Anda di halaman 1dari 8

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.


Percobaan I. Morfogenesis keladi (Caladium bicolor W. Aint Vent.) in vitro dari
eksplan daun sebagai respon terhadap benziladenin (BA) dan 2,4-
dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D).

1. Benziladenin memiliki peran esensial dalam menginduksi kalus embriogenik


pada eksplan. Pada media dasar tanpa BA, baik dengan maupun tanpa
penambahan 0,5 mg/l 2,4-D, eksplan tidak memberikan respons membentuk
kalus.
2. Pembentukan embrio somatik pada percobaan ini terjadi secara tidak langsung
melalui pembentukan kalus.
3. Penggunaan BA tunggal menghasilkan jumlah propagul, jumlah tunas, dan
jumlah mata tunas lebih banyak dibandingkan perlakuan kombinasi BA dengan
0,5 mg/l 2,4-D.
4. Penambahan BA 4 mg/l menghasilkan jumlah tunas terbanyak, sementara BA 5
mg/l menghasilkan jumlah propagul dan mata tunas terbanyak.
66

Percobaan II. Pengaruh BA dan activated charcoal (AC) terhadap regenerasi dan
multiplikasi tunas Caladium bicolor W. Aint Vent. in vitro.

1. Penggunaan media dasar MS tanpa BA dan penambahan BA 1 mg/l


menghasilkan regenerasi dan multiplikasi tunas terbaik dari semua perlakuan.
2. Penambahan AC 1 g/l dengan atau tanpa BA menurunkan jumlah tunas dan
tinggi tunas, namun dapat menginisiasi akar pada clump.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan berbagai konsentrasi 2,4-D


untuk mengetahui konsentrasi terbaik dalam menginduksi kalus Caladium
bicolor.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan berbagai jenis keladi,
terutama keladi dengan nilai ekonomi tinggi untuk mengetahui respon yang
diberikan.
68

DAFTAR PUSTAKA

Admojo, L., dan Indrianto A., 2016. Pencegahan browning fase inisiasi kalus pada
kultur midrib daun klon karet (Hevea bransiliensis Muell Arg) Pb 330.
Indonesian Journal of Natural Rubber Research. 34 (1) : 25-34.

Ali, A., A. Munawar, S. Naz. 2007. An in vitro study on micropopagation of


Caladium bicolor. International Journal of Agriculture and Biology. 9 (5) :
731-735.

Almeida, J. A. S., Silvarolla, M. B. 2009. Induction of somatic embryos of Coffea


arabica genotypes by 6-benzyladenine. International Journal of Plant
Developmental Biology. 3 (1) : 5- 9.

Andriana, D. 2005. Pengaruh konsentrasi BAP terhadap multiplikasi tunas dan


giberelin terhadap kualitas tunas pisang FHIA-17 in vitro. Skripsi. Program
Studi Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anitasari, S. D., Dwi, N. R. S., Ida, A. A., dan Made, R. D. 2018. Dasar Teknik
Kultur Jaringan Tanaman. Penerbit Deepublish. Yogyakarta.

Basavaraju, R. 2011. Plant tissue culture-agriculture and health of man. Indian


Journal of Science and Technology. 4(3): 333-335.

Bhojwani, S. S., dan Soh, W. Y. 1999. Morphogenesis in Plant Tissue Cultures.


Kluwer Academic Publishers. Netherlands.

De Fossard. 1976. Tissue Culture for Plant Propagators. Department of Botany.


University of New England.
68

Dewanti, P. 2018. Teknik Kultur Jaringan Tanaman : Prinsip Umum dan Metode
Aplikasi di Bidang Bioteknologi Pertanian. Universitas Jember. Jember.

Dumas, E., dan Monteuuis, O. 1995.In vitro rooting of micropropagated shoots from
juvenile and mature Pinus pinaster explants-influence of activated charcoal.
Plant Cell Tissue and Orgma Culture. 40 (3) : 231-235.

Dwiyani, R. 2015. Kultur Jaringan Tanaman. Percetakan dan Penerbit Pelawa Sari.
Denpasar Barat.

Hapsoro, D., dan Yusnita, Y. 2016. Kultur Jaringan untuk Perbanyakan Klonal
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Anugrah Utama Raharja. Bandar
Lampung.

Hapsoro, D., dan Yusnita, Y. 2018. Kultur Jaringan-Teori dan Praktik. Penerbit
Andi. Yogyakarta.

Hendaryono, D. P. S., dan Wijayani,A. 1994. Kultur Jaringan Pengenalan dan


Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Media. Kanisius.
Yogyakarta.

Heriansyah, P. 2020. Rahasia Mudah Menguasai Kultur Jaringan Tanaman: Teori


dan Praktiknya. Penerbit Lindan Bestari. Bogor.

Horsfall, J. M., dan Spiff, A. I. 2005. Effect of temperature on the sorption of Pb2+
and Cd2+ from aqueous solution by Caladium bicolor (Wild Cocoyam)
biomass. Electronic Journal of Biotechnology. 8 (2) : 43-50.

Intan, R. D. A. 2008. MakalahPeranan dan Fungsi Fitohormon Bagi Pertumbuhan


Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Sumedang.

Kurniawan, A., Warseno, dan Asih, N. P. S. 2012. Araceae di Pulau Bali. LIPI Press.
Jakarta.
69

Latunra, A. I., Masniawati, A., Baharuddin, Aspianti, W. T., dan Tuwo, M. 2017.
Induksi kalus pisang barangan merah Musa acuminata Colla dengan kombinasi
hormon 2,4-D dan BAP secara in vitro. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan. 8
(15) : 53-61.

Lestari, E. G. 2011. Peranan zat pengatur tumbuh dalam perbanyakan tanaman


melalui kutur jaringan. Jurnal AgroBiogen. 7 (1) : 63-68.

Lestari, G., dan Kencana, I. P. 2008. Tanaman Hias Lanskap. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Mahadi, I. 2011. Pematahan dormansi biji kenerak (Goniothalamus umbrosusu)


menggunakan hormon 2,4-D dan BAP secara mikropropagasi. Sagu. 10 (1) :
20-23.

Murashige, T. dan Skoog, F. 1962. A revised medium for rapid growth and bioassays
with Tobacco tissue cultures. Physiol Plant. 15 (3) : 473-479.

Pan, M. J., dan Staden, J. Van. 1998. The use of charcoal in in vitro culture-A review.
Plant Growth Regulation. 26 (3) : 155-163.

Ru, Z., Lai, Y., Xu, C., dan Li, L. (2013). Polyphenol oxidase (ppo) in early stage of
browning of Phalaenopsis leaf explants. Journal of Agricultural Science. 5 (9) :
57-64.

Sakpere, A. M. A., dan Adebona, A. C. 2005. Callus initiation and plant regeneration
of Caladium bicolor (Aitona) Vent. by in vitro culture. Journal of Science. 7 (1)
: 37-41.

Santoso, U., dan Nursani, F. 2001. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas


Muhammadiyah Malang. Malang.

Sari, N., Suwarsi, E. R., dan Sumadi. 2014. Optimasi jenis dan konsentrasi ZPT
dalam Induksi kalus embriogenik dan regenerasi menjadi planlet pada Carica
70

pubescens (Lenne & K.Koch). Biosantifika:Journal of Biology & Biology


Education. 6 (1) : 51-59.

Sianipar, N. F., Purnamaningsih, R., dan Rosaria. 2016.Pengembangan tanaman


keladi tikus (Typhonium Flagelliforme Lodd.) asal indonesia sebagai obat
antikanker. JurnalPenelitian dan Pengabdian Masyarakat. 4 (1) : 65-74.

Sitinjak, M. A., Isda, M. N., dan Fatonah, S. 2015. Induksi kalus dari eksplan daun
invitro keladi tikus (Typhonium sp.) dengan perlakuan 2,4-D dan kinetin. Jurnal
Biologi. 8 (1) : 32-39.

Sitinjak, R. R., Rostiana, O., Karyono, K., dan Supriatun, T. 2006. Pengaruh 2,4-D
dan BA terhadap induksi kalus embriogenik pada kultur meristem jahe (Zingiber
officinale Rosc.). Berita Biologi. 8 (2) : 115-120.

Suhono, B., dan Tim LIPI. 2010. Ensiklopedia Flora (Buku 2). PT. Kharisma Ilmu.
Bogor.

Sunarya, R. M. 2011. Studi variasi fenotipik keladi merah (Caladium bicolor (W.
Aint)Vent.) hasil kultur jaringan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suryowinoto, M. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Kanisius. Yogyakarta.

Syahid, S. F., dan Kristina,N. N. 2007. Induksi dan regenerasi kalus keladi tikus
(Typonium flagelliforme Lodd.) secara in vitro. Jurnal Littri. 13 (4) : 142-146.

Taiz, L., dan Zaiger, E. 2002. Plant PhysiologyEd. ke-3. Sinauer Associates.
Sunderland.

Taji, A. M., William, A. D., dan Richard, R. W. 2006. Teknik Kultur Jaringan
Tanaman Edisi Ketiga (Diterjemahkan Oleh Zulkarnain). Fakultas Pertanian.
Universitas Jambi.
71

Thao, N. T. P ., Ozaki, Y., dan Okubo, H. 2003. Callus Induction and plantlet
regeneration in ornamental Alocasia micholitziana. Plant Cell, Tissue and
Organ Culture. 73 (3) : 285-289.

Thomas, T. D. 2008. The role of activated charcoal in plant tissue culture.


Biotechnologi Advances. 26 (6) : 618-631.

Triandriani, L. N., Handayanto, E., dan Utami, S. R. 2014. Penggunaan Caladium


bicolor, Paspalumconjugatum, dan Comelina nudiflora untuk remediasi tanah
tercemar merkuri limbah tambang emas serta pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan. 1 (1) : 69-78.

Wahyuni, D. K., Prasetyo, D., dan Haritanto, S. 2014. Perkembangan kultur daun
Aglaonema sp. dengan perlakuan kombinasi zat pengatur tumbuh NAA dan
2,4-D dengan BAP. Jurnal Bioslogos. 4 (1) : 9-16.

Walpole, R. E. 1997. Pengantar Statistika Edisi 3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wareing, P. F., and Phillips, I.D.J. 1981. Growth and Differentiation in Plants rd ed.
Pergamon Press.England.

Widiastoety, D., Santi, A., dan Solvia, N. 2012. Pengaruh myoinositol dan arang aktif
terhadap pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium dalam kultur in vitro.
Jurnal Hortikultura. 22 (3) : 205-209.

Winkelman, T., Geier, T.,dan Preil, W. 2006. Commercial in vitro plant production in
Germany in 1985-2004. Plant Cell, Tissue and Organ Cult. 86 (3) : 319–327.

Yasuda, T., Fujii, Y., dan Yamaguchi, T. 1985. Embryogenic callus induction from
Coffea arabica leaf explants by benzyladenine. Plant Cell Physiology. 26 (3) :
595-597.

Yuliarti, N. 2007. Caladium Pesona Sang Sayap Bidadari. Agromedia Pustaka.


Jakarta.
72

Yusnita, Y. 2015. Kultur Jaringan Tanaman Sebagai Teknik Penting Bioteknologi


untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. Penerbit Aura Publishing. Bandar
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai