Anda di halaman 1dari 3

Form No.

: UJ-03
Revisi :0

FORMAT PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Nama Pengusul : Dwiky Zidan Bagaskara


No. Mahasiswa : 18/427408/KT/08720
Usulan Dosen Pembimbing : Denny Irawati, S.Hut, M.Si, Ph.D

1. Judul skripsi yang diajukan


Pengaruh Lama Inkubasi Jamur dan Umur Panen terhadap Sifat Kimia dan Kadar Gula
Pereduksi dari Batang Rumput Gajah Gama Umami (Pennisetum purpureum cv. (GU))

2. Latar belakang
Sistem agroforestri dewasa ini memadukan antara tanaman bawah dengan tanaman
tengah dan tanaman atas atau bisa disebut sebagai sistem agroforestri multistrata. Salah satu
tanaman dari sistem agroforestri multistrata yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang
biasanya digunakan sebagai pakan ternak (Rendra et al., 2016). Rumput gajah merupakan
pakan ternak yang kaya akan nutrisi, namun pada bagian batangnya kurang dimanfaatkan
karena terlalu keras, kepadatan serta kandungan lignin yang tinggi (Perez-Boada et al., 2014
dalam Phitsuwan et al., 2016). Rumput gajah memilki beberapa kelebihan diantaranya adalah
kandungan selulosa dan hasil panen yang tinggi, serta toleran terhadap kekeringan (Narinthorn
et al., 2019).
Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam usaha pemuliaan tanaman telah
dilakukan untuk menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang cepat tanpa mengurangi
nutrisi. Salah satunya telah dilakukan oleh Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada
dengan menyinari rumput gajah menggunakan iradiasi sinar gamma. Mutasi menjadi faktor
yang menyebabkan perubahan genetik sehingga dapat meningkatkan keragaman genetik.
Keragaman yang muncul tersebut akan mempermudah dalam pelaksanaan seleksi sesuai
tujuan pemuliaannya (Indriatama et al., 2016). Efek dari iradiasi sinar gamma tersebut akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman sesuai dengan tingkat dosis sinar yang digunakan
(Mudibu et al., 2011; Lima et al., 2011 dalam Respati et al., 2018).
Sebagian besar limbah organik tanaman adalah lignoselulosa. Hampir separuh
lignoselulosa merupakan selulosa dan kandungan lignin sekitar 15-36% (Amrullah et al.,
2013). Keberadaan lignin berfungsi sebagai pengikat senyawa lain pada tanaman. Jumlah dan
distribusi lignin dalam tanaman dapat sangat bervariasi menurut jenis dan umur tanaman.
Pengaturan umur panen sangat mempengaruhi kualitas dan produksi tanaman. Semakin lambat
suatu tanaman dipotong, kemungkinan produksi dan serat kasar akan meningkat (Husin,
2000). Pada batang, bertambahnya umur tanaman akan meningkatkan kandungan lignin
(Fengel & Wegener, 1995). Rumput gajah umumnya dipanen pada usia 45-60 hari
dikarenakan pada usia tersebut dinilai memiliki kandungan nutrisi yang tinggi (Ananta et al.,
2019). Namun, pertumbuhan rumput gajah dinilai sangat cepat (Seseray et al., 2012). Di sisi
lain, pemanfaatannya sebagai makanan ternak dinilai kurang maksimal karena ternak tidak
menyukai batangnya. Sehingga dengan jumlahnya yang melimpah tersebut dapat
dimanfaatkan lebih lanjut, contohnya yaitu seperti sebagai bahan baku pulp. Menurut
penelitian Nasution et al., (2016), serat kasar yang berupa selulosa, hemiselulosa, dan lignin
yang terkandung pada rumput gajah sebesar 40,85%, sehingga cocok dijadikan bahan baku
pulp, serta kandungan selulosa yang tinggi tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan
pembuat etanol (Sari, 2009 dalam Nasution et al., 2016)
Kandungan selulosa pada pada rumput gajah juga dapat dikonversi menjadi glukosa
untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Namun, sebelum selulosa dikonversi menjadi glukosa,
selulosa harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan lignin yang mengikat selulosa dan
hemiselulosa. Proses pengolahan tersebut disebut sebagai delignifikasi (Minmunin et al.,
2015). Pengolahan atau pretreatment untuk delignifikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu fisik, kimia, dan biologis. Pretreatment biologis merupakan pretreatment yang
melibatkan organisme maupun mikroorganisme seperti jamur busuk kayu sebagai
pendegradasi lignin sehingga rendah energi. Spesies jamur memiliki kemampuan fisiologi
individual untuk mengurai materi lignoselulosa (Kües, 2007). Jamur dapat menguraikan lignin
karena mampu mensintesis enzim ligninase, sebagai contoh jamur pelapuk putih (white-rot
fungi) seperti Phanerochaete chrysosporium yang mampu mendegradasi lignin untuk
keperluan proses metabolisme tubuhnya (Irawati et al., 2009; Martina et al., 2015). Dalam
penelitian Irawati et al., (2019), dinyatakan bahwa faktor lama waktu inkubasi berpengaruh
nyata dalam penurunan kadar lignin dan selulosa dari media jamur.
Setelah dilakukan proses delignifikasi, kemudian dilanjutkan dengan proses hidrolisis.
Hidrolisis adalah proses pemecahan polisakarida pada lignoselulosa menjadi monomer gula
penyusunnya yang kemudian menjadi glukosa. Proses hidrolisis dapat dilakukan dengan
menggunakan asam dan enzim. Hidrolisis yang menggunakan enzim merupakan proses yang
ramah lingkungan (Sari et al., 2015). Hasil dari hidrolisis tersebut berupa gula pereduksi. Gula
pereduksi adalah bahan baku utama dalam produksi etanol dengan proses fermentasi
(Suartama et al., 2014). Kadar gula pereduksi untuk membuat etanol idealnya berkisar antara
10-18% (Itelima et al., 2013).

3. Tujuan penelitian
a. Mengetahui pengaruh lama inkubasi jamur dan umur panen terhadap sifat kimia rumput
gajah Gama Umami (Pennisetum purpureum cv. GU)
b. Mengetahui pengaruh lama inkubasi jamur dan umur panen terhadap kadar gula pereduksi
rumput gajah Gama Umami (Pennisetum purpureum cv. GU)

4. Daftar acuan
Amrullah, M., Nawir, N. H., Abdullah, A., & Tambaru, E. (2013). Isolasi Jamur Mikroskopik
Pendegradasi Lignin dari Beberapa Substrat Alami. Jurnal Alam Dan Lingkungan, 4(7), 20–
25.
Ananta, D., Bachruddin, Z., & Umami, N. (2019). Growth and Production of 2 Cultivars
(Pennisetum purpureum Schumach.) on Regrowth Phase. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 387(1), 1–4.
Fengel, D., & Wegener, G. (1995). Kayu: Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi. UGM Press.
Husin, M. N. (2000). Pengaruh Umur Pemotongan terhadap Produksi Protein Kasar dan Serat
Kasar Macroptilium atropurpureum. Jurnal Agripet, 1(1), 40–42.
Indriatama, W. M., Trikoesoemaningtyas, Aisyah, S. I., & Human, S. (2016). Pendugaan ragam
genetik dan heritabilitas karakter agronomi gandum ( Triticum aestivum L .) hasil berbagai
perlakuan teknik iradiasi sinar gamma. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Dan Radiasi, 12(2), 79–
88.
Irawati, D. (2017). Hidrolisis Media Sisa Budidaya Jamur Kuping Menggunakan Tiga Jenis
Enzim Selulase. Jurnal Ilmu Kehutanan, 11(1), 52–62.
Irawati, D., Azwar, N. R., Syafii, W., & Artika, I. M. (2009). Pemanfaatan Serbuk Kayu untuk
Produksi Etanol dengan Perlakuan Pendahuluan Delignifikasi Menggunakan Jamur
Phanerochaete chrysosporium. Jurnal Ilmu Kehutanan, 3(1), 13–22.
Irawati, D., Pradipta, N. N., R, F. M. M., & Sutapa, J. P. G. (2019). Optimasi Produksi Badan
Buah Tiga Jenis Jamur Kayu dengan Inovasi Perlakuan pada Waktu Inkubasi dan Jumlah
Penyobekan pada Baglog. Jurnal Ilmu Kehutanan, 13(1), 87–97.
Itelima, J., Onwuliri, F., Onwuliri, E., Onyimba, I., & Oforji, S. (2013). Bio-Ethanol Production
from Banana, Plantain and Pineapple Peels by Simultaneous Saccharification and
Fermentation Process. International Journal of Environmental Science and Development,
4(2), 213–216.
Kües, U. (2007). Wood production, wood technology, and biotechnological impacts.
Universitätsverlag Göttingen.
Martina, A., Linda, T. M., Zul, D., Veronika, N., & Jelita, R. (2015). Aktivitas Ligninolitik
Beberapa Jamur Aphllophorales dan Kemampuannya Mendegradasi Lignin pada Lindi
Hitam. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 8(1), 27–31.
Minmunin, J., Limpitipanich, P., & Promwungkwa, A. (2015). Delignification of Elephant Grass
for Production of Cellulosic Intermediate. Energy Procedia, 79, 220–225.
Narinthorn, R., Choorit, W., & Chisti, Y. (2019). Alkaline and Fungal Pretreatments for
Improving Methane Potential of Napier Grass. Biomass and Bioenergy, 127, 1–12.
Nasution, H. I., Dewi, R. S., & Hasibuan, P. (2016). Pembuatan Etanol Dari Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum Schumach) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Fermentasi
Saccharomyces cerevsiae. Jurnal Pendidikan Kimia, 8(2), 144–151.
Phitsuwan, P., Sakka, K., & Ratanakhanokchai, K. (2016). Structural Changes and Enzymatic
Response of Napier Grass (Pennisetum purpureum) Stem Induced by Alkaline Pretreatment.
Bioresource Technology, 218, 247–256.
Rendra, P. P. R., Sulaksana, N., & Alam, B. Y. C. S. S. S. (2016). Optimalisasi Pemanfaatan
Sistem Agroforestri Sebagai Bentuk Adaptasi Dan Mitigasi Tanah Longsor. Bulletin of
Scientific Contribution, 14(2), 117–126.
Respati, A. N., Umami, N., & Hanim, C. (2018). Growth and Production of Brachiaria brizantha
cv. MG5 in Three Difference Regrowth Phase Treated by Gamma Radiation Dose. Tropical
Animal Science Journal, 41(3), 179–184.
Sari, E., Rahman, E. D., Martynis, M., Fiona, S., & -, J. (2015). Perolehan Glukosa dengan
Hidrolisis Enzimatis dari Ampas Tebu Menggunakan Trichoderma viride dan Aspergilus
niger sebagai Bahan Baku Bioetanol. Jurnal Riset Kimia, 9(1), 9.
Seseray, D. Y., Saragih, E. W., & Katiop, Y. (2012). Pertumbuhan dan Produksi Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum) pada Interval Defoliasi yang Berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan,
7(1), 31–36.
Suartama, I. P. O., Ramona, Y., & Prasetya, I. G. N. J. A. (2014). Produksi Etanol dari Sisa Gula
Limbah Pabrik Brem. Jurnal Biologi, 18(2), 37–40.

Anda mungkin juga menyukai