Oleh :
Kelompok 4
Aggota : Firda Amaliyah R 10307017
Khori Indriyani S 10307025
M. Rifki Abdillah 10307029
Widya Dwiyani 10307049
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 2 Juni 2022
Waktu : 2 x 2 Jam
Dosen Penilai : Ir. Ridwan Baharta, M.Sc.
Enceng Sobari, S.P. M.P
Salah satu sarana atau peralatan yang digunakan oleh petani adalah alat
penyemprot (sprayer). Sprayer merupakan alat yang berfungsi untuk memecah
suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan atau spray. Sprayer atau
yang biasa disebut pompa pada kalangan masyarakat menjadi suatu hal yang wajib
dimiliki petani dalam melakukan Pemeliharaan di lahan pertanian. Sprayer
biasanya digunakan pada saat proses penyemprotan pestisida untuk mencegah hama
dan penyakit pada tumbuhan dan penyemprotan pupuk cair pada tanaman (Rahman
et al., 2014). Sprayer tipe gendong adalah sprayer yang paling banyak diminati dan
digunakan oleh petani kalangan menengah kebawah dinyatakan oleh Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta (2006). Jones (2006) melakukan
penelitian tentang pemilihan nozzle yang tepat untuk penyemprot pestisida. Hal-hal
penting yang mempengaruhi pemilihan nozzle seperti jenis target yang akan
disemprot, kondisi lingkungan, kandungan pestisida, dan kualitas butiran (droplet)
menjadi pokok penelitian tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kualitas penyemprotan menengah (medium) sudah cukup untuk penggunaan lahan
pertanian cabai, dan sayur-sayuran. Sumber tekanan pada sprayer dapat dihasilkan
oleh tekanan udara, tekanan cairan, maupun tekanan yang dihasilkan dari gabungan
tekanan udara dan cairan. Perbedaan tekanan mempengaruhi jumlah droplet yang
dikeluarkan (Rahman dan Yamin 2014).
Sprayer berfungsi untuk memecah cairan atau larutan menjadi butiran-
butiran dan mendistribusikannya secara merata ke permukaan tanaman yang
dilindungi (Yuwana, 2014). Penyemprotan sprayer tidak hanya dipengaruhi oleh
debit penyeprotan dari nosel, namun dari banyak faktor seperti distribusi aliran/pola
semprotan, arah penyemprotan, pengaruh udara, dan dinamika droplet (Zhai et al.,
2015). Pada proses penyemprotan sprayer dibutuhkan informasi mengenai unjuk
kinerja alat semprot (sprayer) agar penyemprotan lebih efektif dan efisien saat
pengaplikasian pada tanaman. Banyak jenis alat semprot punggung yang bisa
digunakan, salah satunya adalah sprayer gendong semi otomatis. Penyemprot ini
berisi bahan dasar power mist blower dan duster. Penggunaan alat semprot ini
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga pemakaian pestisida menjadi efektif.
Perbedaan kedua jenis penyemprot ini terletak pada sistem pompanya. Penyemprot
gendong otomatis untuk menyemprotkan cairan secara terus menerus hanya saat itu
saja bila tekanan udara dalam tangki sedang. Bagi penyemprot semiotomatis
diperlukan pompaan terus-menerus selama alat itu digunakan (Annafiyah et al.,
2021)
Macam macam sprayer yang digunakan oleh petani :
2.1 Sprayer pompa manual
Gambar 2.1
Petani menggunakan sprayer konvensional berupa sprayer tipe gendong
dengan pompa manual (pompa diafragma) dengan tuas yang digerakkan naik turun
oleh lengan kiri operator. Kapasitas tangki cairannya 15 liter. Tekanan pompa
diafragma dari sprayer tersebut menghasilkan tekanan semprotan yang relatif
rendah, apalagi pada saat operator sudah kelelahan untuk menggerakkan tuas
pompanya. Dari hasil pengamatan, kinerja penyemprotannya kurang sempurna,
butiran semprotnya tidak halus dan tidak sampai ke permukaan daun dengan
merata. Tidak semua permukaan daun dapat tersemprot dengan baik. Selain itu,
dengan menggunakan sprayer manual ini, operator hanya dapat menyemprot satu
baris tanaman tebu dalam satu lintasan operasinya, sehingga kapasitas kerjanya
rendah yaitu 0,37 ha/jam. Sebagai akibatnya, target luasan kebun yang diaplikasi
dalam waktu yang disediakan, tidak dapat dicapai. Hal tersebut tentu membutuhkan
waktu yang lama serta dapat membuat petani cepat merasa lelah karena
menggendong tangki pestisida (Equipment, 2016).
2.2 Sprayer bensin
Gambar 2.2
Istilah motor sprayer merujuk kepada sprayer yang dioperasikan dengan
motor bakar internal ataupun motor listrik. Alat ini juga dapat dioperasikan
menggunakan motor bensin yang ukurannya sesuai atau sprayer yang dioperasikan
menggunakan tenaga dari motor (Aspar, 2012). Pengembangan sprayer selama ini
lebih kearah pemanfaatan energi motor bensin, penggunaan aki, ataupun
penggunaan traktor sebagai penghasil energi untuk memompa sprayer. Penggunaan
knapsack power sprayer memiliki mutu penyemprotan yang lebih baik
dibandingkan sprayer gendong manual dengan membandingkan kapasitas rata-
ratanya, sprayer manual memiliki kapasitas 0.37 ha/jamper orang, sedangkan
knapsack power sprayer memiliki kapasitas mencapai 0.4 ha/jam
perorang(Annafiyah et al., 2021). Pengaruh kestabilan tekanan padapenerapan
sprayer bermotor memiliki pengaruh yang baik pada efektivitas penyemprotan, hal
ini dipengaruhi oleh sumber tenaga yang berasal dari motor bakar internal sehingga
debit keluaran dan tekanan kerja lebih stabil, uka dibandingkan dengan sprayer
manual yang menggunakan tenaga manusia sehingga tekanan yang dihasilkan tidak
stabil (Aspar. 2012),
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Knapsack manual sparyer
2. Knapsack power spayer
3. Ember
4. Meteran
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu hanya air.
Dimasukan air sebanyak 3 liter ke dalam spayer manual dan motor bakar.
Dilakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar pada semprotan air yang
dikeluarkan oleh alat.
Tabel 4.1 hasil perhitungan luas air yang disemprotkan dan waktu semprot
Jenis alat sprayer Panjang (m) Lebar (m) Waktu semprot (3L)
Manual 3 1,3 2 menit 45 detik
Mesin 9 1,6 1 menit 30 detik
BAB V
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa tekanan pompa diafragma
dari sprayer tersebut yang menghasilkan tekanan semprotan yang berbeda-beda.
Dari ketiga jenis sprayer ini memiliki kinerja penyemprotan yang beragam sehingga
memungkinkan butiran semprotannya dimungkinkan tidak halus dan tidak sampai
ke permukaan daun dengan perata. Selain itu pada tiap alat ini dalam
penyemprotannya juga ternyata memiliki kecepatan yang berbeda dalam
menghabiskan 3 liter air sesuai dengan jenis sprayer. Sehingga pada saat
penggunaan KSM (knapsack sprayer mesin) untuk penyemprotan pada tanaman
juga dinilai lebih baik dibandingkan dengan KSP (knapsack sprayer pompa). Hal
ini dapat diketahui dari hasil penyemprotan KSM yang lebih rapat dibandingkan
KSP. Sehingga air, pupuk ataupun pestisida akan terserap lebih optimal oleh
tanaman.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu pada saat praktikum harus lebih
memperhatikan apa yang disampaikan oleh dosen pengampu / pendamping dan
lebih berhati-hati lagi dalam penggunaan alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter.
Jurnal Rekayasa Mesin, 16(1), 90. https://doi.org/10.32497/jrm.v16i1.2195
Aspar, G. (2012). Studi aplikasi knapck spreayer . Jurnal nama agroindustri , 27-
80.
Priyatmoko, A., Widodo, S., & Salahudin, X. (n.d.). ANALISIS TEKANAN TANGKI
SPRAYER DENGAN VARIASIBESAR DIAMETER RODA DAN PANJANG TUAS.
33–54.
Rahman, M., & Yamin, M. (2014). Modifikasi Nosel pada Sistem Penyemprotan
untuk Pengendalian Gulma Menggunakan Sprayer Gendong Elektrik. Jurnal
Keteknikan Pertanian, 2(1), 21957.
Yuwana, N. (2014). Desain dan Kontruksi Grid Patternaton untuk pengujian
kinerja Penyemprotan sprayer . Bogor : Institut Pertanian Bogor .
Zhai, C., Zhao, C., Wang, X., Wang, N., Zou, W., & Li, W. (2015). Two-
dimensional automatic measurement for nozzle flow distribution using
improved ultrasonic sensor. Sensors (Switzerland), 15(10), 26353–26367.
https://doi.org/10.3390/s151026353
LEMBAR KONTRIBUSI