Anda di halaman 1dari 30

Sejarah Perkembangan Perusahaan PT Rakabu Sejahtra

1. Latar Belakang

Funiture merupakan salah satu kebutuhan dalam setiap rumah. Fungsinya tak
hanya untuk memperindah interior dalam rumah, tapi juga untuk sebuah estetika yang
mencitrakan kepribadian si pemilik rumah, selain fungsi utamanya yang menjadi alat
untuk membantu kebutuhan sehari-hari. Perdagangan furniture merupakan salah satu
komponen penting di dalam perdagangan dunia untuk kategori produk-produk
manufaktur, dan setiap tahun volume ekspornya tumbuh pesat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita dunia. Kedua
faktor ini merupakan sumber utama pertumbuhan permintaan dunia terhadap mebel.
Usaha mebel telah lama dikenal di Indonesia karena merupakan budaya turun temurun.
Walaupun Indonesia memproduksi mebel dari berbagai bahan baku seperti kayu, rotan,
besi dan plastik, produksi dan ekspor mebel kayu merupakan komponen terbesar.

CV. Rakabu Furniture yang merupakan salah satu Perusahaan Furniture yang
telah berdiri sejak tahun 1988 di kota solo bekerja sama dengan PT. TOBA SEJAHTRA
mendirikan sebuah perusahaan Joint Venture yang lebih besar untuk memproduksi dan
menjual bukan hanya Furniture tapi juga wood working ke pasar dunia. Yang diberi nama
PT. Rakabu Sejahtra

PT. Rakabu Sejahtra ("Perseroan"),adalah perusahaan yang bergerak dan


memproduksi barang berupa Furniture dan Wood working didirikan pada tahun 2009
oleh PT.TOBA SEJAHTRA dan Tuan. GIBRAN RAKABUMING RAKA yang
berkedudukan di kota Solo, berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 8, pada
tanggal 2 Desember 2009 oleh Notaris Robert Purba SH, Notaris di Jakarta. Akta telah
memperoleh pengesahan Badan Hukum Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak asasi
Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan Nomor AHU-59599.AH.01.01
Tahun 2009 tertanggal 07 Desember 2009.

Kemudian perseroan dengan dasar Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa melakukan perubahan-perubahan untuk merubah tempat kedudukan perseroan
dari sebelumnya berkedudukan di kota Solo, Kotamadya Surakarta menjadi
berkedudukan di jalan raya Solo - Purwodadi Kilometer 15 Sragen, Kawasan Industri
Asmindo Kalijambe, Kabupaten Sragen jawa Tengah.

Perubahan tersebut telah di Aktakan dengan Nomor 162 tanggal 31 Desember


2009 serta mendapatkan pengesahan Badan Huku dan Hak Asasi Manusia Repubiik
melalui Surat keputusan Nomor AHU-03335.AH.01.02 Tahun 2010 tertanggal 21
Januani 2010.

Kemudian perseroan dengan dasar Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa melakukan perubahan dan pengangkatan susunan anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang baru. Perubahan tersebut telah di Aktakan dengan Nomor 242 tanggal 23
Mei 2013 serta telah mendapatkan pengesahan Badan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik indonesia melalui Surat keputusan Nomor AHU-0055790.AH.01.09 Tahun
2013 tertanggal 13 Juni 2013.

2. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sesuai dengan Akta Pendirian dengan
nomor 242 tanggal 28 Mei 2013, yang dibuat dihadapan Notaris Hasbullah Abdul Rasyid,
SH., anggota Komisaris dan Direksi PT. Rakabu Sejahtra, adalah sebagai berikut:

 Direksi
o Direktur Utama: Ir. Hari Mulyono
o Direktur Operasional : Arif Budi Sulistyo
 Komisaris
o Komisaris Utama: Letjend (Purn) Agus Widjojo
o Komisaris: Gibran Rakabuming Raka
o Komisaris: Ir. Bambang Supriyambodo
3. Poduksi Perusahaan

Saat ini PT. Rakabu Sejahtra berkedudukan di jalan Raya Solo - Purwodadi
Kilometer 15 Sragen, Kawasan Industri Asmindo Kalijambe, Kabupaten Sragen Jawa
Tengah. Menempati areal seluas 18.000 m2 yang digunakan untuk memproduksi barang
berup Furniture dan wood working yang digunakan untuk kepentingan export dengan
kapasitas produksi terpasang sebesar ±50.634 m3/Tahun dengan komposisi sebesar:

 Furniture : 720 m3
 Kusen & Pintu : 1.170 m3
 Flooring : 4.680 m3
 Moulding : 2304 m3
 Barecore : 41.760 m3

Dengan total karyawan ± 400 orang yang sekitar 70% berasal dari penduduk
sekitaran kawasan perusahaan, dan beberapa ahli di bidangnya. Untuk perusahaan sendiri
dilengkapi dengan mesin-mesin yang canggih menjadikan hasil produksi perusahaan ini
siap bersaing di pasar luar negeri
BAHAN BAKU DAN BAHAN LAIN

PT. Rakabu sejahtra merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku sortimen kayu, sehingga
pengolahan log kayu tidak berada didalam pabrik. Pabrik ini memproduksi 2 jenis produk yaitu
furniture dan barecore. Keduanya memiliki karakteristik tersendiri dalam spesifikasi bahan baku,
oleh karena itu pada tugas khusus ini dibahas bagaimana bahan baku dan bahan lain dalam
sistem produksi di PT. Rakabu Sejahtra.

1. Bagian bahan baku furnitur


Jenis kayu yang digunakan yaitu jati hutan rakyat berdiameter 25-30 cm dan rata-rata
berumur ± 20 tahun. Bahan baku berupa sortimen kayu yang diperoleh dari pasokan
hutan rakyat melalui supplier dan diserahkan pada pengrajin untuk dijadikan sortimen
kayu.

PT. Rakabu Sejahtra

Suplier Savina Suplier

6 pengrajin kayu yang


Pengrajin
berada di solo dan jepara

Cara memperoleh bahan baku furnitur dengan sistem Pre Order yang akan disampaikan
ke supplier pabrik, kemudian supplier mencari para pengrajin akan melakukan
pemenuhan order kayu hutan rakyat. Kayu sortimen yang dibutuhkan dalam bentuk set
(sepasang item furnitur) dan pemasok mengirimkan 1 truk berisi 7 m 3 kayu yang datang 2
kali dalam seminggu. Kriteria kayu dari pihak PT. Rakabu Sejahtra yaitu :
 Cacat totor
 Cacat pulur
 Mata kayu
 Doreng (kayu menghitam)
 Alur minyak
 Gesot kayu (mengkerut)

Pemenuhan pre order yang banyak cacat dan tidak sesuai dengan standar PT. Rakabu
Sejahtra akan dikembalikan pada pengrajin untuk diganti ulang bahan baku per set sesuai
order awal. Misalnya terdapat order 10 set item furnitur dan yang sesuai kriteria hanya 9
set, maka 1 set nya tidak sesuai kriteria akan dikembalikan ke pengrajin untuk diganti
dalam waktu 1-2 minggu. Pengiriman set kayu ini menggunakan angkutan dari pemasok
dan setelah tiba di pabrik akan dilakukan quality control kembali untuk memastikan kayu
sesuai dengan kriteria. Batas set kayu yang tidak memenuhi kriteria dapat dikembalikan
setelah sampainya di pabrik dan belum mesuk pada proses pengeringan dalam kiln
drying. Jika setelah masuk kiln drying terjadi cacat tidak dapat dikembalikan ke pemasok
lagi. Perlakuan dalam bahan baku ialah quality control dan pengeringan dengan kiln
drying selama 14 hari hingga mencapai kadar air 12%. Kendala yang dihadapi dalam
proses pemerolehan bahan baku hingga saat ini ialah barang yang tidak sesuai kriteria,
order yang telat dikirim, dan saat musim hujan kayu yang diperoleh lebih sulit dan
dimungkinkan banyak cacat yang terjadi. Target produksi pada furnitur tidak dapat
diprediksi karena hanya mengandalkan permintaan dari buyer untuk dibuatkan produk.

Tabel 1.1 Data Bahan Baku


Jenis Bahan Baku Stok awal Spesifikasi
- Utama : Sesuai PO Kayu jati
- Pendukung 1 : Tiner
- Pendukung 2 : 12 liter H2O
- Pendukung 3 : 100 ml amonia
- Pendukung 4 : 300 ml HCl
- Pendukung 5 : 30 liter Twt
- Pendukung 6 : 450 ml Pigmen/cat
- Pendukung 7 : 300 ml Nitrit

Tabel 1.2 Data Input Bahan Baku


Kualitas bahan masuk
Jumlah masuk Perlakukan terhadap
Bahan masuk Jam masuk Asal bahan
(satuan) Kadar air Kondisi Grading bahan baku

Kayu jati 08.00 sesuai PO-selesai 12% Kayu kering Bebas cacat Hutan rakyat Grading, kiln drying
Tiner - Masa pakai - Produsen Campuran cat
H2O 12 liter - Air biasa - Pembelian Campuran/pengencer
amonia 100 ml - murni - Pembelian Dicampur H2O
HCl 300 ml - murni - Pembelian Dicampur H2O
Nitrit 300 ml - murni - Pembelian Dicampur H2O
Campuran beberapa
Twt 30 liter - Campuran - Pembelian
obat
Pigmen/cat 450 ml - Masa pakai - Pembelian Dicampur Twt

Tabel. 1.3 Data Jenis Bahan Baku


Jumlah bahan digunakan
Bahan baku Jam penggunaan Penggunaan bahan
(satuan)
Kayu jati 08.00 Sesuai order Bahan baku utama
Tiner Campuran cat
H2O 12 liter Pengencer larutan
Amonia 100 ml Pemutih kayu
HCl 300 ml Penguning semu kayu
Nitrit 300 ml Pewarna coklat tua
Twt 30 liter Obat pengawet
Pigmen/cat 450 ml Pewarna/pengkilat

2. Bagian bahan baku barecore


Jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan barecore adalah kayu sengon laut (Albazia
falcataria). Bahan baku yang dibutuhkan berupa sortimen kayu dengan ukuran dibedakan
menjadi 2 jenis, dimensi genap dan ganjil. Dimensi umumnya terdiri dari panjang 100-
130 cm dan tebal sekitar 5-6 cm, kemudian yang membedakan ganjil dan genap adalah
ukuran lebar. Lebar dimensi ganjil 7; 9; 10,5; 12,5; 14,5 cm sedangkan lebar dimensi
genap 8; 10; 12; 14 cm. tujuan dari pembedaan dimensi ini untuk mencari rendemen
potensial dalam produksi barecore. Perolehan bahan baku seperti sistem bahan baku
furnitur, bedanya tidak memakai Pre Order melainkan memakai target produksi per
kontiner per bulan mencapai 35 kontiner. Bahan baku yang diperoleh dari pasokan hutan
rakyat melalui supplier dan diserahkan pada pengrajin untuk dijadikan sortimen kayu.

PT. Rakabu Sejahtra


Pengrajin kayu yang berada
di trenggalek, pare, dan
malang diantaranya : UD 2
Suplier
putra, UD farel putra, UD
sumber rejeki, UD barokah
jaya, UD usaha mandiri,
Pengrajin
UD kartika.
Sistem grade pada bahan baku barecore dilakukan 2 kali pengecekan yaitu mengirim
grading dan digrade kembali saat tiba di pabrik. Kriteria sortimen kayu sengon ialah cacat
busuk, cacat pelos, dan ukuran dimensi minimal dimensi 5-6,2 cm. Grading ini dilakukan
dengan tujuan apabila sortimen tidak sesuai dapat dikembalikan dengan cepat dan
dampak buruknya apabila target tidak terpenuhi maka produksi akan menurun.

Barecore merupakan produk yang baru dikembangkan di PT. Rakabu Sejahtra karena
mengikuti permintaan pasar yang sedang berkembang. Pada tahun awal didirikan PT.
Rakabu Sejahtra diproduksi decking dan flooring dengan bahan baku kayu bulat dan
berhenti beroperasi 2012. Pada tahun 2013 produksi decking dan flooring digantikan
dengan barecore. Pertimbangan yang ada diantaranya :
 Proses lebih cepat
 Hemat produksi
 Mengutamakan target pasar
 Perizinan log kayu sulit

Tabel 1.1 Data Bahan Baku


Jenis Bahan Baku Stok awal Spesifikasi
- Utama : 35 kontiner/bulan Kayu sengon
- Pendukung 1 : Lem fox
- Pendukung 2 : Dempul

Tabel 1.2 Data Input Bahan Baku

Jumlah Kualitas bahan masuk


Jam Perlakukan terhadap
Bahan masuk masuk Kadar Asal bahan
masuk Kondisi Grading bahan baku
(satuan) air
Minimal cacat Grading dan kiln
Kayu sengon 08.00 150-200 m3 4% Kering tanur Hutan rakyat
dan kering tanur drying
Lem fox - Masa pakai - Pembelian dioleskan
Dempul - - Pembelian Dioleskan

Tabel. 1.3 Data Jenis Bahan Baku


Jumlah bahan digunakan
Bahan baku utama Jam penggunaan Penggunaan bahan
(satuan)
Kayu sengon 08.00 150-200 m3 Bahan baku utama
Lem fox Perekat barecore
Dempul Penutup pori kayu

Alur Proses Produksi Furniture


Penerimaan Bahan Baku Log
1

Penggergajian
2

Sortimen
3

Pengeringan
4

Pembahanan dan Proses Produksi Furniture


5

Perakitan Komponen
6

Finishing
7

Penyemprotan
8

Pengampelasan
9

Pewarnaan
10

Pelapisan Anti Gores


11

Quality Control Produk Furniture


12

Packing dan Pengiriman


13

Penjabaran Pembuatan Furniture :


Penerimaan bahan baku kayu yang berasal dari hutan rakyat dan perhutani. Jenis kayu yang
digunakan adalah jenis kayu jati. Setelah penerimaan bahan baku, selanjutnya tahap
penggergajian kayu log menjadi sortimen dengan ukuran yang telah ditentukan. Sortimen hasil
penggergajian dikirim ke perusahaan melalui suplaier. Kemudian, sortimen dikeringkan
menggunakan klin dry atau tanur pengering hingga konstan. Sortimen yang telah dikeringkan
kemudian dibawa pada bagian pembahanan dan dimulai proses produksinya. Proses produksinya
meliputi penghalusan dan perataan menggunakan mesin moulding, lalu proses laminasi dengan
menggunakan tanggem rotasi, kemudian perekat laminasi dari proses sebelumnya dihilangkan
pada papan kayu menggunakan alat single planner. Selanjutnya, proses pemotongan papan kayu
dilakukan sesuai dengan ukuran permintaan buyer, pemotongan dan pembelahan menggunakan
alat serkel sedangkan untuk alat pemotong saja menggunakan gergaji dorong. Setelah itu papan
dilubangi ke dalam menggunakan alat bor sedangkan alat mortis digunakan untuk melubangi
papan dengan arah memanjang. Papan-papan kayu yang lain untuk sambungan, dibuat laki
menggunakan tenon untuk disambungkan pada lubang hasil pengeboran papan. Kemudian,
proses perakitan dilakukan untuk menyatukan komponen-komponen furniture menjadi suatu
produk misalnya kursi, meja, dan sofa. Setelah dihasilkan produk setengah jadi, maka dapat
dilakukan proses finishing. Proses finishing meliputi pengampelasan, pengawetan dan
pewarnaan, Rangkaian proses finishing ini dilakukan pengulangan untuk mendapatkan hasil
yang baik. Lalu, tahap pelapisan anti gores pada produk. Pelapisan anti gores ini menggunakan
bahan glossy, semi glossy, dan semi dof. Bahan anti gores tergantung oleh permintaan buyer.
Tahap terakhir adalah packing produk. Packing produk menggunakan sterofoam dan pelapisan
pada sisi produk. Kemudian produk dimasukan ke dalam dus untuk persiapan dalam proses
pengiriman.
Alur Pembuatan Balken

Penerimaan Bahan Baku Log


1

Penggergajian
2

Sortimen
3

Pengeringan
4

Pemotongan dan Penghalusan Sortimen


5

Pembelahan Sortimen Menjadi Stik


6

Pembuatan Sambungan Papan


7

Pemberian Perekat Stik


8

Pengayakan Stik
9

Pengepressan
10

Pendempulan
11

Quality Control Produk Balken


12

Packing dan Pengiriman


13
Penjabaran Pembuatan Balken :

Penerimaan bahan baku kayu yang berasal dari hutan rakyat dan perhutani. Jenis kayu yang
digunakan adalah jenis kayu jati. Setelah penerimaan bahan baku, selanjutnya tahap
penggergajian kayu log menjadi sortimen dengan ukuran yang telah ditentukan. Sortimen hasil
penggergajian dikirim ke perusahaan melalui suplaier. Kemudian, sortimen dikeringkan
menggunakan klin dry atau tanur pengering hingga konstan. Sortimen yang telah dikeringkan
kemudian dibawa pada bagian pembahanan dan dimulai proses produksinya. Produksi balken
dimulai dengan pemotongan sortimen kayu menjadi 3-4 bagian menggunakan alat jumping saw.
Kemudian, sortimen tersebut diratakan pada bagian permukaan atas dan bagian bawah
menggunakan alat double planner. Setalah diratakan, selanjutnya sortimen dibelah menjadi
papan lebih tipis atau stik dengan menggunakan alat multi ripsaw. Papan atau stik tersebut
diproses dengan alat FJL Jointer untuk membuat pengunci atau penhyambung antar papan.
Kemudian, papan diproses menggunakan alat cross cut. Papan hasil cross cut, dapat disalurkan
menggunakan konvenyor untuk menuju pada proses pengempaan. Sebelum dikempa, papan
diberikan perekat dan diayak agar terbentuk lembaran balken untuk dikempa.Pada proses
pengempaan menggunakan kempa kompresor dengan. Output dari pengempaan ini adalah
lembaran balken jadi, yang sudah saling tersambung dan terekat. Lembaran balken dipisahkan
berdasarkan grade a, b, dan c. Tahapan terakhir, lembaran balken ditumpuk sejumlah 82 lembar
sesuai grade yang ada, kemudian dilakukan proses packing menggunakan plastic dan siap untuk
pengiriman.
1. Furniture
a. Tanggem rotasi
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 2/mesin
-. Fungsi = untuk laminasi komponen furniture dan dipress hingga berukuran serupa
-. Output = komponen furniture ukuran serupa
-. Kapasitas = 20 m3/hari
-. Waktu produksi = 2 jam tiap slot tanggem
-. Merk = rakitan sendiri
-. Perawatan = mesin tiap minggu, tiap digunakan dibersihkan lem yang menempel
-. Kendala = kurang angin sehingga kurang terpress
-. Masa pakai = 12 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = tidak ada (kecuali dari bahan baku sebelumnya itu sendiri ->
bolong karena hama)
b. Single planner
-. Jumlah alat = 2
-. Operator = 2/mesin
-. Fungsi = menghilangkan sisa laminasi dan meratakan sisi-sisi kasar
-. Output = komponen furniture yang lebih halus
-. Kapasitas = 10 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk = rakitan sendiri
-. Perawatan = tiap minggu
-. Kendala = sering ada paku pada kayu sehingga alat bisa rusak
-. Masa pakai = 11 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = serat terangkat
c. Spindle
-. Jumlah alat = 2
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = meratakan kayu yang agak bengkok
-. Output = kayu yang lebih lurus
-. Kapasitas = 5-6 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk =
-. Perawatan = seminggu sekali, pisau diganti/diasah tiap 3 hari
-. Kendala = tidak bisa meratakan jika kayu terlalu bengkok
-. Masa pakai = 20 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = -
d. Circular saw
-. Jumlah alat = 3
-. Operator = 2/mesin
-. Fungsi = membelah bahan hasil spindle sesuai kebutuhan
-. Output = belahan balok komponen furniture
-. Kapasitas = 3 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk = Kuang Yung
-. Perawatan = tiap hari/part, pisau diganti/diasah sehari sekali
-. Kendala = gergaji mudah tumpul
-. Masa pakai =
-. Cacat yang dihasilkan = -
e. Gergaji tangan yang didorong
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = memotong menjadi bahan hasil spindle sesuai kebutuhan
-. Output = potongan furniture
-. Kapasitas = 3-4 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk =
-. Perawatan = tiap hari/part, pisau diganti 2 hari sekali
-. Kendala = tombol elektronik cukup sering bermasalah
-. Masa pakai = 10 tahun
-. Cacat yang dihasilkan =
f. Spindle modifikasi
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 2/mesin
-. Fungsi = meluruskan kayu yang tidak bisa dibengkokan spindle biasa
-. Output = komponen furniture yang lebih lurus
-. Kapasitas = 3-4 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk = rakitan sendiri
-. Perawatan = 3 hari sekali
-. Kendala =
-. Masa pakai = tahun
-. Cacat yang dihasilkan =
g. Mesin bor
-. Jumlah alat = 3
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = melubangi
-. Output = bagian furniture yang berlubang
-. Kapasitas = 3-4 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk = mitsubishi
-. Perawatan = 1 kali/bulan, mata bor diganti 2 hari sekali
-. Kendala =
-. Masa pakai = tahun
-. Cacat yang dihasilkan = serat terangkat
h. Mortir
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = melubangi kayu (lebih bervariasi)
-. Output = lubang yang bervariasi sesuai kebutuhan
-. Kapasitas = 6 m3/hari
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk =
-. Perawatan = pisau 1 hari ganti, mesin sebulan sekali
-. Kendala = jika kurang tekanan angin, mesin tidak jalan
-. Masa pakai = 5 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = lubang yang tidak sesuai
i. Alat rakit
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 2/mesin
-. Fungsi = membantu dalam merakit kerangka furniture
-. Output = kerangka furniture
-. Kapasitas = 3-4 m3/hari
-. Waktu produksi = 1 menit/pcs
-. Merk = rakitan sendiri
-. Perawatan = disemprot tiap hari untuk membersihkan
-. Kendala = jika kurang tekanan angin, tidak bisa di press
-. Masa pakai = 2 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = -
j. Moulding
-. Jumlah alat = 2
-. Operator = 13/mesin
-. Fungsi = menghaluskan sisi kayu (hingga 4 sisi) sesuai kebutuhan
-. Output = sisi komponen furniture yang lebih halus
-. Kapasitas = 8 m3/hari
-. Waktu produksi = 30s/sortimen
-. Merk =
-. Perawatan = seminggu sekali mesin, pisau diganti 1 kali sehari, tekanan angin di cek
-. Kendala = tombol elektronik cukup sering bermasalah
-. Masa pakai = 12 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = kurang halur karena ketebalan yang berbeda-beda
k. Hand sander
-. Jumlah alat = 7
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = menghaluskan sisi permukaan yang furniture
-. Output = permukaan furniture yang lebih halus
-. Kapasitas = 19 m3/hari
-. Waktu produksi = 20 menit/furniture
-. Merk = Ryobi
-. Perawatan = 3 bulan sekali diganti, dibersihkan tiap hari
-. Kendala =
-. Masa pakai = 3 bulan
-. Cacat yang dihasilkan = -
l. Sander tank
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = menghaluskan permukaan yang lebih besar
-. Output = permukaan furniture yang halus
-. Kapasitas = 19 m3/hari
-. Waktu produksi = 30 menit/sortimen
-. Merk = makita
-. Perawatan = dibersihkan tiap hari, 3 bulan sekali ganti
-. Kendala =
-. Masa pakai = 3 bulan
-. Cacat yang dihasilkan = -
m. Handplate
-. Jumlah alat = 7
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = menghaluskan sela-sela furniture yang tidak terjangkau handsander
-. Output = sela-sela furniture yang halus
-. Kapasitas = 19 m3/hari
-. Waktu produksi = 20 menit/pcs
-. Merk = makita
-. Perawatan = dibersihkan tiap hari, 3 bulan sekali diganti
-. Kendala =
-. Masa pakai = 3 bulan
-. Cacat yang dihasilkan =
2. Barecore
a. Jumping saw
-. Jumlah alat = 2
-. Operator = 3/mesin
-. Fungsi = memotong sortimen kayu menjadi 3-4 bagian
-. Output = balok ukuran tidak tentu
-. Kapasitas = 30 m3/hari
-. Waktu produksi = 7-8 s/sortimen
-. Merk = Kuang Yung
-. Perawatan = tiap hari/part, pisau diganti/diasah 2 kali sehari (pergantian shift)
-. Kendala = tidak ada
-. Masa pakai = 2-3 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = tidak ada
b. Double planner
-. Jumlah alat = 2
-. Operator = 3-4/mesin
-. Fungsi = meratakan bagian atas dan bawah (kulit yang tidak rata) hasil output jumping saw
-. Output = balok yang lebih halus di bagian atas dan bawah
-. Kapasitas = 30 m3/hari
-. Waktu produksi = 4-5 s/sortimen
-. Merk = Kuang Yung
-. Perawatan = tiap hari/part, pisau diganti/diasah 2 kali sehari (pergantian shift)
-. Kendala = tombol elektronik cukup sering bermasalah
-. Masa pakai = 2-3 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = retak dan tebal yang tidak sesuai karena operator yang tidak teliti
c. Multi ripsaw
-. Jumlah alat = 2
-. Operator = 2/mesin
-. Fungsi = membelah menjadi papan lebih tipis hasil output double planner
-. Output = balok papan lebih tipis (tebal 13,5 mm)
-. Kapasitas = 30 m3/hari
-. Waktu produksi = 3-4 s/sortimen
-. Merk = Kuang Yung
-. Perawatan = tiap hari/part, pisau diganti/diasah beberapa jam tergantung
-. Kendala = tombol elektronik cukup sering bermasalah
-. Masa pakai = 2-3 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = tebal yang tidak sesuai karena operator yang tidak teliti
d. FJL Jointer
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi = membuat pengunci/penyambung kayu berbentuk jemari
-. Output = penyambung kayu berbentuk jemari
-. Kapasitas = 280 pcs/hari
-. Waktu produksi = 5 menit/10pcs
-. Merk =
-. Perawatan = diberi minyak
-. Kendala = operator yang lalai kurang mengisi kompresor sehingga tekanan tidak cukup
-. Masa pakai =
-. Cacat yang dihasilkan = tidak ada
e. Crosscut
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 1/mesin
-. Fungsi =
-. Output =
-. Kapasitas =
-. Waktu produksi = s/sortimen
-. Merk =
-. Perawatan =
-. Kendala =
-. Masa pakai =
-. Cacat yang dihasilkan =
f. Konveyor
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 3/mesin
-. Fungsi = membantu menyalurkan tiap hasil proses produksi menuju kempa
-. Output = -
-. Kapasitas = 30 m3/hari
-. Waktu produksi = -
-. Merk = -
-. Perawatan = seminggu sekali, karpet diganti 5 tahun sekali
-. Kendala = karpet sobek karena serpihan kayu, elektronik kadang bermasalah
-. Masa pakai = 2-3 tahun
-. Cacat yang dihasilkan = tebal yang tidak sesuai karena operator yang tidak teliti
g. Kempa compresor
-. Jumlah alat = 1
-. Operator = 6/mesin
-. Fungsi =
-. Output = lembaran barecore
-. Kapasitas = 1 proses menhasilkan 10-15 lembar
-. Waktu produksi = 1 lembar/menit
-. Merk = rakit sendiri
-. Perawatan = tiap minggu per part, jika balon bocor langsung diganti
-. Kendala = tombol elektronik cukup sering bermasalah
-. Masa pakai =
-. Cacat yang dihasilkan = ada beberapa bagian yang renggang
QC
Furniture
Qc ada di bahan baku, pengeringan, produksi, finishing, packaging.

- Bahan baku= qc meliputi pengecekan ada tidaknya cacat kayu seperti, empulur, mata
kayu (max 1), dan pengecekan pada warna kayu
- Produksi= QC meliputi pengecekan meliputi pengecekan ada tidaknya cacat kayu seperti,
empulur, mata kayu (max 1), dan pengecekan pada warna kayu dan apakah kayu sudah
sudah halus atau belum
- Finishing= QC meliputi pengecekan meliputi pengecekan ada tidaknya cacat kayu
seperti, empulur, mata kayu (max 1), dan pengecekan pada warna kayu dan apakah kayu
sudah sudah halus atau belum
- Packaging= QC dari buyer. Yang dicek meliputi warna kayu, halus tidak barangnya,
empulur, mata kayu.
- Kendala QC ada pada miskomunikasi atau kesalahpahaman. Cacat pada kayu
menyebabkan kayu perlu dipotong sehingga banyak potongan kayu yang tidak
digunakan.
LIMBAH
Furniture
Limbah furnitur berupa serbuk kayu jati, dikumpulkan dengan penyedot pada suatu tempat
kemudian serbuk tersebut digunakan sebagai bahan bakar boiler pada mesin tanur (KD).
Estimasi limbah yang diperoleh perhari 2-3 truk engkel.

Barecore
Limbah barecore berupa serbuk sengon dan potongan yang dimanfaatkan menjadi bahan bakar
boiler pada mesin tanur (KD). Serbuk dikumpulkan dengan menggunakan alat penyedot.
Estimasi limbah potongan kayu sengon sekitar 50 tong sampah/hari sedangkan limbah serbuk
sekitar 40 truck engkel per hari. Serbuk kayu sengon juga diperjual belikan kepada industri
karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran batu bata dan bahan bakar pembakaran
gamping.
Tabel 6.1. Pengamatan Sumber dan Spesifikasi Limbah yang Dihasilkan

Jenis Sumber Unit yang Jenis Limbah Bentuk Jumlah Limbah Visualisasi
Limbah Memproduk Limbah Limbah
si
Furniture Proses Setiap Serbuk kayu Padat 2-3 truck
Produksi proses engkel
produksi
Barecore Proses Seriap Potongan Padat Pada potongan
Produksi proses kayu dan kayu sebesar
produksi Serbuk kayu 50 tong
sampah. Pada
serbuk kayu
sebesar 40
truck engkel
Bahan Barang bekas Proses Wadah bekas Padat
baku lain produksi finishing (kaleng,
(pengecatan, dan jerigen)
dan pengawetan
perekatan) (furniture)
Limbah Proses Proses Partikel kayu Gas
udara produksi pengamplas kecil yang
an dan terdapat di
penggergaji udara
an
Limbah Proses Proses Asap Gas
asap produksi pengeringan pembakaran

Keterangan :
● Sumber limbah: misal log, perekat,dan lain-lain.
● Unit yang memproduksi limbah: line/unit/bagian yang menghasilkan limbah
industri.
● Jenis limbah: misal sebetan, potongan kayu, debu halus, kristal, amorf, lumpur,
dan lain-lain.
● Bentuk limbah: padat, cair, gas, B3 (bahan berbahaya dan Beracun), dan lain-lain.
● Visualisasi limbah: dapat berupa gambar/foto/deskripsi jika foto tidak ada.
● Jumlah limbah: satuan limbah sesuai dengan bentuk dan jenis (m3, liter, gr dll).
● Keterangan lain: temuan penting lain terkait limbah yang dihasilkan.
● Paraf : paraf harian petugas/pendamping lapangan

Tabel 6.2. Pengamatan yang Tidak Selalu Berhubungan dengan Tabel 6.1

Jenis dan Bentuk Diolah / Cara Hasil Olahan Foto / Keteragan Lain
Limbah Tidak Pengolahan Limbah Gambar

Furniture bentuk Diolah Dengan Menjadi


serbu kayu dijadikan bahan bakar
sebagai
bahan bakar
boiler tanur
pengering

Barecore bentuk Diolah Dengan Menjadi


serbuk kayu dan dijadikan bahan bakar
potongan kayu sebagai dan batu bata
bahan bakar
boiler tungku
pengering
dan serbuk
kayu sengon
sebagian
dijual ke
industri lain
karena dapat
dimanfaatkan
sebagai
bahan
campuran
batu bata dan
bahan bakar

Bahan baku lain Diolah Jerigen bekas Wastafel cuci


berbentuk kaleng namun diubah tangan
bekas, jerigen tidak menjadi
bekas dll. semua wastafel
darurat untuk
cuci tangan

Limbah udara Diolah Diolah Menjadi


berupa partikel menjadi bahan bakar
kecil kayu di bahan bakar
udara tungku
pengering

Limbah asap dari Tidak Asap yang Terdapat blower


tanur pengering diolah tidak yang fungsinya
namun berbahaya untuk memisahkan
dipisahka bagi asap dan debu
n antara lingkungan pada tungku
asap dan sekitar sehingga asap yang
abu keluar sudah tidak
mengandung abu
dan tidak terlalu
bahaya

Keterangan :
● Cara pengolahan: proses pengolahan limbah.
● Jumlah dan Jenis limbah: seperti tabel no.1 diatas.
● Keterangan lain: informasi lain jika diperlukan
● Paraf : paraf harian petugas/pendamping lapangan

Catatan lain (hal-hal lain yang terkait dengan limbah industri, misal kemanfaatan oleh
masyarakat, pengujian kandungan limbah, pembuangan limbah dll).

TAMBAHAN-TAMBAHAN

TENAGA KERJA

TENAGA KERJA: 403 ORANG


o FURNITURE: 163 ORANG
o BARECORE: 230 ORANG
MEKANISME PEKERJA
o Furniture:
 Terdapat 1 shift dengan jam kerja 7 jam/ hari selama 6 hari kerja. Pada
waktu tertentu terdapat sistematika lembur dengan tambahan waktu 3 jam
atau lembur pada hari minggu
o Barecore:
 Terdapat 2 shift pagi dan malam dengan pembagian 5 regu, 3 regu pada pagi
hari, dan 2 regu pada malam hari, setiap regu berjumlah ±50 orang

PEMASARAN

KONSUMEN:
o Pada bagian:
 Bagian produksi mebel ada 1 konsumen tetap, dan menerima maksimal 3
konsumen dalam satu tahun dengan sistematika konsumen melakukan
preorder berupa pesanan item dalam jumlah tertentu selajutnya
perusahaan akan menindaklanjuti untuk proses produksinya ,
 Bagian produksi barecore ada 3 konsumen, dengan sistematika pemesanan
restock sebelum ada pre order, sehingga perusahaan tetap produksi dalam
jumlah yang sama setiap bulan untuk mencukupi cadangan produk di
gudang

KAPASITAS PRODUKSI

FURNITURE: menyesuaikan pesanan dari konsumen, tidak ada target tertentu, perusahaan
hanya menyesuaikan kemampuan produksi terhadap permintaan konsumen, karena
permintaan dari konsumen sering melebihi kapasitas produksi perusahaan. Banyak container
yang diekspor setiap bulan rata-rata 6 kontainer
BARECORE: Perusahaan memiliki target produksi setiap hari sebanyak 200 m 3 bahan mentah
menjadi 2200 lembar, dengan rendemen minimal 45%, dalam satu bulan perusahaan
mampu mengekspor 30-40 kontainer

RESEARCH AND DEVELOPMENT

Untuk RnD terdapat perusahaan yakni PT Kambium yang menangani terkait pengembangan
produk dan bahan baku, disisi lain dalam internal rakabu pengembangan belum dilakukan,
masih bersifat permintaan dari buyer untuk furniture, dan ukuran pasaran serta bahan baku
yang sama untuk barecore

PPIC (ENERGI, PENERIMAAN TENAGA KERJA, SWOT PRODUK)

Energi yang dimiliki pada produksi furniture sebsat 198 kwh, dan produksi barecore sebesar
555 kwh
Untuk peneerimaan tenaga kerja atau magang, melalui bidang personalia, khusus syarat
tenaga kerja memiliki rentang umur 18-35 tahun, dengan semua jenjang pendidikan untuk
karyawan, dan jenjang pendidikan tertentu untuk staff karyawan.
Analisis SWOT
o Kekuatan industry ini memiliki kekuatan produksi, ketersediaan bahan baku yang
bagus, dan memiliki banyak tenaga professional
o Kelemahan dari industry ini memilki buyer tunggal, sehingga mau tidak mau harus
menuruti keinginan buyer tersebut
o Peluang untuk membuka merk dagang terbuka luas, namun terhambat pandemic
covid 19
o Untuk ancaman kelangsungan dari industry permintaan buyer yang sulit dipenuhi,
seperti kulaitas meningkat namun harga tetap, untuk bercore fluktuasi harga yang
naik turun dan tidak menentu

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI

Sumbangan dana pada masyarakt sekitar (7 Desa)


Bantuan alat kantor untuk institusi TNI POLRI tingkat kecamatan
Memberdayakan masyarakat untuk bekerja di pabrik
INPUT OUTPUT HASIL RENDEMEN EXSPORT ( Grade )
TOTAL EKSPOR
NO BULAN (M³) Lembar (M³) Countainer (%) A B C
1 JANUARI 3964.267 M³ 49896 Lembar 1930.895 M³ 33.264 Contr 48.71 % 20 10 0 30 Countainer
2 FEBRUARI 4035.104 M³ 50110 Lembar 1939.177 M³ 33.40667 Contr 48.06 % 6 15 5 26 Countainer
3 MARET 4977.505 M³ 60497 Lembar 2341.137 M³ 40.33133 Contr 47.03 % 20 15 5 40 Countainer
4 APRIL 4351.126 M³ 52843 Lembar 2044.94 M³ 35.22867 Contr 47.00 % 30 10 0 40 Countainer
5 MEI 1881.344 M³ 21984 Lembar 850.7456 M³ 14.656 Contr 45.22 % 10 0 0 10 Countainer
6 JUNI 3485.134 M³ 44444 Lembar 1719.912 M³ 29.62933 Contr 49.35 % 10 15 0 25 Countainer
7 JULI 2675.965 M³ 30883 Lembar 1195.123 M³ 20.58867 Contr 44.66 % 15 10 13 38 Countainer
8 AGUSTUS 4020.971 M³ 48854 Lembar 1890.572 M³ 32.56933 Contr 47.02 % 10 10 0 20 Countainer
9 SEPTEMBER 4334.14 M³ 55661 Lembar 2153.992 M³ 37.10733 Contr 49.70 % 10 10 0 20 Countainer
10 OKTOBER 4151.851 M³ 51501 Lembar 1993.006 M³ 34.334 Contr 48.00 % 10 15 0 25 Countainer
11 NOVEMBER 3672.918 M³ 45113 Lembar 1745.801 M³ 30.07533 Contr 47.53 % 25 10 18 53 Countainer
12 DESEMBER 3666.142 M³ 43749 Lembar 1693.016 M³ 29.166 Contr 46.18 % 15 25 2 42 Countainer
TOTAL 45216.46 M³ 555535 Lembar 21498.32 M³ 370.3567 Contr 47.55 % 181 145 43 369 Countainer

Barecore
Proses
Proses perataan Proses Proses Proses Proses
Jumlah produk..unit dan Estimasi Proses Proses
pemotongan sisi atas membelah Proses sortir pembuatan memotong Proses perekatan pendempula
waktu produksi…hari pengempaan packaging
sortimen dan sortimen finger joint ukuran panjang n
bawah
Jumlah tenaga kerja 3 3 sampai 4 2 4 1 1 2 6 2 2
Waktu produksi (m) 0.12 0.07 0.05 0.5 0.5 0.5 1 5 15
Rendemen produksi total (%) 45
Total waktu prosuksi (hari)
Furniture
Jumlah produk..unit dan Estimasi Proses Proses Proses Proses Proses Proses Proses penyambungan Proses Proses Proses Proses Proses pelapisan Proses
Proses pewarnaan
waktu produksi…hari Moulding Laminasi Perataan pelurusan pemotonga pelubangan komponen perakitan pengamplasa pengawetan pengamplasan 2 coating packaging
Jumlah tenaga kerja 3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 3 2 2
Waktu produksi (m) 0.5 120 10 1 70 245 10 5 10 15
Total waktu produksi (hari)
Mengetahui,

……………………

Pendamping PI dari Industri

Anda mungkin juga menyukai