Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

Alat Mesin Pertanian


( Sprayer )

Oleh :
Kelompok 4
Aggota : Firda Amaliyah R 10307017
Khori Indriyani S 10307025
M. Rifki Abdillah 10307029
Widya Dwiyani 10307049
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 2 Juni 2022
Waktu : 2 x 2 Jam
Dosen Penilai : Ir. Ridwan Baharta, M.Sc.
Enceng Sobari, S.P. M.P

LABORATORIUM ALAT MESIN PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam budidaya pertanian, pasti akan terdapat kendala petani dalam


usaha pertaniannya. Oleh karena itu, mempergunakan alat-alat pemelihara tanaman
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan petani. Penggunaan alat-alat ini
bertujuan untuk memperkecil kerusakan pada tanaman yang diakibatkan oleh
berbagai penghambat, misalnya gulma, hama dan jarak sumber mata air dengan
lahan pertanian. Penggunaan pestisida dalam penyemprotan dipilih oleh petani
karena harganya yang terjangkau, mudah pengaplikasian dan dapat digunakan
dalam area yang luas. Selama ini pada umumnya petani menggunakan sistem
penyemprotan hama dengan cara manual dengan memanfaatkan tangki semprot
yang tetap dioperasikan dengan menggendong tangki tersebut. Salah satu alat yang
dipergunakan untuk memelihara tanaman adalah penyemprot (sprayer). Alat ini
berisikan pestisida baik dalam bentuk cairan dan ada pula yang berbentuk
tepung.
Penyemprot (sprayer) merupakan alat yang digunakan untuk memecah
cairan atau larutan menjadi butiranbutiran dan mendistribusikannya secara merata
ke permukaan tanaman yang dilindungi. Kapasitas tangki sprayer sebanyak ±15
liter. Tekanan pompa diafragma dari sprayer tersebut menghasilkan tekanan
semprotan yang berbeda-beda dari ketiga jenis sprayer sehingga memiliki kinerja
penyemprotan yang beragam sehingga memungkinkan butiran semprotnya
dimungkinkan tidak halus dan tidak sampai ke permukaan daun dengan merata. Hal
ini dikarenakan, aktivitas penyemprotan yang dilakuakan harus menyesuaikan arah
angin yang sedang bertiup, apabila berlawanan akan terjadi risiko tinggi terpapar
pestisida, hal ini akan mengakibatkan keracunan bagi petani dalam penyemprotan.
Selain hal tersebut dalam penyemprotan ternyata memiliki kadar kecepatan selesai
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis sprayer yang digunakan serta langkah, dan
kekuatan petani dalam membawa bobot sprayer. Pengujian kinerja penyemprotan
sprayer dilakukan untuk menghindari pemborosan penggunaan pestisida serta
menangkal anggapan penyemprotan dengan volume dan tekanan tinggi dapat
memastikan tanaman terproteksi dengan baik.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mampu membuat SOP pengoperasian dan perawatan berbagai sprayer.


2. Mampu mengoperasikan berbagai jenis sprayer.
3. Mampu menilai dan mengontrol kinerja berbagai sprayer.
4. Mampu mendeskripsikan spesifikasi berbagai sprayer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu sarana atau peralatan yang digunakan oleh petani adalah alat
penyemprot (sprayer). Sprayer merupakan alat yang berfungsi untuk memecah
suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan atau spray. Sprayer atau
yang biasa disebut pompa pada kalangan masyarakat menjadi suatu hal yang wajib
dimiliki petani dalam melakukan Pemeliharaan di lahan pertanian. Sprayer
biasanya digunakan pada saat proses penyemprotan pestisida untuk mencegah hama
dan penyakit pada tumbuhan dan penyemprotan pupuk cair pada tanaman (Rahman
et al., 2014). Sprayer tipe gendong adalah sprayer yang paling banyak diminati dan
digunakan oleh petani kalangan menengah kebawah dinyatakan oleh Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta (2006). Jones (2006) melakukan
penelitian tentang pemilihan nozzle yang tepat untuk penyemprot pestisida. Hal-hal
penting yang mempengaruhi pemilihan nozzle seperti jenis target yang akan
disemprot, kondisi lingkungan, kandungan pestisida, dan kualitas butiran (droplet)
menjadi pokok penelitian tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kualitas penyemprotan menengah (medium) sudah cukup untuk penggunaan lahan
pertanian cabai, dan sayur-sayuran. Sumber tekanan pada sprayer dapat dihasilkan
oleh tekanan udara, tekanan cairan, maupun tekanan yang dihasilkan dari gabungan
tekanan udara dan cairan. Perbedaan tekanan mempengaruhi jumlah droplet yang
dikeluarkan (Rahman dan Yamin 2014).
Sprayer berfungsi untuk memecah cairan atau larutan menjadi butiran-
butiran dan mendistribusikannya secara merata ke permukaan tanaman yang
dilindungi (Yuwana, 2014). Penyemprotan sprayer tidak hanya dipengaruhi oleh
debit penyeprotan dari nosel, namun dari banyak faktor seperti distribusi aliran/pola
semprotan, arah penyemprotan, pengaruh udara, dan dinamika droplet (Zhai et al.,
2015). Pada proses penyemprotan sprayer dibutuhkan informasi mengenai unjuk
kinerja alat semprot (sprayer) agar penyemprotan lebih efektif dan efisien saat
pengaplikasian pada tanaman. Banyak jenis alat semprot punggung yang bisa
digunakan, salah satunya adalah sprayer gendong semi otomatis. Penyemprot ini
berisi bahan dasar power mist blower dan duster. Penggunaan alat semprot ini
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga pemakaian pestisida menjadi efektif.
Perbedaan kedua jenis penyemprot ini terletak pada sistem pompanya. Penyemprot
gendong otomatis untuk menyemprotkan cairan secara terus menerus hanya saat itu
saja bila tekanan udara dalam tangki sedang. Bagi penyemprot semiotomatis
diperlukan pompaan terus-menerus selama alat itu digunakan (Annafiyah et al.,
2021)
Macam macam sprayer yang digunakan oleh petani :
2.1 Sprayer pompa manual

Gambar 2.1
Petani menggunakan sprayer konvensional berupa sprayer tipe gendong
dengan pompa manual (pompa diafragma) dengan tuas yang digerakkan naik turun
oleh lengan kiri operator. Kapasitas tangki cairannya 15 liter. Tekanan pompa
diafragma dari sprayer tersebut menghasilkan tekanan semprotan yang relatif
rendah, apalagi pada saat operator sudah kelelahan untuk menggerakkan tuas
pompanya. Dari hasil pengamatan, kinerja penyemprotannya kurang sempurna,
butiran semprotnya tidak halus dan tidak sampai ke permukaan daun dengan
merata. Tidak semua permukaan daun dapat tersemprot dengan baik. Selain itu,
dengan menggunakan sprayer manual ini, operator hanya dapat menyemprot satu
baris tanaman tebu dalam satu lintasan operasinya, sehingga kapasitas kerjanya
rendah yaitu 0,37 ha/jam. Sebagai akibatnya, target luasan kebun yang diaplikasi
dalam waktu yang disediakan, tidak dapat dicapai. Hal tersebut tentu membutuhkan
waktu yang lama serta dapat membuat petani cepat merasa lelah karena
menggendong tangki pestisida (Equipment, 2016).
2.2 Sprayer bensin

Gambar 2.2
Istilah motor sprayer merujuk kepada sprayer yang dioperasikan dengan
motor bakar internal ataupun motor listrik. Alat ini juga dapat dioperasikan
menggunakan motor bensin yang ukurannya sesuai atau sprayer yang dioperasikan
menggunakan tenaga dari motor (Aspar, 2012). Pengembangan sprayer selama ini
lebih kearah pemanfaatan energi motor bensin, penggunaan aki, ataupun
penggunaan traktor sebagai penghasil energi untuk memompa sprayer. Penggunaan
knapsack power sprayer memiliki mutu penyemprotan yang lebih baik
dibandingkan sprayer gendong manual dengan membandingkan kapasitas rata-
ratanya, sprayer manual memiliki kapasitas 0.37 ha/jamper orang, sedangkan
knapsack power sprayer memiliki kapasitas mencapai 0.4 ha/jam
perorang(Annafiyah et al., 2021). Pengaruh kestabilan tekanan padapenerapan
sprayer bermotor memiliki pengaruh yang baik pada efektivitas penyemprotan, hal
ini dipengaruhi oleh sumber tenaga yang berasal dari motor bakar internal sehingga
debit keluaran dan tekanan kerja lebih stabil, uka dibandingkan dengan sprayer
manual yang menggunakan tenaga manusia sehingga tekanan yang dihasilkan tidak
stabil (Aspar. 2012),
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Knapsack manual sparyer
2. Knapsack power spayer
3. Ember
4. Meteran
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu hanya air.

3.2 Prosedur Praktikum

Disiapkan alat dan bahan yang di perlukan.

Dimasukan air sebanyak 3 liter ke dalam spayer manual dan motor bakar.

Dilakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar pada semprotan air yang
dikeluarkan oleh alat.

Dilakukan perhitungan waktu berdasarkan volume air yang keluar.


BAB IV
HASIL PERCOBAAN

Tabel 4.1 hasil perhitungan luas air yang disemprotkan dan waktu semprot
Jenis alat sprayer Panjang (m) Lebar (m) Waktu semprot (3L)
Manual 3 1,3 2 menit 45 detik
Mesin 9 1,6 1 menit 30 detik
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam pengaplikasan penyemprotan pestisida ataupun penyiraman dapat


menggunakan alat mesin pertanian yaitu alat penyemprotan atau sprayer. Dalam
hal ini sprayer memiliki bentuk dan mekanisme kerja yang berguna dalam
mengubah atapun memecah cairan pestisida maupun air yang dilakukan oleh nozzle
menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Berdasarkan tenaga yang digunakannya
alat penyemprot memiliki dua versi, yakni alat penyemprot dengan manual (hand
sprayer) merk swan SA-14 kapasitas 14 liter dan alat penyemprot dengan pompa
mesin berbahan dasar solar merk cosmec 767M-4 kapasitas 20 liter.
Pada praktikum alat mesin pertanian dilakukan pengenalan alat
penyemprotan atau sprayer serta pengujian terhadap keefektifan dalam penggunaan
nya untuk mengurangi waktu kerja dan mengurangi tenaga petani kerja dengan
menggunakan mesin bahan bakar solar dengan manual tadi didapatkan hasil bahwa
keduanya memiliki keunggulannya masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut

5.1 Bagian-bagian alat penyemprotan


Bagian-bagian yang diperkenalkan oleh dosen pada saat sebelum
melakukan pengujian meliputi nozzle, pump, spray hose atau selang, tangki,
penutup tangki, sabuk penggendong, , pompa hidrolik dan saringan untuk alat
penyemprotan hand sprayer, sedangkan pada sprayer knapsack hanya berada pada
pengambilan atau pemberian tekanan terhadap cairan. Pada sprayer knapsack
tidaklah menggunakan pompa hidrolik melainkan menggunakan mesin motor
berbahan solar.
Pada proses perlakuaanya nozzle berfungsi sebagai pengatur ukuran volume
semprot larutan dalam optimalisasi pengaplikasian air maupun pestisida. Tangki
menjadi tempat larutan disimpan untuk nantinya disemprotkan yang disalurkan
pada selang tangki. Sebelum cairan keluar dilakukan pemompaan pada alat yang
bernama pump yang digunakan sebagai pemompa dengan memberikan tekanan
kepada larutan, sehingga larutan dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir melalui
selang yang akhirnya keluar pada nozzle. Pada selang hand sprayer terdapat
pengatur tekanan (pressure gauge) sebagai pengatur tekanan terhadap besar
kecilnya volume cairan yang dikeluarkan, sesuai dengan kebutuhan. Pada tangki
sebelum air dimasukkan akan terdapat saringan yang bertujuan dalam menyaring
larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini dilakukan supaya tidak ada
zat lain yang terikut sehingga dapat merusak dan menyumbat nozzle. Kemudian
tangki ditutup menggunakan penutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak
tumpah dan untuk menjaga tekanan udara di dalam tangki. Tidak lupa pada sabuk
penggendong pada bagian belakang tabgki yang digunakan sebagai penyandang
sprayer pada punggung. Sedangkan pada knapsack sprayer menggunakan alat
mesin dalam penyaluran tekanan air ataupun pestisida pada selang kemudian keluar
melalui nozzel.

5.2 Cara kerja alat spraying


Pada kedua alat yang digunakan pada proses pengujian memiliki pebedaan
cara kerja. Pada hand sprayer, penyemprotan dilakukan melalui tahap awal air
dimasukkan ke dalam tangki akan melalui saringan, kemudian air akan diberikan
tekanan sehingga larutan dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir melalui selang
kemudian diatur tekanan besar kecilnya volume cairan yang dikeluarkan
menggunakan pressure gauge. Ketika cairan air atupun pestisida telah melalui
pressure gauge pada akhirnya akan dikeluaran melalui nozzel. Sedangkan pada
knapsack sprayer setelah cairan berada pada tangki, kemudian akan diberi tekanan
oleh msein motor penggerak yang menggunakan bahan bakar solar yang
selanjutnya akan dikeluarkan pada nozzel.

5.3 Keefektifan perbandingan kedua alat sprayer


Dalam waktu penyemprotan yang dilakukan pada masing-masing alat
memiliki keunggulan yang berbeda. Pengujian dilakukan pada pukul 09.45 – 12.00
WIB, dengan masing-masing tenaga penyemprot untuk menyelesaikan
penyemprotan sebanyak 3 liter. Waktu aplikasi dilaksanakan pukul 09.45 dengan
kondisi angin yang cenderung normal sehingga mengurangi kepengaruhannya pada
luas wilayah penyemprotan. Waktu penyemprotan knapsack 4 stroke sprayer dan
hand sprayer memiliki perbedaan waktu yang berbeda secara signifikan. Pada hand
sprayer untuk menghabiskan 3 lt air dibutuhkan waktu sebanyak 2.45 menit, dengan
kekuatan tekanan air yang dikeluarkan pada nozzel berada pada wilayah
penyemprotan seluas 3 x 1,3 m. Sedangkan ketika menggunakan knapsack sprayer
untuk menghabiskan 3 lt air dibutuhkan waktu sebanyak 1,30 menit, dengan
kekuatan tekanan air yang dikeluarkan pada nozzel berada pada wilayah
penyemprotan seluas 9 x 1,6 m. Hal ini terjadi karena pada saat proses
pengaplikasian alat hand sprayer harus melakukan pemompaan menggunakan
pompa hidrolik terlebih dahulu sebelum pengaplikasikan penyemprotan, serta
untuk mendapatkan hasil penyemprotan.
Hasil besar kecilnya semburan pada wilayah yang terkena ini menyatakan
bahwa ukuran droplet yang keluar mempengaruhi kecepatan jatuh ke permukaan
tanah dan tidak mudah terbawa oleh angin. Semakin banyak droplet berukuran
besar yang keluar maka semakin cepat dan banyak droplet yang jatuh kepermukaan
akan tetapi sulit untuk terserap pada tanaman (basah). Sedangkan, semakin kecil
ukuran droplet yang keluar maka proses terjadinya pelayangan (pengembunanan)
akan menjadi semakin besar dan akhirnya droplet yang sampai pada tanaman akan
lebih mudah menyerap (kering). Apabila dilakukan pada wilayah semprot yang
lebih luas untuk hand sprayer ini secara merata nantinya para petani harus berjalan
lebih lambat hal ini terjadi karena semburan nozzel yang dihasilkan lebih sedikit.
Berbeda dengan alat knapsack 4 stroke sprayer yang menggunakan tenaga mesin
yang menjadi lebih singkat serta wilayah semprot yang lebih luas. Sehingga
terdapat selisih waktu sebanyak 0,15 menit dengan wilayah semburan knapsack
lebih unggul.
Namun dari segi biaya proses pengaplikasian knapsack 4 stroke sprayer
akan lebih mahal. Hal ini dikarenakan, kekuatan air yang keluar dari nozzle hand
sprayer tidak menggunakan bahan bakar melainkan dari tenaga manusia dengan
memompanya, sehingga menghasilkan semburan yang lebih pendek, berbeda
dengan knapsack 4 stroke yang menggunakan alat mesin motor sehingga
dibutuhkan biaya untuk bahan bakarnya yaitu solar meskipun akan menghasilkan
semburan lebih luas serta waktu yang lebih singkat. Selain lemah dari segi biaya
menggunakan knapsack 4 stroke sprayer juga membutuhkan tenaga ekstra dalam
menopang tangki air nya yang beratnya mencapai angka 7 kg. Hal ini dibuktikan
dari hasil pengujian bahwa alat penyemprot jenis hand sprayer, memiliki hasil yang
kurang efektif, dan kurang efisien. Namun, dengan pengembangan berbagai jenis
sprayer terdapat jenis yang lebih mempermudah dengan menggunakan knapsack 4
stroke. Akan tetapi faktor tingginya harga biaya operasional sprayer serta berat
yang harus ditopang akan tetap menjadi kendalanya. Pada kini, banyak petani yang
sekarang lebih menggunakan hand sprayer.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa tekanan pompa diafragma
dari sprayer tersebut yang menghasilkan tekanan semprotan yang berbeda-beda.
Dari ketiga jenis sprayer ini memiliki kinerja penyemprotan yang beragam sehingga
memungkinkan butiran semprotannya dimungkinkan tidak halus dan tidak sampai
ke permukaan daun dengan perata. Selain itu pada tiap alat ini dalam
penyemprotannya juga ternyata memiliki kecepatan yang berbeda dalam
menghabiskan 3 liter air sesuai dengan jenis sprayer. Sehingga pada saat
penggunaan KSM (knapsack sprayer mesin) untuk penyemprotan pada tanaman
juga dinilai lebih baik dibandingkan dengan KSP (knapsack sprayer pompa). Hal
ini dapat diketahui dari hasil penyemprotan KSM yang lebih rapat dibandingkan
KSP. Sehingga air, pupuk ataupun pestisida akan terserap lebih optimal oleh
tanaman.

6.2 Saran

Saran pada praktikum kali ini yaitu pada saat praktikum harus lebih
memperhatikan apa yang disampaikan oleh dosen pengampu / pendamping dan
lebih berhati-hati lagi dalam penggunaan alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter.
Jurnal Rekayasa Mesin, 16(1), 90. https://doi.org/10.32497/jrm.v16i1.2195
Aspar, G. (2012). Studi aplikasi knapck spreayer . Jurnal nama agroindustri , 27-
80.
Priyatmoko, A., Widodo, S., & Salahudin, X. (n.d.). ANALISIS TEKANAN TANGKI
SPRAYER DENGAN VARIASIBESAR DIAMETER RODA DAN PANJANG TUAS.
33–54.
Rahman, M., & Yamin, M. (2014). Modifikasi Nosel pada Sistem Penyemprotan
untuk Pengendalian Gulma Menggunakan Sprayer Gendong Elektrik. Jurnal
Keteknikan Pertanian, 2(1), 21957.
Yuwana, N. (2014). Desain dan Kontruksi Grid Patternaton untuk pengujian
kinerja Penyemprotan sprayer . Bogor : Institut Pertanian Bogor .
Zhai, C., Zhao, C., Wang, X., Wang, N., Zou, W., & Li, W. (2015). Two-
dimensional automatic measurement for nozzle flow distribution using
improved ultrasonic sensor. Sensors (Switzerland), 15(10), 26353–26367.
https://doi.org/10.3390/s151026353
LEMBAR KONTRIBUSI

Firda Amaliyah R 10307017 BAB 1dan BAB 5


Khori Indriyani S 10307025 BAB 3, BAB 4, BAB 5 dan editing
M. Rifki Abdillah 10307029 BAB 6 dan BAB 5
Widya Dwiyani 10307049 BAB 2 dan BAB 5

Anda mungkin juga menyukai