Anda di halaman 1dari 13

Praktikum ke : 2 Hari/Tanggal : Senin, 22 Februari 2021

PRAKTIKUM ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN BW-2202


PENENTUAN BULK DENSITY DAN POROSITAS TANAH

Disusun oleh:
Muhammad Daffa Raihan 11519035
Kelompok 2

Asisten :
Puteri Raysa Azzahra 11518006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PASCAPANEN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
JATINANGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Brady dkk (2017) tanah memiliki peranan penting dalam kehidupan
makhluk hidup di bumi. Tanah merupakan penyedia bahan – bahan untuk dunia
vegetasi agar dapat bertumbuh dengan baik, tentunya dari pertumbuhan vegetasi
tersebut dapat dimanfaatkan menjadi makanan oleh hewan atau manusia dan dapat
dimanfaatkan juga untuk hal lainnya.
Menurut White (2006) tanah merupakan campuran dari partikel bahan mineral
dan organik yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Partikel
bahan mineral dan organik tersebut hanya menempati 50 % dari total volume tanah dan
sisanya merupakan ruang untuk bergeraknya organisme, nutrien, air, dan udara.
Apabila dilihat dari kedua paragraf di atas didapatkan fakta bahwa tanah
merupakan faktor utama makhluk hidup dapat tetap bertahan hidup di bumi. Tanah
menyediakan bahan – bahan yang digunakan untuk dapat memproduksi produk yang
dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan oleh seluruh makhluk hidup. Maka dari itu,
praktikum ini dilakukan agar dapat mengenali lebih jauh tentang karakteristik tanah
yang memiliki peranan sangat penting di dunia ini.
1.2. Tujuan
Praktikum ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menentukan kadar air pada sampel tanah utuh
2. Menentukan bulk density pada sampel tanah utuh
3. Menentukan porositas pada sampel tanah utuh
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ke-2 pada mata kuliah Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan untuk
penentuan bulk density dan porositas tanah dilakukan pada hari Jumat, 26 Februari
2021 pada pukul 17.30 WIB. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 lahan yang
digunakan untuk melakukan praktikum berada pada titik 5 dengan posisi latitude
S06°52.684’ dan longitude E107°33.838’ yang tepatnya berada pada Taman Bumi
Prima K-9, kota Cimahi dan dapat juga dilihat rona lingkungan dari lahan tersebut pada
Gambar 2.2

Gambar 2.1 Lokasi titik sampel (Sumber: Google Earth Pro)


Gambar 2.2 Rona lingkungan pengambilan sampel tanah

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan praktikum ini yaitu
terdapat ring sample dengan ketentuan ukuran diameter lima cm dan tinggi tujuh cm,
alumunium foil, sendok tembok, pisau, plastik, dan timbangan kue yang nantinya
digunakan untuk melakukan penimbangan berat sampel tanah.
2.3 Cara Kerja

Penentuan titik pengambilan sampel tanah dengan bantuan aplikasi GPS


Essentials. Tanah yang digunakan merupakan tanah utuh, sehingga
harus dipastikan bahwa titik tanah yang diambil merupakan tanah utuh.

Commented [MDR1]:
Dilakukan pengukuran volume dan berat pipa paralon yang digunakan.

Permukaan tanah yang akan diambil tanahnya dibersihkan terlebih


dahulu dan permukaan tanah tersebut dibentuk daerah kotak tempat
pengambilan sampel tanah.

Pipa paralon atau ring sample dimasukkan ke dalam tanah sampai


terbenam pada daerah kotak yang sudah dibuat.

Ring sample dikeluarkan dari tanah dengan bantuan pisau, lalu permukaan
ring sample dibersihkan dengan bantuan pisau, dan sampel tanah
ditempatkan pada alumunium foil untuk ditimbang dan dicatat berat basah
tanahnya.

Setelah berat basah tanah dicatat, dilakukan pengovenan terhadap sample


tanah, setelah itu dilakukan penimbangan kembali untuk dicatat berat kering
dari sample tanah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Nilai Bulk Density dan Porositas Tanah


Menurut Brady dkk (2017) bulk density merupakan berat partikel solid (padat)
di dalam tanah kering (termasuk ruang untuk jalur udara). Nilai bulk density dari tanah
sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1 bahwa nilai bulk density pada tanah sampel yang
𝑔
diambil pada Taman Bumi Prima K-9 memiliki nilai sebesar 0,69 𝑐𝑚3
untuk

perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2.


Tabel 3.1 Nilai bulk density, porositas, dan kadar air
Berat Bulk Density
Volume Ring Berat Kadar Air Porositas
Basah 𝒈
(𝒄𝒎𝟑 ) Kering (g) Tanah (g/g) (𝒄𝒎𝟑 ) (%)
(g)
137,38 119 95,32 0,25 0,69 73,82

Berdasarkan data tersebut juga didapatkan nilai dari porositas tanah sampel
yang ada di kawasan Taman Bumi Prima K-9 yaitu sebesar 73,82 % untuk perhitungan
dapat melihat Lampiran 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai porositas tanah
lebih tinggi dibandingkan dengan bulk density dan dari dua nilai tersebut juga
didapatkan fakta bahwa semakin tinggi nilai porositas maka nilai dari bulk density akan
semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai bulk density maka nilai
porositas tanah pun akan semakin rendah (Wardati et al, 2017).
Tentunya kedua nilai tersebut menunjukan bahwa tanah tersebut memiliki jalur
penetrasi yang baik untuk akar, karena drainase dan aerasi dari tanah memiliki ruang
pori yang cukup luas sehingga untuk ketersediaan nutrien pemenuh kebutuhan
perkembangan tumbuhan dapat dipenuhi. Berbeda apabila nilai BD tinggi, maka tanah
tersebut jalur drainase dan airasenya akan sangat sedikit atau sempit sehingga akan
menyulitkan tumbuhan dalam berkembang (Haryati, 2014).
3.2 Densitas Partikel
Menurut Brady (2017) densitas partikel merupakan massa dibagi volume tanah
solid (padat). Densitas partikel memiliki berbagai macam variasi dan limit yang
digunakan yaitu 2,60 dan 2,75 Mg/𝑚3 . Apabila dikaitkan dengan bulk density maka
nilainya berbanding lurus dan tentunya akan berbanding terbalik dengan porositas
tanah (Wardati et al, 2017)
Semakin tinggi nilai bulk density maka nilai densitas partikel pun semakin
tinggi dan apabila semakin tinggi nilai dari porositas tanah maka nilai dari densitas
partikel pun akan semakin rendah (Wardati et al, 2017). Untuk praktikum nilai densitas
partikel telah ditetapkan yaitu bernilai 2,65 karena dianggap nilai yang paling ideal
dalam pengukuran tanah di Indonesia.

3.3 Hasil Kadar Air dan Hubungannya dengan Bulk Density


Dapat dilihat nilai dari kadar air pada Tabel 3.1 yaitu memiliki nilai sebesar
0,25 g/g. Untuk perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3. Kadar air merupakan
banyaknya air yang terkandung dalam tanah yang dapat diukur dan menghasilkan data
kuantitatif (Aventi, 2015).
Tentunya semakin tinggi kadar air, maka tingkat penyerapannya pun akan
semakin baik dan tentunya akan berhubungan dengan pori – pori yang tersedia yaitu
porositas tanah, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi nilai porositas tanah
maka daerah drainase di tanah akan semakin kompleks dan tentunya akan sangat
membantu proses perkembangan dari tanaman (Wardati et al, 2017)
Apabila nilai dari porositas tanah rendah dan nilai BD tinggi, tentunya dari nilai
tersebut dapat menunjukkan bahwa data tanah yang diukur merupakan tanah padat
yang tingkat drainase dan aerase sangat terbatas atau kurang untuk dapat memenuhi
kebutuhan seluruh tanaman yang ada (Haryati, 2014).
3.4 Perbedaan dan Manfaat Pengambilan Contoh Tanah Utuh dan Tanah Biasa
Tanah utuh merupakan tanah yang struktur tanahnya belum terdapat kerusakan
dan masih bersifat alami belum ada perubahan struktur akibat dari aktivitas makhluk
hidup di sekitarnya. Tanah ini apabila diambil dan dibawa ke laboratorium untuk
penilitian tidak mengalami perubahan juga dan tanah ini juga merupakan tanah yang
digunakan untuk meneliti lebih lanjut mengenai karakteristik tanah (Kurnia, 2006).
Tanah biasa merupakan tanah yang struktur tanahnya sudah mengalami banyak
kerusakan akibat dari aktivitas makhluk hidup di sekitarnya. Pengambilan sampel tanah
biasanya digunakan untuk sebagai perbandingan antara tanah yang diambil dengan
tanah biasa sebagai dasar perbandingan sebelum penarikan kesimpulan (Kurnia, 2006).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan tanah utuh yang diambil saat praktikum, didapatkan data bahwa
nilai kadar air dari tanah utuh tersebut sebesar 0,25.
2. Dalam praktikum ini didapatkan hasil dari nilai BD (bulk density) sebesar
𝑔
0,69 (𝑐𝑚3)

3. Berdasarkan data yang diolah, didapatkan hasil atau nilai porositas tanah
sebesar 73,82 %

4.2 Saran
Data yang didapatkan hanya representatif dari 1 lahan atau 1 plot tanah yang
digunakan sehingga tidak cukup untuk menjadi acuan dalam pengenalan karakteristik
tanah.
Daftar Pustaka
Brady, C, N., Weil, R,R. (2017). The Nature and Properties of Soils (5th ed.). England :
Pearson Education Limited.
White, R,E. (2006). Principles and Practice of Soil Science (4th ed.). Australia : Blackwell
Publishing.
Wardati., Wawan., Harist, A. (2017) Sifat Fisik Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Karet
(Hevea brasiliensis) Pada Beberapa Kondisi Penutupan Lahan dengan Mucuna
bracteata. JOM Faperta UR, Vol.4, No.2.
Avienti.(2015). Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Seminar Nasional Cendekiawan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemuliha.
Kurnia, I., Agus, F., Adimihardja, A., Dariah, A. (2006). Sifat Fisik Tanah dan Metode
Analisisnya. Departemen Pertanian : Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian.
Haryati, U. (2014). Karakteristik Fisik Tanah Kawasan Budidaya Sayuran Dataran Tinggi,
Hubungannya dengan Strategi Pengelolaan Lahan. Jurnal Sumberdaya Lahan, Vol.8,
No.2, Hal : 135-138.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Volume Ring Sample

Data yang dikumpulkan =


Tinggi = 7 cm
Diameter = 5 cm.

Penyelesaiain :
Rumus volume Ring Sample =
1
V Ring Sample = 4 𝑥 π 𝑥 𝐷 2 𝑥 𝑡

= ¼ x 3,14 x 52 x 7
= 137, 38 𝑐𝑚3

Lampiran 2. Berat Kering Tanah

Data yang dikumpulkan =


- Berat segar tanah = 259 g (Data saat praktikum)
- Berat kering tanah = 216 g (Data saat praktikum)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
- Penurunan air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑥 100 %
259−216 𝑔
= 216 𝑔
𝑥 100 %

= 19, 9 %
Untuk mendapatkan nilai berat kering =
19,9
Berat kering tanah = 119 – (119 x 100 )

= 95, 32 g
Lampiran 3. Bulk density dan porositas tanah
a. Bulk density
Data =
Berat kering tanah = 95,32 g
Volume ring sample = 137, 38 𝑐𝑚3

Penyelesaian :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
BD =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
95,32
= 137,38

= 0,69 g/𝑐𝑚3

b. Porositas tanah
Data =
BD = 0,69 g/𝑐𝑚3
KP = 2,65

Penyelesaian :
𝐵𝐷
Porositas tanah = 1- 𝑋 100%
2,65
0,69
= 1 - 2,65 x 100 %

= 73,82 %

Lampiran 4. Kadar air tanah


Data =
Berat segar = 119 g
Berat kering = 95,32 g
Penyelesaian :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
119−95,32
= 95,32

= 0,25

Anda mungkin juga menyukai