Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Alat dan Mesin Pertanian

Nama : Dewi Pratiwi Sasmito


NIM : G411 16 506
Program Studi : Teknik Pertanian
Kelompok : 4 (Empat)
Praktikum : Sprayer
Asisten : Indra Hendrianto

LABORATORIUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hama, cuaca yang kurang bersahabat, rendahnya kualitas bibit, pupuk, dan
kurangnya perhatian pada saat penyemprotan pupuk atau pestisida merupakan
faktor yang mempengaruhi kurangnya produktivitas hasil panen tanaman padi di
Indonesia. Penyemprotan merupakan salah satu cara pemeliharaan tanaman padi
yang sangat penting, pada pemeliharaan ini petani berjalan diantara alur tanam
tanaman padi dan melakukan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer
(sprayer tipe gendong) (Andremico, 2015).
Pemeliharaan ini biasanya dilakukan saat pagi hari, saat penyemprotan petani
tidak jarang merusak alur tanam dari tanaman padi dan bahkan menginjak bibit
tanaman padi yang sudah tertanam di lahan sehingga menyebabkan bibit tersebut
rusak dan tumbuh dengan tidak baik karena hal itu. Tanah yang tidak
terkonsolidasi salah satu sebab petani melakukan penyemprotan menggunkan
sprayer tipe gendong (Andremico, 2015).
Sprayer alat aplikator pestisida yang diperlukan dalam pemberantasan dan
pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Hasil studi yang dilakukan
Departemen Pertanian bahwa di beberapa tempat di Indonesia, sprayer tipe
gendong sering mengalami kerusakan. Permasalahan lain yaitu sprayer yang
digunakan masih digendong, sehingga berat sprayer menjadi kendala petani.
Penggunaan sprayer yang menggunakan motor bensin atau baterai sebagai sumber
tenaga, akan meningkatkan biaya operasional dan perawatan yang tinggi. Dari
permasalahan tersebut, muncul ide untuk modifikasi knapsack sprayer menjadi
sprayer semi otomatis, yang penggunaanya anti gendong dan hemat energi.
Sprayer semi otomatis akan menjawab kebutuhan dan masalah yang dihadapi
petani, yaitu lebih hemat biaya perawatan, lebih efisien dalam penyemprotan
tanaman, dan lebih ringan dalam penggunaan (Priyatmoko, dkk., 2014).
Berdasarkan uraian paragraf sebelumnya maka perlunya dilakukan praktikum
mengenai sprayer agar untuk mengetahui cara mengoperasikan knapsack sprayer
dan CDA sprayer, mengetahui bagian-bagian dari knapsack sprayer dan CDA
sprayer serta bagaimana pengaplikasiannya.
1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengoperasian sprayer agar mahasiswa dapat


mengetahui cara mengoperasikan knapsack sprayer dan CDA sprayer dan
mengetahui bagian-bagian dari knapsack sprayer dan CDA sprayer.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sprayer

Alat penyemprot (sprayer) merupakan salah satu peralatan yang sering


digunakan di dunia pertanian. Sprayer digunakan petani untuk mengaplikasikan
sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit pada tumbuhan.
Kualitas dan kuantitas bahan aktif yang terkandung dalam setiap butiran larutan
(droplet) yang melekat pada spot yang dituju menjadi tolak ukur kelayakan
kinerja sprayer (Priyatmoko, dkk., 2014).
Alat penyemprot (sprayer) digunakan untuk memecah larutan kimia aktif
pemberantas hama menjadi butiran cair kecil (droplet). Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan
pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan
kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu
tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
disemprotkan (Priyatmoko, dkk., 2014).
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecah cairan larutan pemberantas
hama dan penyakit tumbuhan yang disemprotkan menjadi butiran kecil (droplet)
dan mendistribusikan secara merata pada spot atau objek yang dilindungi
(batang, daun, buah) (Priyatmoko, dkk., 2014).

2.2. Bagian-bagian Sprayer

Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa


penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur
tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle
merupakan bagian yang terpenting. Nozzle adalah bagian sprayer
yang menentukan karakteristik semprotan seperti pengeluaran, sudut
penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran
yang dihasilkan. Nozzle berfungsi sebagai tempat keluarnya cairan. Nozzle
dibuat dalam bermacam-macam desain, setiap tipe butiran cairan yang
dihasilkan oleh nozzle yang khas dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Komponen yang dimiliki nozzle adalah body, penyaring, spuyer
(nozzle tips), dan nozzle cap (Andremico, 2015).
Menurut Sulistiadji (2011), tangki pada sprayer berfungsi sebagai
tempat cairan. Komponen-komponen penting yang terdapat pada unit tangki
antara lain adalah :
a. Tali atau sabuk penyandang. Biasanya terbuat dari kulti atau bahan-bahan
buatan (plastik), ada juga yang terbuat dari kain khusus. Komponen ini
mempunyai kancing kait yang dapat dibuka dan dipasang pada tangki, serta
dapat diatur panjangnya.
b. Pada lubang pengisian terdapat pipa pendek yang masuk ke dalam, dan
berfungsi sebagai pipa penakar. Pipa ini sangat penting karena dipakai
sebagai patokan batas pengisian cairang yang telah ditetapkan oleh pabriknya,
sehingga tidak diperlukan lagi alat penakar.
c. Saringan. Adanya saringan pada tangki dapat menjamin kebersihan bagian
dalam atau dasar tangki terhadap kemungkinan pengendapat kotoran atau
obat yang dapat merusask tangki.
d. Manometer berfungsi sebagai penunjuk tekanan, sedangkan katup pengaman
sebagai tanda pembatas tekanan optimal yang telah ditentukan.
e. Penutup tangki berfungsi untuk menutup tangki agar cairan tidak tumpah.

2.3. Prinsip kerja sprayer

Prinsip kerja dari sprayer semi otomatis adalah pemanfaatan gaya hasil gerak
rotasi roda yang dirubah menjadi gerak translasi yang menggerakkan batang
pompa untuk pemampatan udara. Hal ini dapat terjawab dengan sistem
mekanisme engkol peluncur. Udara yang dihasilkan pompa disalurkan kedalam
tangki melalui selang udara, selanjutnya dicampur dengan fluida yang akan
disemprotkan. Penggunaan sprayer semi otomatis akan memudahkan petani,
karena hanya perlu mendorong kereta (Priyatmoko, dkk., 2014).
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot gendong.
Dari konstruksinya dapat diketahui perbedaan tipe pompa, cara kerja dan
perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhan. Ada dua tipe pompa
penyemprot yaitu tipe pompa angin dan tipe pompa isap. Tipe pompa angin
memerlukan sejumlah pemompaan untuk memasukan angin (udara), sehingga
terdapat cukup tekanan udara untuk menyemprotkan habis seluruh cairan yang
ada di dalam tangki tanpa pemompaan ulang. Sedangkan pada tipe pompa
cairan (pompa isap), pemompaan tambahan diperlukan terus-menerus selama
pekerjaan penyemprotan berlansung agar diperoleh kondisi semprotan yang
konstan. Itulah pompa ini disebut semi otomatis. Tangki pegangan torak
pompa dibuat lebih panjang dan menjulur ke depan sampai pada batas gerakan
tangan. Unit pompa terdiri dari 3 bagian penting, yaitu selang, laras penyembur,
dan nozzle. Salah satu ujung diberi mur penguat yang ditautkan pada pipa
(kran utama) tangki, sedangkan ujung lainnya terpaut pada pegangan lengkap
dengan kran semprot (Sulistiadji, 2011).

2.4. Jenis-jenis Sprayer

Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer dapat


berasal dari tenaga manusia, motor bakar bensin, motor listrik, dan putaran
PTO pada traktor (Permana, 2012).
Alat penyemprot jenis atomizer atau biasa disebut hand sprayer banyak
digunakan dirumah tangga. Contoh sederhana jenis atomizer adalah alat semprot
obat nyamuk cair atauobat semprot tanaman bunga di pekarangan. Alat
penyemprot jenis atomizer ini ada dua tipe, yaitu single-action dan continous-
action. Pada tipe single action cairan keluar pada saat dilakukan pemompaan,
tetapi pada continous action dengan dua atau tiga kali pemompaan dapat
menyemprotkan cairan secara terus-menerus (Permana, 2012).
Penyemprot Gendong (Knapsack Sprayer). Pada alat penyemprot jenis
gendong ini, tangki tempat cairannya berbentuk ginjal disesuaikan dengan
punggung manusia. Pemompaan dilakukan sambil penyemprotan berlangsung
dengan menggunakan gagang (handle) yang digerakkan naik-turun dengan sangat
ringan dan mudah oleh tangan yang satu dimana tangan yang lain memegang
tangkai penyemprot. Karena itulah penyemprot gendong sering disebut
penyemprot semi otomatis (Permana, 2012).
Slide Pump Sprayer. Pengoperasian penyemprot jenis slide pump seperti
memainkan thrombone. Penyemprot ini dilengkapi dengan nosel, baik yang
permanen maupun yang dapat disetel, selang karet dan saringan. Cara
mengoperasikannya dengan meletakkan selang karet yangpada ujungnya dipasang
saringan kedalam tangki cairan, kemudian piston digerakkan kedepan dan ke
belakang, cairan dalam tangki akan terpompa keluar (Permana, 2012).
Barrel Sprayer. Penyemprot ini mempunyai pompa tangan yang
dihubungkan ke tong (barrel) atau tangki. Perlengkapan tambahan adalah
pengaduk dan saringan untuk menyaring partikel-partikel sebelum melewati
selang dan nosel (Permana, 2012).
Wheel barrow Sprayer. Penyemprot ini mempunyai tangki yang diletakkan di
antara dua batang yang pada kedua ujungnya dihubungkan dengan roda, sehingga
penyemprot ini dapat bergerak denganmudah seperti gerobak beroda satu. Untuk
mengoperasikannya, tangki diletakkan di tanah (Permana, 2012).
CDA sprayer berbeda dengan alat penyemprot lainnya karena pada CDA
sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan herbisida ke arah
gulma sasaran, melainkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Prinsip kerja CDA
Sprayer adalah larutan mengalir dari tangki melalui selang plastik menuju
nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan tersebar ke
arah gulma sasaran. Putaran piring digerakkan oleh dinamo dengan sumber energi
tenaga batere 12 Volt. Putaran piringan sekitar 2.000 rpm dan butiran yang keluar
berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron
merupakan butiran yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan meresap
ke dalam jaringan gulma. Berdasarkan bentuk dan ukuran keseragaman
bentuk butiran yang dihasilkan inilah alat semprot yang disebut dengan CDA
(Controlled Droplet Application) (Pertiwi, 2015).

2.5. Mekanisme Penyemprotan

Menurut Sulistiadji (2011), secara garis besar alat penyemprot terdapat 4 jenis
mekanisme penyemprotan. Adapun jenis mekanisme alat penyemprotan yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Penyemprot hidraulik. Larutan dalam suatu tangki ditekan (pada
tekanan rendah atau tinggi) sehingga cairan tersebut dipaksa menuju
ke ujung nosel pengeluaran membentuk droplet cairan berukuran tertentu.
Contohnya hand sprayer.
b. Penyemprot hidro-pneumatic. Selain kedalam tangki diberi tekanan
tertentu, masih diberikan tekanan atau hembusan angin diujung nosel
penyemprot. Contohnya alat penyemprot cat duco.
c. Penyemrot hembus atau tiup. Hampir mirip dengan hidro-pneumatic akan
tetapi keseluruhan kepala penyemprot menyatu dengan kipas penghembus.
Tipe penyemprot jenis ini dipakai di perkebunan untuk menyemprot tanaman
buah-buahan dengan tingkat kepekatan racun yang tinggi.
d. Penyemprot aerosol. Mekanisme kerjanya merupakan kombinasi antara
penyemprot hidro-pneumatic (penyemprot larutan racun) dan penyemprot
hembus (penyemprot media berbentuk asap) disatukan, dimaksudkan untuk
memecah droplet menjadi “drift” atau “fog” yang berterbangan di udara
dalam waktu yang relatif lama agar insek yang terbang dapat dibunuh mati.
Kegiatannya sering disebut sebagai fumigasi.

2.6. Pengaplikasian Alat Penyemprot

Menurut Permana (2012), sprayer digunakan sebagai alat pemberantas hama


yang mengganggu pertumbuhan tanaman, mematikan tanaman atau memakan
tanaman. Selain diaplikasikan sebagai alat pemberantas hama juga dapat
diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Adapun pengaplikasian sprayer yaitu:
a. Alat semprot obat nyamuk cair. Pembuatan alat semprot obat nyamuk cair
dapat digunakan alat penyemprot jenis atomizer atau disebut hand sprayer.
b. Obat semprot tanaman bunga atau alat penyiram tanaman bunga di
pekarangan. Pada pembuatan alat penyiram tanaman bunga dapat digunakan
alat penyemprot jenis atomizer atau bias disebut hand sprayer.
c. Alat semprot pemberantas lalat pada lokasi perumahan tempat tinggal. Pada
pembuatan alat semprot pemberantas lalat dapat digunakan generator aerosol
panas. Biasanya menggunakan pelarut minyak, meskipun kadang-kadang juga
air. Insektisida-insektisida tersebut dipanaskan dalam generator untuk
menghasilkan asap (fog) yang dapat melayang di udara.
d. Alat semprot pembunuh serangga terbang. Pada pembuatan alat
pembunuh serangga terbang dapat digunakan kanister yang bertekanan.
Kanister tersebut diisi dengan propellanta, yaitu flourochloro carbon, butana
atau propana. Ketiganya telah banyak digunakan untuk berbagai keperluan
di rumah tangga, perkantoran dan kamar mandi. Beberapa diantaranya dalam
bentuk space sprays dengan ukuran partikel antara 10-30 mikron.
e. Alat semprot pemberantas gulma.
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum knpascak sprayer dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 September


2017 pukul 08.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Teaching Farm, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Sedangkan praktikum CDA sprayer
dilaksanakan pada hari Minggu, 7 November 2018 pukul 10.10 WITA, di Desa
Tompobulu, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum sprayer adalah knapsack sprayer dan
CDA sprayer.
Bahan yang digunakan yaitu air.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum pengoperasian sprayer ada dua


knapsack sprayer dan CDA sprayer yaitu:
3.3.1. Knapsack sprayer
1. Mengisi tangki penampungan dengan air.
2. Menggendong sprayer di punggung.
3. Memutar katup untuk mengatur ukuran partikel air yang keluar melalui
nozzle sampai larutan menjadi droplet.
4. Memompa tangkai pompa sehingga larutan tersalur menuju selang ke
nozzle.
5. Memencet kran agar larutannya berubah menjadi butiran-butiran air atau
droplet keluar.
3.3.2. CDA sprayer
1. Mengisi tangki penampungan dengan air.
2. Menyalakan mesin dengan menekan on pada tombol on/off .
3. Mengatur tekanan pada mesin sprayer.
4. Memutar katup untuk mengatur ukuran partikel air yang keluar melalui
nozzle sampai larutan menjadi droplet.
5. Memencet kran agar larutan yang berubah menjadi butiran-butiran air atau
droplet keluar dan dapat diaplikasikan.
6. Mematikan mesin dengan menekan off pada tombol on/off.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

a. Knapsack sprayer

2
6
3 7

8
4

9
5

Gambar 9. Knapsack sprayer.


Tabel 9. Bagian-bagian sprayer
No. Nama bagian Fungsi
1. Nozzle Memecah larutan menjadi butiran-butiran partikel
(droplet)
2. Laras pipa Sebagai penghubung antara kran ke nozzle
3. Unit pump Memberikan tekanan kepada larutan agar keluar
dari tangki dan mengalir melalui selang dan
keluar pada nozzle. Terdiri dari silinder pompa
dan piston.
4. Kran Mengatur keluarnya larutan
5. Selang karet Menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle
6. Tutup tangki Menjaga agar larutan tidak tumpah. Yang dimana
didalamnya terdapat filter untuk menyaring
larutan yang masuk.
7. Tangki Tempat penampungan larutan
8. Sabuk penggendong Menopang sprayer di punggung
9. Tangkai pompa Memompa larutan keluar.
Sumber: Data primer 2018
b. CDA sprayer

1
6
2
7 3
8 4
9 5

Gambar 10. CDA sprayer tampak depan.

11 10

Gambar 11. CDA sprayer tampak belakang.


Tabel 10. Bagian-bagian CDA sprayer dan fungsinya
No. Nama bagian Fungsi
1. Tutup tangki Menjaga agar larutan tidak tumpah. Yang
dimana didalamnya terdapat filter untuk
menyaring larutan yang masuk.
2. Tangki Tempat penampungan larutan
3. Selang karet Menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle
4. Indikator baterai Untuk melihat lama waktu daya penggunaan
mesin sprayer
5. Pengisi baterai Tempat untuk memasukkan chargeran dan
mengisi daya mesin
6. Kran Mengatur pengeluaran larutan
7. Pipa Sebagai penghubung antara kran dengan
nozzle
8. Tombol On/Off Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan
mesin sprayer.
9. Pengatur tekanan Untuk mengatur tekanan pada mesin sprayer
10. Sabuk penggendong Menopang sprayer di punggung
11. Pelindung punggung Untuk melindungi punggung pada saat
menggunakan sprayer
Sumber: Data primer 2018
4.2. Pembahasan

Cara pengoperasian knapsack sprayer dilakukan dengan memompa tangkai


pompa sehingga terjadi perbedaan tekanan yang menyebabkan cairan di dalam
tangki memiliki tekanan yang tinggi, sehingga akan mengalir melalui selang
karet menuju ke nozzle yang akan diubah menjadi partikel-partikel kecil. Hal
ini sesuai dengan pendapat Permana (2012), bahwa penyemprot gendong
(Knapsack Sprayer) pemompaan dilakukan sambil penyemprotan berlangsung
dengan menggunakan gagang (handle) yang digerakkan naik-turun dengan
sangat ringan dan mudah oleh tangan yang satu dimana tangan yang lain
memegang tangkai penyemprot.
Cara pemompaan pada CDA sprayer yaitu memanfaatkan gaya gravitasi dan
putaran piringan, yang dimana larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju
nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke
arah bidang sasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Pertiwi (2015), bahwa
CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan herbisida ke
arah gulma sasaran, melainkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Prinsip kerja
CDA Sprayer adalah larutan mengalir dari tangki melalui selang plastik menuju
nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan tersebar ke
arah gulma sasaran.
Perbedaan antara knapsack srayer dan CDA sprayer terletak pada cara
penggunaanya, komponen alatnya, efisiensi alatnya, serta prinsip kerjanya. Yang
dimana prinsip kerja knapsack srayer yaitu memompa tangkai pompa sehingga
terjadi perbedaan tekanan yang menyebabkan cairan di dalam tangki memiliki
tekanan yang tinggi, sehingga akan mengalir melalui selang karet menuju ke
nozzle yang akan diubah menjadi partikel-partikel kecil sedangkan prinsip kerja
CDA Sprayer yaitu larutan mengalir dari tangki melalui selang plastik menuju
nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan tersebar ke
arah gulma sasaran Hal ini sesuai dengan pendapat Pertiwi (2015), bahwap prinsip
kerja CDA Sprayer adalah larutan mengalir dari tangki melalui selang plastik
menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan
tersebar ke arah gulma sasaran.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu:


a. Penyemprot Gendong (Knapsack Sprayer) pemompaan dilakukan sambil
penyemprotan berlangsung dengan menggunakan gagang (handle) yang
digerakkan naik-turun dengan sangat ringan dan mudah oleh tangan yang satu
dimana tangan yang lain memegang tangkai penyemprot.
b. Cara pemompaan pada CDA sprayer yaitu memanfaatkan gaya gravitasi dan
putaran piringan. Prinsip kerja CDA Sprayer adalah larutan mengalir dari
tangki melalui selang plastik menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan
bergerigi (spining disc), dan tersebar ke arah gulma sasaran.
c. Perbedaan antara knapsack srayer dan CDA sprayer terletak pada cara
penggunaanya, komponen alatnya, efisiensi alatnya, serta prinsip kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

Andremico, N. 2015. Rancang Bangun Dan Pengujian Unit Penyemprot Pada


Alat Penyemprot Padi Tipe Balon. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Permana, A.A. 2013. Uji Getaran Mekanis Dan Kebisingan Pada Mesin Thermal
Fogger Tipe TS-35A (E). Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Pertiwi, RP. 2015. Teknik Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis Guineensis Jacq.) Menghasilkan di Pt. Jamika Raya Bathin
Ii Pela yang Kecamatan Muaro Bungo Jambi. Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh: Sumatera Barat
Priyatmoko, A., Sri, W., dan Xander, S. 2014. Analisis Tekanan Tangki Sprayer
dengan Variasi besar Diameter Roda dan Panjang Tuas Engkol
Peluncur dengan menggunakan Satu Pompa pada Sprayer
Semi Otomatis. Universitas Tidar: Magelang.
Sulistiadji, K. 2011. Teknologi Mekanisasi Proteksi Tanaman (Sprayer).
Universitas Sebelas Maret Surakarta: Surakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 3. Dokumentasi saat Praktikum

Gambar 12. Mengoperasikan Knapsack sprayer.

Gambar 13. Mengoperasikan CDA sprayer.

Anda mungkin juga menyukai