Disusun oleh:
Muhammad Daffa Raihan 11519035
Kelompok 2
Asisten :
Puteri Raysa Azzahra 11518006
Commented [MDR1]:
Dilakukan pengukuran volume dan berat pipa paralon yang digunakan.
Ring sample dikeluarkan dari tanah dengan bantuan pisau, lalu permukaan
ring sample dibersihkan dengan bantuan pisau, dan sampel tanah
ditempatkan pada alumunium foil untuk ditimbang dan dicatat berat basah
tanahnya.
Berdasarkan data tersebut juga didapatkan nilai dari porositas tanah sampel
yang ada di kawasan Taman Bumi Prima K-9 yaitu sebesar 73,82 % untuk perhitungan
dapat melihat Lampiran 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai porositas tanah
lebih tinggi dibandingkan dengan bulk density dan dari dua nilai tersebut juga
didapatkan fakta bahwa semakin tinggi nilai porositas maka nilai dari bulk density akan
semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai bulk density maka nilai
porositas tanah pun akan semakin rendah (Wardati et al, 2017).
Tentunya kedua nilai tersebut menunjukan bahwa tanah tersebut memiliki jalur
penetrasi yang baik untuk akar, karena drainase dan aerasi dari tanah memiliki ruang
pori yang cukup luas sehingga untuk ketersediaan nutrien pemenuh kebutuhan
perkembangan tumbuhan dapat dipenuhi. Berbeda apabila nilai BD tinggi, maka tanah
tersebut jalur drainase dan airasenya akan sangat sedikit atau sempit sehingga akan
menyulitkan tumbuhan dalam berkembang (Haryati, 2014).
3.2 Densitas Partikel
Menurut Brady (2017) densitas partikel merupakan massa dibagi volume tanah
solid (padat). Densitas partikel memiliki berbagai macam variasi dan limit yang
digunakan yaitu 2,60 dan 2,75 Mg/𝑚3 . Apabila dikaitkan dengan bulk density maka
nilainya berbanding lurus dan tentunya akan berbanding terbalik dengan porositas
tanah (Wardati et al, 2017)
Semakin tinggi nilai bulk density maka nilai densitas partikel pun semakin
tinggi dan apabila semakin tinggi nilai dari porositas tanah maka nilai dari densitas
partikel pun akan semakin rendah (Wardati et al, 2017). Untuk praktikum nilai densitas
partikel telah ditetapkan yaitu bernilai 2,65 karena dianggap nilai yang paling ideal
dalam pengukuran tanah di Indonesia.
4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan tanah utuh yang diambil saat praktikum, didapatkan data bahwa
nilai kadar air dari tanah utuh tersebut sebesar 0,25.
2. Dalam praktikum ini didapatkan hasil dari nilai BD (bulk density) sebesar
𝑔
0,69 (𝑐𝑚3)
3. Berdasarkan data yang diolah, didapatkan hasil atau nilai porositas tanah
sebesar 73,82 %
4.2 Saran
Data yang didapatkan hanya representatif dari 1 lahan atau 1 plot tanah yang
digunakan sehingga tidak cukup untuk menjadi acuan dalam pengenalan karakteristik
tanah.
Daftar Pustaka
Brady, C, N., Weil, R,R. (2017). The Nature and Properties of Soils (5th ed.). England :
Pearson Education Limited.
White, R,E. (2006). Principles and Practice of Soil Science (4th ed.). Australia : Blackwell
Publishing.
Wardati., Wawan., Harist, A. (2017) Sifat Fisik Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Karet
(Hevea brasiliensis) Pada Beberapa Kondisi Penutupan Lahan dengan Mucuna
bracteata. JOM Faperta UR, Vol.4, No.2.
Avienti.(2015). Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Seminar Nasional Cendekiawan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemuliha.
Kurnia, I., Agus, F., Adimihardja, A., Dariah, A. (2006). Sifat Fisik Tanah dan Metode
Analisisnya. Departemen Pertanian : Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian.
Haryati, U. (2014). Karakteristik Fisik Tanah Kawasan Budidaya Sayuran Dataran Tinggi,
Hubungannya dengan Strategi Pengelolaan Lahan. Jurnal Sumberdaya Lahan, Vol.8,
No.2, Hal : 135-138.
LAMPIRAN
Penyelesaiain :
Rumus volume Ring Sample =
1
V Ring Sample = 4 𝑥 π 𝑥 𝐷 2 𝑥 𝑡
= ¼ x 3,14 x 52 x 7
= 137, 38 𝑐𝑚3
= 19, 9 %
Untuk mendapatkan nilai berat kering =
19,9
Berat kering tanah = 119 – (119 x 100 )
= 95, 32 g
Lampiran 3. Bulk density dan porositas tanah
a. Bulk density
Data =
Berat kering tanah = 95,32 g
Volume ring sample = 137, 38 𝑐𝑚3
Penyelesaian :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
BD =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
95,32
= 137,38
= 0,69 g/𝑐𝑚3
b. Porositas tanah
Data =
BD = 0,69 g/𝑐𝑚3
KP = 2,65
Penyelesaian :
𝐵𝐷
Porositas tanah = 1- 𝑋 100%
2,65
0,69
= 1 - 2,65 x 100 %
= 73,82 %
= 0,25