Hama, cuaca yang kurang bersahabat, rendahnya kualitas bibit, pupuk, dan
kurangnya perhatian pada saat penyemprotan pupuk atau pestisida merupakan
faktor yang mempengaruhi kurangnya produktivitas hasil panen tanaman padi di
Indonesia. Penyemprotan merupakan salah satu cara pemeliharaan tanaman padi
yang sangat penting, pada pemeliharaan ini petani berjalan diantara alur tanam
tanaman padi dan melakukan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer
(sprayer tipe gendong) (Andremico, 2015).
Pemeliharaan ini biasanya dilakukan saat pagi hari, saat penyemprotan petani
tidak jarang merusak alur tanam dari tanaman padi dan bahkan menginjak bibit
tanaman padi yang sudah tertanam di lahan sehingga menyebabkan bibit tersebut
rusak dan tumbuh dengan tidak baik karena hal itu. Tanah yang tidak
terkonsolidasi salah satu sebab petani melakukan penyemprotan menggunkan
sprayer tipe gendong (Andremico, 2015).
Sprayer alat aplikator pestisida yang diperlukan dalam pemberantasan dan
pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Hasil studi yang dilakukan
Departemen Pertanian bahwa di beberapa tempat di Indonesia, sprayer tipe
gendong sering mengalami kerusakan. Permasalahan lain yaitu sprayer yang
digunakan masih digendong, sehingga berat sprayer menjadi kendala petani.
Penggunaan sprayer yang menggunakan motor bensin atau baterai sebagai sumber
tenaga, akan meningkatkan biaya operasional dan perawatan yang tinggi. Dari
permasalahan tersebut, muncul ide untuk modifikasi knapsack sprayer menjadi
sprayer semi otomatis, yang penggunaanya anti gendong dan hemat energi.
Sprayer semi otomatis akan menjawab kebutuhan dan masalah yang dihadapi
petani, yaitu lebih hemat biaya perawatan, lebih efisien dalam penyemprotan
tanaman, dan lebih ringan dalam penggunaan (Priyatmoko, dkk., 2014).
Berdasarkan uraian paragraf sebelumnya maka perlunya dilakukan praktikum
mengenai sprayer agar untuk mengetahui cara mengoperasikan knapsack sprayer
dan CDA sprayer, mengetahui bagian-bagian dari knapsack sprayer dan CDA
sprayer serta bagaimana pengaplikasiannya.
1.2. Tujuan
2.1. Sprayer
Prinsip kerja dari sprayer semi otomatis adalah pemanfaatan gaya hasil gerak
rotasi roda yang dirubah menjadi gerak translasi yang menggerakkan batang
pompa untuk pemampatan udara. Hal ini dapat terjawab dengan sistem
mekanisme engkol peluncur. Udara yang dihasilkan pompa disalurkan kedalam
tangki melalui selang udara, selanjutnya dicampur dengan fluida yang akan
disemprotkan. Penggunaan sprayer semi otomatis akan memudahkan petani,
karena hanya perlu mendorong kereta (Priyatmoko, dkk., 2014).
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot gendong.
Dari konstruksinya dapat diketahui perbedaan tipe pompa, cara kerja dan
perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhan. Ada dua tipe pompa
penyemprot yaitu tipe pompa angin dan tipe pompa isap. Tipe pompa angin
memerlukan sejumlah pemompaan untuk memasukan angin (udara), sehingga
terdapat cukup tekanan udara untuk menyemprotkan habis seluruh cairan yang
ada di dalam tangki tanpa pemompaan ulang. Sedangkan pada tipe pompa
cairan (pompa isap), pemompaan tambahan diperlukan terus-menerus selama
pekerjaan penyemprotan berlansung agar diperoleh kondisi semprotan yang
konstan. Itulah pompa ini disebut semi otomatis. Tangki pegangan torak
pompa dibuat lebih panjang dan menjulur ke depan sampai pada batas gerakan
tangan. Unit pompa terdiri dari 3 bagian penting, yaitu selang, laras penyembur,
dan nozzle. Salah satu ujung diberi mur penguat yang ditautkan pada pipa
(kran utama) tangki, sedangkan ujung lainnya terpaut pada pegangan lengkap
dengan kran semprot (Sulistiadji, 2011).
Menurut Sulistiadji (2011), secara garis besar alat penyemprot terdapat 4 jenis
mekanisme penyemprotan. Adapun jenis mekanisme alat penyemprotan yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Penyemprot hidraulik. Larutan dalam suatu tangki ditekan (pada
tekanan rendah atau tinggi) sehingga cairan tersebut dipaksa menuju
ke ujung nosel pengeluaran membentuk droplet cairan berukuran tertentu.
Contohnya hand sprayer.
b. Penyemprot hidro-pneumatic. Selain kedalam tangki diberi tekanan
tertentu, masih diberikan tekanan atau hembusan angin diujung nosel
penyemprot. Contohnya alat penyemprot cat duco.
c. Penyemrot hembus atau tiup. Hampir mirip dengan hidro-pneumatic akan
tetapi keseluruhan kepala penyemprot menyatu dengan kipas penghembus.
Tipe penyemprot jenis ini dipakai di perkebunan untuk menyemprot tanaman
buah-buahan dengan tingkat kepekatan racun yang tinggi.
d. Penyemprot aerosol. Mekanisme kerjanya merupakan kombinasi antara
penyemprot hidro-pneumatic (penyemprot larutan racun) dan penyemprot
hembus (penyemprot media berbentuk asap) disatukan, dimaksudkan untuk
memecah droplet menjadi “drift” atau “fog” yang berterbangan di udara
dalam waktu yang relatif lama agar insek yang terbang dapat dibunuh mati.
Kegiatannya sering disebut sebagai fumigasi.
Alat yang digunakan pada praktikum sprayer adalah knapsack sprayer dan
CDA sprayer.
Bahan yang digunakan yaitu air.
4.1. Hasil
a. Knapsack sprayer
2
6
3 7
8
4
9
5
1
6
2
7 3
8 4
9 5
11 10
5.1. Kesimpulan