Anda di halaman 1dari 5

Nama : Afrian Clemens Banjarnahor

Nim : 05021281924033

Teknik Pertanian Indralaya

Soal UAS HIdrologi2021


Buatlah Ringkasan dan Kesimpulan singkat tentang:
a). Debit andalan metode FJ Mock dan ENRECA.
b). Analisis kebutuhan air baku
c). Analisis kebutuhan air tanaman
b). Analisis kebutuhan air irigasi
e). Analisis neraca air.

Kerjakan tugas ini sendiri sendiri. Jika ada indikasi kerja sama atau hasilnya sama maka tidak
akan dikoreksi dan nilainya NOL. Mulailah bangga dengan hasil karya sendiri, bukan hasil
contekan atau plagiasi.

Jawab :

a. Debit andalan metode FJ Mock dan ENRECA.


1. Metode Fj Mock, adalah metode yang ditemukan oleh Dr. F.J. Mock pada tahun 1973,
dengan didasarkan beberapa tempat yang ada di Indonesia berkaitan dengan fenomena
alam. Dengan menggunakan metode ini, besarnya aliran dari data curah hujan, dan
karakteristik hidrologi dari daerah pengaliran sungai (DAS) dan evapotranspirasi bisa
dhitung menggunakan metode ini. Metode ini berdasarkan dari hujan yang jatuh dari
catchment area Sebagian akan hilang akan sebagai evapotranspirasi Sebagian menjadi
aliran permukaan (direct run off), dan Sebagian akan masuk ke tanah (infiltrasi). Metode
F.J mock memperhitungkan volume air yang masuk, keluar dan yang disimpan di dalam
tanah (soil storage). Debit tersebut digunakan sebagai patokan ketersediaan debit yang
masuk ke waduk pada saat pengoperasiannya. Untuk menghitung debit andalan tersebut,
dihitung peluang 80 % dari debit infow sumber air pada pencatatan debit pada periode
tertentu. Dalam menentukan besarnya debit andalan dengan peluang 80 % digunakan
probabilitas Metode Weibull, dengan rumus:
m
P= x 100 %
n+1
Keterangan:
P= peluang (%)
m= nomor urut data
n =  jumlah data
Kesimpulan :

- Metode F.J. Mock adalah metode yang ditemukan oleh Dr. F.J. Mock pada tahun 1973.
- Metode ini dapat menghitung data curah hujan, karakteristik hidrologi DAS, dan
evapotranspirasi.
- Metode ini digunakan untuk menghitung volume air yang masuk dan yang disimpan ke
dalam tanah.
2. Metode ENRECA, Model NRECA dikembangkan oleh NORMAN CRAN FORD untuk
data debit harian, bulanan yang merupakan model hujan-limpasan yang relatif sederhana,
dimana jumlah parameter model hanya 3 atau 4 parameter. Cara perhitungan dengan
metode NRECA ini juga sesuai untuk daerah cekungan yang setelah hujan berhenti,
masih ada aliran di sungai selama beberapa hari. Model NRECA strukturnya di bagi
menjadi dua tampungan, yaitu tampungan kelengasan (moisture storage) dan tampungan
air tanah (groundwater storage). Kandungan kelengasan di tentukan oleh hujan dan
evapotranspirasi aktual. Kandungan air tanah di tentukan oleh jumlah kelebihan
kelengasan (excess moisture). Metode Nreca dapat digunakan untuk menghitung debit
bulanan dari hujan berdasarkan keseimbangan air di DAS.
Kesimpulan :
- Metode NRECA adalah metode yang dikembangkan oleh Norman Cran Ford.
- Model NRECA strukturnya di bagi menjadi dua tampungan, yaitu tampungan kelengasan
(moisture storage) dan tampungan air tanah (groundwater storage).
- Metode Nreca dapat digunakan untuk menghitung debit bulanan dari hujan berdasarkan
keseimbangan air di DAS.
- Langkah perhitungan mencangkup 18 tahap.
b. Analisis Kebutuhan Air Baku.
c. Analisis Kebutuhan Air Tanaman.

Untuk menghitung dan memperkirakan berapa banyak air yang dikonsumsi oleh tanaman
diperlukan analisis yang cermat dan teliti terhadap data-data pendukung yang tersedia
yakni seperti data: iklim, lingkungan daerah irigasi, jenis tanaman dan pola tanam, jenis
tanah, data curah hujan dan data-data meteorologi lainnya. Data iklim yang utama
diperlukan untuk menghitung atau memperkirakan besarnya air yang dikonsumsi oleh
tanaman antara lain ialah data: temperatur udara, kadar lengas, penyinaran matahari dan
awan, kecepatan angin dan tekanan uap air. Data iklim dipergunakan untuk
memperkirakan besarnya penguapan dari permukaan tanah dan tanaman (evaporation and
transpiration). Banyaknya air yang diperlukan untuk berbagai tanaman, masing-masing
daerah dan masing-masing musim adalah berlainan. Hal ini tergantung dari beberapa
faktor antara lain jenis tanaman, sifat tanah, keadaan tanah, cara pemberian air,
pengelolaan tanah, iklim, waktu tanam, kondisi saluran dan bangunan, serta tujuan
pemberian air.

Kesimpulan :

- Analisis air pada tanaman memerlukan data iklim, lingkungan daerah irigasi,jenis
tanaman,pola tanam, jenis tanah,xurha hujan, dan data meteorologi lainnya.
- Banyaknya air dalam Analisa air pada tanaman bergantung pada jenis tanaman, sifat
tanah, keadaan tanah, cara pemberian air, pengelolaan tanah, iklim, waktu tanam, kondisi
saluran dan bangunan, serta tujuan pemberian air.
- Banyaknya air yang dibutuhkan tanaman juga bergantung pada musim
d. Analisis Air Pada Irigasi.
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air
tanah (Anonim,1996). Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan,
pergantian lapisan air dan curah hujan efektif. Untuk menghitung kebutuhan irigasi
selama penyiapan lahan, digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan
Zijlsha (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam liter/detik selama
periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut : IR M.ek/  (ek  1)
dengan :
IR = kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di
sawah yang sudah dijenuhkan.
Langkah pertama untuk menganalisis kebutuhan air irigasi adalah dengan mengumpulkan
data – data klimatologi yang berasal dari stasiun klimatologi yang berada disekitar
wilayah pertanian yang akan dianalisis. Dengan faktor-faktor lainnya yang menunjang
hitungan kebutuhan air irigasi seperti curah hujan efektif yang disesuaikan dengan jenis
tanaman , perkolasi dari suatu tempat besarnya diasumsikan dan kemudian menentukan
pola tanamnya.
Kesimpulan :
- Untuk menghitung kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang
dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha (1968).
- menganalisis kebutuhan air irigasi dengan mengumpulkan data – data klimatologi yang
berasal dari stasiun klimatologi yang berada disekitar wilayah pertanian yang akan
dianalisis.
- faktor-faktor yang mempengaruhi hitungan kebutuhan air irigasi seperti curah hujan
efektif yang disesuaikan dengan jenis tanaman , perkolasi dari suatu tempat besarnya
diasumsikan dan kemudian menentukan pola tanamnya.
e. Analisis Neraca Air
Analisis neraca air hidrometeorologis didasarkan dari konsep metode Thornthwaite
Mather. Neraca air ini merupakan integrasi lebih dari satu variabel dalam kondisi fisik
DAS yaitu curah hujan, suhu, kelembaban tanah, vegetas dan lain-lain. Hasilnya berupa
nilai surplus dan defisit. Water Holding Capacity (WHC) atau adalah jumlah maksimum
air yang disimpan dalam lapisan tanah. Perhitungan WHC menggunakan data
penggunaan lahan dan jenis tanah.
Kesimpulan :
- Amalisis neraca air menggunakan metode Thornthwaite Mather
- Neraca air dapat dihitung dengan adanya data curah hujan, suhu, kelembapan
tanah,vegetasi dan lain lain
- Hasil dari neraca air berupa surplus dan defisit

Anda mungkin juga menyukai