Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................2

B. Rumusan Masalah.................................................................................3

C. Tujuan...................................................................................................3

BAB II Pembahasan.........................................................................................4

1. Pengertian Hak Asasi Manusia.............................................................4

2. Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam............................................6

3. Pengertian Demokrasi dalam Islam......................................................9

4. Perlindungan Islam Terhadap Asasi Manusia......................................11

5. Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi Islam.......................20

BAB III PENUTUP..........................................................................................21

A. Kesimpulan ..........................................................................................21

B. Saran.....................................................................................................22

Daftar Pustaka...................................................................................................

BAB I
1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak Asasi Manusia menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun

1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap

orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.1

Negara Indonesia adalah Negara hukum. Dalam konsep negara

hukum,diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan

kenegaraan adalah hukum, bukan politik dan ekonomi. Karena itu jargon yang biasa

digunakan dalam bahasa Inggris untuk menyebut prinsip Negara Hukum adalah the rule

of law, not of man.Yang disebut pemerintah pada pokoknya adalah hukum sebagai

system..2

Sebagai negara hukum, bangsa Indonesia terus berusaha menciptakan hukum

yang bisa mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua warga negaranya. Salah

satu yang menjadi fokus bangsa Indonesia adalah terkait Hak Asasi Manusia (HAM).3

Demokrasi Islam dianggap sebagai system yang mengukuhkan konsep-konsep

Islami yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura)., persetujuan (ijma’), dan

penilaianinterpretative yang mandiri (ijtihad). Seperti banyak konsep dalam tradisi politik

1
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
2
Jimly Asshiddiqie, Konsep Negara Hukum Indonesia (Artikel pdf).
3
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (1)

2
Barat, istilah-istilah ini tidak selalu dikaitkan dengan pranata demokrasi dan mempunyai

banyak konteks dalam wacana muslim dewasa ini.4

Memperbincangkan hubungan Islam dan demokrasi pada dasarnya sangat

aksiomatis. Karena Islam merupakan agama dan risalah yang mengandung asas-asas

yang mengatur ibadah, akhlak dan muamalat manusia. Sedangkan demokrasi hanya

sebuah sistem pemerintahan dan mekanisme kerja antar anggota masyarakat serta simbol

yang membawa banyak nilai-nilai positif. Barangkali hal inilah yang mendorong Fahmi

Huwaydi berkesimpulan bahwa Islam telah didiskreditkan dalam dua hal, yaitu ketika

Islam dibandingkan dengan demokrasi dan ketika dikatakan, bahwa Islam bertentangan

dengan demokrasi. 5

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia?


2. Bagaimana Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam?

3. Apa Pengertian Demokrasi dalam Islam?

4. Apa saja Perlindungan Islam Terhadap Asasi Manusia?

5. Apakah Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi Islam?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Hak Asasi Manusia


2. Untuk mengetahui Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam

3. Untuk mengetahui Pengertian Demokrasi dalam Islam

4. Untuk mengetahui Perlindungan Islam Terhadap Asasi Manusia

5. Untuk mengetahui Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi Islam

4
Lihat Adamantia Pollis, “Human Rights”, dalam Mary Hawkesworth dan Maurice Kogan (ed.), Encyclopedia of
Government and Politics, Vol. 2, (London dan New York : Routledge, 1992), h. 1332-1335.
5
Ibid, hlm. 140

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak manusia yang paling mendasar dan melekat

padanya dimanapun dia berada. Tanpa adanya hak ini maka berkuranglah harkatnya

sebagai manusia yang wajar. Hak asasi manusia adalah suatu tuntutan yang secara moral

dapat dipertanggungjawabkan suatu hal yang sewajarnya mendapat perlindungan hukum.

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dipunyai setiap orang sesuai dengan kondisi

yang manusiawi6.

Menurut Sayyid Sabiq, sebagaimana dikutip Durasid bahwa menjaga Hak Asasi

Manusia (HAM) hukumnya adalah wajib menurut agama. Setidaknya dalam konsep

agama ada lima hal yang harus dipelihara yaitu agama, jiwa, akal, nama baik dan harta.

Ketika seseorang telah menggangggu stabilitas lima hal tersebut maka dia telah

melakukan apa yang dilarang oleh agama.7

Hak Asasi Manusia menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun

1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap

orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.8

Negara Indonesia adalah Negara hukum. Dalam konsep negara

6
Fauzah Nur Aksa, ” Modul Pendidikan Agama”, (Sulawesi: Unimal Press, 2015), hlm. 175
7
Durasid, “Bom Bunuh Diri, Antara Jihad dan Kejahatan (Studi Analisis terhadap Konsep Jihad Sayid Sabiq dalam
Kitab Fiqh al-Sunnah) dalam Antologi Kajian Islam, Seri 17 (IAIN Sunan Ampel, April, 2010), 36.

8
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

4
hukum,diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan

kenegaraan adalah hukum, bukan politik dan ekonomi. Karena itu jargon yang biasa

digunakan dalam bahasa Inggris untuk menyebut prinsip Negara Hukum adalah the rule

of law, not of man.Yang disebut pemerintah pada pokoknya adalah hukum sebagai

system, bukan orang perorang yang hanya bertindak sebagai wayang dari scenario

system yang mengaturnya.9

Sebagai negara hukum, bangsa Indonesia terus berusaha menciptakan hukum

yang bisa mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua warga negaranya. Salah

satu yang menjadi fokus bangsa Indonesia adalah terkait Hak Asasi Manusia (HAM).10

Dalam mukadimah Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Universal

Declaration of Human Rights) dijelaskan hal asasi manusia sebagai berikut:

pengakuan atas keseluruhan martabat alami manusia dan hak-hak yang sama dan tidak

dapat dipindahkan kepada orang lain dari semuan anggota keluarga kemanusiaan adalah

dasar kemerdekaan dan keadilan di dunia” Secara normatif, nilai-nilai HAM dirumuskan

oleh PBB dalam sebuah deklarasi yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Hak Asasi

Manusia Universal (Universal Declaration of Human Rights) PBB pada 10 Desember

1948. Deklarasi ini disepakati oleh 48 negara dimaksudkan untuk menjadi standar umum

yang universal dari hak asasi manusia bagi sleuruh bangsa dan umat manusia. Deklarasi

ini menyebutkan seluruh hak dan kebebasan yang dinikmati setiap individu tanpa

memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, opini politik, dan opini

lainnya, asal-usul kebangsaan atau sosial, status kekayaan, kelahiran, dan status lainnya.

Deklarasi ini terdiri dari 30 pasal. Secara umum pasal-pasal itu mengatur hak-hak yang

9
Jimly Asshiddiqie, Konsep Negara Hukum Indonesia (Artikel pdf).
10
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (1)

5
menjunjung tinggi martabat manusia baik sebagai individu, anggota masyarakat bangsa,

maupun masyarakat internasional. Hak asasi dalam Islam berbeda menurut pengertian

umum yang dikenal. Dalam Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara

maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu negara bukan saja menahan

diri dari menyentuh hakhak asasi tersebut melainkan juga mempunyai kewajiban untuk

melindungi dan menjamin hak-hak tersebut.11

2. Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam

Islam adalah agama rahmatal lil'ālamin (agama yang mengayomi seluruh alam).

Islam mengakui perbedaan sebagai kenyataan tak terbantahkan. Dengan pengakuan ini,

Islam menghormati keragaman dan menganjurkan agar keragaman menjadi instrumen

kerja sama di antara manusia. Perbedaan adalah sunnatullah, karena dengannya manusia

bisa saling melengkapi (take and give). Perhatikan QS, 49: 11-13. Pengakuan,

penghormatan, keadilan dan kerja sama adalah elemen-elemen penting dalam konsep

Hak Asasi Manusia (HAM). Elemen-elemen itu terdapat dalam sumber Islam. Memang

al-Qur'an tidak berbicara spesifik tentang HAM. Mengenai HAM, Al-Qur'an berbicara

pada tataran prinsip seperti: keadilan, musyawarah, saling menolong, menolak

diskriminasi, menghormati kaum wanita, kejujuran, dan lain sebagainya. Rincian atas

konsep-konsep itu dilakukan dalam Hadis dan tradisi tafsir. Karena itu, nilai-nilai HAM

adalah kelanjutan dari prinsip-prinsip ajaran Islam di atas. 12

Perbedaan antara Syari'ah dan konsep HAM terjadi pada aspek-aspek rinci

(furu'iyyah) sehingga secara prinsipal tidak ada problem. Manusia sebagai makhluk

11
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012), 61.
12
Syaiful Arif, Humanisme GUSDUR: Pergumulan Islam dan kemanusiaan (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2013), 55.

6
Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugrahi hak dasar yang disebut hak asasi, tanpa

perbedaan antara satu denganlainnya. Dengan hak asasi tersebut manusia dapat

mengembangkan diri pribadi, peranan dan sumbangannya bagi kesejahteraan hidup

manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai suatu hak dasar yang melekat pada diri

setiap manusia. Dilihat dari tujuan, nilai-nilai HAM di atas sangat universal dan baik.

Harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi terlepas dari perbedaan ras, agama, warna

kulit, dan perbedaan lainnya. 13

Dalam konteks ajaran Islam, nilai-nilai itu diakui sebagai sunnatullah. Islam

adalah agama yang universal dan komprehensif yang melingkupi beberapa konsep.

Konsep yang dimaksud yaitu aqidah, ibadah, dan muamalat yang masing-masing memuat

ajaran keimanan. Aqidah, ibadah dan muamalat, di samping mengandung ajaran

keimanan, juga mencakup dimensi ajaran agama Islam yang dilandasi oleh

ketentuanketentuan berupa syariat atau fikih. Selanjutnya, di dalam Islam, menurut Abu

A'Ala Al-Maududi, ada dua konsep tentang Hak. Pertama, Hak Manusia atau huquq al-

insān al-dharuriyyah. Kedua, Hak Allah atau huquq Allah. Kedua jenis hak tersebut tidak

bisa dipisahkan. Dan hal inilah yang membedakan antara konsep HAM menurut Islam

dan HAM menurut perspektif Barat. Ada perbedaan prinsip antara HAM dilihat dari

sudut pandangan Barat dan Islam. HAM menurut pandangan barat semata-mata bersifat

antroposentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada manusia. Dengan demikian

manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya HAM ditilik dari sudut pandangan Islam

bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Dengan demikian Tuhan

sangat dipentingkan. Dalam hal ini A.K. Brohi menyatakan: “Berbeda dengan hak-hak

13
Fauzah Nur Aksa, ” Modul Pendidikan Agama”, (Sulawesi: Unimal Press, 2015), hlm. 167

7
asasi dan kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek kualitas darikesadaran

keagamaan yang terpatri di dalam hati, pikiran, dan jiwa penganutpenganutnya.

Perspektif Islam sungguh-sungguh bersifat teosentris”. Pemikiran Barat menempatkan

manusia pada posisi bahwa manusialah yang menjadi tolok ukur segala sesuatu, maka

didalam Islam melalui Firman-Nya Allahlah yang menjadi tolok ukur segala sesuatu,

sedangkan manusia adalah ciptaan Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Disini letak

perbedaan yang fundamental antara HAM menurut pola pemikiran Barat dengan HAM

menurut pola ajaran Islam. Makna teosentris menurut umat Islam adalah manusia

pertama-tama harus meyakini ajaran pokok Islam yang dirumuskan dalam dua kalimat

syahadat yakni pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah

Utusan-Nya. Barulah setelah itu umat Islam melakukan perbuatan- perbuatan yang baik,

menurut isi keyakinannya itu. 14

Dari uraian tersebut, sepintas lalu nampak bahwa seakan-akan dalam Islam

manusia tidak mempunyai hak asasi. Dalam konsep Islam seseorang hanya mempunyai

Menurut ajaran Islam, manusia mengakui hakhak dari manusia yang lain, karena hal ini

merupakan sebuah kewajiban yang ditentukan oleh hukum agama untuk mematuhi Allah.

Oleh karena itu, HAM dalam Islam tidak semata-mata menekankan kepada hak asasi

manusia saja, akan tetapi hak-hak itu dilandasi kewajiban asasi manusia untuk mengabdi

kepada Allah sebagai penciptanya. Kewajiban yang diperintahkan kepada ummat

manusia dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu haqqullah dan haqqul ‘ibad.

Haqqullah (hak Allah) adalah keawajiban-kewajiban manusia terhadap Allah swt yang

diwujudkandalam berbagai ritual ibadah, sedangkan haqqul ‘ibad (hak-hak manusia)

14
Ibid, hlm. 170-171

8
merupakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap sesamanya dan terhadap makhluk-

makhluk Allah lainnya. Hak-hak Allah tidak berarti bahwa hak-hak yangdiminta oleh

Allah karena bermanfaat bagi Allah, akan tetapi hak-hak Allah itu bersesuaian dengan

hakhak makhluk-Nya. Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh hukum Islam

ditetapkan oleh Allah adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik

keperluan hidup yang bersifat primer, sekunder maupun tertier. Oleh karena itu apabila

seorang muslim mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Allah, maka ia akan

selamat baik dalam hidupnya di dunia maupun diakhirat kelak.15

3. Perlindungan Islam Terhadap Asasi Manusia

Adapun hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh Islam adalah :

1. Hak Hidup

Hak hidup manusia adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia yang

merupakan karunia Allah bagi manusia. Perbuatan menghilangkan nyawa karena alasan

dendam atau untuk menebar kerusakan hanya dapat diputuskan oleh pengadilan yang

berwenang. Selama berlangsung peperangan perbuatan itu hanya dapat diadili oleh

pemerintah yang sah. Dalam setiap peristiwa tidak ada satupun orang yang memiliki hak

untuk mengadili secara main hakim sendiri.

2. Hak memperoleh keselamatan hidup

Ada banyak cara untuk menyelamatkan hidup manusia dari kematian. Apabila

seseorang sedang sakit atau menderita luka-luka, maka mennjadi kewajiban bagi manusia

yang lain untuk menolongnya memperoleh bantuan medis. Apabila dia hamper

meninggal karena kelaparan, maka kewajiban manusia yang lain untuk memberi makan.

15
Ibid, hlm. 172-174

9
3. Penghormatan terhadap kesucian wanita

Kesucian wanita harus dihormati dan dilindungi setiap saat baik dia seagama

maupun penganut agama lain. Segala bentuk hubungan bebas pria dan wanita dilarang

oleh Islam, tanpa melihat status atau kedudukan wanita ataupun wanita itu sendiri yang

mau melakukan perbuatan itu.

4. Hak untuk Memperoleh Kebutuhan Hidup

Dalam Q.S Adz-Zariyat :8 Allah menjelaskan bahwa siapapun yang meminta

pertolongan dan siapapun yang menderita kesusahan mempunyai hak atas bagian harta

benda dan kekayaan dari seorang muslim. Hak tersebut tidak melihat apakah dia dari

bangsa ini dan itu. Apabila ada seseorang yang mengetahui ada orang yang kesusahan,

maka menjadi kewajibannyalah untuk memberikan pertolongan terhadap orang tersebut.

5. Hak Meperoleh Kebebasan

Islam secara tegas melarang praktek penangkapan orang yang merdeka untuk

dijadikan seorang hamba atau budak untuk diperjualbelikan.

6. Hak Memperoleh Keadilan

Islam tidak membedakan rasa keadilan itu diberikan. Orang Islam harus adil

walaupun sesama non Islam. Keadilan yang diperintahkan Islam kepada penganutnya

tidak dibatasi kepada warga negaranya sendiri, tetapi pada sesama umat manusia.

7. Kesamaan Derajat Manusia Islam

Mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak diantara manusia tanpa melihat

kepada warna kulit, ras, atau kebangsaan, melainkan menjadikannya realitas yang

penting. Dengan kata lain, semua manusia adalah bersaudara. Mereka berasal dari satu

keturunan dari seseorang ayah dan seorang ibu. Pembagian manusia kedalam bangsa-

10
bangsa, ras-ras, kelompok-kelompok dan suku-suku adalah demi untuk adanya

pembedaan, sehingga rakyat dari satu ras atau suku dapat bertemu dan berkenalan dengan

rakyat yang berasal dari suku lain. Superioritas seseorang terhadap yang lain hanya atas

dasar keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan. Bukan pada warna kulit, ras, bangsa, atau

keturunan tertentu.

8. Hak untuk Bekerja sama atau tidak bekerja sama

Orang yang melakukan perbuatan mulia dan kebaikan memiliki hak untuk

mengharapkan dukungan dan kerjasama aktif dari seorang muslim. Tetapi mereka yang

melakukan dosa dan kejahatan, meski dia saudara dekat atau tetangga tidak memiliki hak

memperoleh dukungan dan pertolongan, dia tidak dapat mengharapkan untuk bekerja

sama dengan orang muslim.16

4. Pengertian Demokrasi dalam Islam

Secara etimologis, kata "demokrasi" berasal dari Bahasa Yunani yang berakar dari

kata "demos" (rakyat) dan "kratos" atau "cratein" (pemerintahan), karena itu demokrasi

berarti pemerintahan yang didasarkan atas kedaulatan rakyat. Dalam "demos" hams

menyangkut seluruh aspek, politik, gender, agama, ras, dan hak sosial dan sebagainya.

Prinsip utama dalam "demos" adalah prinsip persamaan. Persamaan yang dimaksud

adalah, bahwa setiap anggota masyarakat mempunyai hak yang sama, seperti hak dipilih-

memilih dan mendapat previlege, dalam berpartisipasi di pemerintahan.17

Sementara yang dimaksudkan “kratos” adalah bahwa semua keputusan dibuat

secara bersama. Rakyat secara langsung atau perwakilan ikut menentukan terhadap

kebijakan-kebijakan pemerintahan, atau yang dikenal dengan "pemerintahan rakyat".

16
Ibid, hlm. 163-166
17
Ibid, hlm. 169

11
Karena itu, Beetham berpendapat bahwa yang disebut pemerintahan demokrasi adalah

"based on popular control and political equally~ yaitu termasuk pemerintahan perwakilan

dan demokrasi partisipatoris. Di dalam demokrasi kedaulatan dan keputusan apapun

sepenuhnya berada di tangan rakyat bukan di tangan pemimpin.18

Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung dalam konseptauhid dan

peranan manusia yang terkandung dalam konsep khilafah memberikan kerangka yang

dengannya para cendikiawan belakangan ini mengembangkan teori politik yang dianggap

demokratis. Di dalamnya tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap kedaulatan

rakyat, tekanan pada kesamaan derajat manusia,dan kewajiban rakyat sebagai pengemban

pemerintah. Penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual Islam, banyak

memberikan perhatian pada beberapa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Secara

historis, demokrasi muncul sebagai respon terhadap system monarchi diktator Yunani

pada abad 5 M. pada waktu demokrasi ditetapkan dalam bentuk systemnya dimana semua

rakyat (selain wanita, anak dan budak) menjadi pembuat undang-undang. Secara umum

demokrasi itu kompatibel dengan nilai nilai universal Islam. seperti persamaan,

kebebasan, permusyawaratan dan keadilan. Akan tetapi dalam dataran implementatif hal

ini tidak terlepas dari problematika. Sebagai contoh adalah ketika nilai-nilai demokrasi

berseberangan dengan hasil ijtihad para ulama'. Contoh kecil adalah kasus tentang orang

yang pindah agama dari Islam (baca: murtad). Menurut pandangan Islam berdasarkan

hadits: "Man baddala dinahu faqtuluhu" mereka disuruh taubat dahulu, jika mereka tidak

mau maka dia boleh dibunuh atau diperangi. Dalam system demokrasi hal ini tidak boleh

terjadi, sebab membunuh berarti melanggar kebebasan mereka dan melanggar hak asasi

18
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gadjah Mada, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BUKU TEKS UNTUK
PERGURUAN TINGGI UMUM”, (Yogyakarta: Badan Penerbitan Filsafat UGM, 2005), hlm. 126

12
manusia (HAM). Kemudian dalam demokrasi ada prinsip kesamaan antara warga Negara.

Namun dalam Islam ada beberapa hal yang sangat tegas disebut dalam al-Qur'an bahwa

ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, misalnya tentang poligame. (QS. An-nisa'

33) tentang hokum waris (QS. An-nisa' 11) tentang kesaksian (QS. Albaqarah 282).

Disamping itu, demokrasi sangat menghargai toleransi dalam kehidupan sosial, termasuk

dalam ma'siat sekalipun. Seperti pacaran perzinaan. Sedangkan dalam Islam hal ini jelas

jelas dilarang dalam Al-qur'an. Demikian juga dalam Islam dibedakan antara hak dan

kewajiban kafir dzimmi dengan yang muslim. Hali ini dalam demokrasi tidak boleh

terjadi, sebab tidak lagi menjunjung nilai persamaan. Melihat adanya problem diatas,

berarti tidak semuanya demokrasi kompatibel dengan ajaran Islam. dalam dataran prinsip,

ide-ide demokrasi ada yang sesuai dan selaras dengan Islam, namun pada tingkat

implementatif sering kali nilai-nilai demokrasi berseberangan dengan ajaran Islam dalam

al-Qur'an, Assunnah dan ijtihad para ulama'. 19

Demokrasi Islam dianggap sebagai system yang mengukuhkan konsep-konsep

Islami yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura)., persetujuan (ijma’), dan

penilaianinterpretative yang mandiri (ijtihad). Seperti banyak konsep dalam tradisi politik

Barat, istilah-istilah ini tidak selalu dikaitkan dengan pranata demokrasi dan mempunyai

banyak konteks dalam wacana muslim dewasa ini.20

Ada beberapa prinsip demokrasi: pertama, pertanggungjawaban yakni pentingnya

tanggung jawab penguasa terhadap rakyat. Adanya proses pemilihan umum, konstitusi,

referendum, recall, kegiatan berpolitik, kebebasan pers, dan pemungutan suara yang

19
Lihat Miriam Budiardjo, “Hak-hak Asasi Manusia dalam Dimensi Global” dalam Jurnal Ilmu Politik, Vol. 10, 1990;
dan SOA-Informationen, Vol. 1, 1988, hlm. 4-5.
20
Lihat Adamantia Pollis, “Human Rights”, dalam Mary Hawkesworth dan Maurice Kogan (ed.), Encyclopedia of
Government and Politics, Vol. 2, (London dan New York : Routledge, 1992), h. 1332-1335.

13
merupakan bentuk tanggung jawab penguasa kepada rakyat. Adanya prinsip

pertanggungjawaban mt menjadi alat untuk menekan kemungkinan timbulnya kekuasaan

sewenang-wenang. Kedua, kebebasan sipil (warga negara). Jaminan terhadap individu

yang tidak dibatasi dengan sewenang-wenang oleh pemerintah. Ketiga, individualisme,

yakni prinsip yang menekankan tanggungjawab pemerintah untuk berperan aktif dalam

memajukan kemakmuran individu dan memberikan kesempatan kepada setiap orang

untuk mengembangkan kemampuannya. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk

menghormati dan melindungi hak setiap warganya. Keempat, asas mayoritas. Keputusan

tertinggi berada pada suara terbanyak. Meskipun asas mayoritas dilakukan dalam sistem

dua partai, namun pemerintahan koalisi yang didasarkan pada gabungan beberapa partai

merupakan hal yang biasa dalam pemerintahan demokrasi. Kelima, hukum alam (natural

law), yakni aturan yang memberikan arahan hubungan antar manusia dan member ukuran

moral untuk menilai tindakan manusta dan pemerintahan. Dan, Keenam, kedaulatan

rakyat, bahwa otoritas tertinggi dimiliki rakyat yang tercantum dalam konstitusi yang

dihasilkan melalui pemilihan umum yang bebas.21

2. Hubungan demokrasi dengan Islam

Memperbincangkan hubungan Islam dan demokrasi pada dasarnya sangat

aksiomatis. Karena Islam merupakan agama dan risalah yang mengandung asas-asas

yang mengatur ibadah, akhlak dan muamalat manusia. Sedangkan demokrasi hanya

sebuah sistem pemerintahan dan mekanisme kerja antar anggota masyarakat serta simbol

yang membawa banyak nilai-nilai positif. Barangkali hal inilah yang mendorong Fahmi

Huwaydi berkesimpulan bahwa Islam telah didiskreditkan dalam dua hal, yaitu ketika

21
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gadjah Mada, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BUKU TEKS UNTUK
PERGURUAN TINGGI UMUM”, (Yogyakarta: Badan Penerbitan Filsafat UGM, 2005), hlm. 130-131

14
Islam dibandingkan dengan demokrasi dan ketika dikatakan, bahwa Islam bertentangan

dengan demokrasi. Karena dengan pertimbangan, bahwa Islam memiliki konsep

peradaban yang spesifik, sementara demokrasi inkonsisten. Esposito dan Piscatori

mengidentifikasi ada tiga pemikiran mengenai hubungan Islam dan demokrasi. 22

Pertama, Islam menjadi sifat dasar demokrasi, karena konsep syura, ijtihad, dan

ijma' merupakan konsep yang sama dengan demokrasi.

Kedua, menolak bahwa Islam berhubungan dengan demokrasi. Menurut

pandangan ini kedaulatan rakyat tidak bias berdiri di atas kedaulatan Tuhan, juga tidak

bisa disamakan antara muslim dan non-muslim dan antara laki-laki dan perempuan. Hal

ini bertentangan dengan prinsip equality-nya demokrasi.

Ketiga, sebagaimana pandangan pertama bahwa Islam merupakan dasar

demokrasi. Meskipun kedaulatan rakyat tidak bisa bertemu dengan kedaulatan Tuhan

tetapi perlu diakui, bahwa kedaulatan rakyat tersebut merupakan subordinasi hukum

Tuhan. Pandangan ini dikenal dengan theodemocracy yang diperkenalkan oleh Abu A'la

al-Maududi. Tiga pandangan di atas merupakan akumulasi yang berangkat dari kriteria

umum Islam dan demokrasi sehingga ketiga pandangan tadi tidak berjalan beriringan,

bahkan berlawanan. Sebab untuk melihat hubungan Islam dan demokrasi, setidaknya

harus dilihat dari sisi sistem, dasar-dasar politik dan nilainya. Jika demokrasi dilihat dari

segi sistemnya yang diikuti dengan realisasi asas pemisahan antara kekuasaan, model

seperti ini juga diterapkan dalam Islam. 23

Kekuasaan legislatif yang merupakan kekuasaan terpenting dalam sistem

demokrasi diberikan penuh kepada rakyat dan terpisah dari kekuasaan imam atau

22
Ibid, hlm. 140
23
Tim Icce UIN Jakarta, “Demokrasi,Hak Azasi Manusia, dan Masyarakat MAdani” ,( Jakarta: Prenada Media,
2002 ), hlm. 46-47

15
presiden. Jika yang dimaksud dengan demokrasi itu terkait dengan adanya dasar-dasar

politik atau sosial tertentu, misalnya asas persamaan di hadapan undang-undang,

kebebasan berfikir dan berkeyakinan, keadilan sosial dan sebagainya, maka sebenamya

hak-hak tersebut semuanya ada dalam Al-Qur'an. Meskipun hak-hak tersebut bisa

beragam. Islam membolehkan suatu sistem asalkan tidak bertentangan dengan nilai Al-

Qur'an. Terkadang dalam Al-Qur'an hak itu disebutkan sebagai hak-hak Allah, hak

bersama Allah dan hambanya dan hanya milik manusia. Tapi nilainya tetap satu, bahwa

manusia, baik dalam sistem demokrasi atau Islam, dijamin dalam mendapatkan hak

tersebut. Identifikasi Esposito dan Piscatori tersebut bahwa pandangan Islam identik

dengan nilai-nilai demokrasi bukanlah tanpa alasan. 24

Setidaknya melihat, bahwa pertama Islam tetap memelihara tradisi ijtihad

(berfikir secara bebas dan benar) untuk mendapatkan dan menyelesaikan suatu persoalan.

Ijtihad dimaksud sejalan dengan kebebasan berfikir manusia untuk mendapatkan sesuatu

yang terbaik hila terbelenggu oleh ketidakjelasan hukum. Ijtihad ini merupakan langkah

kunci menuju penerapan perintah Tuhan di suatu tempat atau waktu. 25

Dalam konteks modem, ijtihad dapat berbentuk seruan untuk melakukan

pembaharuan radikal. Kedua, persamaan (al-musawa), Jslam tidak membedakan suku,

ras, golongan, wama kuli~ kaya-miskin, dan lain-lain dalam hukum dan pemerintahan.

Hal ini didasarkan pada pemyataan-pemyataan Allah dan Nabi bahwa tidak ada kelas

sosial dalam Islam dan semua makhluk diperlakukan sama oleh Allah kecuali kadar

ibadahnya. Prinsip persamaan ini banyak ditentang oleh penulis Barat yang temyata Islam

sering dianggap tidak konsisten. Misalnya dalam memperlakukan mu'min dan kafir serta

24
Syaiful Arif, Humanisme GUSDUR: Pergumulan Islam dan kemanusiaan (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2013), 100
25
Ibid, hlm. 110

16
persamaan hak antara laki-laki dan perempuan yang dalam praktiknya Islam tidak

memperlakukan sama. Prinsip ketiga adalah syura (musyawarah). Hampir tidak ada

perbedaan pandangan bahwa syura merupakan prinsip Islam dan demokrasi, Islam selalu

mengedepankan musyawarah untuk mencapai kemufakatan bersama yang itu dimulai

sejak Nabi menjadi pemimpin umat di Madinah. 26

Dalam Islam, perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan

manusia. Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam Al-Quran surat

Asy-Syura/42:38, yang isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan

apa pun untuk menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara

bermusyawarah. 27

Keempat adalah bay'at, yaitu kesepakatan pemimpin untuk memberikan yang

terbaik bagi rakyatnya, dan pemyataan rakyat secara langsung untuk loyal dan mengikuti

peraturan yang dibuat oleh sang pemimpin. Bay'at ini merupakan cermin sikap terbuka,

bahwa seorang pemimpin benar-benar mendapat legitimasi dari rakyat. 28

Kelima adalah majlis (parlemen) yaitu suatu lembaga perwakilan masyarakat

untuk menyuarakan aspirasi. Dalam pengertian politik mumi, Muhammad Iqbal

menegaskan bahwa tumbuhnya semangat republik dan pembentukan secara bertahap

majelis-majelis legislatif muslim, yang dalam kondisi kemajemukan madzhab merupakan

satu-satunya bentuk ijma' yang dapat diterima di zaman modem, akan menjamin

kontribusi dalam pembahasan hukum dari kalangan rakyat yang memang memiliki

wawasan yang tajam. 29


26
Ibid, hlm. 142-143
27
Ali Muhammad Daud, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia”, (Jakarta: Yayasan
Risalah, 1984), hlm. 34
28
Tim Icce UIN Jakarta, “Demokrasi,Hak Azasi Manusia, dan Masyarakat MAdani” ,( Jakarta: Prenada Media,
2002 ), hlm. 124
29
Ibid, hlm.54

17
Di samping lima prinsip itu juga terdapat prinsip adl (keadilan), haqq (hak), dan

taharrur (kebebasan). Kebebasan mempakan prinsip utama dalam pemikiran demokrasi

Islam. Terlepas dari proposisi bahwa Islam dan demokrasi bermuatan nilai yang sama,

sebagaimana dikatakan Dhiyaudin al-Rais, temyata di berbagai negara modem yang

dianggap sebagai pelopor dan penyangga demokrasi, berkembang teori-teori barn yang

justru melemahkan demokrasi, namun tidak demikian halnya dengan Islam. Misalnya

terminologi "umat" atau "bangsa" dalam demokrasi modem mempakan ikatan yang

dibatasi oleh batas-batas geografis, yang hidup dalam satu iklim, di mana individu-

individu terikat oleh suatu darah, jenis, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan yang telah

mengkristal. Dengan kata lain demokrasi selalu diiringi dengan nasionalisme dan

rasialisme. Sementara menumt Islam "umat" atau "bangsa" tidak hams terikat oleh ikatan

darah, bahasa, ras dan bentuk rekayasa ikatan lainnya. Karena dalam teori Islam, umat

hanya diikat oleh aqidah. Melihat realitas ini, Islam lebih universal dari pada bangsa yang

dibatasi oleh garis geografis, etnografis atau linguistik. Kenyataan lain, bahwa tujuan-

tujuan demokrasi hanya bersifat lahiriah dan materiil. Demokrasi diarahkan sepenuhnya

untuk kesejahteraan rakyat dan pemenuhan atas segala kebutuhan manusia. Lain halnya

dengan demokrasi Islam yang sangat transenden. Islam mendasari semua aktivitasnya

pada akhirat, dengan dasar bahwa akhirat mempakan tujuan akhir. 30

Jadi negara Islam hams mendasari semua aktivitasnya pada akhirat, dengan dasar

bahwa akhirat mempakan tujuan final. Kenyataan lain kita temukan, kekuasaan rakyat

dalam demokrasi Barat mempakan suatu yang mutlak. Pemegang otoritas tertinggi berada

di tangan rakyat. Parlemen atau majlis berhak membuat dan membatalkan undang-

undang, meski bertentangan dengan norma-norma susila, atau bahkan bertentangan


30
Ibid, hlm. 60

18
dengan kemaslahatan kemanusiaan secara keseluruhan. Seperti longgarnya hukum

minuman keras, kebebasan seks dan jenis pomografi yang lain. Sementara Islam melihat

kedaulatan rakyat bukan hal yang mutlak. Keputusan tertinggi rakyat harus sej alan dan

tidak bertentangan dengan nilai-nilai syari 'ah. Gampangnya, keputusan rakyat harus

mendapat legitimasi syari 'ah. Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung

dalam konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep khilafah

memberikan kerangka yang dengannya para cendikiawan belakangan ini

mengembangkan teori politik tertentu yang dianggap demokratis.31

Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep

Islami yang sudah lama berakar, yaitu syura, ijtihad dan ijma '. ljma' atau konsensus

memainkan peranan penting dalam perkembangan hukum Islam dan demokrasi di dunia

Islam. Namun, memang selama ini konsensus masih terbatas berasal dari para

cendekiawan, sedangkan konsensus rakyat kebanyakan mempunyai makna yang kurang

begitu penting dalam kehidupan umat Islam. Meskipun demikian, dalam pemikiran

modem muslim, potensi fleksibilitas yang terkandung dalam konsep konsensus akhimya

mendapat saluran yang lebih besar untuk mengembangkan hukum Islam dan konsep

demokrasi dan menyesuaikannya dengan kondisi yang terus berubah. 32

5. Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi Islam

Ada perbedaan mendasar pada demokrasi yang dikembangkan di Barat modem

dengan dunia Islam, antara lain:33

31
Durasid, “Bom Bunuh Diri, Antara Jihad dan Kejahatan (Studi Analisis terhadap Konsep Jihad Sayid Sabiq dalam
Kitab Fiqh al-Sunnah) dalam Antologi Kajian Islam, Seri 17 (IAIN Sunan Ampel, April, 2010), 53

32
Ali Muhammad Daud, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Risalah,
1984), hlm. 39
33
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gadjah Mada, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BUKU TEKS UNTUK
PERGURUAN TINGGI UMUM”, (Yogyakarta: Badan Penerbitan Filsafat UGM, 2005), hlm. 136

19
1) Demokrasi Modern

1. Kedaulatan di tangan rakyat

2. Pembuat peraturan adalah

3. Keputusan ditentukan

4. Terdapat Badan Legislatif

5. Masih terdapat previlegel

2) Demokrasi Islam

(a) Kedaulatan tertinggi di tangan Allah SWT

(b) Pembuat peraturan hanya Allah badan legislative

(c) Keputusan diambil dari ijtihad, melalui musyawarah, suara dan pada akhimya

keputusan terbanyak khalifah sebagi ulul amri.

(d) Terdapat Majelis Syura sebagai sebagai penampung aspirasi badan

musyawarah dalam rakyat memecahkan persoalan

(e) Tidak mengakui adanya hak hak khusus istimewa bagi golongan tertentu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Hak Asasi Manusia

20
Hak asasi manusia adalah hak manusia yang paling mendasar dan melekat padanya

dimanapun dia berada. Tanpa adanya hak ini maka berkuranglah harkatnya sebagai manusia

yang wajar. Hak asasi manusia adalah suatu tuntutan yang secara moral dapat

dipertanggungjawabkan suatu hal yang sewajarnya mendapat perlindungan hukum. Hak asasi

manusia adalah hak-hak yang dipunyai setiap orang sesuai dengan kondisi yang manusiawi

Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam

Islam adalah agama rahmatal lil'ālamin (agama yang mengayomi seluruh alam). Islam

mengakui perbedaan sebagai kenyataan tak terbantahkan. Dengan pengakuan ini, Islam

menghormati keragaman dan menganjurkan agar keragaman menjadi instrumen kerja sama di

antara manusia.

Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi Islam

Ada perbedaan mendasar pada demokrasi yang dikembangkan di Barat modem dengan dunia

Islam, antara lain:34

1) Demokrasi Modern

1. Kedaulatan di tangan rakyat

2. Pembuat peraturan adalah

3. Keputusan ditentukan

4. Terdapat Badan Legislatif

5. Masih terdapat previlegel

2) Demokrasi Islam

(f) Kedaulatan tertinggi di tangan Allah SWT

(g) Pembuat peraturan hanya Allah badan legislative

34
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gadjah Mada, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BUKU TEKS UNTUK
PERGURUAN TINGGI UMUM”, (Yogyakarta: Badan Penerbitan Filsafat UGM, 2005), hlm. 136

21
(h) Keputusan diambil dari ijtihad, melalui musyawarah, suara dan pada akhimya

keputusan terbanyak khalifah sebagi ulul amri.

(i) Terdapat Majelis Syura sebagai sebagai penampung aspirasi badan

musyawarah dalam rakyat memecahkan persoalan

(j) Tidak mengakui adanya hak hak khusus istimewa bagi golongan tertentu.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad Daud, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia”, Jakarta:

Yayasan Risalah, 1984

22
Adamantia Pollis, “Human Rights”, dalam Mary Hawkesworth dan Maurice Kogan (ed.),

Encyclopedia of Government and Politics, Vol. 2, London dan New York : Routledge, 1992

Durasid, “Bom Bunuh Diri, Antara Jihad dan Kejahatan (Studi Analisis terhadap Konsep Jihad

Sayid Sabiq dalam Kitab Fiqh al-Sunnah) dalam Antologi Kajian Islam, Seri 17, IAIN

Sunan Ampel, April, 2010

Fauzah Nur Aksa, ” Modul Pendidikan Agama”, Sulawesi: Unimal Press, 2015

Jimly Asshiddiqie, Konsep Negara Hukum Indonesia (Artikel pdf).

Miriam Budiardjo, “Hak-hak Asasi Manusia dalam Dimensi Global” dalam Jurnal Ilmu Politik,
Vol. 10, 1990; dan SOA-Informationen, Vol. 1, 1988
Syaiful Arif, Humanisme GUSDUR: “Pergumulan Islam dan kemanusiaan”, Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2013

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gadjah Mada, “PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM BUKU TEKS UNTUK PERGURUAN TINGGI UMUM”, Yogyakarta: Badan

Penerbitan Filsafat UGM, 2005

Tim Icce UIN Jakarta, “Demokrasi,Hak Azasi Manusia, dan Masyarakat MAdani” , Jakarta:
Prenada Media, 2002
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

23

Anda mungkin juga menyukai