Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rakay Bayu Anggoro

NIM : 23010119130141

Kelas : PTP D

Asisten : Anisa Putri Lestari

1. Jawab pertanyaan dibawah ini

a. Apa yang dimaksud dengan skarifikasi?

Skarifikasi merupakan usaha untuk memecah kulit biji untuk memudah

proses perkecambahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Febriyan dan

Widajati (2015) yang menyatakan bahwa skarifikasi adalah usaha untuk

melukai biji dengan maksud untuk mempercepat proses perkecambahan

b. Skarifikasi terdiri dari skarifikasi kimia,fisik,dan mekanik. Jelaskan!

 Skarifikasi kimia adlaah proses pemecahan benih dengan

menggunakan bahan kimia. Hal ini sesuai dengan pednapat

Isnaeni dan Habibah (2014) yang menjelaskan bahwa

skarifikasi kimia menggunakan bahan kimia seperti

peerendaman asam sulfat untuk mencuci zat – zat yang

menghambat dari ketebalan kulit benih.

 Skarifikasi fisik merupakan usaha pemecahan benih dengan

menggunakan teori fisika. Hal ini sesuai dengan pendapat

Isnaeni dan Habibah (2014) yang menjelaskan bahwa


skarifikasi fisik dapat dilakukan dengan perendaman benih

dengan air yang menyebabkan terjadinya pelunakan kulit

benih sehingga mengakibatkan adanya keretakan pada kulit

benih.

 Skarifikasi mekanik merupakan proses pemecahan benih

dengan menggunakan gesekan, penusukan dan goresan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nurmiaty et al. (2014) yang

menjelaskan bahwa skarifikasi mekanik pelaksanaannya

dapat dilakukan dengan pelukaan benih dengan gunting

kuku.

c. Menurut anda jenis skarifikasi mana yang paling optimal?

Jelaskan Beserta alasannya!

Skarifikasi mekanik, karena skarifikasi tidak memerlukan banyak

bahan, serta prosesnya yang lebih mudah dan lebih cepat dibanding

proses yang lain, hasil yang didapat pada skarifikasi mekanik juga

paling maksimal dari beberapa percobaan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Romdyah (2017) yang membuktikan bahwa proses

skarifikasi mekanik dengan memiliki hasil paling bagus dari antara

skarifikasi yang lain.


2. Jelaskan

a. Perbedaan antara rumput gajah dan rumput raja

 Rumput gajah memiliki ciri – ciri sebagai salah satu rumput

yang besar, yang memiliki tinggi batang dua sampai tiga

meter, serta batang yang dilindungi oleh daun yang berbulu.

(Sirait,2018)

 Rumput raja adalah merupakan rumput persilangan antara

rumput gajah dengan rumput barja, dan rumput raja

merupakan tanaman tahunan, jika bertumbuh tegak,

tingginya dapat mencapai 7 meter. (Suyitman, 2014)

b. Apa yang dimaksud dengan tanaman leguminosa?

Tanaman leguminosa adalah tanaman dari jenis kacang – kacangan

yang merupakan salah satu sumber hijauan makanan ternak

ruminansia. Hal ini sesuai dengan Herdiawan dan Krisnan (2014)

yang menyatakan bahwa tanaman legume atau leguminosa

merupakan tanaman kacang – kacangan yang dijadikan hijauan

untuk ternak terutama ruminansia karena mengandung serat kasar

yang banyak.
c. Sebutkan salah satu jenis tanaman yang termasuk leguminosa

beserta ciri khususnya!

Desmodium rensonii merupakan jenis tanaman leguminosa yang

berasal dari Meksiko, tanaman ini memiliki keunggulan yaitu,

mampu bertahan hidup di keadaan yang ummumnya tanamn

legume tidak bisa tahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman

dan Herdiawan (2015) yang menjelaskan bahwa Desmodium

rensonii merupakan jenis tanaman leguminosa yang sering

digunakan pada daerah – daerah yang kering, karena toleran

terhadap panas, kekeringan dan tanah yang asam.


3. Jawab

a. Jelaskan perbedaan teknik penanaman pols dan stek!

 Terknik penanaman pols merupakan teknik penanaman

dengan memanfaatkan sobekan pada tanaman dengan

maksud untuk memperbanyak tanaman.. Menurut Puspita

(2018) bahwa pols adalah teknik perbanyakan tanaman

dengan menggunakan sobekan atau anakan, yang akan

menjadi individu yang lain.

 Teknik stek merupakan teknik penanaman secara vegetative

dengan cara perlakuan pemotongan pada tanaman dengan

maksud untuk memperbanyak tanaman. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sudomo et al. (2013) yang menyatakan

bahwa teknik stek dialkukan dengan cara memotong bagian

tanaman, kemudian bagian yang dipotong tersebut akan

dibuat menjadi individu yang akan menjadi tanaman

dewasa.
b. Apa yang menjadi penyebab penurunan produksi tanaman?

 Perubahan iklim. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruminta

(2016) yang menjelaskan bahwa perubahan iklims sangat

memngaruhi pada waktu proses pertumbuhan dan panen,

contoh perubahan iklim yaitu, curah hujan yang terlalu

rendah atau terlalu tinggi.

 Jamur. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahartha, et al

(2013) yang menyatakan bahwa Jamur merupakan

penyebab yang membuat produksi cabai semakin menurun

4. Jawablah

a. Berapa kapasitas daya tampung yang baik untuk padang

penggembalaan? Daya tamping untuk padang penggembalaan yang

ideal membutuhkan untuk 1 hektar membutuhkan lebih dari 0,83

UT per hektar. Hal ini sesuai dengan pendapat Infitria dan Khalil

(2014) bahwa ladang penggembalaan untuk satu hektar yang ideal

perlu lebih dari 0,83 UT per hektar untuk satu ekor sapi.

b. Factor yang mempengaruhi kapasitas daya tampung?

Faktor yang memengaruhi kapasitas daya tamping yaitu produksi

dan kualitas rumput. Hal ini sesuai dengan pendapa Kleden et al.
(2015) yang menyatakan bahwa faktor makanan sangat

memengaruhi kapasitas daya tamping.

5. Berapa perbandingan yang seimbang antara rumput dan legume?

Perbandingan yang seimbang antara rumput dan legum yaitu tiga

banding dua. Hal ini sesuai dengan pendapat Putra, et al. (2018) yang

menyatakan bahwa perbandingan antara rumput dan leguminosa yang

seimbang pada padang penggembalaan yaitu sekitar tiga banding dua

atau 60% dengan 40%.


Daftar Pustaka

Febriyan, D.G. and Widajati, E, 2015. Pengaruh Teknik Skarifikasi

Fisik dan Media Perkecambahan terhadap Daya Berkecambah

Benih Pala (Myristica fragrans). Buletin Agrohorti, 3(1) : 71-

78.

Herdiawan, I. and Krisnan, R., 2014. Produktivitas dan pemanfaatan

tanaman leguminosa pohon Indigofera zollingeriana pada

lahan kering. Wartazoa, 24(2), pp.75-82.

Infitria, I. and Khalil, K., 2014. Studi produksi dan kualitas hijauan di

lahan padang rumput UPT peternakan Universitas Andalas

Padang. Buletin Ilmu Makanan Ternak, 101(1) : 25-33

Isnaeni,E.,dan N.A.Habibah.2014. Efektivitas Skarifikasi Dan Suhu

Perendaman Terhadap Perkecambahan Biji Kepel

[Stelechocarpus Burahol (Blume) Hook. F & Thompson]

Secara in Vitro Dan Ex Vitro. Jurnal Mipa.37(2):105- 114.

Kleden, M.M., M.R.T Ratu, dan M.D Randu.2015. Kapasitas tampung

hijauan pakan dalam areal perkebunan kopi dan padang

rumput alam di kabupaten flores timur nusa tenggara

timur. ZOOTEC, 35(2), .340-350.
Mahartha,K.A.,K.Khalimi,dan G.N.A.S.Wirya.2013.Uji efektivitas

rizobakteri sebagai agen antagonis terhadap Fusarium

oxysporum f,sp. Capsisi Penyebab penyakit layu fusarium

pada tanaman cabai rawit. J,Agroekoteknologi

Tropika.2(3):145-154.

Nurmiaty, Y., Ernawati dan V.W Purnamasari. Pengaruh cara

skarifikasi dalam pematahan dormansi pada viabilitas benih

saga manis (Abris precatorius). J. Agrotek Tropika, 2(1) : 73-

77

Puspita,D.2018.Pengaruh Kapur Kalsit dan Pupuk NPK Terhadap

Kecernaan Pennisetum polystachion Secara IN VITRO.

Fakultas Peternakan.Universitas Jambi.(skripsi)

Putra,R.K.,H.P.Nastiti,dan Y.H.Manggol.2018.Komposisi botani dan

produksi hijauan makanan ternak padang penggembalaan

alam di desa Letneo Kecamatan Insana Kabupaten

Tiu.J.Nukleus Peternakan.5(1):42-48.

Sirait, J., Tarigan, A. and Simanihuruk, K., 2017. Rumput Gajah Mini

(Pennisetum purpureum cv. Mott) sebagai hijauan pakan

untuk ruminansia. Wartazoa, 27(4),:167-176.

Romdyah,N.L.,Indriyanto,dan D.Duryat.2017.Skarifikasi dengan

perendaman air panas dan air kelapa muda terhadap


perkecambahan benih saga (Adenanthera pavonina L.).Jurnal

Sylva Lestari.5(2):58-65.

Ruminta. 2016. Kerentanan dan risiko penurunan produksi tanaman

padi akibat perubahan iklim di kabupaten indramayu jawa

barat. Prosiding Seminar Hasil – Hasil PPM IPB 2016. 62-76

Sudomo, A., A. Rohandi dan N, Mindawati. 2013. Penggunaan zat

pengatur tumbuh rootone-f pada stek pucuk manglid. J.

Penelitian Hutan Tanaman, 10(2) : 57-63.

Suyitman. 2014. Produktivitas Rumput Raja (pennisteum purpoides)

pada pemotongan pertama menggunakan beberapa system

pertanian. J. Peternakan Indonesia, 16 (2) : 119-127

Suherman, D. dan Herdiawan, I. 2015. Tanaman legume pohon

desmodium rensonii sebagai tanaman pakan ternak bermutu.

Balai Penelitian Ternak, 4(2) ; 100-104

Anda mungkin juga menyukai