Anda di halaman 1dari 6

ISBN: 978-602-72245-1-3

Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education


Makassar, 26 Agustus 2016
M

Isolasi Dan Karakterisasi


asi Jamur Patogen Pada Tanaman Murbei
urbei (Morus sp.)
di Persemaian
RAMDANA SA SARI1 DAN C. ANDRIYANI PRASETYAWA ATI1
1
Balai Penelitian dan Pen anan Makassar,
engembangan Lingkungan Hidup dan Kehutan
Sulawesi Selatan
eemail : ramdana_sari@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tanaman murbei (Morus sp) m a. Pengembangan sutera
merupakan makanan pokok bagi ulat sutera.
salah satunya tergantung pada hasi urbei biasanya dilakukan
hasil dan kualitas daun murbei. Budidaya murbe
dengan stek. Penanaman stek te danya serangan penyakit
terkadang mengalami kegagalan karena adan
yang disebabkan oleh jamur pat ngetahui jamur patogen
patogen. Penelitian ini bertujuan untuk menge
penyebab penyakit layu pada st oratorium Mikrobiologi,
stek murbei. Penelitian dilakukan di Labora
Balai Penelitian dan Pengemba bangan Lingkungan Hidup dan Kehutanann Makassar. Penelitian
menggunakan metode isolasi dan karakterisasi jamur patogen dengan perlakuakuan awal sampel daun
dicuci dengan aquades (DC), bata batang yang tidak dicuci
batang yang dicuci dengan aquades (BC) dan ba
dengan aquades (BT). Hasil pene ndapatkan jamur patogen
nelitian menunjukkan semua perlakuan menda
sasi jamur patogen pada murbei mengarah pada ciri-ciri jenis jamur
jenis Fusarium. Hasil karakterisa
Fusarium oxysporum dan F. Solani
Solani.

Kata kunci : Fusarium, jamur,, mur


murbei, penyakit

PENDAHULUAN persemaian. Penyakit yyang disebabkan oleh


Kegiatan persuteraan alamm tidak bisa jamur biasanya sangatat cepat menular dan
lepas dari budidaya tanaman mur
murbei (Morus menyebar ke tanaman lalain yang sehat. Gejala
sp), sebagai makanan pokok ulat sutera. lah daun murbei mulai
yang ditimbulkan adala
Petani sutera mempunyai lahann khusus untuk kuning, mongering, bbatang juga menjadi
membudidayakan murbei. Tana naman murbei kering yang akhirny nya berdampak pada
masuk dalam genus Morus orus dan famili amur biasa menyerang
kematian tanaman. Jam
Moraceae. Upaya untuk m mendapatkan stek murbei di musimm penghujan pada saat
produksi kokon yang maksimal,l, sa
salah satunya kondisi lembab. Peny nyakit ini bila tidak
dengan pengembangan tanamann murbei yang ditangani dapat mengangakibatkan kegagalan
baik untuk ulat sutera (Setiadi
di dkk, 2011). naman murbei. Penelitian
dalam pembibitan tanam
Peningkatan produksi sutera terg
ergantung pada engetahui jenis jamur
bertujuan untuk menge
hasil dan kualitas daun murbeii ((Kumar dkk, patogen yang menye yerang stek murbei.
2012). Dengan diketahuinyaa jenis jamur yang
Budidaya tanaman mur
urbei dapat menyerang murbei,
m maka
dilakukan dengan menggunakan an stek batang. dapat dilakukan dengan
penanggulangannya dap
Tanaman murbei tidak memerluka
ukan perlakuan tepat.
khusus dalam pembibitanny nnya, namun
terkadang terdapat hama dan pepenyakit yang METODE PENELITIA IAN
menyerang. Salah satu penyeb ebab penyakit Waktu dan Tempatpat Penelitian. Sampel
layu yang banyak menyerang tana
anaman murbei berupa daun dan batangg tanaman murbei yang
adalah jamur patogen. Pada awal terkena jamur patoge gen (ditandai dengan
pertumbuhannya, stek murbei sa sangat rentan bil dari area persemaian
bercak cokelat) diambil
terhadap serangan jamur patogen
ogen iini. Balai Penelitian ddan Pengembangan
Serangan jamur ini dapat mmenyebabkan Lingkungan Hidup dann Kehutanan Makassar.
banyak kematian pada stekk murbei di risasi jamur patogen
Isolasi dan karakterisa
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Tek
eknologi, UIN Alauddin Makassar 63
ISBN: 978-602-72245-1-3
Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education
Makassar, 26 Agustus 2016
M

dilakukan di Laboratorium Mi Mikrobiologi, nkubasi pada suhu kamar


cawan petri dan diinkub
Balai Penelitian dan Pe
Pengembangan selama 5 x 24 jam.
Lingkungan Hidup dan Kehutana nan Makassar. Karakterisasi jamur patogen.
Penelitian ini dilakukan pada bul
bulan Februari kukan melalui pengamatan
Karakterisasi dilakukan
sampai dengan April 2016. makroskopis dengan melihat warna dan
Alat dan Bahan. Alat yan ang digunakan kecepatan buhan
pertumbuha jamur, serta
yaitu gunting stek, plastik sampepel, hot plate, oskopis dengan melihat
pengamatan mikroskop
magnetic stirrer, autoclave, Lam Laminary Air bentuk makrokonidia, a, mikrokonidia, dan
Flow, cawan petri, mikroskop,
oskop, obj
object glass, klamidospora fungi. MorMorfologi koloni fungi
deg glass, pinset, jarum inokula
nokulasi, dan pisau kukan peremajaan isolat
diamati setelah melakuk
preparat. Bahan yang digunakan an yaitu bagian dengan menggunakann media PDA dan
tanaman yang terinfeksi fung ungi patogen diinkubasi pada suh suhu kamar dengan
(bercak cokelat), media PD PDA (Potato pemberian cahaya yan yang cukup. Diameter
Dextrose Agar), aquadest, dann Na
NaCl 0,85%. koloni diukur secara ve vertikal dan horizontal
Pengambilan Sampel. Sam ampel diambil pada hari kelima. B Bentuk karakteristik
secara acak dengan mengam ngambil bagian konidiofor diamati dengan mengambil
tanaman murbei yang terserang ja jamur patogen oni jjamur dari media lalu
sejumlah kecil koloni
yang ditandai dengan adanya be bercak cokelat diletakkan pada objectt gl
glass dan ditambahkan
pada daun dan batang tanaman. n. S
Sampel yang eparat kemudian ditutup
1-2 tetes aquadest. Prep
diambil berupa daun dan batangg m murbei. dengan deg glass.
Isolasi jamur patogen n penyebab
penyakit. Sampel yang tela lah diperoleh HASIL DAN PEMBAH AHASAN
kemudian dipotong dengan ukura
ukuran 5 x 5 cm. Tanaman murbeii yyang terinfeksi fungi
Sampel ada yang dicuci dan ad ada yang tidak patogen di persemaian de dengan ciri-ciri berupa
dicuci dengan aquades steril. S Sampel daun daun yang paling tua beberwarna kuning hingga
yang dicuci dengan aquades (D (DC), sampel cokelat tapi tetap meenempel pada batang
batang yang dicuci aquades (BC) C) dan sampel tanaman serta batang yyang berwarna cokelat
batang yang tidak dicuci (BT BT). Preparat seperti yang tersaji pada Gambar 1, diambil
diinokulasi pada media PDA yang sudah dalam plastik sampel lalu
dan dimasukkan ke dala
ditambahkan chloramphenicol ol di dalam dibawa ke laboratoriu orium untuk dilakukan
togen.
proses isolasi fungi patoge

a b
Gambar 1. a. daun murbei menja batang murbei berwarna
njadi kering karena terinfeksi jamur patogen; b. bata
cokelat akibat infeksi jamur patogen

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Tek


eknologi, UIN Alauddin Makassar 64
ISBN: 978-602-72245-1-3
Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education
Makassar, 26 Agustus 2016
M

Dari hasil isolasi jamur


ur pa
patogen yang jenis fungi. Isolat DC C menghasilkan koloni
menyerang tanaman murbei di persemaian, jamur berwarna hitam m dengan penyebaran
diperoleh 3 jenis jamur yang ng ciri-cirinya miselium yang cepat.. Ha
Hal ini terlihat pada hari
mengarah kepada kelompok Fusa usarium. Jenis ke-5 inkubasi, miseliu lium sudah menutupi
Fusarium yang diperolehh dibedakan semua permukaan agar gar di dalam cawan petri
berdasarkan warna koloni, lajuu pe pertumbuhan (diameter koloni sebesar
sar 9 x 9 cm). Miselium
koloni yang dapat diketahui denga
ngan mengukur pada awalnya terlihathat berwarna putih dan
diameter isolat pada media,, se serta bentuk lama kelamaan berwarn arna hitam. Isolat BT
makrokonidia, mikrokonidi
okonidia, dan memiliki warna koloni oni putih kuning dengan
klamidosporanya. kecepatan pertumbuhan
buhan miselium yang lebih
Pengamatan makroskopiopis koloni rendah dibandingkann ko koloni pada isolat DC
dilakukan pada hari ke-5 inkubankubasi dengan yaitu sebesar 4,8 x 3,1 cm. Sedangkan isolat
melihat perkembangan masing-m -masing isolat, BC menghasilkan koloni oni berwarna putih pink
seperti warna koloni dan lajuu pe pertumbuhan dengan kecepatan per pertumbuhan miselium
koloni. Berdasarkan perbedaan daan morfologi yang lebih rendah diba bandingkan kedua jenis
koloni tersebut, tiap isolat membe
mberikan hasil lainnya, yaitu 3,5 x 3,3 ccm.
koloni yang berbeda, sehinggangga diperoleh 3

.
Gambar 2. A. kenampakan pa da bagian bawah koloni;
pada bagian atas koloni; B. kenampakan pada
solat BT; (3) Isolat BC
(1) Isolat DC; (2) Isol

olat BT; (3) Isolat BC; Mak


Gambar 3. (1) Isolat DC; (2) Isolat = Makrokonidia;; M
Mik = Mikrokonidia;
Kla = Klamidospora

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Tek


eknologi, UIN Alauddin Makassar 65
ISBN: 978-602-72245-1-3
Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education
Makassar, 26 Agustus 2016
M

Karakterisasi mikroskopiss unt


untuk ketiga Permukaan koloni pada da isolat BT berwarna
jenis jamur menunjukkan perbe bedaan bentuk putih dengan dasar kol koloni berwarna kuning.
konidiospora yang merupakann cciri khas dari Untuk isolat BC, pe permukaan koloninya
masing-masing jenis Fusarium.. berwarna putih dan da dasar koloni perwarna
pink. Seperti halnyaa yang diungkapkan
PEMBAHASAN Susetyo (2010) bahwaa umumnya Fusarium
Karakteristik Makroskopi opis. Fusarium memiliki miselium udara yang berwarna putih
merupakan fungi patogen yyang umum dan berubah menjadi di bberbagai warna yang
ditemukan di tanah. Dari hasil sil observasi di dapat dijadikan sebagaigai dasar pengelompokan
persemaian terlihat bahwa m murbei yang (ciri khas) Fusarium.. B Beberapa jenis fungi
terinfeksi organisme patogenn m menunjukkan mengalami perubahann warna miselium dari
daun berwarna kecokelatan waalaupun tetap warna putih menjadi kre krem atau kuning pucat,
menempel pada batang tanaman. an. Selain itu, dan dalam keadaan tert ertentu berwarna merah
batang tanaman juga terliha ihat berwarna keunguan dengan miseli selium yang bersekat dan
cokelat. Nugraheni (2010) menya yatakan bahwa membentuk percabangan an.
indikasi awal dari tahap infeksi eksi Fusarium Laju pertumbuhann koloni untuk ketiga
ditandai dengan terjadinya peruba rubahan warna jenis jamur menunjukkaukkan bahwa jenis jamur
daun yang paling tua (daun un yang dekat pada isolat DC memiliki iki tingkat pertumbuhan
dengan tanah) menjadi kekuni kuningan. Daun yang paling tinggi ddengan lebar koloni
yang terinfeksi akan layu dan mengering, sebesar 9 x 9 cm, diikutkuti jenis BT sebesar 4,8
tetapi tetap menempel pada batabatang tanaman. x 3,1 cm dan jenis BC C sebesar 3,5 x 3,3 cm
Infeksi akan berlanjut ke bagian ian daun yang nkubasi.
pada hari kelima inkubas
lebih muda dan akhirnya tanam naman menjadi Karakteristik Mik ikroskopik. Ciri utama
mati. untuk mengidentifikasi si ffusarium yaitu adanya
Nurwahyuni dkk (2015) saa aat mengamati makrokonidia yang dibe dibentuk dari sporodokia.
anatomi daun cabai rawit it (Capsicum Makrokonidia merupak akan salah satu alat
frutescens L.) yang mengal ngalami bercak reproduksi aseksual yang terletak pada
menyimpulkan bahwa sel-sel pe penyusun daun konidiospora bercaba bang maupun tidak
yang terletak pada area yang ter terkena bercak struktur halus, berbentuk
bercabang, memiliki strukt
kuning kecokelatan mengalami ke kerusakan dan silindris, dibentuk darii ffialid, terdiri dari 2 sel
kematian sehingga menyebabkan bkan dinding sel atau lebih yang memil iliki dinding sel tebal
berubah menjadi berwarna lebih bih gelap serta (Wallace, 2007). Pada da hari kelima inkubasi,
terjadi perubahan warna kloroploroplas menjadi Fusarium pada isol solat DC memiliki
kekuningan (kloroplas pada sel yang masih makrokonidia yang te tersusun dari 3-5 sel
sehat berwarna hijau). Sina inaga (2006) dengan ujung yang ng melengkung dan
menambahkan bahwa adanya produksi enzim meruncing. Sedangkan kan Fusarium jenis BT
oleh Fusarium, seperti enzim pe pektinase yang memiliki makrokonidia dia yang terdiri dari 3-5
dapat memisahkan sel satu dengangan sel lainnya sel dengan ujung yang ng tumpul dan sedikit
dan enzim proteolitik yang m mendegradasi melengkung. Untuk uk membedakan genus
protein dinding dan meembran sel Fusarium dengan genus nus lain yang memiliki
menyebabkan terjadinya penuruna
nurunan aktivitas karakteristik morfologi ogi yang hampir sama
metabolisme di dalam sel.. Inilah yang yaitu dengan melihatt cciri khusus Fusarium
menyebabkan tanaman menjadi di layu hingga yang mempunyai be bentuk makrokonidia
mengalami kematian. usoid) (Booth, 1966).
seperti bulan sabit (fusoi
Dari hasil karakterisasi yanang dilakukan, Makrokonidia pad pada isolat BC belum
diketahui bahwa beberapa jeni enis Fusarium terlihat. Hal ini didugaa kakarena waktu inkubasi
dapat diperoleh dari satu tanaman an inang yang yang relatif ngkat
singka menyebabkan
sama. Isolat DC memiliki hifa fa udara yang makrokonidia pada jen jenis fungi ini belum
berwarna putih pada awal pert pertumbuhannya terbentuk. Selain itu, jenis media
dan kemudian berubah menjadi di w warna hitam. pertumbuhan kemungki gkinan mempengaruhi
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Tek
eknologi, UIN Alauddin Makassar 66
ISBN: 978-602-72245-1-3
Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education
Makassar, 26 Agustus 2016
M

terbentuknya makrokonida fung fungi. Seifert makrokonida entuk


berbent bulan sabit,
(1996) dalam Budi dkk (2010 (2010) bahwa bertangkai kecil, keban banyakan bersel empat,
makrokonidia sebaiknya diamati ati dari koloni hialin, berukuran 22-36 x 4-5 m.
yang ditumbuhkan pada m media SNA Mikrokonidia sangat ba banyak dijumpai pada
(Synthetic Nutrient Agar), CLA A (Carnation semua kondisi, memil iliki 1-2 sel, hialin,
Leaf Agar), atau BLA (Banana
Banana Leaf Agar). jorong atau agak memanj anjang, berukuran 5-7 x
Isolat yang ditumbuhkan pada da media ini 2,5-3 m, tidak berseka kat atau kadang-kadang
disertai paparan cahaya merangsang bersekat satu dan berbe rbentuk bulat telur atau
pertumbuhan hifa dan terbentuknya lurus. Klamidospora be bersel satu, jorong atau
makrokonida. Selain itu, makrokoni
krokonida yang bulan, berukuran 22-36 36 x 7-8 m, terbentuk di
terbentuk pada media PDA A cenderung tengah hifa atau ppada makrokonidia.
bervariasi. Alat reproduksi ase aseksual pada Sedangkan Fusarium pa pada isolat BT memiliki
fungi ini umumnya banyakk dijumpai di ciri-ciri yang mirip dendengan F. Solani. Hafizi
permukaan tanaman yang m mati karena dkk (2013) menemuka ukan F. Solani yang
terinfeksi (Agrios, 1996 dalamam Nugraheni, diisolasi dari memilikii jjumlah miselium yang
2010). jarang sampai berlimpah pah dengan warna aerial
Fusarium pada isolat D DC memiliki miselium putih kecoke okelatan sampai putih
mikrokonidia yang terdiri 1- 1-2 sel dan keabu-abuan serta koloni oni yang tidak memiliki
klamidospora yang tersusun susun berantai. pigmen warna sampai m memiliki pigmen warna
Sedangkan mikrokonidia pada je jenis BT1 dan putih kecokelatan. Makrokonidia yang
BC bersel tunggal dan terdapatt dadalam jumlah dimiliki terlihat lebihh pe
pendek dan lebar.
yang banyak. Agrios (1996) dalamlam Nugraheni Fusarium pada isol solat BC memiliki ciri-
(2010) menyatakan mikrokonidium
mi ciri makroskopik maupu upun mikroskopik yang
mempunyai satu atau dua sel, terterdapat dalam mirip dengan F. oxyspo sporum. Hal ini sesuai
jumlah yang banyak, dan umumnya dengan Garcia dkk ((2015) bahwa warna
dihasilkan pada semua kondisi.. Je
Jenis spora ini permukaan koloni F. ox oxysporum bervariasi
ingan tanaman
banyak dijumpai di dalam jaringa dari pink sampai warna na cerah atau ungu tua.
terinfeksi. Klamidospora pada isolisolat BT dan Mikrokonidia terbentuk uk dari false head dalam
BC tersusun tunggal. Budi dkk (2010) saat monofialid pendek denga ngan mikrokonidia yang
mengamati perkembangan klamidosporidospora pada bersel 1-2 dan berbent bentuk oval atau elips.
batang Aquilaria
Fusarium yang diisolasi dari bata Klamidospora kadang di dijumpai dalam bentuk
menyatakan bahwa umumnya kl klamidospora tunggal.
memiliki empat macam bentuk,uk, yyaitu tunggal, Agustini dkk ((2006) menyatakan
berpasangan, bergerombol da dan berantai. umumnya spesies Fusar usarium merupakan fungi
Klamidospora memiliki dindinnding sel tebal, yang bersifat kosmopol opolitan, sehingga untuk
dihasilkan pada ujung miseliumum yang sudah menentukan satu jenis nis Fusarium merupakan
tua atau di dalam makrokonidia,, tterdiri dari 1- hal yang kompleks, ks, karena variasi yang
2 septa, dan merupakan fase be bertahan pada ditemukan dalam satuu spesies bisa menjadi
kondisi yang kurang meenguntungkan sangat besar. Oleh ka karena itu, diperlukan
(Nugraheni, 2010) serta dapatt be berkecambah pengujian lanjutan seper erti uji biokimia dan uji
ksudat akar yang
bila ada rangsangan eksudat DNA untuk mengetah tahui sifat-sifat isolat
mengandung gula dan asam amino, ino, juga dapat sehingga dapat digunak unakan untuk penentuan
dirangsang dengan penamba bahan residu jenis Fusarium.
tanaman ke dalam tanah (S (Sastrahidayat,
1986). KESIMPULAN
Dari hasil karakterisasi mikroskopik sampel berupa dicuci
Perlakuan awal sa
diketahui bahwa Fusarium pada isolat DC dengan aquades dann tidak dicuci dengan
memiliki ciri-ciri yang mi mirip dengan aquades memberikann hasil yang sama.
Fusarium oxysporum. Sastrahidahidayat (1992) daun dan batang juga
Pengambilan sampel da
menyatakan F. Oxysporum
sporum memiliki
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Tek
eknologi, UIN Alauddin Makassar 67
ISBN: 978-602-72245-1-3
Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education
Makassar, 26 Agustus 2016
M

memberikan hasil yang sama. Ke Keduanya bisa yang potensial dalam pembentukan
menumbuhkan jamur patoge
togen yang gaharu dari batang ng Aquilaria spp. Jurnal
menyerang stek murbei. Hasil sil identifikasi Penelitian Hutann da dan Konservasi Alam,
menunjukkan jamur yang menyer erang tanaman III (5) : 555 564.
murbei merupakan jamur Fusarium sp dengan Garcia JA, Raul RG,, Lourdes GIA, Jose
ciri-ciri yang mengarah pada jenis F. MRP, Mauricioo L LR. 2015. Molecular
oxysporum dan F. Solani. Berda rdasarkan hasil identification andnd pathogenic variation
tersebut, nantinya dapatt dilakukan of Fusarium spe species isolated from
penanggulangan yang tepat, sa salah satunya Vanilla planifolia ia in Papantla Mexico.
dengan menggunakan pengendali ali jamur alami Botanical Sciencesces 93 (3).
(jamur antagonis) yang tidakk mengandung Hafizi R, Salleh B,, Latiffah Z. 2013.
bahan kimia, mengingat murbe bei digunakan Morphological and molecular
sebagai pakan ulat sutera. on of Fusarium solani and
characterization
sporum associated with
Fusarium oxysporum
UCAPAN TERIMA KASIH crown disease of oil palm. Brazilian
Ucapan terima kasih sebebesar-besarnya ology, 44 (3) : 959-968.
Journal Microbiology
udus Toaha, Andi
diberikan kepada Abdul Qudus Kumar, V., J. Kodand ndaramaiah and M. V.
Sri Rahma Dania dan Mustafaafa yang telah Rajan, 2012. Leaf and anatomical
membantu dalam pelaksanaann pe
penelitian dan ation to physiological
traits in relation
proses pengumpulan data. Kami juga characteristicss in m
mulberry (Morus sp.)
mengucapkan terima kasih ke kepada Balai cultivars. Turkk J BBot, 36 : 683-689
Penelitian dan Pengembangann Lingkungan Sastrahidayat, IR. 19 1986. Ilmu Penyakit
Hidup dan Kehutanan Makassa
ssar yang telah Tumbuhan. Usaha ha Nasional. Surabaya.
mendanai dan memfasilitasi tasi kegiatan Setiadi, W., Kasno, dan N. F. Haneda, 2011.
penelitian ini. Penggunaan Pupuk upuk Organik untuk
oduktivitas Daun Murbei
Peningkatan Produkt
DAFTAR PUSTAKA (Morus sp.) Sebag agai Pakan Ulat Sutera
Nugraheni, E. S. 2010. Karakterkterisasi biologi (Bombyx mori L. L.). Jurnal Silvikultur
isolat-isolat Fusarium sp. pa
pada tanaman Tropica, 02 (03) : 165 170.
cabai merah (Capsicum annuum
nnuum L.) asal Sinaga, MS. 2006. Dasa sar-dasar Ilmu Penyakit
Boyolali. [Skripsi]. Fakulta
kultas Pertanian. Tumbuhan. Penebanebar Swadaya. Jakarta.
Universitas Sebelas Maret. t. S
Surakarta. Susetyo, AP. 2010. Hubungan
Budi, S. W. R., E. Santoso, dann A. Wahyudi. keanekaragamann cendawan rizosfer
2010. Identifikasi jenis-jeni
enis fungi yang tanaman pisangg (Musa spp.) dan
potensial terhadap pembententukan gaharu penyakit layu Fusarium. [Skripsi].
dari batang Aquilariaa spp. Jurnal nian. Institute Pertanian
Fakultas Pertanian.
Silvikultur Tropika, 01 (01)
01) : 1 5. Bogor.
Booth, C. 1966. The Genus nus Fusarium. Wallace, S. 2007. F Fusarium. The John
England : Commonwealth th Mycological obiology Neweletter. 26
Hopkins Microbiol
Institute. (05), 6 Maret 2007.
Agustini, L., D. Wahyono, dan E. Santoso.
2006. Keanekaragaman jenis jamur

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Tek


eknologi, UIN Alauddin Makassar 68

Anda mungkin juga menyukai