Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN SISTEM IRIGASI CURAH UNTUK TANAMAN SELADA

(LactucaSativa L) DI PT. SUN FARM

APPLICATION OF BULK IRRIGATION SYSTEM FOR LETTAGE (LactucaSativa L)


IN PT. SUN FARM

Rizky Ananda
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
anndrzki69@gmail.com

ABSTRACT
Companies engaged as producers of organic vegetables need to improve the
quality and quantity of their products. PT. Sun Farm is a company engaged in
vegetable producers. Good growth and cultivation yields cannot be separated from the
application of irrigation systems. The purpose of this study was to analyze the
performance of the sprinkler irrigation system, determine the effect of water discharge
on plant growth and evaluate the application of the sprinkler irrigation system at PT.
Sun Farm. This research was carried out in Cibinong District during May to July 2021.
Data were taken by measuring in the field. The data were analyzed by individual F
significance test with a level of 5%. The results showed that the uniformity coefficient of
the irrigation system was not optimal but the uniformity of distribution was quite optimal
and 33% of the sprinklers used had an effect on plant growth. The strategy to improve
the performance of the irrigation system is to rearrange the automation system,
develop technology and install shade for lettuce cultivation
Keywords: Irrigation, Lettuce, Sprinkler

ABSTRAK
Perusahaan yang bergerak sebagai produsen sayuran organik perlu meningkatkan
kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. PT. Sun Farm adalah perusahaan
yang bergerak di bidang produsen sayuran. Pertumbuhan dan hasil budidaya yang
baik tidak terlepas dari penerapan sistem irigasi. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis kinerja sistem irigasi sprinkler, mengetahui pengaruh debit air terhadap
pertumbuhan tanaman dan mengevaluasi penerapan sistem irigasi sprinkler di PT. Sun
Farm. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cibinong selama bulan Mei sampai
Juli 2021. Data diambil dengan cara pengukuran dilapangan. Data dianalisis dengan uji
siginifikansi F individual dengan taraf 5%.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
koefisien keseragaman sistem irigasi belum optimal namun keseragaman distribusi
sudah cukup optimal dan 33% dari sprinkler yang digunakan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Strategi untuk meningkatkan kinerja sistem irigasi adalah
dengan mengatur ulang sistem otomatisasi, pengembangan teknologi dan memasang
naungan untuk budidaya tanaman selada
Kata Kunci: Irigasi, Selada, Sprinkler

PENDAHULUAN meningkat sesuai yang diharapkan (Anton


Priyonugroho, 2014).
Irigasi merupakan usaha penyediaan, Sayuran merupakan kebutuhan sehari-hari
pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk masyarakat Indonesia, sehingga peluang
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi pengembangan sayuran di Indonesia masih
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, terbuka luas. Produksi sayuran di daerah Jawa
irigasi pompa, dan irigasi tambak. Tujuan irigasi Barat rata-rata mencapai angka 2,1 juta ton per
adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang tahun (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat,
tersedia secara benar yakni seefisien dan seefektif 2016).
mungkin agar produktivitas pertanian dapat
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) sebesar 9,7 m x 1,5 m dengan 2 plot berbeda
merupakan tanaman hortikultura yang memiliki yaitu plot sprinkler 180° dan plot sprinkler 360°.
prospek dan nilai jual yang cukup tinggi. Media tanam yang digunakan adalah campuran
Permintaan selada di pasar dunia meningkat arang sekam, cocopeat dan tanah yang diletakan
seperti ekspor selada tahun 2012 sebesar 2.792 didalam polybag. Jumlah tanaman yang
ton dan impor selada tahun 2012 yaitu 145 ton digunakan sebanyak 30 tanaman dengan 5
(Badan Pusat Statistik, 2012). tanaman persprinkler dan jumlah sprinkler yang
Perusahaan yang bergerak sebagai digunakan sebanyak 6 unit dengan rincian 3
produsen sayuran organik perlu meningkatkan sprinkler 180° dan 3 sprinkler 360°. Adapun layout
kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. lahan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
PT. Sun Farm adalah perusahaan yang bergerak
1.
di bidang produsen sayuran. Pertumbuhan dan
hasil budidaya yang baik tidak terlepas dari
penerapan sistem irigasi. Untuk itu perlu di
lakukan evaluasi penerapan sistem irigasi untuk
mengetahui bagaimana kinerja suatu sistem irigasi
dan pengaruh pertumbuhan tanaman terhadap
kinerja sistem irigasi yang diterapkan oleh PT. Sun
Farm. Sehingga jika pertumbuhan tanaman sudah
baik, maka akan menghasilkan hasil panen yang
baik jugasetiap jenis sayuran yang ditanam. Akan
tetapi perlu dilakukan evaluasi agar membuktikan
bahwa penerapan irigasi yang dilakukan sudah Gambar 1. Layout Lahan
efisien sesuai kebutuhan atau belum memenuhi
kebutuhan.
Jaringan Sistem Irigasi
METODE PENELITIAN
Adapun bahan bahan yang digunakan dalam
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama pembuatan jaringan irigasi adalah sebagai berikut:
bulan Mei hingga Juli 2021 bertempat di PT, Sun A. Pipa Utama: PVC 1 ½ inch
Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. B. Pipa Manifold: PE 16 mm
Penelitian dilakukan dengan menggunakan C. Pipa Lateral: PE 5 mm
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini D. Pompa air: CNP Booster Fit Pump
menggunakan dua jenis data, yaitu data primer 1. Merk: CNP
dan data sekunder. Parameter yaitu kinerja irigasi, 2. Daya : 1 HP
koefisien variasi, keseragaman distribusi dan 3. Kapasitas: 2 𝑚^3/jam
pertumbuhan selada 4. Pipa in out: 1 x 1 inch
Setelah dilakukan pengukuran maka E. Solenoid valve: 4 unit
dilakukan analisis data yang menggunakan F. Filter: 1 unit
analisis deskriptif dan Uji Signifikansi Individual G. Toren: 2 unit 1000 L
(Uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui ada H. Kran: 3 unit
atau tidaknya pengaruh kecepatan debit sprinkler I. Terdapat sistem otomatisasi pengatur
terhadap pertumbuhan tanaman. waktu
J. 2mm nozzle 180 ° dan nozzle 360° = 3 unit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun gambar dari rangkaian jaringan
Layout Lahan sistem irigasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Lahan yang digunakan pada penelitian ini


menggunakan lahan yang berada di PT. Sun Farm
tepatnya didepan instalasi Sonia. Luas lahan
Sprinkler 180°
Hasil Pengukuran Debit Sprinkler 180° Selama 3 Menit
Jenis Sampel 1 2 3 4 5 rata - rata Q(l/Jam)
A 110 119 168 160 255 162,4 3,248
180° B 215 211 253 253 253 237 4,74
C 110 135 224 165 343 195,4 3,908

Pengujian Sprinkler 360°

Sprinkler 360°memiliki jangkauan sejauh 1


meter dan butiran air kecil seperti kabut dengan
bukaan disetiap sisinya sehingga membentuk
pancaran yang melingkar. Maka dari itu pola
susunan tanamannya berbentuk melingkari nozzle
Gambar 2. Jaringan Sistem Irigasi agar memaksimalkan pancaran air sehingga tidak
banyak air yang terbuang saat proses penyiraman.
Pengujian Sprinkler 180° Adapun bentuk dari sprinkler 360° dapat dilihat
pada Gambar 4.
Sprinkler 180° memiliki jangkauan sejauh 1
meter dan butiran air kecil seperti kabut dengan
bukaan sebesar 180°. Maka dari itu pola susunan
tanamannya menghadap ke sisi bukaan sprinkler
agar memaksimalkan pancaran air sehingga tidak
banyak air yang terbuang saat proses penyiraman.
Adapun bentuk dari sprinkler 180° dapat dilihat
pada Gambar 3.

Gambar 2. Sprinkler 360°


Penyiraman dilakukan selama 3 menit
karena jaringan irigasi yang dibuat terintegrasi
dengan sistem control otomatisasi sehingga
memungkinkan pompa air akan mati sendiri
apabila sudah menyala selama 1 menit. Berikut
Gambar 1. Sprinkler 180° adalah hasil pengujian kecepatan debit sprinkler
Penyiraman dilakukan selama 3 menit 360° yang ditampilkan pada Tabel 2.
karena jaringan irigasi yang dibuat terintegrasi Tabel 1. Hasil Pengukuran Kecepatan Debit
dengan sistem control otomatisasi sehingga Sprinkler 360°
memungkinkan pompa air akan mati sendiri Hasil Pengukuran Debit Air Sprinkler 360° Selama 3 Menit
apabila sudah menyala selama 1 menit. Berikut Jenis Sampel 1 2 3 4 5 rata – rata Q(l/Jam)
adalah hasil pengujian kecepatan debit sprinkler D 95 110 98 37 223 112,6 2,252
360° E 80 80 119 55 225 111,8 2,236
180° yang ditampilkan pada Tabel 1
F 40 65 54 40 290 97,8 1,956
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kecepatan Debit
Evaluasi Kinerja Jaringan sprinkler tergolong tinggi atau keseragaman yang
baik apabila persentasinya lebih dari 85%
Evaluasi sprinkler terdiri dari perhitungan (Prastowo, 2011). Nilai koefisien yang kecil
koefisien keseragaman (CU) dan keseragaman menunjukkan bahwa sistem irigasi tersebut kurang
distribusi air (DU). Perhitungan koefisien baik dalam pemberian air yang seragam ke
keseragaman dan keseragaman distribusi air tanaman karena akan menyebabkan tanaman
dilakukan untuk mengetahui efesiensi irigasi dan menerima air dalam jumlah yang tidak sama.
melihat sejauh mana distribusi air dapat Dengan nilai tertinggi yang didapat adalah 18,35.
tertampung. Air yang tertampung atau yang Hasil yang kurang optimal ini dikarenakan waktu
didapatkan oleh tanaman di lahan tergantung penyiraman yang kurang lama yaitu hanya 1 menit
kepada perhitungan koefisien keseragaman dan untuk sekali penyiraman. Oleh karena itu pada
keseragaman distribusi air. Perhitungan koefisien saat pengujian, penguji perlu menekan 3 kali agar
keseragaman dan keseragaman distribusi mendapatkan waktu 3 menit untuk penyiraman
dilakukan pada suatu demplot dengan 2 plot dan dan ternyata penyiraman selama 3 menit pun
perplotnya terdapat 3 unit sprinkler sehingga masih kurang efisien.
jumlah sprinkler yang digunakan 6 unit sprinkler
dan setiap 1 unit sprinkler digunakan untuk Pengaruh Kinerja Sprinkler Terhadap
menyirami 5 tanaman. Pertumbuhan Tanaman
Evaluasi kinerja sprinkler dipengaruhi oleh
tekanan air, kecepatan angin dan lama waktu Hubungan antara pertumbuhan tinggi
tanaman (X1) dan pertambahan jumlah daun (X2)
penyiraman Semakin tinggi tekanan air maka
pada terhadap debit air irigasi sprinkler (Y)
semakin tinggi pula debit air yang dihasilkan. dihitung menggunakan uji F. Uji F digunakan untuk
Namun, setiap nozzle memiliki batas tertentu melihat pengaruh debit air terhadap pertambhan
tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman selada.
sehingga saat mencapai batas maksimal maka
Analisis uji F menggunakan aplikasi SPSS 23.00
tidak akan merubah debit air yang dihasilkan, debit for windows. Penentuan hasil uji dapat dilakukan
air yang dihasilkan akan sesuai dengan batas dengan membandingkan nilai signifikan (Sig) atau
dengan cara membandingkan nilai F hitung dan F
maksimal pada sprinkler. Apabila tekanan air
table. Adapun hipotesis sementara yang dapat
terlalu tinggi dan melewati batas maksimal diambil adalah:
sprinkler maka air yang keluar akan menjadi 1. Jika nilai sig. < 0.05 maka hipotesis
butiran yang halus dan mudah terbawa angin. diterima, yaitu pertumbuhan tinggi
tanaman dan jumlah daun secara
Adapun hasil evaluasi kinerja sprinkler dapat simultan berpengaruh terhadap debit air.
dilihat pada Tabel 3. 2. Jika nilai sig. > 0.05 maka hipotesis
Tabel 2. Hasi Evaluasi Kinerja Sprinkler ditolak, yaitu pertumbuhan tinggi
tanaman dan jumlah daun secara
Tipe
Sampel Cu Du simultan tidak berpengaruh terhadap
Springkler
debit air.
A 4,15% 94%
180° B 29,05% 70%
C 15,18% 83% Analisis Uji F Pada Sprinkler A
D 13,15% 85%
360° E 13,68% 85% Tabel dibawah menyajikan hasil
F 18,35% 80% Perhitungan menggunakan SPSS pada setiap
sprinkler A
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan Tabel 3. Hasil Analisis Uji F Sprinkler A
hasil CU yang kurang optimal karena efesiensi
Sum of Mean Dapat dilihat pada gambar berikut bahwa
Model df F Sig.
Squares Square tekanan air akan terlebih dahulu mengalir ke
Regression 12680,200 2 6340,100 22,603 .042b
Sprinkler A 180° sehingga menyebabkan
Residual 561,000 2 280,500
pengaruh yang signifikan dalam proses pengairan
Total 13241,200 4
dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Hasil Output SPSS pada table 4
Sedangkan untuk sprinkler B berada disebelah
menunjukan nilai signifikan 0.042 < 0.05, maka
Sprinkler A yang mendapat aliran air yang kurang
hipotesis diterima, yaitu pertumbuhan tinggi
maksimal sehingga kecepatan tidak terlalu
tanaman dan jumlah daun secara simultan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan
berpengaruh terhadap debit air.
hipotesis pun ditolak.
Analisis Uji F Pada Sprinkler B
SIMPULAN
Tabel dibawah menyajikan hasil Perhitungan
menggunakan SPSS pada setiap sprinkler B 1. Kinerja sistem irigasi curah yang
diterapkan oleh PT. Sun Farm diharapkan
Tabel 4. Hasil Analisis Uji F Pada Sprinkler B
sudah optimal, namun setelah dilakukan
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. pengujian ternyata hasil menunjukan
Regression 149,067 1 149,067 0,251 .651b kinerja sistem irigasi curah masih belum
Residual 1778,933 3 592,978 optimal berdasarkan koefisien
Total 1928,000 4 keseragaman
Hasil Output SPSS pada table 5 2. Kecepatan debit sprinkler semua sprinkler
menunjukan sig 0.651 > 0.05 maka hipotesis diharapkan berpengaruh terhadap
ditolak, yaitu pertumbuhan tinggi tanaman dan pertumbuhan tanaman, namun setelah
jumlah daun secara simultan tidak berpengaruh dilakukan pengujian ternyata sebagaian
terhadap debit air. besar dari springkler yang digunakan
Hasil dari analisis SPSS tersebut dalam demplot belum berpengaruh secara
menunjukkan bahwa hipotesis Sprinkler A diterima signifikan
yang artinya adanya pengaruh kecepatan debit air 3. Sistem irigasi PT. Sun Farm diharapkan
terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan sudah optimal secara keseluruhan namun
untuk hasil analisis SPSS yang dilakukan pada berdasarkan hasil evaluasi keseluruhan,
Sprinkler B menunjukkan bahwa hipotesis ditolak ternyata penerapan sistem irigasi PT. Sun
maka artinya tidak ada pengaruh kecepatan debit Farm masih belum optimal
terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini
dikarenakan Sprinkler A terdapat di bagian depan SARAN
dari jaringan irigasi sehingga menyebabkan
Sprinkler A mendapat aliran air terlebih dahulu. 1. Sebaiknya agar kinerja sistem irigasi
Gambar 5 menunjukkan denah struktur jaringan berkerja secara optimal, maka teknologi
irigasi di demplot irigasi sprinkler. otomatisasi penyiraman di PT. Sun Farm
perlu disetting ulang agar dapat melalukan
penyiraman lebih lama.

2. Agar terdapat pengaruh yang signifikan


dari kecepatan debit terhadap
pertumbuhan tanaman maka sebaiknya
irigasi sprinkler diterapkan di lahan terbuka
dengan luas yang cukup sehingga
penggunaan air dapat dilakukan secara
Gambar 3. Denah Jaringan Instalasi Irigasi Tetes
optimal dan tidak banyak terbuang
3. Selain memperbaiki sistem otomatisasi dan
penggunaan lahan yang cukup luas, PT.
Sun Farm perlu menggunakan naungan
dalam budidaya selada sehingga tanaman
tidak terganggu faktor lain maka secara
keseluruhan penerapan irigasi akan
menjadi optimal.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2016). Produksi


Hortikultura Tanaman Sayuran dan Buah
Semusim Jawa Barat 2016. Bandung:
Badan Pusat Statistik Jawa Barat.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2012). Volume


Impor dan Ekspor Sayuran Tahun 2012.
BPS, Jakarta: diolah Direktorat Jenderal
Hortikultura.

Prastowo, Dedi Asep. 2011. Topik Kuliah Irigasi


Curah.
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/pdf/
Topik%2011%20kuliah%20irigasi%20cura
h%20-dediasep-prastowo.pdf. (Diakses 31
Juli 2021)

Priyonugroho, Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air


Irigasi (Studi Kasus pada Daerah irigasi
Sungai Air Keban Daerah Kabupaten
Empat Lawang). Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan, Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai