Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

Dibuat oleh :

SEPTA ALDO MARADIKA

05021382025066

PRODI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk menyelesaikan makalah
tentang”Teknik Irigasi dan Drainase”.

Dalam kesempatan ini,penulis menghaturkan terima kasih yang dalam kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini.Semoga dengan
adanya makalah ini bisa bermanfaat dan mudah dimengerti oleh pembaca.Penulis menyadari bahwa
makalah ini belumlah sempurna.Oleh karena itu,mohon maaf jika masih ada kekurangan dari makalah
yang dibuat.Kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Palembang,21 Agustus 2022

Septa Aldo Maradika

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Irigasi di Indonesia mulai dikembangkan semenjak Indonesia tidakmampu lagi mencapai


swasembada beras. Awalnya irigasi itu sendiri diangap penting oleh pemerintah umumnya dan
petani sendiri khususnya. Semuanya hanya berpikiran bahwa Indonesia ini adalah Negara yang
kaya, makmur,subur serta segalanya mudah sehingga pemikiran untuk jangka panjang tentang
ketersediaan pangan pun tak lagi dihiraukan. Pikiran awal petani Indonesiadulu hanyalah
keberhasilan panen, dan pemerintah hanya bangga karena saatitu mampu mencapai
swasembada beras tanpa harus repot mengupayakanketersediaan air dilahan.
Air pada dasarnya perlu diatur agar pemberiannya pada lahan tepat jumlah dan waktu. Dengan
teknologi manapun, untuk mengelola air irigasidengan baik, perlu dilaksanakan serangkaian
kegiatan yang menyangkut semua aspek operasi dan pemeliharaan, mulai dari pengerahan tenaga
untuk pembersihan, perbaikan dan penyelesaian konflik tentang pembagian air danperencanaan
untuk musim tanam berikutnya.1 Secara teknis, jaringan irigasidibagi menjadi jaringan primer,
sekunder, tersier dan kuarter.
Sistem irigasi diartikan suatu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut
upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan
produksi pertanian, untuk itudiperlukan upaya demi kelestarian sarana irigasi dan aset-asetnya
yang ada, halini diperlukan pengelolaan aset irigasi yang optimal.2 Kegiatan-kegiatan yang
mendukung penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi seperti yang diatur dalam ketentuan
perundangan yang ada, tertulis pada Undang-Undang Nomor 7 tahun2004 pasal 41 tentang
Sumber Daya Air.Lebih dari 80 persen produksi padi di Indonesia berasal dari lahanirigasi. Oleh
karena itu degradasi kinerja irigasi merupakan ancaman nyataterhadap masa depan pasokan
pangan nasional. Dampak kemunduran kinerjairigasi bersifat langsung dan tidak langsung.
Dampak langsung adalah turunnyaproduktivitas, turunnya intensitas tanam, dan meningkatnya
risiko usahatani.Dampak tidak langsung adalah melemahnya komitmen petani untuk
mempertahankan ekosistem sawah karena buruknya kinerja irigasi mengakibatkan lahan tersebut
kurang kondusif untuk usaha tani padi.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi dan kendala lahan yang akan diirigasi
2. Untuk mengetahui apa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan irigasi
3. Untuk mengetahui apa yang harus dipertimbangkan dalam merancang dan mengelola sistem
irigasi biaya yang dibutuhkan
4. Untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk penerapan irigasi
5. Untuk mengetahui keputusan sistem irigasi yang diterapkan dan rekomendasinya
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Irigasi
Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha untuk memberikan air guna keperluan pertanian yang
dilakukan dengan tertib dan teratur untuk daerah pertanian yang membutuhkannya dan
kemudian air itu dipergunakan secara tertib dan teratur dan dibuang kesaluran pembuang. Istilah
irigasi diartikan suatu bidang pembinaan atas air dari sumber-sumber air, termasuk kekayaan
alam hewani yang terkandung didalamnya,baik yang alamiah maupun yang diusahakan manusia.
Pengairan selanjutnya diartikan sebagai pemanfaatan serta pengaturan air dan sumber-sumber
air yang meliputi irifasi,pengembangan daerah rawa, pengendalian banjir, serta usaha perbaikan
sungai, waduk dan pengaturan penyediaan air minum, air perkotaan dan air industri (Ambler,
1991).
Berdasarkan sudut pandangnya irigasi digolong-golongkan menjadi irigasi aliran dan irigasi
aliran dan irigasi angkatan lebih dikenal dengan sebutan irigasi pompa.Irigasi aliran adalah tipe
irigasi yang penyampaian airnya kedalam pertanian atau area persawahan dilakukan dengan cara
pengaliran. Sedangkan irigasi angkat adalah tipe irigasi yang penyampaian airnya ke areal
pertanaman dilakukan dengan cara pemompaan bangunan airnya berumah pompa bukan
bendungan atau waduk (Dumairy,1992).
Sudjarwadi, (1990) mendefinisikan irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam
produksi bahan pangan. Sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari
berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan,pembagian, pengelolaan dan pengaturan air
dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.
2.2. Komponen dan Macam Irigasi
Menurut Sudjarwadi, (1990) beberapa komponen dalam sistem irigasi diantaranya adalah :
a. siklus hidrologi (iklim, air atmosferik, air permukaan, air bawah permukaan),
b. kondisi fisik dan kimiawi (topografi, infrastruktur, sifat fisik dan kimiawi lahan),
c. kondisi biologis tanaman,

d. aktivitas manusia (teknologi, sosial, budaya, ekonomi).


Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi
dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a. Sistem irigasi permukaan (surface irrigation system),
b. Sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system),
c. Sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system),
d. Sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation / drip irrigation system).Pemilihan jenis sistem
irigasi sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi,klimatologi, topografi, fisik dan kimiawi lahan,
biologis tanaman sosial ekonomi dan budaya, teknologi (sebagai masukan sistem irigasi) serta
keluaran atau hasil yang akan diharapkan (Bustomi, 2000).
Menurut Pasandaran,(1991) dari segi konstruksi jaringan irigasinya,mengklasifikasikan
sistem irigasi menjadi empat jenis yaitu :
a. Irigasi Sederhana adalah sistem irigasi yang sistem konstruksinya dilakukan dengan
sederhana,tidak dilengkapi dengan pintu pengatur dan alat pengukur sehingga air irigasinya tidak
teratur dan tidak terukur, sehingga efisiensinya rendah.
b. Irigasi Setengah Teknis adalah suatu sistem irigasi dengan konstruksi pintu pengatur dan alat
pengukur pada bangunan pengambilan (head work) saja, sehingga air hanya teratur dan terukur
pada bangunan pengambilan saja dengan demikian efisiensinya sedang.
c. Irigasi Teknis adalah suatu sistem irigasi yang dilengkapi dengan alat pengatur dan pengukur air
pada bangunan pengambilan, bangunan bagi dan bangunan sadap sehingga air terukur dan
teratur sampai bangunan bagi dan sadap, diharapkan efisiensinya tinggi.
d. Irigasi Teknis Maju adalah suatu sistem irigasi yang airnya dapat diatur dan terukur pada seluruh
jaringan dan diharapkan efisiensinya tinggi sekali.

2.3. Pengertian Drainase

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam Bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk
pada parit di permukaan tanah atau gorong –gorong dibawah tanah.Drainase berperan penting
untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.Drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air.Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan
airdari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Drainase juga
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalamkaitannya dengan sanitasi. (Dr.
Ir. Suripin, M.Eng.2004)Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur
dalamSK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota
adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkanbagian-bagian wilayah administrasi
kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di
dalam kota.
2.4. Tujuan Drainase

Drainase memiliki tujuan penting dalam pembangunannya yaitu untuk mengurangi dan
membuang kelebihan air dari suatu kawasan agar lahan tersebut bisa berfungsi secara optimal
sesuai dengan kegunaannya. Sistem ini juga dapat mengendalikan erosi tanah serta kerusakan
pada jalanan dan bangunan yang ada di sekitarnya. Banjir juga dapat dicegah dengan adanya
sistem pengaliran air ini.

Selain itu dapat meminimalkan dampak negatif dari aliran limpasan untuk kualitas air sungai.
Mengurangi genangan yang dapat menjadi sarang nyamuk-nyamuk penyebab penyakit juga
merupakan fungsi penting adanya drainase. Dengan ini kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
sekitar dapat terjamin.

2.5. Jenis - Jenis Drainase

Secara garis besar terdapat 4 jenis drainase yang perlu kamu ketahui. Jenis-jenis ini
dikelompokkan berdasarkan pembentukan, peletakan nya, dan kegunaannya.

1. Drainase alami
Drainase yang dibentuk secara alamiah tanpa adanya bangunan pendukung di dalamnya. Saluran
ini terbentuk dari gerusan air dari waktu ke waktu hingga membentuk saluran air permanen
seperti sungai.

2. Drainase buatan

Drainase yang dibangun dengan tujuan tertentu. Dibutuhkan pembangunan khusus seperti
selokan, gorong-gorong menggunakan beton, pipa maupun batu.

3. Drainase permukaan tanah

Saluran air yang berada di atas permukaan tanah untuk mengalirkan aliran curah hujan yang
berada di atas permukaan sebuah kawasan. Open Chanel Flow adalah analisa yang digunakan
untuk mengetahui nilainya.

4. Drainase bawah tanah

Seperti namanya, drainase ini dibuat di bawah tanah karena ada alasan tertentu. Alasan yang
paling umum adalah alasan artistik. Drainase dipasang di bawah tanah agar tatanan
pembangunan terlihat lebih rapi.

5. Single purpose

Saluran ini berfungsi hanya untuk mengalirkan satu jenis air pada saluran pembuangan. Seperti
saluran yang hanya membuang aliran air hujan atau hanya membuang aliran air limbah.

6. Multi purpose

Saluran ini digunakan untuk membuang beberapa aliran air sekaligus. Pembuangannya bisa
secara langsung sehingga airnya bercampur menjadi satu atau bergantian. Contohnya saluran air
yang digunakan untuk membuang limbah rumah tangga sekaligus air hujan.

7. Terbuka

Drainase ini digunakan untuk menyalurkan air hujan pada wilayah yang luas. Fungsi lainnya adalah
sebagai media untuk mengalirkan air yang tidak berbahaya pada kelestarian lingkungan.

8. Tertutup

Drainase ini dibuat tertutup karena mengalirkan air yang mengandung limbah berbahaya. Jika
tidak ditutup maka akan membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Drainase
ini juga difungsikan sebagai saluran dalam kota
3. KESIMPULAN

1. Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha untuk memberikan air guna keperluan pertanian
yang dilakukan dengan tertib dan teratur untuk daerah pertanian yang membutuhkannya
dan kemudian air itu dipergunakan secara tertib dan teratur dan dibuang kesaluran
pembuang.
2. drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan airdari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
3. Drainase memiliki tujuan penting dalam pembangunannya yaitu untuk mengurangi dan
membuang kelebihan air dari suatu kawasan agar lahan tersebut bisa berfungsi secara
optimal sesuai dengan kegunaannya.
4. Hal yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan sistem irigasi adalah dilihat dari
faktor biofisik lahan, ekonomi, dan sosial
5. Biaya pemeliharaan, masa berfungsinya sistem irigasi yang terkait dengan energi dan air,
biaya penyusutan aset, persiapan lahan, pemeliharaan, tenaga kerja, pajak,faktor
bendungan, luas lahan, dan jenis tanaman yang diari merupakan hal-hal yang perlu dijadikan
pertimbangan dalam merancang dan mengelola sistem irigasi biaya yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ambler, J.S., 1991. Irigasi di Indonesia. LP3ES : Jakarta

Bustomi. 2000. Prinsip Dasar Analisis Kebutuhan Air dan Ketersediaan Air Irigasi.Yogyakarta: Kursus
Singkat Sistem Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah II, Grup Sumber Daya Air
Laboratorium Hidrolika, JTS-FT UGM.

Dumairy, 1992. Ekonomika Sumberdaya Air. BPFE, Yogyakarta.


Sudjarwadi,1990, Teknik Drainase, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta

Sulaeman D, Arif SS, Bayudono dan Sigit. 2013. Gerakan Irigasi Bersih sebagai Gerakan Khas Partisipatif
Pengelolaan Irigasi. Dalam Prosiding

Pasandaran, E., 1991, Irigasi Perencanaan dan Pengelolaan., Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai