Altra Mainil Ilham, Cakra Haji, Diah Permatasari, Kurnia Illahi, Melki Agestira,
Muhammad Arifin, ,Risky Fadillah, Siska Mutiara, Sri Ayu Novriawati dan
Yumita Sufitri, Endah Purwaningsih, Widya Prarikeslan
ABSTRAK
DAS Bompon memiliki berbagai penggunaan lahan, diantaranya penggunaan lahan tegalan dan
kebun campur. Erosi yang ditemukan pada tegalan dan kebun campur pada DAS Bompon
adalah erosi percik dan erosi alur. Erosi percik pada tegalan merupakan sisa percikan hujan pada
bulan lalu. Pada kebun campur erosi percik berada pada lereng tengah. Erosi alur pada kebun
campuran pada awalnya merupakan tempat aliran air hujan pada lereng atas menuju ke bawah. Pada
penggunaan lahan tegalan dan kebun campur di DAS Bompon dilakukan pengujian sifat kimia
tanah. Pada penggunaan lahan kebun campur zona residual dan zona erosi (banyak buih) dan zona
deposisi (tidak ada buih) kandungan besi dan mangan pada tegalan zona residual (sedikit buih),
zona erosi dan zona deposisi (tidak ada buih). Pada penggunaan lahan kebun campur zona
residual dan zona erosi (banyak buih) dan zona deposisi (tidak ada buih). Adapun pH aktual dan
potensial pada lahan tegalan adalah 5. Tekstur tanah penggunan lahan tegalan pada zona residual
dan zona erosi adalah lempung berpasir dan zona deposisi lempung berdebu. Tekstur tanah
penggunaan lahan kebun campuran pada zona residual lempung berpasir, zona erosi lempung, zona
deposisi lempung berdebu.
I. PENDAHULUAN
menurut Arsyad (2010), erosi adalah
Erosi merupakan proses terlepasnya
pindahnya atau terangkutnya tanah atau
partikel tanah dari agregat tanah dan
bagian – bagian tanah dari suatu tempat
pengangkutan partikel tanah oleh agen
ke tempat lain oleh media alami. Erosi
erosi. Ketika energi yang digunakan
dapat juga disebut pengikisan atau
untuk mengangkut tanah tersebut telah
kelongsoran, sesungguhnya merupakan
habis maka akan terdeposisi pada
proses penghanyutan tanah oleh desakan-
cekungan atau pada daerah-daerah yang
desakan atau kekuatan air baik yang
lebih rendah (Morgan, 2005), sedangkan
143
berlangsung secara alamiah ataupun dimiliki. Pada penggunaan lahan tegalan
sebagai akibat/ tindakan perbuatan memiliki karakter penggunaan lahan
manusia (Kartasapoetra, 1991). monokultural dengan jenis tanaman
DAS Bompon merupakan DAS semusim, kondisi ini memungkinkan
yang terletak di Kabupaten Magelang hilangnya tutupan permukaan tanah pada
Jawa Tengah, merupakan area yang ideal setiap periode panen maupun tanam.
untuk dijadikan wilayah kajian karena Kondisi lain terjadi pada
memiliki variasi tanaman yang cukup penggunaan lahan kebun campuran.
beragam dalam penggunaan lahan kebun Penggunaan lahan ini memiliki
campuran dan tegalan. Proses erosi karakteristik tumbuhan yang heterogen,
ditemukan hampir di seluruh wilayah kanopi penutup didominasi oleh
DAS meskipun kondisi tegakan cukup tumbuhan tahunan dengan tajuk hampir
rapat. DAS Bompon memiliki luas 294,7 menutupi semua lahan di penggunaan
ha memiliki variasi kemiringan lereng lahan ini, sehingga menghambat
antara 3-45 derajat (Wardhana, 2013). terjadinya proses erosi pertama seperti
Kondisi topografi yang cukup kompleks erosi percik. Berdasarkan fenomena
disinyalir menjadi salah satu faktor kompleks yang ada di DAS Bompon ini,
penyebab tingginya laju erosi di DAS maka peneliti tertarik untuk melakukan
Bompon. Menurut Anggri (2017), Laju penelitian tentang Pengukuran Erosi
kehilangan tanah aktual di DAS Bompon Aktual pada Penggunaan Lahan
cukup tinggi dengan rerata mencapai Tegalan dan Kebun Campuran.
473,13 ton/ha/tahun, laju kehilangan Berdasarkan fokus penelitian dan
tanah tertinggi pada lereng tengah dengan pencapaian penelitian maka penelitian ini
vegetasi ketela dan terendah pada bentuk memiliki tujuan: (1) mengetahui kondisi
lahan dengan vegetasi penutup tanah penggunaan lahan tegalan, (2)
berupa empon-empon, kopi dan kelapa. mengetahui kondisi penggunaan lahan
Sehingga vegetasi tersebut merupakan kebun campuran, (3) mengetahui bentuk
vegetasi yang efektif mengurangi laju erosi aktual pada penggunaan lahan
kehilangan tanah di DAS Bompon. tegalan, (4) mengetahui bentuk erosi
Intensitas laju erosi memiliki perbedaan aktual pada penggunaan lahan kebun
antara masing-masing penggunaan lahan, campuran.
karena perbedaan karakteristik yang
1. Tegalan/Ladang
Tegalan, tegalan adalah suatu
daerah dengan lahan kering yang
bergantung pada pengairan air hujan,
ditanami tanaman musiman atau tahunan
dan terpisah dari lingkungan dalam
Jurnal Geografi Vol.7 No. 2 Oktober 2018 145
tegalan merupakan bagian dari ekosistem zonasi deposisi tumbuhan yang dapat
teresterial yang luasnya relatif luas ditemui yaitu singkong (manihot
dibandingkan dengan lahan basah. Pada esculenta), tanaman obat dan rumput-
saat ini pemanfaatan lahan kering rumputan. Zonasi erosi aktual pada lahan
untuk keperluan pertanian baik tanaman tegalan dapat dilihat pada gambar
semusim maupun tanaman tahunan/ dibawah:
perkebunan sudah sangat berkembang.
Pada tegalan ini dibagi menjadi 3 zonasi
yaitu zonasi residual yang berada di
lereng atas, zonasi erosi yang berasa di
lereng tengah dan zonasi deposisi yang
berada di lereng bawah. Pembagian Gambar 1.
zonasi ini bertujuan untuk pengambilan Zonasi Erosi Aktual pada Lahan Tegalan
B. Erosi yang Terjadi
sampel dan mengetahui perbedaan
1. Erosi Percik Pada Tegalan
karakteristik tanah pada setiap zonasi
Erosi percik merupakan erosi yang
tersebut.
disebabkan oleh tetesan air hujan yang
A. Gambaran Umum
memecah batuan maupun tanah. Pada
Tegalan yang berada di hulu DAS
penggunaan lahan tegalan ini sangat
Bompon mempunyai lahan yang cukup
rentan terjadinya erosi percik, karna
luas dengan pertanian lahan kering yang
adanya proses penggemburan tanah untuk
umumnya ditanami singkong. Pada
kepentingan pertanian, hal ini sangat
zonasi residual ditanami oleh tumbuhan
rentan mempengaruhi terjadinya erosi
seperti melinjo (gnetum gnemon), sengon
percik. Erosi percik yang kita jumpai
(albizia chinensis), pisang (musa),
pada penggunaan lahan tegalan
singkong (manihot esculenta), rumput-
merupakan sisa-sisa percikan hujan pada
rumputan dan lain-lain. Dan pada zonasi
bulan Juni lalu yang belum disentuh oleh
erosi tumbuhan yang dapat kita temui
manusia maupun hewan sehingga
yaitu singkong (musa) dan sengon
pedestal-pedestal yang ditemukan terlihat
(albizia chinensis) dan terakhir pada
Gambar 3.
Bentukan Erosi Alur pada Penggunaan Lahan
Tegalan
Gambar 5. Pengujian
Drainase Tanah
Gambar 4.
Pengujian Kandungan Kapur
3. Pengujian Bahan Organik Tanah
Pengujian bahan organik tanah ini
2. Pengujian Drainase Tanah
menggunakan cairan kimia H₂O₂ 10 %,
Pengujian kondisi drainase pada tanah
langkah pertama yang dapat kita lakukan
menggunakan tetesan cairan kimia
dalam pengujian bahan organik tanah
Bipyridine indikator bercak merah
ialah menetapkan indikator-indikator
sebagai tanda kondisi drainase tanah
tingkatannya:
(ketergenangan air). Pada pengujian
0 = tidak ada buih
drainase tanah ini jika terlihat bercak
1 = sedikit buih
merah pada sampel tanah itu berarti
2 = buih sedang
drainase pada tanah buruk sebaliknya jika
3= banyak buih
yang terletak di hilir DAS Bompon ini vegetasi yang dapat ditemukan yaitu
merupakan kawasan yang cukup terjal melinjo, duku, kelapa, jengkol, pisang,
yang mempunyai jalan setapak yang kopi, lengkuas, pakis dan lain-lain yang
kebun campuran ini juga dibagi menjadi rakyat. Pada zonasi erosi ini ditemukan
berada di lereng atas, zonasi erosi yang tempat aliran air dari lereng atas menuju
berada di lereng tengah dan zonasi ke lereng bawah. Selanjutnya pada zonasi
deposisi yang berada di lereng bawah. residual yang berada pada lereng atas
vegetasi yang dapat dijumpai ialah vegetasi yang ditemukan yaitu kelapa,
durian, sengon, pisang, bambu, kelapa sengon, jengkol, bambu dan lain-lain.
Gambar 9. Kebun
Campuran
Blanco, H. & Lal, R. 2008. Principles of Soil Conservation and Mana- gement. Springer.
USA.
Martini, Endri. dkk. 2010. Membangun Kebun Campuran: Belajar dari Kobun Pocal di
Tapanuli dan Lampoeh di Tripa. Bogor, Indonesia: World Agroforesty Center-
ICRAF, SEA Regional Office.
Morgan, R.P.C (2005). A Simple approach to soil loss prediction: a revised Morgan-
Morgan-Finneley model. CATTENA
Wardhana, G. M. 2013. Analisis Hubungan Antara Kedalaman Tanah dengan Sudut Lereng
pada Bentuklahan Lereng Bawah Vulkanik Sub Daerah Aliran Sungai Kodil, Provinsi
Jawa Tengah. Yogyakarta: ETD UGM.