Anda di halaman 1dari 12

PERBEDAAN PENGGUNAAN NOZZLE POLIJET DAN FLAT FAN

PADA KALIBRASI PENYEMPROTAN KNAPSACK SPRAYER

The Difference of Nozzle Polijet and Flat Fan in


Knapsack Sprayer Calibration

Vira Irma Sari1*, Agung Dharma Prasetio2


1Program studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit, Politeknik Kelapa Sawit Citra

Widya Edukasi, Jalan Gapura No.8, Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
vierairma@cwe.ac.id
2Program studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit, Politeknik Kelapa Sawit Citra

Widya Edukasi,Jalan Gapura No.8, Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.


agung.dharma.prasetio@mhs.cwe.ac.id
*) Penulis korespondensi

ABSTRAK

Kegiatan penyemprotan umumnya menggunakan alat semprot knapsack sprayer


yang memiliki nozzle untuk mengubah larutan menjadi butiran semprot. Pemilihan
nozzle harus tepat agar butiran semprot yang dihasilkan sesuai dengan target
penyemprotan. Nozzle polijet dan flat fan adalah dua nozzle yang umumnya digunakan
oleh masyarakat. Kalibrasi kedua nozzle tersebut dibutuhkan agar mengetahui kualitas
dan kuantitas volume semprot yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
perbedaan lebar semprotan, volume semprot dan mendapatkan rekomendasi nozzle yang
tepat berdasarkan hasil kalibrasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari
2021sampai Maret 2021 di areal percobaan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera
Utara. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial yang
terdiri dari dua perlakuan yaitu : P1 (polijet) dan P2 (flat fan). Setiap perlakuan diulang
sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 10 kali percobaan. Data dianalisis menggunakan Uji
T pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nozzle polijet menghasilkan
lebar semprot, flowrate, konsentrasi dan kebutuhan bahan per tangki yang lebih kecil
dibandingkan flat fan, namun menghasilkan volume semprot yang lebih besar.
Berdasarkan hasil perhitungan kalibrasi, nozzle polijet lebih direkomendasikan karena
membutuhkan bahan (herbisida) yang lebih sedikit sehingga aman bagi lingkungan dan
menghemat biaya.

Kata kunci: knapsack sprayer, nozzle, penyemprotan

ABSTRACT

Spraying water generally uses a knapsack sprayer with a nozzle to convert the
solution into spray droplets. The nozzle must be precise so that the resulting spray
droplets match the spraying target. Polyjet nozzles and flat fan are two of the nozzles
commonly used by the farmers. The calibration of the two nozzles is required to
determine the quality and quantity of the spray volume. The purpose of this study was
to determine the difference in spray width, volume and to get the right nozzle
recommendation based on the calibration. This research conducted at experiment
areal in Labuan Batu Sumatera Utara, from January until March 2021. This research
was arranged in non factorial block complete design with two treatments, consist of

Sari, Prasetio, Perbedaan Penggunaan Nozzle…


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682 1
P1 (Polijet) and P2 (Flat Fan). Each of treatments replicated five times, so there were
10 trials. The data was analyzed by T Test. The results showed that the polyjet nozzle
produced smaller spray width, flowrate, concentration and material requirements per
tank than the flat fan, but produced a larger spray volume. Polyjet nozzle is
recommended because it requires less herbicide, so it is safe for environment and
saves costs.

Keywords: knapsack sprayer, nozzle, spraying

PENDAHULUAN sedangkan dengan jumlah 455,40 gulma


Keberadaan gulma pada areal mampu mencapai 578,20 cm. Besarnya
budidaya tanaman menimbulkan kerugian atau kehilangan hasil akibat
beragam dampak negatif bagi tanaman gulma dapat berbeda-beda tergantung
utama. Gulma dapat menyebabkan jenis tanaman, jenis gulma dan faktor-
terjadinya persaingan atau kompetisi faktor yang mempengaruhinya (Chozin,
dengan tanaman utama dalam hal 2006).
pengambilan air, unsur hara, cahaya dan Populasi gulma yang menyebab-
ruang lingkup, serta pengeluaran kan dampak negatif tersebut membuat
senyawa kimiawi oleh gulma beracun perlunya dilaksanakan kegiatan
(Moelyandani & Setiyono, 2020). Gulma pengendalian gulma. Jenis pengendalian
juga dapat menyebabkan penurunan gulma yang umumnya dilakukan adalah
kuantitas dan kualitas hasil panen secara manual dan kimia. Pengendalian
(Kilkoda, 2015). Hasil penelitian secara manual memerlukan tenaga kerja
Christia et al. (2016) melaporkan bahwa yang banyak dan waktu pengerjaan yang
bobot kering tajuk dan jumlah polong lama, sedangkan secara kimia dapat
kedelai pada perlakuan bebas gulma dilakukan lebih cepat dan efektif. Hayata
menunjukkan nilai yang tertinggi et al., (2016) melaporkan bahwa
dibandingkan perlakuan dengan pengendalian gulma secara kimia lebih
kehadiran gulma. Sari et al., (2018) juga efektif menekan pertumbuhan gulma
melaporkan bahwa jumlah gulma yang karena daya tumbuh kembali gulma
tumbuh di piringan dapat mempengaruhi lebih kecil, sedangkan secara manual
pertumbuhan tinggi tanaman kelapa walaupun dapat mencabut gulma secara
sawit, tanaman yang memiliki jumlah langsung namun gulma mudah tumbuh
gulma 647,40 gulma menghasilkan kembali.
tinggi kelapa sawit sebesar 531,40 cm,

2
Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 1 Juni 2021
Pengendalian secara kimia semprot dari larutan bahan kimia
dilakukan menggunakan alat semprot (herbisida) mengenai tanaman utama.
yaitu knapsack sprayer. Alat ini terdiri Pengendalian secara kimia
dari beberapa bagian yaitu nozzle, stik menggunakan knapsack sprayer ini
nozzle, tangki, pompa dan selang. diperhatikan aplikasinya agar tidak
Nozzle menjadi salah satu bagian berlebihan dalam penggunaan bahan
terpenting dari knapsack sprayer, karena kimia (herbisida) dan air, yang dapat
alat ini yang akan mengubah dan menurunkan kualitas lahan. Oleh karena
mengeluarkan larutan herbisida menjadi itu, perlu dilakukannya kalibrasi
butiran semprot. Nozzle yang beredar di penyemprotan. Kalibrasi adalah kegiatan
pasaran terdiri dari beragam jenis, dua memperoleh nilai kebenaran dari suatu
diantaranya adalah jenis polijet dan flat alat ukur dan ketidakpastiannya
fan. Umumnya saat membeli knapsack (Darmawan & Istirohah, 2016). Pada
sprayer, terdapat salah satu dari kedua kegiatan penyemprotan herbisida, hasil
nozzle tersebut dalam kemasan. kalibrasi penyemprotan akan
Nozzle polijet dan flat fan menunjukkan kondisi alat, kebutuhan
masing-masing memiliki perbedaan air, konsentrasi herbisida dan kebutuhan
lebar, curah (flowrate) dan pola semprot herbisida per tangki knapsack sprayer.
yang berbeda. Nozzle polijet memiliki Hasil kalibrasi penyemprotan
lebar semprot 0,4 sampai 2 m, flowrate dapat berbeda-beda tergantung dari jenis
sekitar 0,60 sampai 3,39 liter/menit, dan nozzle yang digunakan. Informasi hasil
pola semprot berbentuk garis atau sedikit kalibrasi yang berbeda akan
bergelombang (Spraytrac, 2021). Nozzle mempengaruhi kebutuhan herbisida dan
flat fan memiliki lebar semprot 50 cm air yang diperlukan Oleh karena itu,
sampai 2 m, flowrate 0,23 sampai 3,46 penelitian ini dilakukan untuk melihat
liter/menit, dan pola semprot berbentuk perbedaan hasil kalibrasi penyemprotan
oval atau kipas (Spraytrac, 2021; menggunakan knapsack sprayer dengan
Junchongmarketing, 2021). Karakteristik dua jenis nozzle, yaitu polijet dan flat
setiap nozzle tersebut perlu disesuaikan fan. Penggunaan herbisida dan air yang
dengan kondisi lahan yang akan tepat akan menghemat bahan dan
disemprot, untuk menghindari butiran menjaga lingkungan dari pencemaran.

Sari, Prasetio, Perbedaan Penggunaan Nozzle…


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682 3
Tujuan penelitian ini adalah (1) sehingga terdapat 10 kali percobaan. Data
mengetahui perbedaan lebar semprotan dianalisis menggunakan Uji T taraf 5%.
nozzle polijet dan flat fan pada kalibrasi
penyemprotan knapsack sprayer, (2) Prosedur Percobaan
mengetahui perbedaan hasil kalibrasi Prosedur percobaan terdiri dari
volume semprot menggunakan nozzle persiapan alat dan bahan, pemasangan
polijet dan flat fan, (3) mendapatkan nozzle, pengukuran lebar semprot,
rekomendasi nozzle yang tepat untuk pengukuran flowrate, pengukuran
kegiatan penyemprotan herbisida sesuai kecepatan jalan, dan perhitungan volume
dengan hasil kalibrasi penyemprotan. semprot.
• Persiapan Alat dan Bahan
BAHAN DAN METODE Alat dan bahan dipersipakan satu
Waktu dan Tempat hari sebelum percobaan lapangan
Penelitian ini dilaksanakan mulai dimulai. Alat knapsack sprayer dipasang
bulan Januari 2021 sampai Maret 2021 di sesuai dengan instruksi yang ada di buku
areal percobaan Kabupaten Labuhan Batu petunjuk, dan dipastikan semua bagian
Selatan, Provinsi Sumatera Utara. terpasang dengan benar. Spesifikasi alat
Alat dan Bahan knapsack sprayer terdapat pada Gambar 1.
Alat-alat yang digunakan adalah • Persiapan Areal
knapsack sprayer (merk dagang Solo), Areal yang dipilih untuk
nozzle polijet, nozzle flat fan, meteran, pelaksanaan kalibrasi penyemprotan
wadah teko plastik, stopwatch dan alat adalah areal dengan topografi datar dan
tulis. Bahan-yang digunakan adalah air. populasi gulma sedang.
Metode Penelitian • Pemasangan Nozzle
Penelitian ini disusun dalam Nozzle dipasang di stik knapsack
rancangan acak kelompok (RAK) non sprayer dan dipastikan sudah kuat
faktorial yang terdiri dari dua perlakuan terpasang dan posisinya benar. Handle
yaitu: P1 (kalibrasi penyemprotan dengan kran ditekan untuk memastikan air bisa
nozzle polijet) dan P2 (kalibrasi keluar dari nozzle yang terpasang.
penyemprotan dengan nozzle flat fan). Spesifikasi nozzle yang digunakan dapat
Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, dilihat pada Gambar 2.

4
Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 1 Juni 2021
Gambar 1. Spesifikasi knapsack sprayer

a. Nozzle Polijet b. Nozzle Flat Fan


Gambar 2. Spesifikasi nozzle

• Pengukuran Lebar Semprot (meter, m) jumlah air yang keluar. Air harus
Lebar semprot setiap nozzle dipastikan keluar selama satu menit dari
diukur dengan menyemprotkan larutan air knapsack sprayer.
dan mengukur lebar yang ditunjukkan • Pengukuran Kecepatan Jalan (meter/
dari larutan tersebut. Tinggi stik saat menit) dan Aplikasi Penyemprotan
menyemprotkan larutan adalah 50 cm di Kedua Nozzle
atas permukaan tanah. Kecepatan jalan diukur bersamaan
• Pengukuran Flowrate (liter/menit) dengan aplikasi atau pelaksanaan
Flowrate diukur dengan cara kegiatan penyemprotan menggunakan
menyemprotkan larutan air ke dalam kedua nozzle. Penyemprotan dilakukan
wadah selama satu menit dan menghitung dengan cara penyemprot memompa

Sari, Prasetio, Perbedaan Penggunaan Nozzle…


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682 5
knapsack sprayer sebanyak 8 kali yang berhasil disemprot selama satu
(tekanan 1 bar), kemudian menekan tuas menit kemudian diukur dan menjadi nilai
stik (handle kran), larutan air akan keluar kecepatan jalan.
dari nozzle. Penyemprot kemudian • Perhitungan Volume Semprot
berjalan dengan kecepatan standar (tidak (liter/ha)
boleh terlalu cepat atau lambat, Data lebar semprot, flowrate dan
disesuaikan dengan keadaan lahan atau kecepatan jalan yang sudah didapatkan
populasi gulma) selama satu menit. Air dimasukkan ke rumus perhitungan
harus dipastikan keluar selama satu menit volume semprot, untuk mengetahui
dari knapsack sprayer, dan pemompaan jumlah air yang diperlukan. Rumus
harus terus dilakukan agar air tetap keluar volume semprot yang digunakan adalah
dari knapsack sprayer. Panjang lahan sebagai berikut:

Volume semprot = Luas lahan x Flowrate_____


Lebar Semprot x Kecepatan Jalan

Keterangan = Luas lahan (10.000 m2)


Flowrate (liter/ha)
Lebar semprot (m)
Kecepatan jalan (m/menit)

• Perhitungan Konsentrasi
Konsentrasi bahan yang digunakan aktif dan dosis ini berdasarkan bahan
dihitung menggunakan rumus berikut ini. aktif yang umumnya digunakan petani,
Dosis anjuran yang digunakan pada dan dosis anjuran yang efektif menekan
perhitungan ini adalah dosis bahan aktif pertumbuhan gulma berdasarkan hasil
Glifosat yaitu 3 liter/ha. Pemilihan bahan penelitian Nurjannah (2003).

Konsentrasi bahan = __ Dosis Anjuran__ x 100%


Volume Semprot

6
Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 1 Juni 2021
Perhitungan Kebutuhan Bahan per dengan hasil konsentrasi dan kapasitas
Tangki tangki. Kapasitas tangki yang digunakan
Kebutuhan bahan per tangki pada percobaan ini adalah 15 liter. Rumus
adalah jumlah bahan kimia (herbisida) kebutuhan bahan per tangki adalah
yang ditambahkan ke tangki sesuai sebagai berikut:

Kebutuhan bahan per tangki = Konsentrasi x Kapasitas tangki

Parameter Pengamatan Parameter pengamatan yang diamati


adalah lebar semprot, flowrate, volume
semprot, konsentrasi dan kebutuhan
bahan per tangka.
Lebar semprot yang dihasilkan
HASIL DAN PEMBAHASAN dari nozzle flat fan adalah 1,22 m, hal ini
Keadaan Umum menunjukkan bahwa nozzle flat fan tepat
Kondisi areal percobaan adalah dipakai pada lahan atau areal yang tidak
memiliki topografi datar dan populasi dekat ke tanaman. Jarak areal
gulma sedang. Percobaan kecepatan jalan penyemprotan ke tanaman harus berjarak
yang telah dilakukan mendapatkan nilai minimal 1,5 m agar tanaman tidak
rata-rata sebesar 20,46 meter/menit. Nilai terpapar herbisida. Sedangkan, nozzle
kecepatan jalan ini yang digunakan untuk polijet memiliki lebar semprot yang lebih
menghitung rumus volume semprot. pendek yaitu 1,11 m.
Informasi mengenai lebar semprot
Lebar Semprot nozzle ini penting untuk diketahui agar
Penggunaan dua jenis nozzle penyemprot menyesuaikan dengan areal
tidak berpengaruh nyata terhadap lebar yang akan disemprot. Apabila ingin
semprotan yang dihasilkan. Berdasarkan menyemprot gulma yang berada dekat ke
hasil pengukuran, lebar semprot terlebar tanaman maka bisa memilih nozzle yang
terdapat pada nozzle flat fan. Pengaruh memiliki lebar semprot yang pendek,
dua jenis nozzle knapsack sprayer agar tanaman utama tidak terpapar
terhadap lebar semprot dapat dilihat pada larutan semprot. Supawan dan Hariyadi
Tabel 1. (2014) menyatakan bahwa salah satu
pertimbangan penting dalam pemakaian

Sari, Prasetio, Perbedaan Penggunaan Nozzle…


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682 7
herbisida pada tanaman adalah herbisida flowrate tinggi atau rendah dapat
tidak merusak tanaman budidaya. Oleh dilakukan dengan melihat ketersediaan
karena itu, pemilihan alat semprot dan air di lapangan, apabila ketersediaan air
nozzle perlu teliti agar larutan herbisida sedikit sebaiknya menggunakan nozzle
tidak mengenai tanaman utama. yang memiliki flowrate rendah. Hal ini
dikarenakan air sebagai pelarut utama
Flowrate menjadi salah satu faktor terpenting
Parameter flowrate menunjukkan dalam kegiatan penyemprotan.
nilai yang berpengaruh nyata dengan
penggunaan kedua jenis nozzle. Flowrate Volume Semprot
tertinggi terdapat pada perlakuan nozzle Penggunaan kedua jenis nozzle
flat fan dan berbeda nyata dengan nozzle berpengaruh nyata terhadap volume
polijet. Pengaruh dua jenis nozzle semprot knapsack sprayer. Volume
knapsack sprayer terhadap flowrate dapat semprot terbanyak terdapat pada nozzle
dilihat pada Tabel 2. polijet dan berbeda nyata dengan nozzle
Flowrate merupakan jumlah air flat fan. Pengaruh dua jenis nozzle
yang keluar dari nozzle, semakin besar knapsack sprayer terhadap volume
volume air yang keluar dari nozzle maka semprot dapat dilihat pada Tabel 3.
semakin banyak bahan aktif yang Volume semprot adalah jumlah
diterima target sasaran (gulma). air yang dibutuhkan untuk melakukan
Prabaningrum (2017) menyatakan bahwa penyemprotan pada suatu luas lahan.
semakin banyak jumlah butiran semprot Pada penelitian ini digunakan luas lahan
yang menutup bidang sasaran maka sebesar 1 ha. Kalibrasi penyemprotan
keberhasilan penyemprotan juga semakin menggunakan nozzle polijet mem-
besar. butuhkan 319,90 liter air untuk
Flowrate yang tinggi juga menyemprot lahan 1 ha. Hasil ini sejalan
menandakan kebutuhan air yang semakin dengan nilai lebar semprot nozzle polijet
banyak. Candrago et al., (2018) yang menghasilkan lebar semprot lebih
menyatakan bahwa semakin besar rendah dibandingkan nozzle flat fan.
flowrate suatu nozzle maka akan semakin Lebar semprot yang rendah akan
besar kebutuhan larutan yang digunakan. membutuhkan volume semprot yang
Penentuan pemilihan nozzle dengan lebih banyak, untuk memastikan semua

8
Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 1 Juni 2021
target semprot (gulma) terkena larutan. dikendalikan. Namun, dalam pelaksanaan
Candrago et al.(2018) menyatakan bahwa di lapangan harus melihat ketersediaan
semakin besar nilai lebar semprot maka air di lapangan. Prabaningrum (2017)
semakin kecil volume semprot dan menyatakan kurangnya volume semprot
volume larutan yang dibutuhkan. akan menyebabkan butiran semprot tidak
Volume semprot yang tinggi juga tesebar secara merata sehingga
lebih direkomendasikan karena larutan pengendalian organisme pengganggu
akan tersebar merata ke permukaan tamanan akan kurang efektif.
gulma, sehingga bisa lebih cepat

Tabel 1. Pengaruh dua jenis nozzle knapsack sprayer terhadap lebar semprot
Perlakuan Lebar semprot (m)
P1 : Nozzle Polijet 1,10
P2 : Nozzle Flat Fan 1,22

Tabel 2. Pengaruh dua jenis nozzle knapsack sprayer terhadap flowrate


Perlakuan Flowrate (liter/menit)
P1 : Nozzle Polijet 0,72 b
P2 : Nozzle Flat Fan 0,89 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan nilai yang
berbeda nyata berdasarkan uji T 5%.

Volume Semprot sebesar 1 ha. Kalibrasi penyemprotan


Penggunaan kedua jenis nozzle menggunakan nozzle polijet membutuh-
berpengaruh nyata terhadap volume kan 319,90 liter air untuk menyemprot
semprot knapsack sprayer. Volume lahan 1 ha. Hasil ini sejalan dengan nilai
semprot terbanyak terdapat pada nozzle lebar semprot nozzle polijet yang
polijet dan berbeda nyata dengan nozzle menghasilkan lebar semprot lebih rendah
flat fan. Pengaruh dua jenis nozzle dibandingkan nozzle flat fan. Lebar
knapsack sprayer terhadap volume semprot yang rendah akan membutuhkan
semprot dapat dilihat pada Tabel 3. volume semprot yang lebih banyak,
Volume semprot adalah jumlah untuk memastikan semua target semprot
air yang dibutuhkan untuk melakukan (gulma) terkena larutan. Candrago et al.
penyemprotan pada suatu luas lahan. (2018) menyatakan bahwa semakin besar
Pada penelitian ini digunakan luas lahan nilai lebar semprot maka semakin kecil

Sari, Prasetio, Perbedaan Penggunaan Nozzle…


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682 9
volume semprot dan volume larutan yang di lapangan harus melihat ketersediaan
dibutuhkan. air di lapangan. Prabaningrum (2017)
Volume semprot yang tinggi juga menyatakan kurangnya volume semprot
lebih direkomendasikan karena larutan akan menyebabkan butiran semprot tidak
akan tersebar merata ke permukaan tesebar secara merata sehingga
gulma, sehingga bisa lebih cepat pengendalian organisme pengganggu
dikendalikan. Namun, dalam pelaksanaan tamanan akan kurang efektif.

Tabel 3. Pengaruh dua jenis nozzle knapsack sprayer terhadap volume semprot
Perlakuan Volume Semprot (liter/ha)
P1 : Nozzle Polijet 319,90b
P2 : Nozzle Flat Fan 357,87a
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan nilai yang
berbeda nyata berdasarkan uji T 5%.

Tabel 4. Pengaruh dua jenis nozzle knapsack sprayer terhadap konsentrasi


Kebutuhan Bahan
Perlakuan Konsentrasi (%)
per Tangki (milliliter)
P1 : Nozzle Polijet 0,93a 140,87a
P2 : Nozzle Flat Fan 0,84b 126,68b
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan nilai
yang berbeda nyata berdasarkan uji T 5%.

Konsentrasi dan Kebutuhan Bahan Konsentrasi dan kebutuhan bahan


per Tangki atau herbisida yang rendah dapat
Penggunaan dua nozzle knapsack menghemat penggunaan dan biaya
sprayer berpengaruh nyata terhadap hasil pembelian herbisida. Bila dilihat dari segi
perhitungan kalibrasi konsentrasi dan dampak terhadap lingkungan,
kebutuhan bahan per tangki yang akan penggunaan herbisida yang sedikit juga
digunakan. Konsentrasi dan kebutuhan akan mengurangi resiko pencemaran.
bahan terendah terdapat pada nozzle Flat Kebutuhan herbisida yang sedikit namun
Fan yaitu 0,84% dan 126,68 mililiter dan tetap dapat mengoptimalkan
berbeda nyata dengan nozzle polijet. pengendalian gulma menjadi hal yang
Pengaruh dua jenis nozzle knapsack selalu ingin dicapai pada kegiatan
sprayer terhadap konsentrasi dapat dilihat penyemprotan. Konsentrasi dan dosis
pada Tabel 4. herbisida yang tepat serta sesuai kalibrasi

10
Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 1 Juni 2021
akan efektif mengendalikan gulma dengan dosis yang lebih rendah akan
sasaran, namun apabila berlebihan akan membunuh tumbuhan tertentu dan tidak
merusak dan mematikan tanaman di merusak tumbuhan lainnya. Hal ini akan
sekitarnya dan menyebabkan kerusakan berdampak baik bagi tanaman utama di
lingkungan (Prasetio, 2017). Sembiring sekitar gulma, karena tidak akan terpapar
(2019) juga menyatakan bahwa herbisida bahan aktif yang mematikan.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Nozzle polijet menghasilkan lebar Candrago, D., A.T. Soejono., Hanggar,
G.M. 2018. Uji efektivitas dan
semprot yang lebih kecil dibandingkan
efisiensi penggunaan beberapa
nozzle flat fan. Berdasarkan hasil tipe nozzle pada lahan datar dan
bergelombang. Jurnal Agromast.
kalibrasi volume semprot, nozzle flat fan
3(1): 1-9.
memiliki nilai volume semprot yang Chozin, M.A. 2006. Peran Ekofisiologis
Tanaman Dalam Pengembangan
lebih tinggi dibandingkan polijet, namun
Teknologi Budidaya Pertanian.
memiliki nilai konsentrasi dan kebutuhan Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap
Ilmu Agronomi. Faperta IPB.
bahan per tangki yang lebih rendah. Jika
114 hlm
dilihat berdasarkan dampak terhadap Christia, A., Dad, R.J.S., Kuswanta, F.H.
2016. Pengaruh jenis dan tingkat
lingkungan, maka nozzle flat fan lebih
kerapatan gulma terhadap
direkomendasikan karena penggunaan pertumbuhan dan produksi
kedelai (Glycine max [l]. Merr).
herbisida (bahan aktif kimia) yang lebih
Jurnal Agrotek Tropika. 4(1): 22-
sedikit namun memerlukan jumlah air 28.
Darmawan, Istirohah, T. 2016. Analisis
yang lebih banyak. Pemilihan nozzle
ketidakpastian hasil kalibrasi
yang digunakan dapat disesuaikan lagi timbangan dan mistar terhadap
keberterimaan pengujian
dengan keadaan lahan budidaya di
gramatur kertas. Jurnal Selulosa.
lapangan, ketersediaan air dan populasi 6(2): 95-104.
Hayata, Araz, M., Tari, R. 2016. Uji
gulma. Saran yang dianjurkan pada
efektivitas pengendalian gulma
penelitian selanjutnya dapat dilihat secara kimiawi dan manual pada
lahan replanting karet (Hevea
pengaruh beberapa jenis nozzle terhadap
brasiliensis Muell. Arg.) di
hasil semprotannya pada permukaan Dusun Suka Damai Desa Pondok
Meja Kabupaten Muaro Jambi.
gulma.
Jurnal Media Pertanian. 1(1): 36-
44.
Junchongmarketing. 2021. Standard Fan
Nozzle Tips for Agriculture

Sari, Prasetio, Perbedaan Penggunaan Nozzle…


https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682 11
Spraying. Internet. Diunduh pada pengendalian gulma di tanaman
22 Maret 2021. Tersedia pada karet (Hevea brasiliensis Muel.
https://www.junchongmarketing. Arg.) belum menghasilkan.
com/standard-fan-nozzle. Plantropica Journal of
Kilkoda, A.K., Nurmala, T. Widayat, D. Agricultural Science. 2(2): 100-
2015. Pengaruh keberadaan 107.
gulma (Ageratum conyzoides dan Sari, V.I., Putra, P.G., Paruhum, H. 2018.
Borreria alata) terhadap Pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan hasil tiga tanaman kelapa sawit (Elaeis
ukuran varietas kedelai (Glycine guineensis Jacq.) dengan
max L. Merr) pada percobaan pot pemberian bioherbisida Saliara
bertingkat. Jurnal Kultivasi. (Lantana camara) sebagai
14(2): 1-9. metode alternatif pengendalian
Moelyandani, D.Q., Setiyono. 2020. gulma. Jurnal Agrosintesa. 1(2):
Kompetisi beberapa jenis gulma 52-60.
terhadap pertumbuhan beberapa Supawan, I.G., Hariyadi. 2014.
varietas tanaman tebu Efektivitas herbisida IPA-
(Saccharum officinarum L.). Glifosat 486 SL untuk
Jurnal Proteksi Tanaman Tropis. pengendalian gulma pada
1(1): 21-26. budidaya tanaman karet (Hevea
Nurjannah, U. 2003. Pengaruh dosis brasiliensis Muell. Arg) belum
herbisida Glifosat dan 2,4-D menghasilkan. Buletin Agrohorti.
terhadap pergeseran gulma dan 2(1): 95-103.
tanaman kedelai tanpa olah Sembiring, D.S.P.S., Sebayang, N.S.
tanah. Jurnal Ilmu-Ilmu 2019. Uji efikasi dua herbisida
Pertanian Indonesia. 5(1): 27-33. pada pengendalian gulma di
Prabaningrum, L. 2017. Pengaruh arah lahan sederhana. Jurnal
pergerakan nozzle dalam Pertanian. 10(2): 61-69.
penyemprotan pestisida terhadap Spraytrac. 2021. Nozzle Polijet (AN).
liputan dan distribusi butiran Internet. Diunduh pada 22 Maret
semprot dan efikasi pestisida 2021. Tersedia pada
pada tanaman kentang. Jurnal https://spraytrac.com/products/30
Hortikultura. 27(1): 113-126. an.
Prasetio, A.A., Karuniawan, P.W. 2017.
Efikasi tiga jenis herbisida pada

12
Jurnal Pertanian Presisi Vol. 5 No. 1 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai