Disusun oleh :
Mila Laras Setyowati
08/270134/PN/11461
Agronomi
Disusun oleh:
Nama : Mila Laras Setyowati
NIM : 08/270134/PN/11461
Jurusan : Budidaya Pertanian
Prodi : Agronomi
Laporan Seminar Umum ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu
Kelengkapan mata kuliah Seminar Umum di Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Dosen Pembimbing
Komisi Seminar
Jurusan Budidaya Pertanian
Ketua Jurusan
Budidaya Pertanian
Stroberi (Fragaris sp.) salah satu buah yang cukup digemari oleh masyarakat. Buah
stroberi di Indonesia mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena permintaan pasar yang
terus meningkat. Permintaan buah stroberi terus mengalami peningkatan sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Menurut Agus Kurnia (2005) permintaan pasar
terhadap stroberi di Bandung mencapai 700-1.000 kg stroberi per hari, namun petani hanya
mampu memenuhinya sebanyak 700 kg per hari. Namun buah ini masih relatif mahal,
sehingga hanya kalangan menengah keatas yang lebih sering mengkonsumsinya. Kini sudah
banyak petani atau pengusaha yang berbisnis stroberi. Buah stroberi memiliki warna, bentuk,
aroma dan rasa yang khas, membuat buah stroberi semakin popular. Buah stroberi
mengandung lemak dan kalori yang rendah, secara alami mengandung vitamin C, asam folat,
kalium dan antioksidan dalam jumlah tinggi (Kurnia, 2005). Kandungan tersebut menjadikan
stroberi sebagai alternatif yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi
resiko terserang beberapa jenis kanker, dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan
tubuh.
Pengembangan produksi stroberi di Indonesia belum mencapai optimal karena
beberapa kendala yaitu : keadaan iklim yang kurang mendukung, teknik budidaya yang
belum tepat, kultivar stroberi yang digunakan masih berproduktivitas rendah, serta adanya
serangan hama dan penyakit. Kendala produksi tersebut mengakibatkan rendahnya tingkat
produktivitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas yaitu dengan memperbaiki
pengelolaan teknik budidaya tanaman khususnya pemupukan. Pemupukan yang tepat akan
menghasilkan buah yang berkualitas dan meningkatkan produktivitas tanaman. Menurut
Leiwakabesy dan Sutandi (2004) pemupukan merupakan suatu usaha penyediaan nutrisi di
dalam tanah, sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan akhirnya tercapai produktivitas yang
maksimal. Pemupukan yang tepat bertujuan untuk mencapai respon yang maksimal dari
tanaman dengan pengurangan kehilangan nutrisi dan pembuatan keberadaan nutrisi pada
waktu dan kecepatan dimana mereka dibutuhkan (Arnon, 1976).
II. MORFOLOGI DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN STROBERI
Tanaman stroberi termasuk dalam famili Rosaceae, genus Fragaria, Spesies Fragaria
spp. Tanaman stroberi memiliki batang pendek sekali, seolah-oleh tidak berbatang. Daunnya
trifoliata, tumbuh dekat tanah dan sebagai pelindung buah. Dari batangnya tumbuh sulur,
sulur tersebut berakar dan berbunga pada dasar daun. Buahnya ialah buah agregat yang terdiri
dari beberapa biji (achene) yang membengkak pada dasar biji. Apabila achene tersebut tidak
terserbuk, buah tidak akan terbentuk. Ukuran dan berat buahnya berkolerasi dengan
banyaknya achene yang serbuki (Ashari, 1995).
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman stroberi akan tumbuh dengan baik di
daerah dengan ketinggian lebih dari 600 mdpl. Ketinggian tersebut, suhu udara optimum 17 -
20oC dan minimum 4-5oC. Pada suhu yang sejuk dan kelembapan udara ralatif (RH) yang
tinggi atau 80-90%, pertumbuhan stroberi akan baik karena tidak mengalami stress akibat
tingginya suhu dan tingginya laju transpirasi (Kurnia, 2005).
Derajat keasaman atau pH tanah yang ideal bagi tanaman stroberi adalah 5,8-6,5.
Tanaman stroberi akan tumbuh dengan baik jika ditanaman dengan tanah yang kaya bahan
organik. Tanah yang mengandung bahan organik tinggi memiliki porositas yang baik
sehingga akar bisa tumbuh dengan optimal. Stroberi akan tumbuh dengan baik di tanah yang
drainasenya baik. Kondisi tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan sering muncul
genangan air jika hujan atau setelah disiram (Kurnia, 2005). Drainase yang buruk dapat
menghambat pertumbuhan stroberi yang nantinya akan berpengaruh negatif terhadap hasil
produksinya.
Terdapat berbagai cara yang dilakukan untuk memberikan pupuk pada tanaman, agar
pupuk yang diberikan guna dan memberikan hasil yang optimal harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Tepat dosis
Menurut Suriatna (1988) untuk menentukan dosis pupuk yang akan diberikan
tanaman harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis tanaman
Karena masing-masing tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda dalam jumlah
dan jenisnya untuk tumbuh dan berproduksi maksimal.
b. Kesuburan tanah
Masing-masing tanah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda, dimana tanah yang
memiliki ksuburan rendah akan membutuhkan pupuk yang lebih banyak.
c. Jenis pupuk
Kandungan unsur hara masing-masing pupuk berbeda, oleh karena itu dalam menentukan
dosis pupuk untuk tiap jenis tanaman perlu diperhatikan prosentase masing-masing unsur
hara tiap pupuk yang digunakan.
d. Segi ekonomi
Ditekankan untuk memberikan pupuk hingga tingkat optimum yang dibutuhkan tanaman,
oleh karena itu dianjurkan pemberian pupuk secukupnya saja supaya menguntungkan dari
segi ekonomi.
2. Tepat waktu
Pengambilan unsur hara selama pertumbuhan tanaman tidaklah sama banyak,
tergantung tingkat pertumbuhan tanaman. Ada waktu dimana tanaman tumbuh dengan sangat
giat dan cepat sehingga pertukaran zat pun intensif. Pada masa tersebut tanaman akan banyak
mengambil unsur hara (Suriatna, 1988).
Oleh karena itu menurut Suriatna (1988) waktu pemberian pupuk yang tepat
tergantung pada beberapa hal seperti :
a. Kebutuhan dan respon tanaman
Pada pertumbuhan vegetatif tanaman banyak membutuhkan unsur N dan saat
pertumbuhan generatif tanaman banyak membutuhkan unsur P.
b. Kelarutan dan macam pupuk
Ada pupuk yang sukar larut dan lambat tersedianya untuk tanaman dan ada yang cepat
dan mudah tercuci oleh air. Untuk pupuk yang daya larutnya rendah seperti TSP
sebaiknya diberikan sebelum dan pada saat tanam. Sedangkan yang daya larutnya sedang
atau cepat seperti ZA, NPK, KCl diberikan pada waktu tanam dan pada saat tanaman
sedang tumbuh dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dalam 2-3 kali pemupukan
karena pupuk ini mudah tercuci.
c. Keadaan iklim
Sebelum unsur hara yang terkandung di dalam pupuk tersedia bagi tanaman, unsur
tersebut harus melarut dulu sehingga butuh air yang cukup tapi tidak terlalu basah. Oleh
karena itu dianjurkan untuk tidak melaksanakan pemupukan pada saat hujan lebat.
3. Tepat tempat
Menurut Hardhowigeno (1995), cara penempatan pupuk juga harus diperhatikan
pelaksanaannya. Pentingnya cara penempatan pupuk yaitu agar mudah diserap oleh tanaman
dengan efisien, tidak merusak biji yang ditanam dan akar tanaman, serta dicari cara yang
mudah dilakukan baik dari segi tenaga kerja dan segi ekonomis. Cara penempatan pupuk
dapat disebar, disamping tanaman, disamping larikan, dalam larikan, bersama biji,
pemupukan lewat daun dan lewat air irigasi atau fertigasi terutama untuk pupuk N atau pupuk
lain yang mudah larut.
4. Tepat jenis
Pemupukan harus tepat jenisnya sesuai dengan tanaman yang dibudidayakan dan
kebutuhan nutrisi tanaman tersebut.
• Gambar pupuk organik, anorganik (NPK dan ZA) serta teknik pemupukan dengan
cara disebar
Teknik pemberian pupuk dasar yaitu pertama pupuk kandang disebar, dilanjutkan
pupuk NPK dan ZA disebar secara merata di permukaan bedengan Kemudian dilakukan
pengolahan tanah di permukaan bedengan dengan menggunakan alat bantu sabit. Menurut
Novizan (2002) dan Supari (1999), jika pupuk disebar sebelum penanaman sebaiknya
dilanjutkan dengan pengolahan tanah sehingga tercampur rata di dalam tanah sebagai
pupuk dasar. Pengolahan tanah tersebut mengakibatkan distribusi unsur hara dapat merata
sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Teknik sebar merupakan teknik
pemupukan yang paling sederhana dan mudah dilakukan.
2. Dengan cara penyemprotan (foliar application)
Teknik ini mulai dilakukan setelah tanaman stroberi berumur 2 minggu setelah
tanam, dengan interval pemberian satu minggu sekali dan dilakukan pada sore hari. Hal
tersebut bertujuan agar daun tanaman tidak terbakar dan tanaman dapat menyerap unsur
hara yang diberikan secara optimum karena proses transpirasi berjalan lebih lambat.
Pupuk yang digunakan dalam teknik semprot adalah Mamigro (berbentuk bubuk)
atau Atonik (berbentuk cair) dengan dosis 1 g.l-1. Pupuk tersebut merupakan pupuk daun
yang memiliki kandungan unsur N tinggi. Unsur N berfungsi untuk pertumbuhan
vegetatif tanaman, dengan tujuan jika daun tanaman sehat maka proses fotosintesis akan
berjalan denga optimal. Hasilnya tanaman memiliki buah berkualitas tinggi yaitu ukuran
besar, bentuk buah seperti kapak dan rasa buah manis. Selain itu juga digunakan Agristik
dengan dosis 0,7 ml.l-1 yang berfungsi sebagai perekat. Penggunaan Agristik bertujuan
agar pupuk yang disemprotkan dapat merekat pada daun dan tidak mudah hilang,
sehingga tanaman dapat menyerap secara optimal. Setelah bahan dipersiapkan, pupuk
daun beserta perekat dicampur dan di larutkan ke dalam air sehingga menjadi lautan
pupuk.
Pemberian larutan pupuk dilakukan dengan teknik semprot dengan alat bantu
knapsack sprayer yaitu alat bantu semprot atau tangki panggul bertekanan tinggi sehingga
mampu menyemprotkan larutan pupuk dengan ukuran partikel yang lebih kecil.
Akibatnya stomata daun dapat menyerap unsur hara yang diberikan secara optimum.
Menurut Sutejo (2002), teknik semprot dilakukan dengan tujuan mempermudah tanaman
dalam penyerapan unsur hara pada daun dan batang, sehingga penyerapana tidak hanya
dilakukan oleh akar. Hal ini memungkinkan tanaman terpenuhi akan kebutuhan unsur
hara, terutama unsur N. Harjadi (1996) menyatakan bahwa pemberian unsur hara dengan
teknik semprot harus lebih sering dilakukan daripada pemberian lewat tanah, karena efek
residu dari teknik tersebut kecil.
• Teknik pemupukan dengan cara semprot
3. Kocor
Teknik ini mulai dilakukan saat tanaman stroberi berumur 1 bulan setelah tanam.
Interval pemberian yaitu 1 minggu sekali, dengan menggunakan larutan nutrisi yang sama
seperti larutan nutrisi pada NFT (Nutrient Film Technique) untuk tanaman sayur
hidroponik. Dimana larutan nutrisi tersebut mengandung unsur makro (N, P, K, Ca, Mg
dan S) untuk unsur mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Mo dan B). Hal ini bertujuan agar tanaman
terpenuhi seluruh kebutuhan unsur hara baik unsur makro maupun mikro, sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang
tinggi. Pemberian larutan nutrisi tersebut dilakukan dengan teknik kocor/siram
menggunakan alat bantu gelas plastik air mineral, sehingga dosis yang diberikan tiap
tanaman stroberi adalah 250 ml.
Pada pengaruh tingkat nitrogen, sumber nitrogen, kadar potasium dan interaksi
mereka pada kualitas buah stroberi, yaitu, buah berat rata-rata, ketegasan buah dan
padatan terlarut total. Hasil digambarkan bahwa tingkat nitrogen meningkatkan berat
buah meningkat secara signifikan rata-rata dan penurunan kekencangan buah tetapi
berpengaruh nyata pada non% TSS pada kedua musim. Hasil yang sama diperoleh oleh
El-Gizy (1978), Jaradeh (1982), Albregts et al., (1991c), Neuweiler dkk. (1996), Miner
dkk. (1997), Neuweiler dkk. (1997). Mengenai sumber nitrogen, aplikasi dari amonium
sulfat 100% menghasilkan nilai signifikan tertinggi bobot buah rata-rata, kekencangan
buah dan TSS% dibandingkan dengan sumber nitrogen lain dalam kedua musim Macit
dkk. (2007). Peningkatan kadar potasium meningkat secara signifikan bobot buah rata-
rata, dan TSS% selama dua musim. Hasil yang sama diperoleh oleh Albregts dkk. (1991a
dan c), Albregts dkk. (1996), dan Abd El-Aziz (2007). Mengenai pengaruh interaksi
antara tingkat nitrogen, sumber nitrogen dan kadar kalium, hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai signifikan tertinggi berat rata-rata, ketegasan buah dan TSS% dicatat dengan
60 kg N / makan. dari amonium sulfat 100% dan 200 kg K2O/fed.
IV. KESIMPULAN
1. Pemupukan tepat waktu mampu menghindarkan tanaman dari kekurangan unsur hara,
sehingga kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dan tanaman tumbuh dengan subur
sehingga menghasilkan buah yang memiliki kualitas dan mutu yang tinggi.
2. Penggunaan tiga teknik pada pemupukan tanaman stroberi (Fragaria sp.) dengan cara
disebar (broadcast), penyemprotan (foliar application) dan kocor, serta penggunaan
lima jenis pupuk dan satu jenis larutan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
tanaman stroberi, sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimum dan berproduksi
secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abd El-Aziz, M.G., 2007. Studies on fruiting fertilization of some strawberry cultivars grown
under new reclaimed soils conditions. Ph.D. Thesis Fac. Agric., Ain Shams Univ.,
Egypt.
Albregts, E.E., G.J. Hochmuth, C.K. Chandler, J. Cornell and J. Harrison, 1996. Potassium
fertigation requirements of drip-irrigated strawberry. Journal of the American Society
for Horticultural Science, 121 (1): 164-168.
Albregts, E.E., G.A. Clark, C.D. Stanley, F.S. Zazueta and A.G. Smajstrla, 1991b. Pre-plant
fertilization of fruiting micro-irrigated strawberry. HortScience., 26(9): 1176-1177.
Anonim. 1993. Pupuk Daun. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI.
Arnon, I. 1976. Mineral nutrition of maize. International of Potash Institute. Bern Sweet
Zerland. P.144-221
Ashari, S. 1995. Hortikultura aspek budaya. UI Press: Jakarta. P. 407-410.
El-Gizy, S.M.H., 1978. Effect of some fertilizer treatments on growth and yield of
strawberries. M. Sci. Thises, Faculty of Agr. Ain Shams University, Cairo, Egypt.
Foth. 1988. Dasar-dasar ilmu tanah. UGM Press: Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.
Harjadi, S. S. 1996. Pengantar agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. p. 170-176
Jaradeh, R.A.Y., 1982. Nitrogen requirements for strawberry Tioga cultivar. Ph.D. Thesis
Fac. Agric., Ain Shams Univ., Egypt.
Kurnia, A. 2005. Petunjuk praktis budidaya stroberi. Agromedia pustaka: Jakarta. Pp. 70
Leiwakabessy, F.M., dan A. Sutandi. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan Pemupukan. Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Macit, I., A. Koc, S. Guler and I. Deligoz, 2007. Yield, quality and nutritional status of
organically and conventionally-grown strawberry cultivars. Asian Journal of Plant
Sciences, 6(7): 1131-1136.
Miner, G.S., E.B. Poling, D.E. Carroll, L.A. Nelson and C.R. Campbell., 1997. Influence of
fall nitrogen and spring nitrogen-potassium applications on yield and fruit quality of
'Chandler' strawberry. Journal of the American Society for Horticultural Science,
122(2): 290-295.
Neuweiler, R., H.V.D. Scheer, F. Lieten and J. Dijkstra, 1997. Nitrogen fertilization in
integrated outdoor strawberry production. Acta Horticulturae, 439: 747-751.
Neuweiler, R., W. Haller and D.T. Baumann, 1996. New ways in fertilization and soil
management of strawberries. Obst. Und- Weindau. 132(19): 496-499. (c.f. CAB
Abstracts 19970303324).
Novizan. 2002. Petunjuk pemupukan yang efektif. PT. Agromedia Pustaka: Jakarta. P. 81-82
Nurhayati, et al. 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Univ Lampung: Lampung.
Purwa. 2007. Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia. Jakarta.
Rukmana, R. 1998. Stroberi budidaya dan pasca panen. Kanisius: Yogyakarta. P.42
Sarief, E. S. 1989. Kesuburan dan pemupukan tanah pertanian. CV Pustaka Buana: Bandung.
P. 175-176
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan pemupukan. CV. SD Implex: Jakarta.
Supari. 1999. Seri praktek ciputri hijau tuntunan membangun agribisnis. PT. Elex Media
Komputindo: Jakarta. p. 128-129
Sutejo, M. M. 2002 Pupuk dan cara pemupukan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. p. 161-162