan tanah terhadap erosi, sehingga waktu tunggu pemipetan yang dapat dilihat
dapat menghindari bahaya yang pada table hubungan suhu dengan waktu
ditimbulkan dari erosi. Lahan yang terkena pengendapan untuk kedalaman 20 cm.
erosi dapat menyebabkan unsuh hara Setelah itu, tabung sedimentasi ditutup
didalamnya terbawa arus erosi. Tanah yang dengan plastic dan ditali dengan karet yang
kehilangan unsur haranya dapat kecang sehingga air tidak tumpah kemudian
mengakibatkan pertumbuhan tanaman digojok sebanyak 15 kali dalam sekali
terhambat yang kemudian mengganggu gojokan membutuhkan waktu 2 detik.
tingkat produksinya. Oleh karena itu, perlu Penggojokan ini dimaksudkan agar partikel
diketahui nilai perbandingan dispersi pada debu dan lempung terpisah dari tanah
setiap jenis tanah agar budidaya tanaman (terdispersi). Setelah digojok, tabung
dapt memberikan hasil yang maksimal. sedimentasi dibiarkan dan ditunggu
Metode yang digunakan untuk menurut waktu tunggu yang sudah
mengetahui nilai perbandingan dispersi ditentukan berdasarkan suhu, kemudian
yaitu metode granuler dengan cara pipet. dilakukan pemipetan dengan kedalaman 20
Tanah yang sebelumnya sdah ditimbang cm. dalam proses pemipetan diusahakan
dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi agar tidak teejadi pengadukan oleh pipet
1000 ml yang kemudian dimiringkan untuk dan disiapkan cawan pemanasnya.
mendapatkan lebar tanah sebesar 4-5 cm Suspense yang didapatkan dari pemipetan
pada daerah sekitar tabung. Selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan pemanas
diberi larutan aquades secara perlahan kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk
melalui dinding tabung dengan maksud mendapatkan debu dan lempung yang
agar aquades tersebut dapat bercampur diinginkan.
dengan tanah secara kapilaritas untuk Faktor yang mempengaruhi nilai
menghindari pengadukan yang bisa perbandingan disperse tanah antara lain
diakibatkan jika dituangi langsung dan agar adalah topografi merupakan kemiringan
tidak terjadi pendispersian sebelum tabung lereng yang berdampak pada kecepatan
digojok. Penambahan aquades terus kelajuan aliran air, pada kemiringan lereng
dilakukan hingga volume menjadi 250 ml yang curam, tanah akan kehilangan air
dengan cepat sehingga akan terjadi erosi tanah Vertisols 8,21%, Rendzina
pula. Curah hujan juga berpengaruh pada 5,97%, Alfisols 8,73%, Ultisols
NPD, curah hujan yang tinggi 11,90%, dan Entisols 22,70%.
mengakibatkan air yang diserap oleh tanah 2. Perbandingan lempung dan debu pada
terlalu banyak sehingga air akan fraksi penyusun tanah mempengaruhi
menggenang atau mengalir dipermukaan daya tahan tanah terhadap erosi.
tanah yang dapat membawa partikel tanah Semakin banyak lempung maka
yang menyeabkan erosi. vegetasi yang semakin tahan terhadap erosi dan
tumbuh diatas tanah dapat berpengaruh sebaliknya.
terhadap erosi. Faktor vegetasi yang dapat 3. Urutan daya tahan tanah sesuai
menghambat aliran air yang dengan hasil praktikum dari yang
melewatinya,vegetasi tersebut dapat peka terhadap erosi ke yang tahan
menahan air untuk mengalir karena sifatnya terhadap erosi adalah Entisols
yang dapat menyerap air sehingga erosi 22,70%, Ultisols 11,90%, Alfisols
dapat teratasi. Faktor lainnya yang 8,73%, Vertisols 8,21%, dan
mempengaruhi NPD yaitu tekstur dan Rendzina 5,97%. Urutan ini sudah
struktur tanah. Tekstur mempengaruhi sesuai dengan teori, tanah Entisols
infiltrasi air, tanah yang disusun oleh debu memiliki kepekaan terhadap erosi
dan pasir akan mudah tererosi sedangkan sedangkan Rendzina memiliki daya
tanah dengan susunan lempung akan tahan tahan terhadap erosi.
terhadap erosi karena lempung memiliki
kemampuan meyerap air yang baik. Pada DAFTAR PUSTAKA
struktur tanah lempungan memiliki agregat Agehara, S., and D.D. Warncke. 2005. Soil
moisture and temperature effects on
tanah yang besar dan ikatannya kuat,
nitrogen release from organic
sedangkan struktur tanah yang dominan nitrogen sources. Soil Sci. Soc. Am.
J. 69:1844-1855.
pasir memiliki agregat tanah yang
berukuran kecil dan lemah. Tanah yang Ashari, A. 2013. Kajian tingkat erodibilitas
beberapa jenis tanah di Pegunungan
memiliki agregasi yang kuat akan menahan
Baturagung Desa Putat dan
air lebih baik daripada agregasi tanah yang Nglanggeran Kecamatan Patuk
Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal
lemah (Plaster, 2014)
Informasi 2(1) :15-31.

Barchia,M.F. 2009. Agroekosistem Tanah


IV. KESIMPULAN
Mineral Asam. Gadjah Mada
1. Dari praktikum ini didapatkan hasil University, Yogyakarta.
NPD berbagai jenis tanah antara lain
Busari, M.A., F.K. Salako, M.T. Adetunji,
and N.J. Bello. 2009. Effect of Plaster, E.J. 2014. Soil science and
selected soil amandments on physical management, 6th Ed. Delmar Cencage
properties of an Alfisol in Abeokuta Learning : United State of America.
soutwestern Nigeria. Nigerian Journal
of Soil Science 19 (1) : 93-99. Shabtai, I.A., M. Shenker, W.L. Edeto, A.
Warburg, and M. Benhur. 2014.
Dariah, A. H. Subagyo. C. Tafakresnanto. Effects of land use on structure and
dan S. Marwanto. 2004.Kepekaan hydraulic properties of Vertisols
Tanah Terhadap Erosi dalam containing a sodic horizon in northern
Teknologi Konservasi Tanah pada Ethiopia. Soil and Tillage Research
Lahan Kering Berlereng, Diedit Oleh 136 (2014) : 19-27
Kurnia,U. Rahman,A. Dariah,S.
Bogor:Pusat Penelitian dan Susanto,R.H., Purnomo,R.H. 1998.
Pengembangan Tanah dan Pengantar Fisika Tanah. Mitra Gama
Agroklimat; Badan Penelitian dan Widya, Yogyakarta.
Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian. Sutejo.M.M. dan A.G. Kartasaputra.2002.
Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta,
FAO, 2016. Status of the World’s Soil Jakarta
Resources Chapter 10 : Regional
Assesment of Soil Tarigan, M. R. dan D. Mardiatno. 2013. The
Change in Asia. 290-291. influence of erosivity and topography
<http://www.fao.org/>. Diakses pada on soil loss on rill erosion at Secang
tanggal 4 April 2017. Watershed Hargotirto village, Kokap
sub-district, Kulonprogo regency.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Bumi Indonesia 1(3) : 411-420.
Tanah. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Toral, F.R., S.P. Nieto, L.A.I. Castillo, and
F.R.H. Saucedo. 2012. Applicability
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah Edisi of swat model for estimating water
Revisi. PT. Medyatama Sarana erosion in Mexico’s waterheds.
Perkasa, Jakarta. Journal of Agrociencia 46(2): 16-31.

Kadoatie, R.J. and Roestam S. 2010.Tata Umesh,T.S., Dinesh,S.V., Sipanullah,V.


Ruang Air. C.V Andi Offset. 2011. Characterization of dispersive
Yogyakarta. soil. Material Science and
Application. 2:629-633.
Katsberg, S., O. Torres, M. Grant and D.
Masters. 2007. Utilizing calibrate Zaechar,D. 2011. Soil Erotion. Publishing
GPS reflected signal to estimate oil hour of the Slovak academy of
reflecsivity and dielectrict constant. Science, Brastaslava.
Result from SMEXO, Remote Sons.
Environ 100 : 17-28.

Kunu, P. S. 2012. Efektivitas Indeks


Erosivitor Hujan dalam Memprediksi
Erosi Tanah Dipulau Ambon.
Ekosains. Jurnal ekologi dan sains
1:14-22.

Anda mungkin juga menyukai