Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR –DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


ALAT PENGENDALIAN DAN APLIIKASINYA

Ginanjar Wahyu Hidayat


05081282025021

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pertanian sentiasa dihadapkan pada persoalan dari berbagai faktor-
faktor yang dapat mengurangi produktivitas suatu tanaman. Salah satu faktor tersebut
adalah hadirnya serangan dari organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme-
organisme pengganggu tanaman senantiasa menjadi momok bagi para petani karena
organisme tersebut merupakan pengganggu yang dapat merusak produktivitas
tanaman yang berdampak pada pendapatan petani [1].
Organisme pengganggu tanaman tidak hanya datang dari jenis serangga,
namun berbagai jenis organisme lain juga ada yang bertindak sebagai organisme
pengganggu tanaman, misalnya bakteri, jamur dan nematoda [2]. Selain itu ada non
mikroorganisme yang dapat menginfeksi tanaman dan menyebabkan penyakit yaitu
virus. Penyakit tanaman merupakan suatu kondisi abnormal yang dialami oleh suatu
tanaman terinfeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme [3].
Dalam upaya untuk melakukan pengendalian terhadap patogen penyebab
penyakit pada tanaman, maka diperlukan pengetahuan terhadap metode pengendalian
yang digunakan. Umunya pengendalian dilakukan menggunakan cara kimiawi baik
itu bahan organik maupun anorganik [4]. Pengendalian secara kimia diperlukan alat
penunjang sperti sparyer dan lainnya. Alat tesebut sangat penting untuk diketahui
cara kerja agar pengendalian yang dilakukan bisa efektif, aman dan efisien. Selain
penggunaan alat, pengendalian dengan mengunakan bahan kimia juga harus
memperhatikan jumlah bahan kimia yang digunakan [5].
1.2 Tujuan
Adapun tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mampu
mengaplikasikan alat-alat pengendalian.

BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Waktu Pelaksanan
Adapun praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 November
2021 Pukul 12.30-15.10 WIB dan bertempat di Desa Pelita Jaya, Kec. Belitang
Madang Raya, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan dan dilaksanakan
secara Daring via video teleconference zoom.
2.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat pengendalian yang akan diamati oleh praktikan
2. Uraikan bagian-bagian alat pengendalian
3. Larutkan konsentrasi pestisida sesuai dosis yang diinginkan
4. Demonstrasikan cara penggunaan alat semprot dengan cara mengisi alat
semprot dengan air, lalu bergerak menyemprotkannya pada tanaman di sekitar
tempat kalian.

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 1. Dokumentasi jenis-jenis pestisida
Jenis Alat Kegunaan Gambar
Knapsack sprayer Penyemprotan untuk tanaman
dengan lahan yang cukup luas.

Hand sparayer Penyemprotan untuk tanaman


memiliki jumlah sedkit, seperti
tanaman hias

Compressed air digunakan untuk tanaman


sprayer sederhana dengan lahan yang
tidak lua

Sumber: [6]
Power sprayer Penyemprotan dengan sakala
tinggi

Sumber: [7]

Duster Digunakan untuk pengembusan


Sumber: [8]
Drone Penyemprotan jarak juah
dengan lahan yang luas

Sumber: [9]

3.2 Pembahasan
Pengaplikasian pestisida dilakukan dengan berbagai alat yang menyesuiakan
dengan kebutuhan dan dan kondisi geografis lahan. Penggunaan alat-alat
pengendalian menjadi proses pengendalian mejadi efisien. Berbagai alat yang
digunakan memiliki cara kerjanya masing. Selain itu, alat pengendalian berupa
sprayer memiliki kontruksi yaitu, alat untuk menyebarkan pestisida, pompa, saringan
kran-kran, alat pengaduk, katup-katup, ruang udara, pengukur tekanan (manometer)
dan pemancar (nozzle) [10].

Bebarpa contoh alat pengendali seperti Knapsack sprayer, Hand sparayer,


Compressed air sprayer, Power sprayer, Duster, Drone. Compressed air sprayer
Pemompaan dengan cara sederhana menggunakan tangan tidak dilakukan saat
penyemprotan tetapi sebelum penyemprotan, dan direkomendasikan untuk tanaman
sederhana dengan lahan yang tidak luas. Knapsack sprayer Pemompaan dilakukan
terus menerus saat penyemprotan dan direkomendasikan untuk tanaman dengan lahan
yang cukup luas, pemompaan dilakukan dengan mesin cairan diinjeksikan ke dalam
minyak yang dipanaskan tinggi sekali dekat tempat keluar. Drone pada bagian bawah
terdapat tangki penampung. Dua tangkai penyemprot yang dilengkapi nozel dan
pompa terpasang di sisi kanan dan kiri. Sebuah kamera video untuk memantau.
Dioperasikan dua operator, pada operator 1 mengendalikan arah terbang dan operator
2 mengatur sprayer. Sedangkan duster memiliki fungsi untuk pengembusan [11].

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Alat pengendalian memiliki berbagai macam dan dengan cara kerja yang
berbeda-beda, umunya merupakan srapyer dan duster.
4.2 Saran
Adapun saran dari praktikum kali ini yaitu praktikan diharapkan mampu
mengaplikasikan alat-alat pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA
[1] S. W. Indiati and M. Marwoto, “Penerapan Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) Pada Tanaman Kedelai,” Jurnal Agrium, vol. 15, no. 2, p. 87, 2017, doi:
10.21082/bulpa.v15n2.2017.p87-100.
[2] A. V. Pakpahan and D. Doni, “Implementasi Metode Forward Chaining Untuk
Mendiagnosis Organisme Pengganggu Tanaman (Opt) Kopi,” J. Tek. Mesin,
Elektro dan Ilmu Komput., vol. 10, no. 1, pp. 117–126, 2019, doi:
10.24176/simet.v10i1.2800.
[3] A. Pramurjadi, I. W. Arsanti, D. Gartina, and K. Budiarto, “Sistem Pakar
Identifikasi Gangguan Organisme Pengganggu Tanaman Dan Defisiensi Hara
Tanaman Hias Krisan,” J. Inform. Pertan., vol. 26, no. 2, p. 67, 2017, doi:
10.21082/ip.v26n2.2017.p67-90.
[4] F. Afrianto, “Pengendalian Hama Kutu Daun Coklat Pada Tanaman Cabe
Mengggunakan Pestisida Organik Ekstrak Serai Wangi,” J. Anterior, vol. 16,
no. 1, pp. 57–66, 2016.
[5] A. Dharmawan and S. Soekarno, “Uji Distribusi Semprotan Sprayer Pestisida
Dengan Patternator Berbasis Water Level Detector,” J. Tek. Pertan. Lampung
(Journal Agric. Eng., vol. 9, no. 2, p. 85, 2020, doi: 10.23960/jtep-l.v9i2.85-
95.
[6] L. Mustain and W. D. Yudisworo, “Studi Rancang Bangun Dan Pengujian
Pada Stand Alonesprayer Pestisida Bertenaga Surya,” J. Agriovet, vol. 2, no. 1,
pp. 187–192, 2012.
[7] A. Annafiyah, S. Anam, and M. Fatah, “Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter,”
J. Rekayasa Mesin, vol. 16, no. 1, p. 90, 2021, doi: 10.32497/jrm.v16i1.2195.
[8] J. Kaligis, O. Pinontoan, and P. A. T. Kawatu, “Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Dan Masa Kerja Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Petani Saat
Penyemprotan Pestisida Di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur,”
J. Kesehat. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 119–127, 2015.
[9] R. Hidayat, “Rancang Bangun Prototype Drone Penyemprot Pestisida Untuk
Pertanian Padi Secara Otomatis,” J. Mhs. Tek. Elektro, vol. 3, no. 2, pp. 86–94,
2020, [Online].
[10] L. Prabaningrum, “Pengaruh Arah Pergerakan Nozzle dalam Penyemprotan
Pestisida Terhadap Liputan dan Distribusi Butiran Semprot dan Efikasi
Pestisida pada Tanaman Kentang,” J. Hortik., vol. 27, no. 1, p. 113, 2017, doi:
10.21082/jhort.v27n1.2017.p113-126.
[11] T. Moekasan, “Penerapan Ambang Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan pada Budidaya Bawang Merah dalam Upaya Mengurangi
Penggunaan Pestisida,” J. Hortik., vol. 22, no. 1, p. 47, 2012, doi:
10.21082/jhort.v22n1.2012.p47-56.

Anda mungkin juga menyukai