Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Alat Mesin Pertanian


(Uji Keefektifan Penggunaan Knapsack Sprayer Pompa dan Mesin)

Oleh :
Kelompok 3 A
Anggota : Akbar Djiwanggoro 10307003
Alya Irbah 10307005
Annisa Utami Nastiti 10307007
Ida Nurhidayah 10307021
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 2 Juni 2022
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Dosen Penilai : Enceng Sobari, SP., MP,

LABORATORIUM ALAT MESIN PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin berkembangnya alat-alat yang semakin canggih, praktis
dan modern. Pekerjaan akan lebih ringan dan lebih mudah. Selain itu dapat
mendukung hasil produksi, misalnya dalam pemberantasan hama penyakit pada
tanaman padi. Petani sekarang menggunakan sistem penyemprotan hama manual
atau dengan tenaga manusia.
Peningkatan produksi tanaman seringkali menghadapi gejolak hama dan
penyakit. Jika gangguan ini tidak dikelola dengan baik, kerugian yang signifikan
dan bahkan kegagalan panen dapat terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut,
biasanya melakukan pemupukan secara rutin dengan menggunakan pupuk
tradisional. Namun seiring berjalannya waktu, cara ini ditinggalkan karena
dianggap tidak efisien dan masyarakat beralih menggunakan alat penyemprotan
atau sprayer.
Sprayer atau alat penyemprot adalah alat yang digunakan untuk memecah
cairan, larutan atau suspensi menjadi tetesan butiran atau semprotan. Alat
penyemprot atau alat yang biasa disebut masyarakat sebagai pompa, wajib
dimiliki petani saat melakukan penyemprotan pestisida di lahan. Pengoperasian
alat dapat dilakukan dengan sistem selang tekanan yang mengharuskan selang
dipompa secara manual sebelum digunakan. Dan dilakukan dengan tuas pompa
yang perlu diputar bersamaan dengan memompa cairan pestisida dari nozzle atau
tongkat semprot. Oleh karena itu, Alat penyemprot biasanya digunakan untuk
menyemprotkan pestisida untuk mencegah hama dan penyakit tanaman, atau
untuk menyemprotkan pupuk cair pada tanaman.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui keefektifan
penggunaan knapsack sprayer pompa dan mesin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pestisida
Pestisida sintetis adalah zat beracun yang digunakan untuk mengendalikan
hama tanaman (OPT) seperti serangga, gulma, patogen dan hama lainnya.
Penerapan pestisida tambahan di lahan merupakan penerapan teknik yang
diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan menjadikan
pertanian lebih efisien dan ekonomis. Di sisi lain, penyalahgunaan pestisida yang
berkelanjutan selama setiap musim tanam dapat menyebabkan residu pestisida
terakumulasi dalam produk pertanian, pencemaran lingkungan air pertanian,
penurunan produktivitas, dan hilangnya keracunan manusia dan hewan. Bahaya
pestisida bagi kesehatan manusia dapat diakibatkan oleh keracunan pestisida
akibat penggunaan yang tidak tepat dan tidak aman atau residu pestisida pada
bahan makanan (Kacang et al., 2012).
Pestisida secara harfiah berarti pembasmi hama (pest: hama dan cide:
membunuh). Senyawa digunakan dalam pertanian, terutama sebagai pupuk dan
pestisida. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
39/Permentan/SR.330/7/2015 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran
Pestisida, Pestisida yang dimaksud tidak hanya jasad renik tetapi juga bahan
kimia atau zat lain. Berdasarkan struktur kimianya, pestisida dibagi menjadi
delapan kelompok yautu organoklorin, organofosfor, karbamat, dinitrofenol,
piretroid, fumigan, minyak bumi, dan antibiotik. Efek merugikan dari pestisida
dapat bersifat akut atau kronis karena kontaminasi melalui tiga jalur: kulit
(epidermis), inhalasi (penghirupan), dan saluran pencernaan (Fajriani et al., n.d.).
Pestisida memiliki berbagai macam. Menurut Dadang, (2006)
pengelompokan pestisida meliputi :
 Berdasarkan bentuk fisiknya pestisida yaitu:
1. Cair
2. Padat
3. Aerosol
 Berdasarkan jenis sasaran, pestisida dapat dikelompokkan menjadi:
1. Insektisida : jenis serangga
2. Akarisida : jenis tungau
3. Fungisida : jenis cendawan
4. Nematisida : jenis nematoda
5. Bakterisida : jenis bakteri
6. Moluskisida : jenis moluska
7. Termisida : jenis rayap
8. Rodentisida : jenis hewan pengerat
9. Piscisida : jenis ikan liar
 Berdasarkan asal bahan aktif, pestisida dapat digolongkan menjadi:
1. Sintetik
 Anorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga
sulfat dan garam merkuri .
 Organik
a) Organo khlorin : DDT, SHC, endrin, dieldrin, dll.
b) Heterosiklik : Kepone, mirex , dU.
c) Organofosfat : klorpirifos, prefonofos, dll.
d) Karbamat : earbofuran, SPMC, dU.
e) Dinitrofenol : Dinex, dU.
f) Thiosianat : lethane, dll.
g) Lain-lain : methylbromida dll.
2. Hasil alam (biopestisida) : Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dU (Dadang,
2006)

2.2 Knapsack Sprayer (Alat Penyemprot)

2.2.1 Knapsack Sprayer Pompa


Petani menggunakan alat penyemprot/sprayer konvensional berupa alat
semprot portabel/tipe gendong dengan pompa manual (pompa diafragma) dengan
tuas yang digerakkan naik turun oleh lengan kiri operator. Kapasitas tangki cairan
adalah 15 liter. Tekanan pompa diafragma dari alat penyemprot menghasilkan
tekanan semprotan yang relatif rendah, terutama ketika operator lelah
menggerakkan tuas pompa (Anam & Fatah, 2021).

2.2.2 Knapsack Sprayer Mesin


Alat penyemprot/sprayer ini menggunakan mesin motor dengan dimensi
39 x 35 x 64 cm, kapasitas 20 liter, tekanan 6 bar dan suplai maksimum 5
liter/menit. Keuntungan utama menerapkan dengan penyemprot listrik adalah
kualitas semprotan yang sangat baik dengan kabut halus dan tekanan semprotan
tinggi. Ini memungkinkan semua bagian daun disemprotkan secara merata,
memastikan stabilitas semprotan dan laju aplikasi, dan tekanan pompa listrik
menghasilkan tekanan tinggi. Ini juga mewakili ukuran partikel yang lebih halus.
Operator juga dapat dengan mudah mengarahkan nozzle ke target yang
diterapkan (Sawah, 2020).Teknik penyemprotan pestisida (Spraying techniques)
adalah suatu teknik penyemprotsn bahan perlindungan (pestisida) yang
diaplikasikan kepada tanaman. Teknik penyemprotan pestisida berpengaruh
terhadap kualitas penyemprotan. Idealnya, pestisida yang disemprotkan ke
tanaman tersebar merata dan meliputi permukaan tanaman di mana hama berada
(Madureira & Moreira, 2015)

2.3 Teknik Penyemprotan Pestisida


Teknik penyemprotan pestisida (Spraying techniques) adalah suatu teknik
penyemprotsn bahan perlindungan (pestisida) yang diaplikasikan kepada
tanaman. Teknik penyemprotan pestisida berpengaruh terhadap kualitas
penyemprotan. Idealnya, pestisida yang disemprotkan ke tanaman tersebar
merata dan meliputi permukaan tanaman di mana hama berada (Madureira &
Moreira, 2015)

2.4 Volume Semprot


Volume semprot Pestisida harus dicampur dengan bahan pembawa yang
pada umumnya adalah air. Tujuannya agar pestisida yang volumenya sedikit
tersebut dapat tersebar secara merata ke seluruh bidang sasaran. Banyaknya
larutan semprot (air+pestisida) yang digunakan untuk menyemprot setiap satuan
luas lahan disebut volume aplikasi atau volume semprot untuk tanaman semusim
dinyatakan dalam liter per hektar. Beberapa faktor yang memengaruhi banyaknya
volume semprot adalah jenis bidang sasaran dan alat semprot yang digunakan
(Penelitian et al., 2017)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum adalah :

1. Knapsack Sprayer Pompa (KSP), untuk menyemprot air, pestisida atau


pupuk;
2. Knapsack Sprayer Mesin (KSM), untuk menyemprot air, pestisida atau
pupuk;
3. Handphone, untuk mencatat waktu pengujian;
4. Meteran, untuk mengukur jarak hasil;
5. Ember, untuk menampung air.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakana pada praktikum adalah air

3.2 Prosedur Kerja


Pengujian Kefektifan penggunaan Knapsack sprayer dilakukan dengan
beberapa tahapan seperti yang tersaji pada Gambar 3.2.1 dan Gambar 3.2.2

Knapsack sprayer
disiapkan

Diisi air 3 liter

Knapsack sprayer
digendong

Dilakukan pemompaan
Nozel katup lurus
diarahkan ke depan

Tuas semprot ditekan

Diukur panjang semprotan

Nozel katup melebar


diarahkan lurus ke bawah

Tuas semprot ditekan

Diukur diameter semprotan

Gambar 3.2.1 Diagram alir pengujian panjang dan diameter

Knapsack sprayer
diisi 1 liter air

Dilakukan penyemprotan
katup melebar dan dihitung
waktu habis air

Gambar 3.2.2 Diagram alir pengujian volume pelepasan air


BAB IV

HASIL PERCOBAAN

Tabel. 4.1 Hasil percobaan uji semprot


Parameter
Knapsack Volume
Sprayer Panjang (m) Diameter (m) Pelepasan
(liter/menit)
Pompa 4,2 1,4 1,1
Mesin 11,9 2,6 3,1
BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas masing knapsack


sprayer, baik dengan tenaga pompa dan tenaga mesin, pengujian dilakukan dengan
parameter panjang, diameter dan volume pelepasan, yang mana hal tersebut akan
berdampak kepada efektifitas proses penyemprotan pada lahan pertanian.

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa diameter serta volume pelepasan


KSM lebih tinggi dibandingkan dengan KSP, hal ini berakibat kepada luasan yang
dapat dijangkau akan lebih luas. Daya semprot KSM yang lebih jauh juga akan
memudahkan operator dalam mengoprasikannya sehingga proses penyemprotan
akan lebih singkat dan mudah. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian
(Yuliyanto, et al., 2017) bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan
penyemprotan dengan KSM dibutuhkan waktu 16,5menit/kep pada lahan seluas
327.888m2 sedangkan KSP membutuhkan waktu 21,6menit/kep padalahan seluas
266.976 m2, hal ini dapat terjadi karena pada saat proses pengaplikasian KSP harus
dilakukan pemompaan serta berjalan lebih lambat karena semprotan yang
dihasilkan lebih sedikit.

Pada saat penggunaan KSM untuk penyemprotan pada tanaman juga dinilai
lebih baik dibandingkan dengan KSP, hal ini dapat diketahui pada hasil
penyemprotan KSM yang lebih rapat dibandingkan KSP, sehingga air, pupuk
ataupun pestisida akan lebih optimal diserap pada daun tanaman.

Pengggunaan KSM oleh petani masih sangat kecil, karena biaya yang harus
dikeluarkan juga akan lebih besar yang disebabkan oleh harga KSM yang tinggi,
perlunya biaya operasional seperti pemenuhan minyak dan oli serta biaya perbaikan
yang akan lebih mahal. Kurangnya daya beli petani menurut (Biro Analisa
Anggaran dan Pelaksanaan APBN, 2014) dapat disebabkan oleh hak untuk
menetapkan kebijakan pertanian pada semua leve tidak dimiliki dan tidak
keberpihakannya asosiasi pertanian yang ada di Indonesia.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini, bahwa penggunaan KSM akan
lebih efektif dalam penggunaannya di dalam lahan pertanian, karena memiliki
ruang lingkup yang luas dibanding KSP serta tingkat kerapatan hasil semprotan
yang lebih rapat pada tanaman, sebaliknya KSP lebih renggang. Namun
kefektifitasan ini tidak mampu berbanding lurus dengan penggunaan oleh petani
Indonesia yang memiliki daya beli yang masih rendah.

6.2 Saran

Adapun saran ditunjukan kepada praktikan, lebih memperhatikan dan


memahami intruksi dari dosen pembimbing agar praktikum berjalan dengan lancar,
serta tertib dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida Menggunakan
Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter Annafiyah dkk
/ Jurnal Rekayasa Mesin. 16(1), 90–99.
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN. (2014). Permasalahan dan Upaya
Peningkatan Produktifitas Pertanian. Jakarta: SEKJEN DPR-RI.
Dadang, I. (2006). Pengenalan Pestisida dan Teknik Aplikasi. 5–6.
Fajriani, G. N., Fadhilla, F. R., Hutagaol, R. R., Tinggi, S., & Kesehatan, I. (n.d.).
Hubungan Intensitas Penyemprotan Pestisida. 7(1), 66–76.
Kacang, H., Arachis, T., Pada, L., Kambisol, T., Pupuk, P., Dan, K., Terhadap, F.,
Zea, J., Varietas, L., Spodoptera, H., & Kubis, T. (2012). Jurnal Ilmu
Budidaya Tanaman. 1(2).
Madureira, R. P., & Moreira, L. L. Q. (2015). Spraying Systems And Traveling
Speed In The Deposit And Spectrum. 4430, 1042–1052.
Penelitian, B., Sayuran, T., Barat, B., Barat, J., & Tanaman, B. P. (2017). Pengaruh
Arah Pergerakan Nozzle Dalam Penyemprotan PestisidaTerhadap Liputan
dan Distribusi Butiran Semprot dan Efikasi Pestisida pada Tanaman Kentang
( Effect of Nozzle Movement in Pesticide Spraying on Coverage and
Distribution of Droplets and Efficacy of Pesticide on Potato ). 113, 113–126.
Sawah, B. P. (2020). Prosiding 4. 360–363.
Yuliyanto, Kesuma, N. W., & Sinuraya, R. (2017). Efektivitas dan Efisiensi
Penggunaan Knapsack Sprayer dan Knapsack Motor Pada Penyemprotan
Gulma Di Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Citra Widya Edukasi, 9(1), 80-
92.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengujian alat smprot Gambar 2. Pengukuran hasil semprot


LEMBAR KONTRIBUSI

NAMA NIM KONTRIBUSI


Akbar Djiwanggoro 10307003 Bab V, dan Sampul
Alya Irbah 10307005 Bab III, dan Bab VI
Annisa Utami Nastiti 10307007 Bab IV, Bab V dan
Lampiran
Ida Nurhidayah 10307021 Bab II, dan Bab !, dan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai