ABSTRAK: Gaharu adalah gumpalan padat, berwarna cokelat kehitaman sampai hitam dan berbau harum,
yang terdapat pada bagian batang, cabang atau akar dari jenis tumbuhan penghasil gaharu yang telah terinfeksi
oleh mikroba tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap
perkecambahan dan pertumbuhan benih gaharu, untuk mengetahui pengaruh kelas intensitas cahaya terhadap
perkecambahan dan pertumbuhan benih gaharu serta mengetahui interaksi antara media tanam dan kelas
intensitas cahaya terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih gaharu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental menggunakan rancangan Split
Plot (Rancangan Petak Terbagi) yang terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor pertama (anak petak) adalah media
tanam yang terdiri atas 3 aras yaitu tanah saja (M1), tanah + pupuk kandang sapi (M2), dan tanah + pasir (M3),
dengan perbandngan 1:1. Faktor kedua (petak utama) adalah kelas intensitas cahaya terdiri atas 3 aras yaitu
146,44 lux/hari (C0), 12,06 lux/hari (C1), dan 43,80 lux/hari (C2).
Hasil pengamatan menggunakan analisis sidik ragam pada taraf nyata 5% menunjukkan bahwa, media
tanam tidak berpengaruh nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih gaharu, sementara cahaya
berpengaruh nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih gaharu. Pertumbuhan terbaik terjadi pada
perlakuan C1(12,06 lux/hari), sedangkan kombinasi perlakuan antara media tanam dan kelas intensitas cahaya
menunjukkan tidak adanya interaksi.
Perkecambahan (%)
dengan KTK rendah, tanah dengan KTK tinggi bila 60
Persentase
didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na 40
(kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan 20
kesuburan tanah, tetapi bila didominasi oleh kation 0
asam, Al, H (kejenuhan basa rendah) dapat M1 M2 M3
Perlakuan Media Tanam
mengurangi kesuburan tanah.
Analisis kadar lengas sampel tanah Gambar 4.1. Pengaruh Media Tanam Terhadap Persentase Perkecambahan
menunjukkan nilai sebesar 3,17%. Hardjowigeno Tanaman.
(2007) menyatakan bahwa, kemampuan tanah
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah.
selama 3 bulan terlihat bahwa, perkecambahan
Sedangkan berat jenis sampel tanah penelitian
gaharu (Gyrinops versteegii) mulai terjadi pada hari
menunjukkan nilai sebesar 3,51% dan berat
ke 14 setelah proses persemaian dilakukan, dan
volumenya sebesar 1,22%.
pada perlakuan media tanam tanah + pasir (M3)
B. Hasil Analisis Pertumbuhan Tanaman menunjukkan persentase perkecambahan paling
tinggi yaitu sebesar 66,66%, disusul oleh perlakuan
Persentase Perkecambahan media tanam tanah + pupuk kandang sapi (M2)
yaitu sebesar 55,55%, persentase terendah terlihat
Hasil analisis sidik ragam terhapat pada media tanam tanah (M1), yaitu sebesar
persentase perkecambahan gaharu (Gyrinops 33,33%, namun pada beberapa hari berikutnya
versteegii) dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah benih yang terdapat pada M1 mulai berkecambah
ini: lagi, hal ini diduga karena pengaruh dari masa
Tabel 4.3. Analisis Sidik Ragam Terhadap dormansi atau kematangan biji itu sendiri.
Persentase Perkecambahan.
100
Perkecambahan (%)
Source Of P- 80
SS DF MS F
Variation Value 60
Persentase
Persentase Tumbuh (%) (2002), untuk tumbuh dengan baik, gaharu tidak
memilih lokasi khusus. Umumnya gaharu masih
Hasil analisis sidik ragam terhadap dapat tumbuh baik pada kondisi tanah dengan
persentase tumbuh tanaman dapat dilihat pada Tabel struktur dan tekstur yang subur, sedang, maupun
4.5 di bawah ini: ekstrim, gaharu pun dapat dijumpai pada kawasan
hutan rawa, gambut, hutan dataran rendah, atau
Tabel 4.5. Analisis Sidik Ragam Terhadap
hutan pegunungan dengan tekstur tanah berpasir.
Persentase Tumbuh Tanaman.
80
menunjukkan bahwa, media tanam tidak Pada kelas intensitas cahaya, persentase
memberikan pengaruh nyata terhadap persentase tumbuh tanaman tertinggi terjadi pada perlakuan C1
tumbuh tanaman, sedangkan cahaya memberikan (12,06 lux/hari), dengan nilai rata-rata sebesar
pengaruh yang nyata terhadap persentase tumbuh 62,22%, kemudian perlakuan C2 (43,80 lux/hari),
tanaman. Sementara kombinasi antara media tanam dengan nilai rata-rata sebesar 44,44%, nilai tersebut
dan kelas intensitas cahaya menunjukkan tidak menunjukkan tidak adanya beda nyata antara
adanya interaksi. Hasil uji BNT pada perlakuan perlakuan C1 dan C2, sedangkan pada perlakuan C3
kelas intensitas cahaya dapat dilihat pada Tabel 4.6 (146,44 lux/hari), terlihat bahwa tidak satupun
di bawah ini: tanaman yang mampu untuk tumbuh, sehingga
Tabel 4.6. Hasil Uji BNT Pada Kelas Intensitas menunjukkan hasil beda nyata terhadap persentase
Cahaya Terhadap Persentase Tumbuh Tanaman. tumbuh tanaman. Data tersebut memperlihatkan
bahwa jenis tanaman gaharu (Gyrinops versteegii)
Rank
Mean
Mean n
Non-Significant merupakan jenis tanaman yang toleransi terhadap
name Ranges
sinar matahari. Hanum (2008) menjelaskan bahwa,
1 C0 0 9 a
2 C1 62.22 9 b cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang
3 C2 44.44 9 b mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman
melalui tiga sifatnya yaitu intensitas cahaya,
Keterangan: Notasi huruf yang sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
yang signifikan, notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata yang
signifikan. penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat
cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman
Selanjutnya nilai rata-rata pengaruh adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan
perlakuan media tanam dan kelas intensitas cahaya stomata, pembentukan antosianin (pigment merah),
terhadap persentase tumbuh tanaman dapat dilihat perubahan suhu daun dan batang, penyerapan hara,
pada Gambar 4.3 dan 4.4 di bawah ini: permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan
protoplasma.
60
Persentase Hidup (%)
50
Meskipun hasil analisis sidik ragam
40
30 menunjukkan bahwa media tanam tidak
20 menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
10 persentase tumbuh tanaman, namun dari hasil
0
M1 M2 M3
pengamatan data mingguan terhadap persentase
Perlakuan Media Tanam tumbuh tanaman (Lampiran 1) terlihat dengan jelas
perbedaan persentase tumbuh pada tiap-tiap
perlakuan. Dapat dilihat pada (Lampiran 1)
Gambar 4.3. Pengaruh Media Tanam Terhadap Persentase Tumbuh Tanaman.
persentase tumbuh tanaman yang paling baik terjadi
Gambar di atas menunjukkan bahwa, pada perlakuan M1C1, M3C1, M3C2 dengan nilai
persentase tumbuh tanaman tertinggi terjadi pada sebesar 66,66%, disusul oleh perlakuan M1C2
media tanam tanah + pasir (M3) dengan nilai rata- dengan nilai 33,33%. Pada perlakuan media tanam
rata sebesar 53,33%, disusul oleh media tanam M2C1, M2C2, beberapa hari sebelumnya
tanah (M1) dengan nilai rata-rata sebesar 33,33%, menunjukkan persentase tumbuh yang baik, namun
kemudian persentase terendah terjadi pada media pada beberapa hari berikutnya tanaman tiba-tiba
tanam tanah + pupuk kandang sapi (M2) dengan menjadi layu dan mati, hal tersebut diduga karena
nilai rata-rata sebesar 20%. Menurut Sumarna tanaman mengalami titik layu permanen yang
Kata Kunci:Media Tanam, kelas intensitas cahaya, pertumbuhan benih gaharu
1)Program Studi Kehutanan
2)Program Studi Agro ekoteknologi
5
4
Rank Mean name Mean n Non-Significant Ranges
3
1 C0 0 9 a 2
2 C1 4.04 9 b
1
3 C2 2.86 9 ab
0
Keterangan: Notasi huruf yang sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata C0 C1 C2
yang signifikan, notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata yang
Perlakuan Intensitas Cahaya
signifikan.
Selanjutnya nilai rata-rata pengaruh Gambar 4.6. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tinggi
perlakuan media tanam dan kelas intensitas cahaya Tanaman.
terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar
4.5 dan 4.6 di bawah ini: Pada perlakuan kelas intensitas cahaya
terjadi perbedaan nyata antara perlakuan C0 (146,44
lux/hari), dengan C1 (12,06 lux/hari), namun tidak
terjadi beda nyata antara kelas perlakuan C1,
dengan perlakuan C2 (43,80 lux/hari). Begitu juga
antara perlakuan kelas intensitas cahaya C2, dengan
kelas intensitas cahaya C0, tidak terjadi perbedaan
yang nyata. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
Kata Kunci:Media Tanam, kelas intensitas cahaya, pertumbuhan benih gaharu
1)Program Studi Kehutanan
2)Program Studi Agro ekoteknologi
6
pada setiap perlakuan yaitu pada C0 tidak Selanjutnya nilai rata-rata pengaruh
menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman sama perlakuan media tanam dan kelas intensitas cahaya
sekali, pada perlakuan C1 menunjukkan nilai rata- terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar
rata tertinggi yaitu sebesar 4,04 cm, disusul oleh 4.7 dan 4.8 di bawah ini:
perlakuan C2 dengan nilai rata-rata sebesar 2,86
cm. Dengan demikian terlihat bahwa pertumbuhan 0.1
Diameter Tanaman
tinggi tanaman gaharu (Gyrinops versteegii) yang 0.08
0.06
optimum terjadi pada perlakuan C1 (12,06 lux/hari).
(Cm)
0.04
Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian yang
0.02
dilakukan oleh Wawo dan Utami (2012) yang 0
menyatakan bahwa semai gaharu (Gyrinops M1 M2 M3
versteegii) yang tumbuh dalam media semai selama Perlakuan Media Tanam
1-3 bulan dan diletakkan pada intensitas cahaya
100% memiliki laju pertumbuhan tinggi semai yang Gambar 4.7. Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkembangan Diameter
lebih rendah jika dibandingkan dengan semai Batang Tanaman.
gaharu (Gyrinops versteegii) yang diletakkan di
bawah intensitas cahaya 70% dan 30%, hal ini Gambar di atas menunjukan bahwa, media
karena naungan menyebabkan jumlah cahaya merah tanam memang tidak memberikan pengaruh beda
jauh yang dipantulkan oleh daun-daun dan batang nyata, hal ini diduga karena tingkat kesuburan tanah
semai Gyrinops versteegii meningkat sehingga dari media yang digunakan tidak begitu baik. Dari
merangsang pertumbuhan tinggi tanaman. gambar pertumbuhan diameter di atas terlihat
bahwa pertumbuhan diameter paling baik terjadi
Diameter Tanaman pada perlakuan media tanam tanah + pasir (M3)
dengan nilai rata-rata sebesar 0,07 cm, disusul oleh
Hasil analisis sidik ragam terhadap perlakuan media tanam tanah (M1) dengan nilai
perkembangan diameter tanaman dapat dilihat pada rata-rata sebesar 0,05 cm, dan pertumbuhan
Tabel 4.9 di bawah ini: diameter paling rendah terjadi pada media tanam
tanah + pupuk kandang sapi (M2) dengan nilai rata-
Tabel 4.9. Analisis Sidik Ragam Terhadap Diameter rata sebesar 0,03 cm. Media tanam tanah + pupuk
Tanaman. kandang sapi menunjukkan nilai rata-rata
P- pertumbuhan yang terendah diduga karena
Source of
variation
SS DF MS F Valu pemberian dosis pupuk kandang sapi yang kurang
e
Media Tanam 0.009 2 0.004 1.27 0.30 ns
tepat.
Intensitas
Cahaya 0.044 2 0.022 5.79 0.01 s 0.1
Diameter Tanaman (Cm)
Interaction
Media 0.009 4 0.002 0.60 0.66 ns 0.08
Tanam*Cahaya
Error 0.06 18 0.003 0.06
0.04
Total 0.13 26
Keterangan: s = signifikan, ns = non signifikan 0.02
0
Dari hasil analisis sidik ragam di atas C0 C1 C2
terlihat bahwa, media tanam tidak memberikan Perlakuan Intensitas Cahaya
pengaruh beda nyata terhadap pertumbuhan
diameter tanaman, sedangkan pada pemberian Gambar 4.8. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Perkembangan Diameter
perlakuan kelas intensitas cahaya menunjukkan Batang Tanaman.
beda nyata, sementara kombinasi antara media
tanam dan kelas intensitas cahaya juga tidak Pada perlakuan kelas intensitas cahaya,
menunjukkan adanya interaksi. pertumbuhan diameter tanaman yang paling baik
terjadi pada perlakuan C1 (12,06 lux/hari) dengan
Hasil dari uji beda nyata terkecil (BNT) nilai rata-rata sebesar 0,094 cm, disusul oleh
pada kelas intensitas cahaya terhadap diameter perlakuan C2 (43,80 lux/hari) dengan nilai rata-rata
tanaman dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini: sebesar 0,074 cm, sedangkan pada perlakuan C0
(146,44 lux/hari) tidak ada satu pun tanaman yang
Tabel 4.10. Hasil Uji BNT Pada Kelas Intensitas tumbuh. Hasil penelitian Wawo dan Utami (2012)
Cahaya Terhadap Diameter Tanaman. menunjukkan bahwa, laju pertumbuhan semai
Non-significant
(Gyrinops versteegii) pada umur lima bulan berada
Rank Mean name Mean n
ranges di bawah naungan dengan intensitas cahaya 70%
1 C0 0 9 a dan 30% memiliki laju pertumbuhan diameter
2 C1 0.09 9 b batang lebih tinggi dibandingkan dengan semai
3 C2 0.07 9 b
yang berada di bawah intensitas cahaya 100%.
Keterangan: Notasi huruf yang sama pada tabel menunjukkan tidak beda nyata Perangsangan tumbuh tinggi dan diameter batang
yang signifikan, notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata yang
signifikan. semai disebabkan oleh pantulan sinar merah jauh
Kata Kunci:Media Tanam, kelas intensitas cahaya, pertumbuhan benih gaharu
1)Program Studi Kehutanan
2)Program Studi Agro ekoteknologi
7
(infra red) dari semai (Gyrinops verstegii) yang nyata terhadap jumlah daun. Hal ini diduga karena
berada dalam naungan sehingga terjadi media tanam yang digunakan memiliki tingkat
pemanjangan batang semai. kesuburan tanah yang tidak begitu baik. Namun
berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa nilai
Jumlah Daun (Helai) rata-rata jumlah daun terbanyak ditunjukkan pada
media tanam tanah + pasir (M3) dengan nilai rata-
Hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah
rata sebesar 2,51 (3 helai), disusul oleh media tanam
daun dapat dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini:
tanah (M1) dengan nilai rata-rata sebesar 1,91 (2
Tabel 4.11. Analisis Sidik Ragam Terhadap Jumlah helai), sedangkan pada media tanah + pupuk
Daun Tanaman. kandang sapi (M2) menunjukan nilai rata-rata
terendah yaitu sebesar 0,93 (1 helai). Media tanam
M2 menunjukkan nilai terendah, hal ini diduga
P- karena pemberian dosis pupuk kandang sapi yang
Source of variation SS DF MS F
Value
Media Tanam 11.41 2 5.70 1.18 0.32 ns
kurang tepat mengakibatkan terjadinya
Intensitas Cahaya 47.13 2 23.56 4.88 0.02 s pertumbuhan tanaman yang tidak optimal.
Interaction 7.84 4 1.96 0.40 0.80 ns
Media Tanam*Cahaya 4
3
Berat Brangkasan Kering (Kg/g)
Jumlah daun (Helai)
0.1
0.08 dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
(gram)
0.06 berikut:
0.04
0.02
1. Jenis media tanam tidak memberikan pengaruh
0
M1 M2 M3 nyata terhadap persentase perkecambahan,
Perlakuan Media Tanam persentase hidup, tinggi tanaman, diameter,
jumlah daun, dan berat brangkasan tanaman
Gambar 4.11. Pengaruh Media Tanam Terhadap Berat Brangkasan Kering
gaharu.
Tanaman. 2. Kelas intensitas cahaya memberikan pengaruh
nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan
Gambar di atas menunjukkan bahwa tanaman, dimana pada kelas intensitas cahaya
pengaruh media tanam dan kelas intensitas cahaya 12,06 lux/hari menunjukkan pertumbuhan
tidak menunjukkan nilai beda nyata, namun dari tanaman paling baik dan pertumbuhan terendah
data tersebut terlihat bahwa, berat brangkasan terjadi pada kelas intensitas cahaya 146,44
tertinggi terdapat pada media tanam tanah (M1) lux/hari.
dengan nilai rata-rata sebesar 0,11 gram, disusul 3. Interaksi media tanam dan kelas intensitas
oleh media tanam tanah + pasir (M3) dengan nilai cahaya tidak menunjukkan pengaruh terhadap
rata-rata sebesar 0,08 gram, sedangkan pada media perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
tanam tanah + pupuk kandang sapi (M2) tidak gaharu.
menunjukkan nilai apapun. Ini disebabkan oleh
tidak adanya tanaman yang mampu tumbuh selama DAFTAR PUSTAKA
3 bulan pada media tersebut. Hal ini diduga karena
pengaruh iklim dengan intensitas curah hujan yang Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan
begitu tinggi pada saat penelitian membuat tanaman Pengembangan Pertanian Departemen
pada media tanam tanah + pupuk kandang sapi Pertanian (BP3DP) (2005).
mencapai titik layu, dugaan lainnya yaitu pemberian
dosis pupuk kandang sapi yang diberikan pada saat Campbell. N.A., Reece. J.B., dan Mitchell. L.G.,
penelitian tidak tepat atau terlalu banyak, yang bisa 2003. BIOLOGI. Erlangga. Jakarta.
saja membuat pupuk kandang sapi bersifat racun
Hanum. C., 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid
dan membuat tanaman pada media tanam dengan
1. Sumber Bahagia Concern. Jakarta.
campuran pupuk kandang sapi tidak dapat tumbuh
dengan baik. Hardjowigeno. S., 2007. Ilmu Tanah. Akademika
Pressindo. Jakarta.
Indriyanto., 2008. Pengantar Budi Daya Hutan.
Bumi Aksara. Jakarta.
Millang. S. Bachtiar, B. dan Makmur A., 2011.
Awal Pertumbuhan Pohon Gaharu