Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Setelah dilakukan planning dan telah ditentukan titik yang akan dibor
pada skema model maka dilakukan proses penentuan titik bor dilapangan,
kemudian melakukan survey layout dan ploting dilokasi pemboran yaitu
melakukan preparasi pemboran dimana proses ini mencakup proses
dilakukanya persiapan lokasi, yaitu dengan pembuatan mud pit (tempat
sirkulasi air), apabila daerah pemboran berada di daerah lereng dan
bergelombang maka dilakukan perataan tanah sehingga daerah titik pemboran
rata dan tidak mengganggu jalannya proses pemboran dan juga termasuk
keamanan/safety pada daerah tersebut diperhatikan.
Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran selesai
maka alat-alat pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di tempat
tersebut sehingga jalan pengeboran dapat berlangsung dengan lancar, setelah
semua persiapan selesai maka sesuai dengan planning awal apakah pemboran akan
dilakukan dengan metode full core/coring maupun open hole dan apakah pemboran
dilakukan dengan model miring atau vertical.
1. Open Hole
Drilling open hole merupakan pengeboran yang dilakukan untuk mendapatkan
data-data bawah permukaan tanah sehingga menjadi data geologi. Pengeboran ini
menghasilkan lubang terbuka dengan kedalaman sesuai dengan target kedalaman
yang diinginkan. Selama proses pengeboran berlangsung, diperoleh data cutting
yang merupakan material hasil gerusan mata bor (bit) yang mengalir keluar ke
permukaan bersama fluid. Cutting tersebut diambil setiap interval 1,5 meter yang
menjadi representasi jenis litologi yang sedang dibor pada kedalaman interval
tersebut.
2. Coring
Drilling coring merupakan pengeboran yang dilakukan untuk mengambil contoh
sampel (coring) pada lapisan litologi di bawah permukaan sebagai data geologi.
Coring dilakukan pada interval kedalaman tertentu berdasarkan dari interpretasi
data logging geofisika atau data cutting yang diperoleh melalui drilling open hole
sebelumnya. Drilling coring dapat juga dilakukan dengan metode Touch Coring
(single hole), artinya pengeboran coring yang tidak didahului drilling open hole.
Touch Coring dilakukan diawali dengan drilling open hole kemudian ketika
menemukan cutting batubara telah muncul kemudian langsung dilakukan coring
atau dengan menggunakan data model/ korelasi titik di sekitarnya, kemudian
diprediksikan bahwa batubara berada di kedalaman tertentu sehingga ketika
sudah mendekati perkiraan posisi roof batubara selanjutnya langsung dilakukan
coring. Penentuan Roof batubara yang akan di coring sangat penting untuk
menghindari batubara lost karena tergerus bit yang mengakibatkan data tidak
akurat (panjang core sebenarnya tidak diketahui). Atau sebaliknya litologi non-
coal di atas lapisan batubara terlalu panjang di coring sehingga menyebabkan
peningkatan biaya drilling.
b. Bor Bangka
Proses kerja alat ini adalah
dengan cara selubung
(casing) diberi platform, di
atas mana beberapa orang
bekerja. Pada prinsipnya
sama dengan bor spiral
dan tumbuk. Batang bor
terdiri dari pipa masif yang
disambung-sambung,
dengan berbagai bit :
a. Spiral
b. Senduk
Pahat/bentuk pahat
(dihubungkan)
Pengambilan contoh
dalam hal yang ditumbuk
dengan bailer. Sambil bor
berjalan, dengan gerakan
putar dan tumbuk, casing
secara otomatis menurun,
karena beban orang di atas
flatform. Metoda ini
dipakai untuk eksplorasi
dangkal, seperti placer
deposit dan residual
deposit.
2. Bor Mesin a. Bor a. Bor Mesin Ringan a. Bor Mesin Ringan
Mesin (portable driling
Putar (portable driling rig)
(Driling Rig) Ringan rig) Proses kerja alat
(portable ini adalah:
driling rig)
1. Menggunakan topdrive
b. Bor inti (core
dengan motor bakar
drill rig)
kecil (2 tak) yang ikut
c. Bor turun naik dengan
Putar
turun/naiknya batang
Biasa (rotary
bor yang dipandu oleh
drill rig) b. Bor inti (core drill
rel atau rack.
d. Bor-alir Balik rig)
(counterflush 2. Tekanan pada matabor
drill rig) dapat ditingkatkan
dengan menyuruh
orang mendudukinya
(awak mesin bor 20-
26).
3. Alat bor ini dapat
c. Bor Putar dipreteli dalam
Biasa
bahagian-bahagian
(rotary drill rig)
kecil dan dapat
diangkut oleh orang
secara manual.
Kapasitas alat bor ini
hanya maksimum 50
meter, banyak
digunakan untuk
pemboran seismik
d. Bor-alir Balik (shot holes) dan sering
(counterflush drill merupakan rakitan
rig) sendiri dengan
menggunakan mesin
pompa.
4. Laju tembus adalah
30-40 m/hari, relative
sangat murah.
Pengambilan inti tidak
dimungkinkan.
5. Biaya $5.90/hari.
Termasuk alat bor
kecil dengan topdrive
ini adalah yang
dipasang pada truck,
dengan memasangi rak
(rel) yang memandu
batang bor, dimana
morot penggeraknya
dipasang pada ujung
atas batang bor, dan
mesin bergeser ikut
dengan turunnya
dengan batang bor.
6. Dengan topdrive ini
pemboran miring
dimungkinkan secara
terbatas dengan
memiringkan raknya.
b. Bor inti (core drill rig)
Proses kerja alat bor ini pada
mesin ini berukuran relatif
kecil dan dipasang pakai
roda atau batang luncur
(skids), ditarik dengan
bulldozer, kendaraan 4-
wheel drive atau ditarik
dengan winch pada tempat
yang sulit dijangkau, atau
digantung dengan slung di
bawah helicopter, atau juga
dapat dipreteli menjadi
bahagianbahagian/komponen
kecil dan dapat dipikul
secara manual. Gerakan
putar dari mesin
ditransmisikan pada pipa bor
dengan chuck, dan oleh
karenanya dapat membor ke
semua arah, termasuk ke atas
(dari terowongan). Untuk
pengoperasiannya sering
dipasang kaki tiga dari pipa
besi untuk
mengendalikan
pemasangan/pencabutan
batang bor dengan
menggantungkannya pada
sistem katrol dengan
swivel yang
disambungkan pada pipa
selang untuk menyalurkan
cairan pembilas dari
pompa lumpur.
3. Bor Mesin a. Bor Tumbuk a. Bor Tumbuk Biasa a. Bor Tumbuk Biasa
Tumbuk Biasa (wagon (wagon drill) (wagon drill).
(cable tool)
drill)
b. Bor Proses kerja alat ini adalah
Palu palu yang bergerak
vertikal dan dipasang
Dalam
sepanjang suatu peluncur
Lubang
(down-hole b. Bor Palu Dalam (slide) yang dipasang pada
hammer drill) Lubang (down-hole suatu kendaraan seperti
c. Bor Tumbuk hammer drill). truk atau traktor. Palu ini
Dengan Drive memukul-mukul suatu
Sampler rangkaian batang bor yang
(wagon drill pada ujungnya dipasangi
with drive suatu matabor. Jenis
sampler) Wagon Drills yang ringan
(Atlas BVB) dapat
mencapai kedalaman rata-
c. Bor Tumbuk Dengan
rata 30 meter dan
Drive Sampler
maksimum 50-60 meter.
(wagon drill with
Jenis Wagon Drills yang
drive sampler).
besar (Altas Roc 601) rata-
rata 70 sampai 100 meter.
Conto yang didapatkan
adalah serpihan batuan
yang ditiup oleh udara
yang dikompresikan
melalui pipa bor, dan
ditangkan diluar oleh alat
khusus yang disebut
cyclone sample chamber.
Kelemahan dari Wagon
Drill adalah perolehan
conto yang kecil (5kg/m),
karena diameter lubang
yang didapatkan adalah
40-50 mm.
III.1 Kesimpulan
1. http://bahangaliantambang.blogspot.com/2013/11/kegiatan-
eksplorasibatubara.html
2. http://harrykurniafirmansyah.blogspot.com/2014/01/kegiatan-eksplorasi.html
3. http://godamaiku.blogspot.com/2013/09/eksplorasi-batubara.html
4. http://kyubhil.blogspot.com/2013/09/tahapan-eksplorasi-penambangan.html
5. http://kyubhil.blogspot.com/2013/02/alat-alat-survey-dan-fungsinya.html
6. http://jelajahduniamu.blogspot.com
7. http://mining09uncen.blogspot.com/2012/03/alat-alat-pemboran.html
8. http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html
9. http://kampungminers.blogspot.com/2013/02/pengeboran-eksplorasi_19.html
10. http://hapisjambi.blogspot.com/2012/11/metode-sampling-batubara.html