Anda di halaman 1dari 8

BAB XII

PEMBUATAN PUPUK CAMPUR


A. Tujuan
Mengetahui formulasi pembuatan pupuk campur yang sesuai

B. Tinjauan Pustaka
Pupuk merupakan unsur hara penting yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pupuk bekerja dalam memperbaiki kesuburan tanah
sehingga tanaman mampu berproduksi dengan baik. Tindakan
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan dan
penggembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produki tanaman
tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara tersebut
memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang
hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya.
(Hadisuwito, 2008).
Ketersediaan unsur hara merupakan syarat utama bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Unsur hara terbagi menjadi dua yakni unsur hara
makro, yakni zat pokok untuk penyokong kehidupan tanaman. Sementara
unsur hara mikro merupakan zat yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
sedikit. Baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro sebagian besar
terdapat pada tanah dengan jumlah bervariasi. Oleh karena itu, diperlukan
suatu metode untuk menjaga ketersediaan unsur hara pada media tumbuh
dalam hal ini tanah. Pemupupukan merupakan salah satu metodologi dalam
menjaga ketersediaan unsur hara dalam tanah agar terus stabil (Susila et al.,
2010).
Kekurangan unsur hara bagi tanaman sama artinya dengan tidak
terpenuhinya syarat tumbuh tanaman. Namun, kondisi kekurangan unsur hara
tidak serta merta membuat tanaman langsung mati. Tanaman akan berusaha
bertahan hidup bahkan beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar. Salah
satu contohnya, Apabila tanaman memiliki kecukupan hara N, maka dapat
ditandai dengan berjalannya proses fotosintesa, warna daun lebih hijau dan
pertumbuhan vegetatif yang lebih baik. Kondisi ini terjadi karena Nitrogen
merupakan unsur hara makro yang merupakan bagian integral penyusun
klorofil sehingga bertanggung jawab terhadap proses fotosintesa (Munawar,
2011).
Formulasi pupuk dapat dilakukan berdasarkan sifat kimia, fisik dan
penggabungan diantara kedua sifat tersebut menjadi suatu kesatuaan yang
terintegrasi.  Dalam prakteknya, formulasi kimia pupuk dilakukan terhadap
rekayasa komposisi, sedangkan sifat fisik ditunjukkan terhadap rekayasa
bentuk, jenis dan sifat kelarutan pupuk. Formulasi tertentu dapat
mempengaruhi pencapaian tingkat efisiensi pemupukan yang dibandingkan
dengan penggunaan pupuk standar konvensional (Saraswati, 2017). Dalam
pembuatan pupuk campur perlu diketahui grade dan rasio pupuk. Grade pupuk
merupakan persentase kadar hara minimum dalam pupuk, terutama N, P2O5,
dan K2O. Rasio pupuk merupakan perbandingan persentase Nitrogen (N),
Fosfor (P2O5) dan Kalium (K2O) dalam pupuk campur.
Jenis pupuk berdasar ketersediaan unsur di dalamnya dapat dibedakan
menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal adalah jenis
pupuk yang hanya memiliki satu unsur hara makro yang dominan, misalnya
pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau pupuk K (kalium). Sementara itu,
pupuk majemuk adalah pupuk yang mempunyai lebih dari satu unsur hara
makro. Untuk lrbih detail pupuk majemuk lengkap merupakan pupuk yang
kandungannya terdiri dari unsur hara yang lengkap (makro dan mikro) yang
tersusun dalam komposisi tertentu. Filler berfungsi untuk melengkapi,
merekatkan dan menambah nilai suatu produk pupuk organik, seperti
memperkaya pupuk organik dengan fosfat alam, dolomit, dan bahan lain yang
berkualitas (Ibrahim, dkk. 2015). Dan agar ratio fertilizer nya dapat tepat
sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih
merata.
Pupuk campur adalah campuran pupuk tunggal yang dicampur secara
manual, misalnya urea dicampur dengan TSP dan KCl. Pupuk campuran
mempunyai tingkat keseragaman yang beragam karena dicampur secara
manual, di sisi lain, tidak semua pupuk dapat dicampur satu sama lain.
Beberapa pupuk campuran juga hanya dapat dilakukan untuk sekali aplikasi
dan tidak dapat disimpan. Pupuk campuran merupakan pupuk yang dibuat
secara mekanik dengan jalan mencampur dua atau tiga macam pupuk tunggal
atau pupuk majemuk tidak komplit dengan tujuan untuk mendapatkan pupuk
yang mengandung lebih dari satu unsur. Hal ini merupakan penghematan
waktu, tenaga, dan biaya. Dalam pembuatan pupuk campur perlu diketahui
formulasi dan rasio pupuk. Formulasi pupuk merupakan persentase kadar hara
minimum dalam pupuk, terutama N, P2O5, dan K2O. Rasio pupuk merupakan
perbandingan persentase Nitrogen (N), Fosfor (P2O5) dan Kalium (K2O)
dalam pupuk campur. Sebagai contoh pupuk campur dengan grade 10 : 10 : 5
mempunyai perbandingan 2 : 2 : 1 (Gunawan, 2017).
Pembuatan pupuk campur dilakukan dengan mencampurkan secara
mekanis dua atau tiga macam pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk tidak
komplit untuk memperoleh pupuk dengan kandungan lebih dari satu unsur
hara pupuk. Pada pembuatan pupuk campur perlu diperhatikan sifat dari
masing-masing pupuk. Ini disebabkan karena terdapat beberapa jenis pupuk
yang tidak dapat tercampur apabila disatukan. Berdasarkan sifat yang
ditimbulkan akibat pencampuran pupuk, dapat dibedakan menjadi 5 kriteria
yakni selalu dapat dicampur, dapat dicampur menjelang pemakaian, campuran
menjadi keras,tetapi mudah dihaluskan dan disimpan, campuran menjadi
keras, dan sama sekali tidak dapat dicampur. Disamping itu grade serta ratio
pupuk juga sangat penting untuk diketahui. Grade pupuk yakni prosentase
terendah kadar hara dalam pupuk, terutama kandungan N-P2O5-K2O,
sedangkan ratio pupuk adalah nisbah prosentase kandungan N-P2O5-K2O
(Budiyanto, 2017).
C. Prinsip Kerja
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Timbangan analitis
2. Kantong plastik
3. Label
b. Bahan
a. ZA
b. Urea
c. KCL
d. SP-36
e. ZK
f. Pasir sebagai filler
2. Cara Kerja
a. Menimbang beberapa jenis pupuk yang akan dicampur sesuai dengan
perbandingan dari hasil perhitungan, kemudian tambahkan fillernya.
b. Mencampur sampai homogen, kemudian masukkan kedalam kantong
plastik yang telah diberi label nomor 3.
c. Setelah satu bulan amati perubahan-perubahan yang terjadi.

D. Hasil Pengamatan
Tabel 12.1. Hasil Pengamatan Pembuatan Pupuk Campur
Parameter Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan
Warna Coklat Coklat kemerahan
Tekstur Kasar Kasar
Struktur Granuler Granuler
Konsistensi Tidak lekat Tidak lekat
Kadar lengas 3,49%
Higroskopisitas 21,69% 21,15%
Kelarutan Agak larut Agak larut
Ph 6
Sumber : Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dan Kesuburan 2022
X-1 Pupuk Urea: Pupuk Y SP-2 6: Pupuk KCl
15 : 5 : 10

E. Pembahasan
Pupuk campur terdiri dari dua macam yaitu pupuk majemuk yang
mengandung dua unsur hara pokok tanaman, seperti ammonium monophosphate,
sedangkan pupuk lengkap terdiri dari tiga unsur hara pokok tanaman, seperti
contoh NPK dan rustika yellow. Pupuk campur diperoleh dengan mencampur
pupuk buatan tunggal lainnya atau dengan mencampur pupuk buatan dengan
pupuk alam. Metodologi pembuatan pupuk campur yang pertama adalah
menghitung kebutuhan unsur hara dari setiap pupuk tunggal berdasarkan
perbandingan yang telah ditentukan, dilanjutkan menimbang pupuk yang akan
dicampur sesuai dengan perhitungan dan menambahkan pasir sebagai filer,
selanjutnya mencampur hingga homogen dan memasukkan campuran kedalam
kantong plastik yang telah diberi label,terakhir yaitu mengamati perubahan
setelah satu bulan (Munawar, Ali. 2011).
Pada praktikum ini diperoleh hasil perhitungan kebutuhan pupuk, pupuk
campur memiliki warna coklat baik saat sebelum dalam penyimpanan ataupun
sebelum penyimpanan karena pupuk dengan warna yang gelap lebih
dominan .Tekstur pada pupuk sebelum dan sesudah penyimpanan sama, yaitu
bertekstur kasar hal itu dikarenakan didominasi pada pupuk yang memiliki
tekstur kasar serta penggunaan filler dari pasir, dimana pasir memiliki tekstur
kasar. Pada struktur pupuk baik sebelum atau sesudah penyimpanan, adalah
berstruktur granuler dikarenakan didominasi oleh pupuk yang memiliki struktur
granuler. Konsistensi pada pupuk yaitu tergolong tidak lekat baik sebelum
maupun sesudah penyimpanan. Hal ini dikarenakan pada pupuk dengan keadaan
kering.
Pada Kadar lengas pupuk sebesar 3,49 % baik sebelum maupun setelah
penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa kadar lengas pupuk rendah
dikarenakan oleh pengaruh bahan organik yang terdapat didalam pupuk dan
kandungan NPK pupuk campur tersebut. Pada higroskopisitas pupuk sebelum
atau seseudah penyimpanan berbeda. Hasil sebelum penyimpanan,
higroskopisitas pupuk sebesar 21,69%, sedangkan sesudah penyimpanan,
higroskopisitas pupuk sebesar 21,15%.
Pada kelarutan pupuk sebelum ataupun sesudah penyimpanan sama sama
tergolong agak larut. Hal itu dikarenakan pada pupuk campur memiliki campuran
pupuk tergolong mudah larut seimbang. pH pupuk sebelum dan sesudah dalam
penyimpanan sama sebesar 6 sehingga menunjukkan bahwa pH pupuk tergolong
pupuk dengan harkat masam lemah.
Pembuatan pupuk campur ini dengan menggabungkan pupuk tunggal dengan
kadar harapokok tanaman yaitu N (Nitrogen), P2O5 (Fosfor), dan K2O (Kalium).
Kegunaan unsur N,P,K bagi tanaman adalah, N untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Unsur fosfor (P) bagi
tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan
tanaman muda.. Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukan protein
dan karbohidrat. Dalam pembuatan pupuk campur tidak semua pupuk tunggal
dapat dicampur, kondisi in terjadi akibat terdapat beberapa pupuk apabila
dicampur akan menjadi keras sehingga tanaman sulit menyerapnya, dan
menyebabkan keracunan pada tanaman. Pupuk yang dapat dicampur seperti KCL
dengan ZA, pupuk kandang dengan KCL, dan Urea dengan ZK. Pupuk yang tidak
dapat dicampur adalah Urea dengan KCL karena akan membentuk gumpalan-
gumpalan dan tanaman sulit menyerapnya, ZA dengan Kalstikstof, Urea dengan
DS, serta Kapur dengan ZA. Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk
menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa formulasi pupuk campur yang
sesuai adalah mengandung unsur hara pokok tanaman N,P,dan K dengan
perbandingan dari tiap pupuk tunggal dapat seimbang seperti 1 : 1 : 1 atau dengan
perbandingan nitrogen sebagai komposisi terbanyak dengan perbandingan 2 : 1 :1.

\
Daftar Pustaka

Budiyanto, Gunawan. 2017. Panduan Praktikum Kesuburan Tanah. Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Gofar, Nuni. 2015. Pedoman dan Laporan Tetap Praktikum Teknologi Pupuk dan
Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Pemupukan. IPB Pres

Pahan, l. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya.

Susila, A.D., J.G. Kartika, T. Prasetyo, dan M.C, Palada. 2010. Fertilizer
recommendation: Correlation and calibration study of soil-P test for yard
long bean (Vigna ungvilata, L.) and utisal in Nanggung, Bogor. Jurnal
Agronomi Indonesia Indonesian Journal of Agronomy XXXVIII(3).

Anda mungkin juga menyukai