Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAU PUSTAKA

2.1 Abu dan kadar abu

Abu merupakan oksida-oksida logam dalam arang yang tersusun atas mineral
yang tidak bisa menguap oleh proses karbonasi. Adanya kandungan abu sangat
berpengaruh terhadap kualitas arang yang dihasilkan. Adanya abu yang berlebih
dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori pada arang sehingga luas
permukaan arang menjadi berkurang (scroder, 2006).

Kadar abu juga merupaka zat organic hasil pembakaran dari suatu bahan
makanan. Kandungan dan komposisi abu pada bahan makanan tergantung pada
bahan dan cara pengabuannya. Hubungan antara mineral dan kadar abu suatu
bahan ada dua macam garam yaitu garam organic dan anorgnik. 96% terdiri dari
bahan organic dan air sisanya merupakan unsur mineral atau kadar abu(Slamet
Sudarmadji, 1989).

2.2 metode pengabuan kering

Prinsip penentuan kadar abu adalah dengan mengkondisikan semua zat organik
pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-600oC, kemudian zat hasil pembakaran
yang tertinggal ditimbang. Jumlah sampel yang akan diabukan ditimbang
sejumlah tertentu tergantung pada macam bahannya (winarno, 2013).
Pengabuan kering membutuhkan sedikit ketelitian dan mampu menganalisa bahan
lebih banyak daripada pengabuan basah. Pengabuan kering dapat dapat dilakukan
untuk menganalisa kandungan Ca, P, dan Fe, akan tetapi kehilangan K dapat
terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi (Anton dkk, 15-16).
Mekanisme pengabuan pada percobaan ini adalah pertama-tama krus porselin
dioven selama 1 jam. Krus porselin adalah tempat atau wadah yang digunakan
dalam pengabuan, karena penggunaannya luas dan dapat mencapai berat konstan
maka dilakukan pengovenan. Kemudian didinginkan selama 30 menit, setelah itu
dimasukkan eksikator. Lalu timbang krus sebagai berat a gram (Zahro, 2013).
2.3 bahan
2.3.1 Dodol
Dodol merupakan makanan tradisional yang tergolong dalam makanan semi
basah yang memiliki kadar air yang tinggi sehingga umur simpan yang tergolong
singkat kisaran 1-6 bulan (Hanifah, 2016).

2.3.2 selai

Selai merupakan jenis makanan olahan yang berasal dari sari buah atau buah-
buahan yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak sampai mengental.
Selai tidak dikonsumsi langsung, melainkan digunakan sebagai bahan pelengkap
pada roti tawar atau sebagai bahan pengisi pada roti manis, kue nastar atau
sebagai pemanis pada minuman seperti yogurt dan es krim (Syahrumsyah dkk,
2010).

2.3.3 jeli

Jeli adalah makanan setengah padat yang terbuat dari sari buah-buahan dan
gula. Syarat Jeli yang baik ialah transparan, mudah dioleskan dan mempunyai
aroma dan rasa buah asli (Koswara, 2011).

2.3.4 mentimun

Mentimun (Cucumis Sativis L.) merupakan tanaman yang dibudidayakan untuk


konsumsi segar. Buah mentimun memilki banyak kandungan nutrisi per 100 gram
mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 gram protein. 0,1 gram pati, 3 gram
karbohidrat, 30 miligram fosfor, 0,5 miligram besi, 0.02 miligram thianin, 0,01
miligram (Fefiani dan Barus, 2014).

2.3.5 keripik

Keripik merupakan produk yang memiliki kadar air dan aw (water activity)
yang relatif rendah sehingga umur simpannya cenderung lebih lama. Selain itu,
keripik juga mempunyai kandungan lemak yang cukup tinggi ini menyebabkan
mudah mengalami ketengikan apabila kontak langsung dengan oksigen, cahaya,
atau akibat perubahan suhu dan mudah menyerap uap air dari udara sekitar
sehingga mudah mengalami kerusakan seperti menjadi tidak renyah, ditumbuhi
jamur dan bakteri serta berbau tengik ( et al., 2020).

2.3.6 kacang hijau

Kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan yang mampu tumbuh


pada iklim subtropis, tahan terhadap kekeringan, tahan terhadap hama dan
penyakit. Kacang hijau kaya akan protein, kandungan gizi kacang hijau per 100
gram untuk kandungan protein kacang hijau berkisar 21,04 gram, lemak 1,64
gram, karbohidrat 63,55 gram, air 11,42 gram, abu 2,36 gram dan serat 2,46%
(Aminah dan Wikanastri, 2012).

2.3.7 ubi jalar

Jenis umbi-umbian banyak terdapat di Indonesia.Salah satu jenis umbi yang


dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi Jalar merupakan jenis umbi
dengan masa panen 3 - 4 bulan dan dapat berproduksi lebih dari 30 ton/ha,
tergantung dari varietas, sifat tanah dan pemeliharaannya (DPTP Jabar, 2012).

2.3.8 kentang

Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk makanan pokok utama manusia


disamping gandum, padi, dan jagung. Umbi kentang dapat digunakan sebagai
pengganti nasi mengingat kandungan nutrisi utama berupa karbohidrat sekitar
18%, protein 2,4%, dan lemak 0,1%, serta total energi sekitar 80 kkal/100 g
dengan kandungan vitamin C sebesar 31 mg/100 g.3 Kentang mempunyai laju
respirasi dan laju produksi etilen yang sangat rendah, sehingga mengindikasikan
bahwa umbi kentang memiliki daya simpan yang cukup lama (Broto, W., Dendy
A. S., Sunarmani, Qanytah, 2017).
Andriani, E. S., Hintono, A., & Nurwanto. (2018). Perubahan Fisik Tomat Selama
Penyimpanan Pada Suhu Ruang Akibat Pelapisan Dengan Agar-Agar. Jurnal
Teknologi Pangan, 2(2), 176–182.
www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tekpangan.
Anton dkk. 1989. Analisis Pangan. Departemen pendidikan dan kebudayaan
direktorat jendral pendidikan tinggi pusat antar universitas pangan dan gizi:
IPB
Atma, Y. (2016). Angka Lempeng Total (Alt), Angka Paling Mungkin (Apm)
Dan Total Kapang Khamir Sebagai Metode Analisis Sederhana Untuk
Menentukan Standar Mikrobiologi Pangan Olahan Posdaya. Jurnal
Teknologi, 8(2), 77. https://doi.org/10.24853/jurtek.8.2.77-83
Broto, W., Dendy A. S., Sunarmani, Qanytah, dan I. B. J. (2017). 238316-
Teknologi-Penyimpanan-Umbi-Kentang-Solan-07Cf4168.Pdf. Jurnal
Penelitian Pascapanen Pertanian, 14(2), 116–124.
Atma, Y. (2016). Angka Lempeng Total (Alt), Angka Paling Mungkin (Apm)
Dan Total Kapang Khamir Sebagai Metode Analisis Sederhana Untuk
Menentukan Standar Mikrobiologi Pangan Olahan Posdaya. Jurnal
Teknologi, 8(2), 77. https://doi.org/10.24853/jurtek.8.2.77-83
Broto, W., Dendy A. S., Sunarmani, Qanytah, dan I. B. J. (2017). 238316-
Teknologi-Penyimpanan-Umbi-Kentang-Solan-07Cf4168.Pdf. Jurnal
Penelitian Pascapanen Pertanian, 14(2), 116–124.
Fefiani, Y., & Barus, W. A. (2014). Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Organik Padat Supernasa. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 19(1),
21–30. http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/agrium/article/view/328
Mutia, K. A., & Yunus, R. (2016). Pengaruh Penambahan Sukrosa pada
Pembuatan Selai Langsat. Jtech, 4(2), 80–84.
Narullita, A., Waluyo, S., & Novita, D. D. (2013). Sifat fisik ubi jalar (ubi jalar
gisting kabupaten tanggamus dan jati agung kabupaten lampung selatan)
pada dua metode penyimpanan. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 2(3),
133–146.
Nurmahari, N., Syawaluddin, S., & Harahap, I. S. (2019). Pengaruh Pelilinan dan
Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik-Kimia Mentimun (Cucumis sativus
L.). Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, 3(1), 22.
https://doi.org/10.31604/jap.v3i1.962
Puspitasari, E., Sutan, S. M., & Lastriyanto, A. (2020). Pendugaan Umur Simpan
Keripik Kelapa (Cocos nucifera L.) Menggunakan Metode Accelerated
Shelf-Life Testing (ASLT) Model Pendekatan Persamaan Arrhenius. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 8(1), 36–45.
https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2020.008.01.04
Sanger, G. (2010). Oksidasi Lemak Ikan Tongkol (Auxis thazard) Asap yang
Direndam dalam Larutan Ekstrak Daun Sirih. Pacific Journal, 2(5), 870–
873.
Scroder dan Eliabeth. 2006. Experiment on the Generation of actived carbon from
biomass. Institute for Nuclear and Energy Technologies Forschungs
karlsruhe. Germany. Hal : 106-111.
Slamet Sudarmadji. (1989). Analisa bahan makanan dan pertanian. yogyakarta:
Liberty Yogyakarta bek Andriani, E. S., Hintono, A., & Nurwanto. (2018).
Perubahan Fisik Tomat Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang Akibat
Pelapisan Dengan Agar-Agar. Jurnal Teknologi Pangan, 2(2), 176–182.
www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tekpangan.erja sama dengan Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, 1989.
Winarno, F. G. (2013). Autisme dan peran pangan. Gramedia Pustaka Utama.
Zahro, N. (2013). Analisa mutu pangan dan hasil pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas.

Anda mungkin juga menyukai